Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

MATA KULIAH : KEPERAWATAN JIWA


DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Nuraenah, M.Kep
KELAS : 5A

DISUSUN OLEH :
Nabila Alfaisha

S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
LAPORAN PENDAHULUAN PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

A. KONSEP DASAR

Pengertian

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri (Keliat, 1998). Menurut Patricia D. Barry dalam Mental Health and
Mental Illness (2003) adalah perasaan seseorang bahwa dirinha tidak diterima
lingkungan dan gambar-gambar negatif tentang dirinya. Barry mengemukakan self
esteem is a feeling of self aceptance and postive self image. Pengertian lain
mengemukakan bahwa menolak dirinya sendiri, merasa tidak berharga dan tidak
bertanggung jawab atas dirinya sendiri.

1. Proses Terjadinya Harga Diri Rendah


Proses terjadinya disebabkan oleh dua faktor yakni Faktor Predisposisi dan Faktor
Presipitasi
a. Faktor Predisposisi
Faktor terjadinya yaitu penolakan terhadap orang tua yang tidak realistis,
kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab dan
ketergantungan terhadap orang lain
a. Penolakan.
b. Kurang penghargaan.
c. Pola asuh overprotektif, otoriter, tidak konsisten, terlalu dituruti,
terlalu dituntut.
d. Persaingan antara keluarga.
e. Kesalahan dan kegagalan berulang.
f. Tidak mampu mencapai standar.

b. Faktor Presipitasi
Faktor ini biasanya terjadi yaitu kehilangan bagian tubuh, perubahan
penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau produktivitas yang menurun.
Secara umum, gangguan konsep harga diri rendah terjadi secara
situasional atau kronik, seperti karena trauma yang muncul secara tiba
tiba

Bila kedua faktor tersebut bisa mempengaruhi seseorang dalam berpikir,


bersikap maupun bertinda, maka dianggap akan mempengaruhi terhadap koping
individu tersebut sehingga menjadi tidak efektif. Bila kondisi klien tidak lakukan
intervensi lebih lanjut dapat menyebabkan klien tidak mau bergaul dengan orang
lain. Menurut Caplan, Lingkungan sosial akan memengaruhi indvidu,
pengalaman seseorang dan adanya perubahan sosial.

2. Rentang Respon

Respon Adaptif Respon Maladaptif


Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kerancuan depersonalisasi
diri positif rendah identitas

3. Pohon Masalah

4. Mekanisme koping
1. Pertahanan jangka pendek

a. Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis,


seperti kerja keras, nonton, dan lain-lain.
b. Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara,
seperti ikut

c. kegiatan sosial, politik, agama, dan lain-lain.

d. Aktivitas yang sementara dapat menguatkan perasaan diri, seperti


kompetisi

e. pencapaian akademik.

f. Aktivitas yang mewakili upaya jarak pendek untuk membuat


masalah identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan, seperti
penyalahgunaan obat.

2. Pertahanan jangka panjang

Adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang yang penting


bagi individu tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi, dan potensi
diri individu

Salah satu pertahanan jangka pendek mungkin dikembangkan


menjadi pertahanan jangka panjang dan menghasilkan perilaku
maladaptive. Pertahanan maladaptive adalah pembentukan identitas
negative yang bertentangan dengan nilai-nilai masyarakat.

5. Psikofarmaka
a. Medikasi psikotropik (psikoaktif) mengeluarkan efeknya di dalam otak,
mengubah emosi dan mempengaruhi perilaku.

b. Nourotransmitter adalah pombawa pecan kimiawi yang membawa


penghambat atau penstimulasi dari satu neuron ke neuron lain melintasi
ruang (sinaps) dantara mereka.

c. Elektrokonvulsif (ECT)

B. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian

Tanda dan Gejala :


 Mengejek dan mengkritik diri sendiri

 Perasaan tidak mampu

 Pandangan hidup pesimis

 Penurunan produktifitas

 Penolakan terhadap kemampuan diri

 Kurang memerhatikan kemampuan perawatan diri

 Tidak berani menatap lawan bicara, lebih menunduk

Bicara lambat dengan nada suara lemah Observasi awal akan memunculkan
pertanyaan tentang pandangan klien terhadap dirinya, potensi yang ada di dirinya,
keutuhan dirinya. Lalu perawat membandingkan respon klien dengan perilaku,
mencari keselarasan, dan kontraindikasi. Perawat juga dapat memeriksa respon
afektif dirinya kepada klien. Respon diri perawat terhadap klien sering merupakan
indikasi yang baik dari kualitas dan kedalaman keadaan emosional klien.

b. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan tanda dan gejala yang didapat melalui observasi, wawancara, bahkan
melalui sumber sekunder, perawat dapat merumuskan diagnosa keperawatan:
1. Menarik diri b/d Harga Diri Rendah
2. Koping individu tidak efektif
c. Perencanaan/Intervensi

NO. DIAGNOSA PERENCANAAN KEPERAWATAN


DAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
TUJUAN EVALUASI
1. DX 1: Klien menunjukan Bina hubungan saling Kepercayaan
Gangguan tanda-tanda percaya percaya dengan dari klien
konsep diri : kepada perawat mengunakan prinsip merupakan
Harga diri melalui : komunikasi terapeutik : hal yang akan
rendah 1. Ekspresi wajah a. Mengucapkan salam memudahkan
cerah, tersenyum terapeutik. Sapa klien perawat
2. Mau berkenalan dengan ramah, baik dalam
Tujuan : 3. Ada kontak mata verbal ataupun non melakukan
- Klien dan 4. Bersedia verbal pendekatan
keluarga menceritakan b. Berjabatan tangan keperawatan
mampu perasaan nya dengan klien atau
mengatasi 5. Bersedia c. Perkenalkan diri intervensi
harga diri mengungkapkan dengan sopan selanjutnya
rendah yang masalah d. Tanyakan nama terhadap
dialami klien lengkap klien dan klien.
- Klien dapat nama panggilan yang
membina disukai klien
hubungan e. Jelaskan tujuan
saling percaya pertemuan

2. DX 2: a. Pasien mampu Klien:


Gangguan 1. Identifikasi
mengenal koping
konsep diri : kemampuan dan aspek
Harga diri individu secara positif yang masih
rendah b.d dimiliki klien,
efektif
Koping 2. Berikan pujian yang
individu tidak b. Pasien mampu nyata dan hindarkan
efektif. penilaian negative
melakukan koping
terhadap klien.
Tujuan : secara konstruktif 3. Bantu klien menilai
-Klien dapat kemampuan yang dapat
yaitu berbicara
membina digunakan saat ini.
hubungan terbuka dengan Keluarga:
saling percaya 1. Diskusikan dengan
orang lain atau
keluarga masalah yang
keluarga
dihadapi dalam merawat
c. Pasien mampu
klien
melakukan jadwal
2. Jelaskan kepada
kegiatan harian yang keluarga tentang coping
telah di buat individu yang efektif
yang ada pada klien
3. Jelaskan cara-cara
merawat klien

DAFTAR PUSTAKA

Stuart, G.W. dan Sudeen, S.J. (1995).“Principles And Practice Of Psychiatric Nursing”. (6th
ed). St. Louis : Mosby year bookTown send, M.C. (1998).

Diagnosa Keperawatan Psikiatri : Pedomanuntuk Pembuatan Rencana Keperawatan” .


Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai