Pembimbing
DR. APRINA,S.Kp,M.Kes
Disusun Oleh :
1. Pengertian
Perawatan diri (personal hygiene) mencakup aktivitas yang dibutuhkan untuk memenuhi
(ADL,s). Aktivitas ini dipelajari dari waktu ke waktu dan menjadi kebiasaan seumur
hidup. Kegiatan perawatan diri tidak hanya melibatkan apa yang harus dilakukan
( kebersihan, mandi, berpakaian, toilet, makan). Tetapi juga berapa, kapan, di mana,
Keadaan seseorang yang mengalami kelainan dalam kemampuan untuk melakukan atau
perawatan diri. Tidak ada keinginan klien untuk mandi secara teratur, tidak menyisir
rambut, oakaian kotor, bau bdan, bau nafas, dan penampilan tidak rapi. Defisit
perawatan diri merupakan salah satu masalah yang timbul pada klien gangguan jiwa.
merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan klien
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor psikologis
Pada faktor ini, keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien, sehingga klien menjadi
kurang. Hal ini menyebabkan klien tidak peduli terhadap diri dan lingkungannya,
b. Faktor biologis
Pada faktor ini, penyakit kronis berperan sebagai penyebab klien tidak mampu melakukan
perawatan diri. Defisit perawatan diri disebabkan olehadanya penyakit fisik dan mental
yang menyebabkan pasien tidak mampu melakukan perawatan diri. Selain itu, faktor
herediter (keturunan) berupa anggota keluarga mengalami gangguan jiwa, juga turut
menjadi penyebab.
c. Faktor sosial
Faktor sosial ini berkaitan dengan kurangnya dukungan dan latihan kemampuan perawatan
diri lingkungannya.
2. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi defisit perawatan diri meliputi kurangnya motivasi, kerusakan kognitif
Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa tidak aman dalam
berhubungan dengan orang lain. Biasanya klien berasal dari lingkungan yang penuh
kehangatan emosional dalam hubungan yang positif dengan orang lain yang
menimbulkan rasa aman. Klien semakin tidak dapat melibatkan diri dalam situasi yang
baru. Ia berusaha mendapatkan rasa aman tetapi hdup itu sendiri begitu menyakitkan
dan menyulitkan sehingga rasa aman itu tidak tercapai. Hal ini menyebabkan ia
kesulitan serta menyesuaikan diri dengan kenyataan. Keadaan dimana seorang individu
4. Sumber koping
Menurut Herdman (2012), kemampuan individu yang harus dimiliki oleh klien defisit
perawatan diri adalah kemampan untuk melakukan aktivitas perawatan diri dalam hal
pemenuhan kebutuhan mandi ; berhias ; makan dan minum sera toileting. Sedangkan
pada klien defisit perawatan diri biasanya didapatkan data rendahnya motivasi klien
dalam merawat diri, keterbatasan intelektual klien yang sangat mempengaruhi dalam
dukungan sosial.
5. Mekanisme koping
yaitu :
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan mencapi
tujuan. Kategorinya adalah klien bisa memenuhi kebutuhan perawatan diri secara
mandiri.
NO DATA MASALAH
1 Ds : Defisit Perawatan Diri
Pasien mengatakan tentang :
1. Malas mandi
2. Tidak mau menyisir rambut
3. Tidak mau menggosok gigi
4. Tidak mau memotong kuku
5. Tidak mau berhias/ berdandan
6. Tidak bisa/ tidak mau menggunakan alat
mandi/ kebersihan diri
7. Tidak menggunakan alat makan dan minum
saat makan dan minum
8. BAB dan BAK sembarangan
9. Tidak membersihkan diri dan tempat BAB
dan BAK setelah BAB dan BAK
10. Tidak mengetahui cara erawatan diri yang
benar.
DO :
1. Badan bau, kotor, berdaki, rambut kotor, gigi
kotor, kuku panjang, tidak menggunakan
alat-alat mandi, tidak mandi dengan benar.
2. Rambut kusut, berantakan kumis dan jenggot
tidak rapi, pakaian tidak rapi, tidak mampu
berdandan, memilih, mengambil, dan
memakai pakaian, memakai sendal,
sepatu,memakai resleting, memakai barang-
barang yang perlu dalam berpakaian, melepas
barang-barang yang perlu dalam berpakaian.
3. Makan dan minum sembarangan, berceceran,
tidak menggunakan alat makan, tidak mampu
(menyiapkan makanan, memindahkan
makanan ke alat makan, mmegang alat
makan, membawa makanan dari piring ke
mulut, mengunyah, menelan makanan secara
aman, menyelesaikan makan).
4. BAB dan BAK tidak pada tempatnya, tidak
membersihkan diri setelah BAB dan BAK,
tidak mampu ( menjaga kebersihan toilet,
menyiram toilet.)
B. Pohon Masalah
Kurangnya motivasi
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
Pasien merasa lemah,malas untuk beraktivitas,dan merasa tidak berdaya
Data Objektif :
Rambut kotor dan acak-acakan, badan dan pakaian kotor serta bau, mulut dan gigi
2. Diagnosa Keperawatan
4. Tindakan Keperawatan
c. Ajarkan klien mempraktekan cara perawatan diri : mandi, gosok gigi dan cuci
rambut
1. Fase Orientasi
a. Salam Teurapeutik
“Assalamualaikum..!! Selamat Pagi Bu, Perkenalkan nama saya Suster bekti, Saya
Mahasiswa Praktik dari Poltekkes Tanjungkarang, saya akan dinas diruangan Ini
selama 3 minggu. Hari ini saya dinas pagi, dari jam 07 pagi sampai jam 2 siang. Saya
akan merawat ibu selama di RS ini, nama ibu siapa? Senang nya dipanggil apa.”
b. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini..? Apakah ibu sudah mandi & gosok gigi..? ”
c. Kontrak
IV. Topik :
“Berapa kali ibu mandi dalam sehari..?, Menurut ibu, apa sih kegunaan mandi..?, Apa
alasan ibu sehingga tidak mau mandi..?, Menurut ibu, apa manfaatnya kalau kita
menjaga kebersihan diri kita,,? Kira – kira tanda tanda orang yang merawat diri dengan
baik, seperti apa yaa..? Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri, masalah apa
menurut ibu yang bias timbul..? Sekarang coba ibu sebutkan alat apa saja yang
digunakan untuk menjaga kebersihan diri, seperti kalau kita mandi, cuci rambut, gosok
gigi… apa saja yang disiapkan..? Benar sekali..!! Ibu perlu menyiapkan pakaian ganti,
handuk, sabun, sikat gigi, sampo dan odol serta sisir. Wahhhh… Bagus sekali..!! Ibu
bias menyebutkan dengan benar..”.
3. Fase Terminasi
“ Baiklah bu, tadi ibu sudah menyebutkan manfaat bagi kita jika kita menjaga
kebersihan diri, dan kita juga sudah melakukan latihan, cara Merawat diri, masukan
kedalam jadwal yaa..! Selanjutnya jangan lupa untuk melakukan sesuai jadwal ya
bu..! mandi 2 X Sehari, gosok gigi 2 X sehari juga, keramas 2 X Seminggu.
Bagaimana bu..? Bisa dilakukan..? Baguss sekali, ibu mau mencoba
melakukannya..!”
c. Kontrak yang akan datang
VII. Topik :
“..Baiklah ibu, cukup untuk hari ini, besok kita akan bertemu lagi, dan
membicarakan tentang kebutuhan dan latihan cara makan dan minum yang baik
dan benar, apakah ibu bersedia..?..”
VIII. Waktu :
“.. Ibu mau jam berapa dan berapa lama..? bagaimana kalau jam 11,,? Baik bu
kita akan berbincang selama 15 menit”
IX. Tempat :
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
Pasien merasa lemas dan tidak berdaya.
Data Objektif :
Badan kurus, kulit bersih dan mulut bersih tapi klien masih terlihat lemah, klien
terlihat mengacuhkan makanan nya.
2. Diagnosa Keperawatan
A. Tindakan Keperawatan
c.Ajarkan klien mempraktekan tata cara makan dan minum yang baik
d. Bantu klien mempraktekan tata cara makan dan minum yang baik
e.Anjurkan klien memasukan kegiatan makan dan minum secara mandiri di dalan
jadwal kegiatan harian.
B. Strategi Komunikasi.
1. Fase Orientasi
a) Salam Teurapeutik
“Apakah ibu sudah mandi & gosok gigi sendiri?bagaimana perasaan ibu setelah
mandi dan menggosok gigi?
c) Kontrak
X. Topik :
“Baiklah bu.. sesuai janji kita kemarin, hari ini jam 11 kita berjumpa lagi dan akan
membicarakan tentang manfaat dan tata cara makan dan minum yang baik”
XI. Waktu :
“ sesuai janji kita kemarin , kita akan mengobsrol selama 15 menit ya bu,
bagaimana ibu setuju?”
XII. Tempat :
“..Berapa kali ibu makan sehari..? Iya baguss..!! Ibu makan 3 X Sehari..! Kalau
minum, sehari berapa gelas bu..?? Betul, Minum 10 Gelas sehari..? Apa saja yang
disiapkan untuk makan,,? Dimana ibu makan..? Bagaimana cara makan yanag baik
menurut ibu..? Apa yang dilakukan sebelum makan..? Apa pula yang dilakukan
setelah makan..?..”
3. Fase Terminasi
“..Bagaimana perasaan ibu setelah, kita membicarakan tentang cara Makan dan
minum yang baik? Baik sekali bu, ibu sudah bisa menyebutkan manfaat makan
dan minum dengan baik”
b. RTL
“ Baiklah bu, tadi ibu sudah menyebutkan manfaat bagi kita jika kita menjaga
kebersihan diri, dan kita juga sudah melakukan latihan, Selanjutnya jangan lupa
untuk melakukan sesuai jadwal ya bu..! makan 3 X sehari, dan minum 8 – 10
gelas sehari..”
XIII. Topik :
“..Baiklah ibu, cukup untuk hari ini, besok kita akan bertemu lagi, dan
membicarakan tentang kebutuhan dan latihan cara Toileting yang baik dan
benar (BAB dan BAK) besok..”
XIV. Waktu :
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
Pasien merasa lemas dan tidak berdaya.
Data Objektif :
Kulit kotor, baju bau pesing, sekitar kamar klien bau pesing
2. Diagnosa Keperawatan
c. Klien dapat melakukan pemenuhan kebutuhan BAK dan BAB dengan benar
dengan bantuan perawat
e. Klien dapat memasukan kegiatan BAK dan BAB dengan benar ke dalam jadwal
harian
4. Tindakan Keperawatan
c. Bantu Klien dalam melakukan pemenuhan kebutuhan BAK dan BAB dengan benar
e. Anjurkan klien untuk memasukan kegiatan BAK dan BAB dengan benar ke dalam
jadwal harian
B. Strategi Komunikasi.
1. Fase Orientasi
a. Salam Teurapeutik
“Apakah ibu sudah mandi & gosok gigi sendiri? Bagaiman perasaan ibu setelah
mandi dan menggosok gigi? Sudah makan pagi ini..?”
c. Kontrak
XVI. Topik :
“Baiklah bu.. sesuai janji kita kemarin, hari ini jam 11 kita berjumpa lagi dan akan
membicarakan tentang tata cara BAK dan BAB yang baik”
XVII. Waktu :
“ sesuai janji kita kemarin , kita akan mengobrol selama 15 menit ya bu,
bagaimana ibu setuju?”
XVIII. Tempat :
“..Berapa kali ibu BAB sehari..? Kalau BAK berapa kali sehari..?, kalau ibu BAB dan
BAK di mana biasanya..? Setelah BAK dan BAB biasanya apa yang ibu lakukan..?
Menurut ibu apa manfaatnya jika menjaga kebersihan setelah BAB dan BAK..?”
3. Fase Terminasi
“..Bagaimana perasaan ibu setelah kita membicarakan tentang cara BAB dan
BAK yang baik..? Bagaimana perasaan ibu setelah membersihkan diri setelah
BAB dan BAK..? BAgus sekali bu, ibu sudah bisa menyebutkan dengan baik
cara BAK dan BAB yang benar..!”
b. RTL
“ Baiklah bu, tadi ibu sudah menyebutkan manfaat bagi kita jika kita menjaga
kebersihan diri setelah BAB dan BAK. Sekarang, coba ibu masukan kedalam
Jadwal Kegiatan Harian ibu, sesuai ceklis, BAB 1x di toilet, BAK 1x di
toilet/dikamar?”
c. Kontrak yang akan datang.
