Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN RASA AMAN-NYAMAN

Disusun Oleh :

Paskalia Olinda

2007.14901.312

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES WIDYAGAMA HUSADA

MALANG

2021
A. DEFINISI
1. Definisi/deskripsi kebutuhan aman dan nyaman
Potter & Perry, 2016 mengungkapkan kenyamanan/rasa nyaman
adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu
kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan
penampilan sehari-hari). Ketidaknyamanan adalah keadaan ketika individu
mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dalam berespon terhadap
suatu ransangan.

Gangguan rasa nyaman secara umum dibagi menjadi beberapa


batasan karakteristik, yaitu :
1. Nyeri akut, adalah keadaan ketika individu mengalami dan
mengeluhkan adanya rasa ketidaknyamanan yang hebat atau sensasi
yang tidak menyenangkan selama enam bulan atau kurang.
2. Nyeri kronis, adalah keadaan ketika individu mengalami nyeri yang
menetap atau intermiten dan berlangsung lebih dari enam bulan.
3. Mual, adalah keadaan ketika individu mengalami suatu
ketidaknyamanan sensasi seperti gelombang di belakang
tenggorok,epigastrum, atau seluruh abdomen yang mungkin atau
mungkin tidak menimbulkan muntah.
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUTUHAN RASA AMAN
DAN NYAMAN
a. Emosi
Kecemasan, depresi dan marah akan mudah terjadi dan
mempengaruhi keamanan dan kenyamanan

b. Status mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot dan kesadaran
menurun memudahkan terjadinya resiko injury
c. Gangguan persepsi sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yangberbahaya seperti
gangguan penciuman dan penglihatan
d. Keadaan imunitas
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga
mudah terserang penyakit
e. Tingkat kesadarn
Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan
f. Gangguan tingkat pengetahuan
C. ETIOLOGI
1. Trauma pada jaringan tubuh, misalnya kerusakkan jaringan akibat bedah
atau cidera.
2. Iskemik jaringan.
3. Spasmus otot merupakan suatu keadaan kontraksi yang tak disadari
atau tak terkendali, dan sering menimbulkan rasa sakit. Spasme
biasanya terjadi pada otot yang kelelahan dan bekerja berlebihan,
khususnya ketika otot teregang berlebihan atau diam menahan beban
pada posisi yang tetap dalam waktu yang lama.
4. Inflamasi pembengkakan jaringan mengakibatkan peningkatan tekanan
lokal dan juga karena ada pengeluaran zat histamin dan zat kimia bioaktif
lainnya.
5. Post operasi.
6. Tanda dan gejala fisik
Tanda fisiologis dapat menunjukkan nyeri pada klien yang
berupaya untuk tidak mengeluh atau mengakui ketidaknyamanan. Sangat
penting untuk mengkajitanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik termasuk
mengobservasi keterlibatansaraf otonom.

7. Efek perilaku
Pasien yang mengalami nyeri menunjukkan ekspresi wajah dan
gerakantubuh yang khas dan berespon secara vokal serta mengalami
kerusakan dalaminteraksi sosial. Pasien seringkali meringis,
mengernyitkan dahi, menggigit bibir,gelisah, imobilisasi, mengalami
ketegangan otot, melakukan gerakan melindungibagian tubuh sampai
dengan menghindari percakapan, menghindari kontak sosial dan hanya
fokus pada aktivitas menghilangkan nyeri.
8. Pengaruh Pada Aktivitas Sehari-hari
Pasien yang mengalami nyeri setiap hari kurang mampu
berpartisipasidalam aktivitas rutin, seperti mengalami kesulitan dalam
melakukan tindakanhigiene normal dan dapat menganggu aktivitas sosial
dan hubungan seksual
D. TANDA DAN GEJALA
1. Tekanan darah meningkat
Tekanan darah lebih dari 120/80 mmHg
2. Nadi meningkat
Nadi berdetak lebih dari 90 x/m
3. Pernafasan meningkat
Pernafasan lebih dari 20 x/m
4. Raut wajah kesakitan (Menangis, merintih)
Pasien nampak menyeringai, meringis.
5. Posisi berhati-hati
6. Pasien nampak terlihat menghiundari nyeri, melindungi daerah nyeri.
E. PATOFISIOLOGI
1. Transduksi
Merupakan proses dimana suatu stimuli nyeri (noxious stimuli) diubah
menjadi suatu aktifas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf.
Stumuliini dapat berupa stimuli fisik (tekanan), suhu (panas), ataukimia
(substansi nyeri).Terjadi perubahan patofisiologis karena mediator-
mediator nyeri mempengaruhi nosiseptor diluar daerah trauma sehingga
lingkaran nyeri meluas. Kemudian terjadi proses sensitisasi perifer yaitu
menurunnya nilai ambang rangsang nosiseptor karena pengaruh
mediator-mediator dan penurunan pH jaringan. Terjadi pengeluaran zat-
zat mediator nyeri seperti histamine, serotonin yang akan menimbulkan
sensasi nyeri.
2. Transmisi
Merupakan proses penyampaian impuls nyeri dari nosiseptor saraf
perifer melewati kornusdorsalis, dari spinalis menuju korteks serebri.
Transmisi sepanjang akson berlangsung karena proses polarisasi,
sedangkan dari neuron presinaps kepascasinap melewati neuro
transmiter.
3. Modulas
Adalah proses pengendalian internal oleh system saraf, dapat
meningkatkan atau mengurangi penerusan impuls nyeri. Hambatan terjadi
melalui system analgesia endogen yang melibatkan bermacam-macam
neuro tansmiter antara lain endorphin yang dikeluarkan oleh selotak dan
neuron di spinalis. Impuls ini bermula dari area periaqu aductua grey
(PAG) dan menghambat transmisi impuls pre maupun pascas inaps di
tingkat spinalis.Modulasi nyeri dapat timbul di nosiseptor perifer medulla
spinalis atau supra spinalis.
4. Persepsi
Persepsi adalah hasil rekonstruksi susunan saraf pusat tentang
impuls nyeri yang diterima. Rekonstruksi merupakan hasil interaksi
system saraf sensoris, informasi kognitif (korteksserebri) dan pengalaman
emosional (hipokampus dan amigdala). Persepsi menentukan berat
ringan nya nyeri yang dirasakan.

Patway
Agen cedera biologi Agen cedera fisik Agen cedera kimiawi

Implus nyeri

Reseptor nyeri

GANGGUAN KEBUTUHAN DASAR RASA


AMAN NYAMAN

Kurang Sakit bagian belakan Pengalaman sensorik atau Sensorik dan


dukungan tenggorokan atau emosional yang emosional
dari keluarga lambung berhubungan dengan
kerusakan jaringan Pengeluaran
Trauma perineum Muntah janin
selama persalinan
dan kehamilan Berlangsung Berlangsung
Nausea Adanya dilatasi
kurang dari 3 lebih dari 3
bulan bulan serviks
Ketidaknyamanan
pasca partum
Nyeri akut Nyeri kronis Nyeri melahirkan
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. USG
USG digunakan untuk data penunjang apabila ada rasa tidak nyaman
pada bagian perut
b. Rontgen
Rontgen untuk mengetahui tulang/organ yang abnormal yang dapat
mengganggu rasa nyaman klien
H. PENATALAKSANAAN
a. Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan
stress. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa
tidak nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam
imajinasi terbimbing klien menciptakan kesan dalam pikiran,
berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap klien dapat
mengurangi rasa nyerinya.
b. Teknik imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan
memberikan individu informasi tentang respon fisiologis misalnya tekanan
darah.Hipnosis diri dapat membantu mengubah persepsi nyeri melalui
pengaruh sugesti positif dan dapat mengurangi ditraksi. Mengurangi
persepsi nyeri adalah suatu cara sederhana untuk meningkatkan rasa
nyaman dengan membuang atau mencegah stimulus nyeri.
c. Teknik Distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri ke
stimulus yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu ditraksi visual
(melihat pertandingan, menonton televise,dll), distraksi pendengaran
(mendengarkan music, suara gemericik air), distraksi pernafasan (
bernafas ritmik), distraksi intelektual (bermain kartu).
d. Terapi dengan pemberian analgesic
Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen nyeri
seperti pemberian obat analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen) yang
bekerja pada saraf perifer di daerah luka dan menurunkan tingkatan
inflamasi, dan analgesic opioid (morfin, kodein) yang dapat meningkatkan
mood dan perasaan pasien menjadi lebih nyaman walaupun terdapat
nyeri.
e. Immobilisasi
Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat
kontraktur atau terjadi ketidakseimbangan otot dan mencegah terjadinya
penyakit baru seperti decubitus
I. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat penyakit sekarang
b. Riwayat penyakit dahulu
c. Riwayat penyakit keluarga
2. Pemeriksaan fisik: data fokus
a. Ekspresi wajah
1) Menutup mata rapat-rapat
2) Membuka mata lebar-lebar
3) Menggigit bibir bawah
b. Verbal
1) Menangis
2) Berteriak
c. Tanda- tanda vital
1) Tekanan darah
2) Nadi
3) Pernapasan
c. Ekstremitas
Amati gerak tubuh pasien untuk mealokasikan tempat atau rasa yang
tidak nyaman
J. Diagnosa Keperawatan
1. Nausea berhubungan dengan peasaaan tidak nyaman pada bagian
tenggorokan atau lambung sehingga terjadi muntah (SDKI, 0076).
2. Nyeri akut berhubungan kerusakan jaringan actual atau fungsional
berlangsung kurang dari 3 bulan (SDKI, 0077).
3. Nyeri kronis berhubungan dengan kerusakan jaringan actual atau
fungsional berlangsung lebih dari 3 bulan (SDKI, 0078).
No Diagnosa Keperawatan Perencanaan Intervensi
1 SLKI: Tingkat Nausea (L.06054)
Nausea berhubungan dengan MANJEMEN MUNTAH (SIKI, I.03118).
peasaaan tidak nyaman pada Kriteria 1 2 3 4 5 1) Observasi
hasil
bagian tenggorokan atau lambung • Identifikasi karakteristik muntah (mis.
sehingga terjadi muntah (SDKI, 1. Keluhan Warna, konsistensi, adanya darah,
mual
0076). 2. Perasaan waktu, frekuensi, dan durasi)
ingin
• Identifikasi factor penyebab muntah (mis.
muntah
3. Sensasi Pengobatan dan prosedur)
panas
• Identifikasi kerusakan eksofagus dan
4. Perasaan
asam faring posterior jika muntah terlalu lama
dimulut
• Monitor efek menejemen muntah secara
Ket:
menyeluruh
1. Meningkat. • Monitor keseimbangan cairan dan
2. Cukup meningkat elektrolit.
3. Sedang 2) Terapeautik

4. Cukup menurun • Control factor lingkungan penyebab


muntah (mis. Bau tidak sedap, suara,
5. menurun
stimulus visual yang tidak
menyenangkan)
• Kurangi atau hilangkan keadaan
penyebab muntah (mis. Kecemasan,
ketakutan)
• Berikan cairan yang tidak mengandung
karbohidrat minimal 30 menit setelah
muntah
3) Edukasi
• Anjurkan membawa kantong plastic
untuk menampung muntah
• Anjurkan memperbanyak istirahat
• Anjurkan penggnaan teknik
nonfarmakologi untuk mengelolah
muntah (mis. Blofeedback, hypnosis,
relaksasi, terapi music, akupresur)
4) Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian atiemetik, jika
perlu

2 SLKI: Tingkat Nyeri (L. 08066)


Nyeri akut berhubungan kerusakan MANAJEMNEN NYERI (SIKI, I.08238).
jaringan actual atau fungsional Kriteria 1 2 3 4 5 1) Observasi
berlangsung kurang dari 3 bulan hasil
• Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
(SDKI, 0077).
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
1. Keluhan • Identifikasi skala nyeri
nyeri
2. Meringis • Identifikasi factor yang memperberat
3. Gelisah atau memperingan nyeri
4. Kesulitan
tidur • Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
hidup
Ket:
• Monitor efek samping penggunaan
- Meningkat analgesik
- Cukup meningkat 2) Terapeautik
- Sedang • Berikan teknik nonfarmakologi untuk

- Cukup menurun mengurangi rasa nyeri (mis. Hypnosis,


akupresur, terapi music, biofeedback,
- Menurun
terapi pijat, aroma terapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
• Fasilitas istirahat dan tidur
• Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredahkan
nyeri
3) Edukasi
• Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
• Jelaskan strategi meredakan nyeri
• Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
• Anjurkan menggunakan analgesi secara
tepat
4) Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian analgesik, jika
perlu

3 SLKI. Tingkat Nyeri (l. 08066)


Nyeri kronis berhubungan dengan MNAJEMNEN NYERI (SIKI, I.08238).
kerusakan jaringan actual atau Kriteria 1 2 3 4 5 1) Observasi
fungsional berlangsung lebih dari 3 hasil
• Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
bulan (SDKI, 0078). 1. Keluhan frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
nyeri
2. Meringis • Identifikasi skala nyeri
3. Gelisah • Identifikasi factor yang memperberat
4. Kesukitan
tidur atau memperingan nyeri

Ket: • Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas


hidup
- Meningkat
• Monitor efek samping penggunaan
- Cukup meningkat analgesik
- Sedang 2) Terapeautik

- Cukup menurun • Berikan teknik nonfarmakologi untuk


mengurangi rasa nyeri (mis. Hypnosis,
- Menurun
akupresur, terapi music, biofeedback,
terapi pijat, aroma terapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
• Fasilitas istirahat dan tidur
• Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredahkan
nyeri
3) Edukasi
• Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
• Jelaskan strategi meredakan nyeri
• Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
• Anjurkan menggunakan analgesi secara
tepat
4) Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian analgesik, jika
perlu
Daftar Pustaka

Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien. Jkarta: Salemba Medika.

Anonim. (2016). Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Aman Nyaman Praktik


Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan.

Carpenito. (2006). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

Kemenkes. (2016). Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman.

Nurarif A.H dan Kusuma, H. (2016). Asuhan Keperawatn Praktis. Jakarta: Mediaction

Potter & Ferry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan
Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC

Wilkinson J.M & Ahern N.R. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9.
Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai