Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN

GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH

1. Masalah Utama
Gangguan konsep diri : harga diri rendah

2. Proses Terjadinya Masalah


A. Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.
Adanya perasaan hilang percaya diri , merasa gagal karena karena tidak mampu mencapai
keinginansesuai ideal diri (keliat. 1998).
Menurut Schult & videbeck (1998) gangguan harga diri rendah adalah penilaian
negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung
maupun tidak langsung.
Tanda dan Gejala
Menurut Carpenito, L.J (1998 : 352); Keliat, B.A (1994 : 20)
1) Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap
penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat
terapi sinar pada kanker
2) Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika saya segera
ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri sendiri.
3) Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya orang
bodoh dan tidak tahu apa-apa
4) Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu dengan
orang lain, lebih suka sendiri.
5) Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih
alternatif tindakan.
6) Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram,
mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.
B. Penyebab
Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat terjadi secara :
a. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai
suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban
perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena :
 Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis,
pemasangan kateter, pemeriksaan perneal).
 Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat/ sakit/ penyakit.
 Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai
pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan.
b. Kronik
Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/
dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat
akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan
respons yang maladaptive. Kondisi ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik
yang kronis atau pada klien gangguan jiwa. Dalam tinjauan life span history klien,
penyebab HDR adalah kegagalan tumbuh kembang, misalnya sering disalahkan,
kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima dalam kelompok
(Yosep, 2007)
Tanda dan Gejalanya :
 Data subjektif : mengungkapkan ketidakmampuan dan meminta bantuan orang laindan
mengungkapkan malu dan tidak bisa bila diajak melakukan sesuatu.
 Data objektif : tampak ketergantungan pada orang lain, tampak sedih dan tidak
melakukan aktivitas yang seharusnya dapat dilakukan, wajah tampak murung.

C. Akibat
Harga diri rendah dapat membuat klien menjdai tidak mau maupun tidak mampu bergaul
dengan orang lain dan terjadinya isolasi sosial : menarik diri. Isolasi sosial menarik diri adalah
gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah laku yang maladaptive, mengganggu
fungsi seseorang dalam hubungan sosial (DEPKES RI, 1998 : 336).
Tanda dan gejala :
Data Subyektif :
a. Mengungkapkan untuk memulai hubungan/ pembicaraan
b. Mengungkapkan perasaan malu untuk berhubungan dengan orang lain
c. Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan oleh orang lain
Data Obyektif :
a. Kurang spontan ketika diajak bicara
b. Apatis
c. Ekspresi wajah kosong
d. Menurun atau tidak adanya komunikasi verbal
e. Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat berbicara
3. Pohon Masalah

Isolasi sosial : menarik diri

Gangguan konsep diri: Core


HargaProblem
diri rendah

Gangguan citra tubuh

4. Data yang perlu dikaji:


a. Isolasi sosial: menarik diri
Data yang perlu dikaji:
Data Obyektif
Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri di kamar, banyak diam.
Data Subyektif
Ekspresi wajah kosong, tidak ada kontak mata, suara pelan dan tidak jelas.

b. Gangguan konsep diri: harga diri rendah


Data yang perlu dikaji:
a. Data Subyektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri
b. Data Obyektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan,
ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.
c. Gangguan citra tubuh
Data yang perlu dikaji:
d. Data subyektif
Mengungkapkan tidak ingin hidup lagi, mengungkapkan sedih karena keadaan
tubuhnya, klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain, karena keadaan
tubuhnya yang cacat.
e. Data obyektif
Ekspresi wajah sedih, tidak ada kontak mata ketika diajak bicara, suara pelan dan tidak
jelas, tampak menangis.

5. Diagnosa Keperawatan
a. Isolasi sosial : menarik diri
b. Harga diri rendah
c. Gangguan citra tubuh

6. Rencana Tindakan Keperawatan


Diagnosa 1: Isolasi sosial: menarik diri
Tujuan Umum :
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi
Tujuan Khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik
dengancara :
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Tindakan:
a. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya
b. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik
diri atau mau bergaul
c. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta
penyebab yang muncul
d. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain
Tindakan :
a. Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi
( tidur, marah, menyibukkan diri dll)
b. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan
orang lain
c. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan orang lain
d. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain
e. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan orang lain
f. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang
lain
g. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang lain
h. Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
i. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial
Tindakan:
a. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
b. Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap :
- Klien – Perawat
- Klien – Perawat – Perawat lain
- Klien – Perawat – Perawat lain – Klien lain
- K – Keluarga atau kelompok masyarakat
c. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
d. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan
e. Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu
f. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
g. Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan
5. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain
Tindakan:
a. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang
lain
b. Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan orang
lain.
c. Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan
manfaat berhubungan dengan oranglain
6. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
Tindakan:
a. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
- Salam, perkenalan diri
- Jelaskan tujuan
- Buat kontrak
- Eksplorasi perasaan klien
b. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
- Perilaku menarik diri
- Penyebab perilaku menarik diri
- Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
- Cara keluarga menghadapi klien menarik diri
- Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien untuk
berkomunikasi dengan orang lain.
- Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien
minimal satu kali seminggu
- Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh
keluarga

Diagnosa II : Harga diri rendah.


Tujuan umum:
Kien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.
Tujuan khusus:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
1.1. Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip komunikasi terapeutik:
 Sapa klien dengan ramah secara verbal dan nonverbal
 Perkenalkan diri dengan sopan
 Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
 Jelaskan tujuan pertemuan
 Jujur dan menepati janji
 Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
 Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
2.1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
2.2. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien.
2.3. Utamakan memberi pujian yang realistik.
3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
3.1. Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan.
3.2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.
4. Klien dapat merencanakn kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari.
4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan.
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya.
6.1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
6.2. Diskusikan pelaksanaan kegiatan dirumah
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
6.3. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara mearwat klien dengan
harag diri rendah.
6.4. Bantu keluarga memberiakn dukungan selama klien dirawat.
6.5. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah.

Diagnosa III: Gangguan citra tubuh.


Tujuan umum:
Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah/klien akan meningkat harga
dirinya.
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
1.1. Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan tujuan
interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu, tempat
dan topik pembicaraan)
1.2. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
1.3. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
1.4. Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan
bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan:
2.1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2.2. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi
pujian yang realistis
2.3. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
Tindakan:
3.1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3.2. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah
4. Klien dapat menetapkan/merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki
Tindakan:
4.2. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan
4.3. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
4.4. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan:
5.1. Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
5.2. Beri pujian atas keberhasilan klien
5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan:
6.1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
6.2. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
6.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
6.4. Beri reinforcementpositif atas keterlibatan keluarga
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Pertemuan I (satu), Rabu, 14 Juni 2016, Jam 08.00 WIB

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Ibu U terlihat lebih banyak menunduk, perasaan tidak mampu yang selalu
menyelimuti perasaannya, tidak berani menatap lawan bicara, pesimis, selalu
mengkritik diri sendiri, saat ditanya alasannya ibu U mengatakan merasa dirinya tidak
berguna bagi keluarga dan teman-temannya.
2. Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Tujuan:
a. Pasien dapat mengidentifikasi tanda gejala dan proses terjadinya harga diri
rendah.
b. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan atau aspek positif yang dimiliki.
c. Pasien dapat menetapkan atau memilih kegiatan yang sesuai kemampuan.
d. Pasien dapat merencanakan kegiatan yang telah dilatih.
4. Tindakan Keperwatan
a. Mengidentifikasi tanda gejala dan proses terjadinya harga diri rendah.
1) Membantu pasien mengungkapkan perasaannya.
b. Mengidentifikasi atau aspek positif yang dimiliki.
1) Membantu pasien melakukan kegiatan yang positif yang dapat dilakukan
pasien (buat daftar kegiatan).
2) Memberi pujian yang realistik dan hindari memberi penilaian yang negatif
kepada pasien.
c. Menetapkan atau memilih kegiatan yang sesuai.
1) Membantu pasien menetapkan atau memilih kegiatan yang akan dilatih.
d. Merencanakan kegiatan yang telah dilatih.
1) Membantu pasien menyusun jadwal untuk kegiatan yang telah dilatih.
B. Strategi Pelaksanaan
Fase Orientasi
Assalamualaikum.. Selamat Pagi bu.. Saya perawat.... senang dipanggil... Nama ibu
siapa? Ibu senang dipanggil apa? Saya mahasiswa praktek dari Fakultas Keperawatan
STIKes Bhamada Slawi yang akan membantu merawat ibu diruangan ini.. Bagaimana
kabar ibu hari ini? Tidur ibu nyenyak tidak semalam bu? Apa yang membuat ibu tampak
begitu pesimis dan selalu mengkritik diri sendiri? Bagaiman kalau kita akan berbincang-
bincang tentang perasaan ibu itu.. Waktunya 15 menit diruangan ini ya bu.. Oke baiklah
bu..

Fase Kerja
Tadi ibu mengatakan merasa tidak berguna ya bu.. Apa yang menyebabkan ibu memiliki
perasaan itu bu? Oh jadi ibu gagal memenuhi keinganan orang tua ibu.. Lalu hubungan
ibu dengan keluarga dan teman ibu bagaimana bu? Kegiatan yang biasa ibu lakukan
sehari-hari dirumah apa sih bu? Oh menyuci pakaian, menyetrika pakaian, merapikan
tempat tidur, memasak, mencuci piring, menyapu, menyanyi, dan membuat orang lain
tertawa ya bu.. wah ternyata ada begitu banyak kegiatan yang sering ibu lakukan dirumah
ya bu.. kira-kira dari kegiatan yang tadi ibu sebutkan itu ada atau tidak yang bisa ibu
lakukan di rumah sakit bu? Jadi ada 4 kegiatan yang biasa ibu lakukan dirumah yang
dapat ibu lakukan dirumah sakit ya bu.. Ibu melakukannya agar ibu tidak lupa dengan
kegiatan keseharian yang biasa ibu lakukan jika dirumah.. Nah bagaimana kalau kita
sekarang melakukan satu kegiatan yang sudah ibu sebutkan tadi untuk dilakukan bersama
dengan saya bu? Oke baiklah jadi kita sekarang akan mencuci piring ya bu.. Kalau kita
akan mencuci pirinng alatnya berarti ada sabun, spons, dan piring yang kotor ya bu.. coba
ibu praktekan cara mencuci piring yang benar yang biasa ibu lakukan saat dirumah? Oh
bagus ibu telah benar mencuci piringnya dan juga bersih ya bu.. tetapi lebih baik jika
sebelum memberi sabun pada piring yang kotor, sebaiknya ibu membilas piring yang
kotor itu dengan air terlebih dahulu bu.. tujuannya agar sisa makanan yang ada di piring
hilang terhanyut air bu.. bagaimana ibu paham? Bagus bu.. ibu bisa memahami dan
mempraktekan cara mencuci piring yang bersih dan benar... karena ibu sudah dapat
mencuci piring yang bersih dan benar, mari kita buat jadwal kegiata harian yuk bu.. Mari
saya bantu membuat jadwal kegiatan ibu ya.. jadi ibu akan melakukan mencuci piring
satu hari berapa kali bu? Oh dua kali ya bu..

Fase Terminasi
Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang? Ibu terlihat lebih bersemangat
dan mudah tersenyum ya bu.. tadi kita membahas apa ya bu? Bagus ibu telah
mengingatnya ya.. karna ibu hari ini sudah memahami dan sudah mempraktekan cara
mencuci piring dengan benar dan bersih, ibu jangan lupa untuk selalu diulang-ulang terus
ya bu.. satu hari dua kali ibu akan mencuci piring ya.. Bagaimana kalau besok kita
bertemu lagi bu? Untuk membahas kegiatan selanjutnya yang dapat ibu lakukan dirumah
sakit bu.. Waktunya jam 9 ya bu diruangan ini saja.. bagaimana bu? Oke baiklah.. tadi
sebelum saya kemari ibu sedang apa bu? Oh sedang menonton tv ya bu.. kalau begitu
silahkan ibu lanjutkan menonton tvnya ya bu...
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Pertemuan II (dua), Kamis, 15 Juni 2016, Jam 09.00 WIB

A. Strategi Pelaksanaan
Fase Orientasi
Assalamualaikum.. Selamat Pagi bu.. masih ingat dengan saya bu? Bagus ibu masih
mengingat nama saya.. Bagaimana perasaan ibu hari ini? Semalam tidur nyenyak tidak
bu? Apakah ibu sudah mencuci piring hari ini? Coba saya lihat jadwal kegiatan harian
ibu.. Wah bagus ibu sudah mencuci piring hari ini sesuai seperti yang kemarin kita
lakukan bersama ya bu.. Sesuai janji kita kemarin, kita akan bertemu lagi hari ini untuk
membahas kegiatan selanjutnya yang akan kita lakukan bersama ya bu.. waktunya 15
menit dan tempatnya diruangan ini saja ya bu, bagaimana bu? Oke baiklah..

Fase Kerja
Kegiatan kedua yang ibu pilih merapikan tempat tidur ya bu.. sebelum kita merapikan
tempat tidur alat yang dibutuhkan seblak lidi ya bu.. coba ibu praktekan cara
membersihkan tempat tidur yang biasa ibu lakukan saat dirumah.. Wah bagus ibu
merapikan tempat tidurnya dengan sangat rapi ya bu sekarang tempat tidur ibu lebih rapi
dari sebelumnya.. Tetapi lebih baik sebelum ibu merapikan tempat tidur, singkirkan atau
pindahkan terlebih dahulu barang-barang yang ada di atas tempat tidur ibu agar lebih
mudah saat ibu menarik spreinya bu.. Ibu bagus ya sudah paham dan sudah
mempraktekan cara merapikan tempat tidur ibu dengan rapi dan bersih.. sekarang mari
kita masukkan kegiatan merapikan tempat tidur ke jadawal kegiatan harian ibu yuk.. jadi
ibu akan merapikan tempat tidur sehari dua kali ya bu..

Fase Terminasi
Bagaimana perasaan ibu setelah mengobrol dengan saya hari ini bu? Ibu terlihat lebih
bersemangat ya bu karena ibu sudah dapat melakukan 2 kegiatan dalam satu hari ya bu..
hari ini kita membahas apa yah bu? Bagus sekali.. ibu sudah memahami betul kegiatan
yang kita bahas hari ini.. karena ibu sudah dapat merapikan tempat tidur dengan rapi dan
ibu juga sudah memasukkan ke jadwal kegiatan harian ibu maka dari itu ibu lakukan
secara berulang-ulang ya bu sesuai jadwal yang sudah dibuat tadi.. Bagaimana kalau
besok kita bertemu lagi bu? Ibu mau bu besok bertemu saya lagi? Untuk membahas
kegiatan selanjutnya yang akan ibu pilih yang dapat dilakukan dirumah sakit.. kita
bertemu jam 10 ya bu nanti kita bertemu diruangan ini lagi.. bagaimana bu? Oke baiklah
jadi besok kita akan bertemu lagi ya bu.. tadi sebelum saya kemari ibu sedang apa? Oh
sedang menulis ya.. hobi ibu menulis ya? Mau ibu lanjutkan menulisnya? Iyaudah
silahkan lanjutkan menulisnya ya bu...
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Pertemuan III (tiga), Jumat, 16 Juni 2016, Jam 10.00 WIB

A. Strategi Pelaksanaan
Fase Orientasi
Assalamualaikum.. Selamat Pagi bu.. Masih ingat dengan saya bu U? Bagus ibu
mengingatnya dengan baik.. bagaimana kabar ibu hari ini? Sudah sarapan bu? Semalam
tidur nyenyak atau tidak bu? Apakah ibu sudah merapikan tempat tidur dan mencuci
piring hari ini? Coba saya lihat jadwal kegiatan harian ibu.. wah bagus ibu telah
merapikan tempat tidur dan mencuci piringnya sesuai jadwal ya bu.. Sesuai janji kita
kemarin, hari ini kita akan membahas tentang kegiatan yang ketiga yang akan ibu U pilih
untuk dilatih bersama dengan saya ya bu.. waktunya 15 menit dan tempatnya diruangan
ini ya bu.. Oke baiklah..

Fase Kerja
Dua kegiatan sudah ibu lakukan dua hari berturut-turut ini ya sesuai jadwal kegiatan yang
sudah direncanakan.. lalu untuk kegiatan yang ketiga ibu akan memilih kegiatan apa? Oh
menyapu ya bu, ibu sering menyapu ya dirumah? Bagaimana kalau kita menyapu
ruangan ini bu? Oke baiklah sebelum kita menyapu, kita siapkan dulu alatnya yaitu sapu
dan serok ya bu.. Nah sekarang coba ibu praktekkan cara menyapu yang bersih.. Wah
bagus ya bu..tetapi sebaiknya jika sampah yang kita sapu sudah ada pada ujung pintu
maka kita arahkan dengan sapu untuk di masukan ke dalam serok ya bu.. jadi sampahnya
bisa menyatu di serok.. bagaimana bu apa ibu memahaminya? Bagus ya, ibu sudah
memahaminya dan mempraktekan menyapu ruangan dengan bersih.. sekarang lantai
kamar ibu jadi terlihat bersih dari sebelumnya ya bu karena ibu sudah menyapu ruangan
ini.. wow ibu bersih sekali kalau menyapu ya bu.. ibu pasti sering sekali menyapu saat
dirumah ya.. nah bagaimana kalau sekarang kita memasukkan ke jadwal kegiatan harian
ibu jadi ibu akan menyapu sehari dua kali ya bu..
Fase Terminasi
Bagaimana perasaan ibu setelah mengobrol dengan saya hari ini? Ibu terlihat lebih
bersemangat ya.. tadi kita membahas apa yah bu? iya benar kita membahas cara menyapu
yang bersih ya bu.. karena ibu sudah dapat melakukannya dan sudah memasukkan ke
jadwal kegiatan maka jangan lupa diulang terus ya bu.. sehari dua kali ibu akan menyapu
ya.. Oke bu? bagaimana kalau besok kita bertemu lagi bu? Untuk membahas kegiatan
yang keempat yang akan ibu pilih untuk dilakukan dirumah sakit yang ibu biasa lakukan
dirumah ya bu.. bagaimana kalau kita bertemu jam 9 bu? nanti tempatnya diruangan ini
saja ya bu.. Tadi sebelum saya kemari ibu sedang apa? Oh sedang tiduran saja ya.. sedang
isitirahat ya bu? ibu ingin melanjutkan istirahat ibu lagi? Iyaudah silahkan melanjutkan
istirahatnya ya bu...
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Pertemuan IV (empat), Sabtu, 17 Juni 2016, Jam 09.00 WIB

A. Strategi Pelaksanaan
Fase Orientasi
Assalamualaikum.. Selamat Pagi ibu.. Masih ingat nama saya ya bu.. Bagaimana kabar
ibu hari ini? Tidur ibu semalam nyenyak atau tidak bu? Ibu terlihat cantik dari biasanya..
ibu habis mandi ya? Hari ini ibu sudah melakukan kegiatan apa saja? Coba saya lihat
jadwal kegiatan ibu.. Waw ibu sudah melakukan kegiatan sesuai jadwal yang sudah
direncanakan ya bu.. Nah hari ini kita bertemu untuk membahas kegiatan ke empat yang
akan ibu U pilih ya.. Waktunya 15 menit dan tempatnya mau dimana bu? Oh ditaman yuk
mari kita ke taman bu..

Fase Kerja
Nah sekarang kita udah di taman udara sejuk ya bu sepoi-sepoi.. Untuk kegiatan keempat
ibu akan memilih apa bu? Oh menggambar, ibu suka menggambar ya? Kalau kita akan
menggambar berarti kita siapkan kertas, pensil, dan penghapusnya.. Oh ibu sudah
membawa alat-alat untuk menggambarnya ya ternyata.. Hari ini ibu akan menggambar
apa? Menggambar kucing? Coba ibu menggambar kucingnya.. Waw keren sekali gambar
kucingnya bu..tetapi lebih baiknya kalau coretan yang ada di tepi ini dihapus saja bu agar
terlihat lebih rapi.. Mari kita memasukkan kegiatan menggambar ini ke jadwal kegiatan
ibu.. ibu akan menggambar sehari berapa kali bu? Oh tiga kali ya bu..

Fase Terminasi
Bagaimana perasaan ibu setelah mengobrol dan menggambar dengan saya hari ini? Ibu
terlihat senyum terus hari ini.. Ibu sangat senang menggambar ya saat dirumah? Jadi
mulai sekarang ibu bisa melakukan kegiatan yang sering ibu lakukan dirumah seperti
menggambar, merapikan tempat tidur, mencuci piring, dan menyapu di rumah sakit ya
bu.. karena ibu sudah dapat melakukannya semua maka jangan lupa untuk terus
dilakukan secara berulang-ulang ya bu sesuai jadwal.. Bagaimana kalu besok kita
bertemu lagi bu? untuk membahas apakah ibu sudah melakukan keempat kegiatan
tersebut dan membahas lain-lain jika ibu ada keinginan untuk menambah kegiatan yang
akan ibu lakukan selama di rumah sakit.. kita akan bertemu jam 10 ya bu? nanti kita
bertemu diruangan ibu saja bagaimana bu? oke baiklah.. tadi sebelum saya kemari ibu
sedang apa? Oh sedang menonton tv ya.. Ibu ingin melanjutkan menonton tvnya? Iya
silahkan ibu melanjutkan menonton tvnya ya bu...

Anda mungkin juga menyukai