Disusun Oleh:
21.14901.031
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN
C. Definisi Oligohidramnion
Oligohidramnion adalah kondisi ibu hamil yang memiliki terlalu sedikit air ketuban,
indeks AF kurang dari 5cm. Diagnosis oligohidramnion sebagai tidak adanya kantong
cairan dengan kedalaman 2-3 cm, atau volume cairan kurang dari 500 mL. Kejadian
oligohidramnion adalah 60,0% pada primigravida. Cairan ketuban merupakan predictor
janin terhadap persalinan, dan apabila menurun berkaitan dengan peningkatan resiko dari
denyut jantung janin dan meconium serta menyebabkan bayi tidak memiliki bantalan
pada dinding Rahim (Madendag et al., 2019).
D. Etiologi Oligohidramnion
Penyebab pasti terjadinya oligohidramnion masih belum diketahui. Beberapa keadaan
berhubungan dengan oligohidramnion hampir selalu berhubungan dengan obsrtuksi
saluran traktus urinarius janin atau renal agenesis (Madendag et al., 2019).
Oligohidramnion harus dicurigai jika tinggi fundus uteri lebih rendah secara
bermakna dibandingan yang diharapkan pada usia gestasi tersebut. Penyebab
oligohidramnion adalah absorpsi atau kehilangan cairan yang meningkat ketuban pecah
dini menyebabkan 50 % kasus oligohidramnion, penurunan produksi cairan amnion yakni
kelainan ginjal kongenital akan menurunkan keluaran ginjal janin obstruksi pintu keluar
kandung kemih atau uretra akan menurunkan keluaran urin dengan cara sama. Sebab
oligohidramnion secara primer karena pertumbuhan amnion yang kurang baik, sedangkan
secara sekunder yaitu ketuban pecah dini (Madendag et al., 2019; Poerwoko et al., 2018).
E. Patofiologi
Pecahnya membran adalah penyebab paling umum dari oligohidramnion. Namun,
tidak adanya produksi urine janin atau penyumbatan pada saluran kemih janin dapat juga
menyebabkan oligohidramnion. Janin yang menelan cairan amnion, yang terjadi secara
fisiologis, juga mengurangi jumlah cairan (Madendag et al., 2019; Poerwoko et al., 2018).
Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan oligohidramnion adalah kelainan
kongenital, Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT), ketuban pecah, kehamilan postterm,
insufiensi plasenta dan obat-obatan (misalnya dari golongan antiprostaglandin). Kelainan
kongenital yang paling sering menimbulkan oligohidramnion adalah kelainan sistem
saluran kemih dan kelainan kromosom (Poerwoko et al., 2018).
Pada insufisiensi plasenta oleh sebab apapun akan menyebabkan hipoksia janin.
Hipoksia janin yang berlangsung kronik akan memicu mekanisme redistribusi darah.
Salah satu dampaknya adalah terjadi penurunan aliran darah ke ginjal, produksi urin
berkurang dan terjadi oligohidramnion (Poerwoko et al., 2018).
F. Sectio Caesarea
Sectio Caesarea (SC) adalah suatu cara untuk melahirkan janin dengan membuat
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Pembedahan pada Sectio
Caesarea merupakan suatu tindakan yang dapat menimbulkan nyeri akibat terlepasnya
senyawa mediator nyeri seperti asetilkolin, bradikinin dan sebagainya yang meningkatkan
sensitivitas saraf reseptor nyeri (Nurarif & Kusuma, 2015)
Hou, L., Wang, X., Hellerstein, S., Zou, L., Ruan, Y., & Zhang, W. (2020). Delivery mode
and perinatal outcomes after diagnosis of oligohydramnios at term in China. The
Journal of Maternal-Fetal & Neonatal Medicine, 33(14), 2408-2414.
Madendag, Y., Madendag, I. C., Sahin, E., Aydin, E., Sahin, M. E., & Acmaz, G. (2019).
How Well Do the Popular Ultrasonic Techniques Estimate Amniotic Fluid Volume
and Diagnose Oligohydramnios, in Fact?. Ultrasound Quarterly, 35(1), 35-38.
Miremberg, H., Grinstein, E., Herman, H. G., Marelly, C., Barber, E., Schreiber, L., ... &
Weiner, E. (2020). The association between isolated oligohydramnios at term and
placental pathology in correlation with pregnancy outcomes. Placenta, 90, 37-41.
Noer Khabibah, J., Sulistyowati, A., Putra, K. W. R., & Riesmiyatiningdyah, R. (2020).
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST
SECTIO CAESAREA DENGAN INDIKASI LETAK LINTANG DI RUANG NIFAS
RSUD BANGIL PASURUAN (Doctoral dissertation, Akademi Keperawatan Kerta
Cendekia Sidoarjo).
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa
medis & NANDA.
Poerwoko, F. K., Dewantiningrum, J., Mochtar, A. A., Cahyanti, R. D., Puspasari, D., &
Arkhaesi, N. (2018). Pengaruh Derajat Oligohidramnion terhadap Kejadian
Korioamnionitis pada Ketuban Pecah Dini. Medica Hospitalia: Journal of Clinical
Medicine, 5(2).
Disusun Oleh:
21.14901.031
2021/2022
FORMAT PENGKAJIAN POST PARTUM
Pengalaman menyusui : Ya
Berapa lama : 6 bulan
Riwayat Persalinan
1. Jenis persalinan : SC a/i oligohidramnion Tgl/Jam: 13 Juni 2022/20.10 WIB
2. Jenis Kelamin Bayi : L, BB/PB : 3200gram/49cm, A/S: 8/9
3. Perdarahan : + 300 cc
4. Masalah Dalam Persalinan : Air ketuban sedikit
Riwayat Ginekologi
1. Masalah Ginekologi : Pasien mengatakan pada tanggal 13 Juni 2022 pukul 10.00 WIB
periksa ke poli kandungan tentang kehamilannya. Setelah
diperiksa ternyata ketuban (+ 500 cc) sedikit sehingga pasien
dianjurkan oleh dokter untuk operasi sectio saecaria. Saat ini,
usia kehamilan pasien adalah 37 minggu.
2. Riwayat KB : KB suntik yang dilepas 3 tahun yang lalu
Kepala Leher
Kepala : Simetris, rambut merata, berwarna hitam, tidak rontok, tidak ada lesi, tidak
ada nyeri tekan
Mata : Simetris, konjungtiva ananemia, sclera anikterik
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada lesi, tidak ada sekret
Mulut : Mukosa mulut lembab, gigi utuh, caries tidak ada, keadaan mulut bersih,
tidak ada stomatitis
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
Masalah Khusus : Tidak ada
Dada
Jantung : Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak ada pembesaran jantung, palpasi :
ictus cordis tidak teraba, perkusi : redup, auskultasi : S1 dan S2 reguler.
Paru : Inspeksi : dada simetris kiri dan kanan, palpasi : taktil fremitus sama, tidak
terdapat nyeri tekan, perkusi : sonor di kedua lapang paru, auskultasi : suara
nafas vesikuler.
Payudara : Payudara kanan dan kiri tampak simetris, tidak terdapat lesi, konsitensi
kenyal, ada pembesaran, tidak ada pelebaran vena sekitar payudara, adanya
hyperpigmentasi pada papilla mamae, tidak teraba adanya massa
Puting susu : Putting susu menonjol, areola berwarna kehitaman
Pengeluaran ASI : Colostrum ada, colostrum keluar sejak usia kehamilan 6 bulan, asi menetes
deras
Masalah Khusus : Tidak ada
Abdomen
Involusi Uterus : Fundus uterus : Dua jari dibawah pusat, Kontraksi : Baik,
Posisi : Tengah
Kandung kemih : Kosong
Diastasis Rektus Abdominis : 2 cm ada pelebaran otot dinding rahim
Fungsi Pencernaan : Dapat mencerna makanan dan minuman dengan baik
Masalah Khusus : Inspeksi : Ada luka bekas Sectio Caesarea + 10 cm, dibalut
verban, tidak terdapat kemerahan di daerah sekitar luka,
auskultasi : terdengar bising usus 12 x/menit, palpasi : terdapat
nyeri tekan, perkusi : timpani
P : Klien mengatakan nyeri bertambah jika klien bergerak dan
sedikit berkurang jika klien diam/tidak bergerak di tempat tidur.
Q : Klien mengatakan nyeri terasa seperti diiris/perih.
R : Klien mengatakan merasa nyeri pada perut bekas operasi
S : Klien mengatakan nyeri skala 6
T : Klien mengatakan nyeri terasa kadang-kadang (hilang
timbul) dan berlangsung ± 2-3 menit
Klien tampak meringis menahan nyeri, klien bergerak secara
hati-hati dan memegangi luka operasi. Klien mengatakan nyeri
yang dirasakan dialihkan dengan istirahat walaupun sering
terbangun.
Ekstremitas
Ekstremitas Atas : Tidak ada edema pada tangan dan kaki, tangan kanan terpasang
infus RL 20 tpm, kuku bersih, tidak sianosis, CRT ≤ 2 detik
Ekstremitas Bawah : Tidak ada edema, klien mengatakan hanya bisa sedikit
menggerakan menggerakkan jari kakinya
Varises : Tidak ada
Tanda Homan : -
Masalah Khusus : Tidak ada
Eliminasi
Urine : Klien terpasang kateter, Jumlah urine: + 700 cc
BAB : Kebiasaan BAB: Frekuensi BAB 1x/hari, konsitensi lunak,
warna kuning kecoklatan
Masalah Khusus : Klien terpasang kateter
Keadaan Mental
Adaptasi psikologis : − Perilaku verbal: Klien dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan, klien sering bertanya tentang penyakitnya
− Perilaku non verbal: Perilaku non verbal baik, tampak
terkoordianasi
− Pola komunikasi: Pola komunikasi baik, komunikasi dua
arah
− Orang yang memberi rasa aman: Klien mengatakan orang
yang sangat berarti bagi dirinya adalah suaminya dan orang
tuanya.bersama suami klien merasa dilindungi.
Penerimaan terhadap bayi : Klien mengatakan menerima apapun kondisi bayinya
Masalah Khusus : Tidak ada
Kemampuan Menyusui : Klien mengatakan sudah mengerti dan paham bagaimana cara
menyusui anaknya tersebut. Klien mengatakan merasa percaya
diri selama menyusui banyinya, klien tampak sudah melakukan
posisi menyusui dengan benar
Obat-obatan : − Cefadroxol 500mg (2x1)
− Asam mefenamat 500mg (3x1)
− Ringer Laktat 20 tpm
− Ketorolac 30 mg (2x1)
Perencanaan Pulang : -
A. ANALISA DATA
B. PERENCANAAN KEPERAWATAN