XIX. Topik :
“..Baiklah ibu, cukup untuk hari ini, besok kita akan bertemu lagi, dan
membicarakan tentang kebutuhan dan latihan cara berhias diri (berpakaian dan
berdandan)..!”
XX. Waktu :
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
Pasien merasa lemas dan tidak berdaya.
Data Objektif :
Baju kotor dan berantakan, rambut acak2an, muka kusam.
2. Diagnosa Keperawatan
e. Klien dapat memasukan kegiatan berhias dengan benar ke dalam jadwal harian.
4. Tindakan Keperawatan
B. Strategi Komunikasi.
1. Fase Orientasi
a. Salam Teurapeutik
“Apakah ibu sudah mandi & gosok gigi sendiri? Bagaiman perasaan ibu setelah
mandi dan menggosok gigi? Sudah makan pagi ini..? sudah BAB / BAK pagi ini?
Dimana ibu BAB dan BAK pagi ini? Apa yang ibu lakukan setelah BAB / BAK..?”
a. Kontrak
XXII. Topik :
“Baiklah bu.. sesuai janji kita kemarin, hari ini jam 11 kita berjumpa lagi dan akan
membicarakan tentang berhias (berpakaian dan berdandan)..?
XXIII. Waktu :
“ Sesuai janji kita kemarin , kita akan berbincang bincang selama 15 menit ya
bu, bagaimana ibu setuju?”
XXIV. Tempat :
“..Menurut ibu apa itu berhias..? Apa manfaat berpakaian dan berdandan untuk ibu..?
Bagus sekali ibu bisa menyebutkan manfaat berhias dan berpakaian..! Sekarang coba
ibu tunjukan cara berpakaian dan berdandan yang baik..? Bagus sekali ibu sudah
dapat menunjukan cara berhias dan berpakaian yang baik! Mulai besok coba ibu
masukan Berhias dan Berpakaian kedalam kegiatan harian..!”
C. Fase Terminasi
“..Bagaimana perasaan ibu setelah kita membicarakan tentang manfaat dan tata
cara berhias dan berpakaian yang baik..? BAgus sekali bu, ibu sudah bisa
menyebutkan dengan baik tentang manfaat dan cara berhias dan berpakaian yang
baik, “
b. RTL
“ Baiklah bu, tadi ibu sudah menyebutkan manfaat bagi ibu tentang cara berhias
dan berpakaian yang baik dan benar, mulai besok coba ibu masukan ke jadwal
kegiatan harian ibu”
c. Kontrak yang akan datang.
XXV. Topik :
“..Baiklah ibu, cukup untuk hari ini, besok kita akan bertemu lagi, dan
mengevaluasi tentang kebutuhan dan latihan cara berhias diri (berpakaian dan
berdandan)..!”
XXVI. Waktu :
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
O:
Klien mau berjabat tangan dengan perawat
O:
Klien mau bertatap mata dengan perawat
O:
Klien terlihat BAB dan BAK di toilet
O:
Klien terlihat memakai pakaian nya
sendiri
PEMBAHASA
N
A. Definisi
Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diri pada pasien dengan
gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk
melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri terlihat dari
ketidakmampuan merawat kebersihan diri antaranya mandi, makan minum secara mandiri,
berhias secara mandiri, toileting (BAK/BAB) (Damaiyanti, 2012).
Defisit perawatan diri adalah kemampuan dasar yang dimiliki manusia dalam
melengkapi kebutuhannya dalam kelangsungan hidupnya sesuai kondisi kesehatannya.
(Damaiyanti dan Iskandar, 2012).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan serta toileting) kegiatan itu harus bisa dilakukan
secara mandiri ( Herman, 2011).
B. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah
kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes (2000), penyebab kurang
perawatan diri adalah:
1. Factor predisposisi
a) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif
terganggu.
b) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
c) Kemampuan
realitas turun Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
d) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor presivitasi
Faktor presivitasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan
kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene
adalah:
a) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya
dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan
dirinya.
b) Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene.
c) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
d) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus
menjaga kebersihan kakinya.
e) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
f) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
g) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.
D. Jenis – Jenis
Menurut (Damaiyanti, 2012) jenis perawatan diri terdiri dari :
1. Defisit perawatan diri : mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/beraktivitas
perawatan diri sendiri.
2. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian dan
berhias untuk diri sendiri.
3. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sendiri.
4. Defisit perawatan diri : eliminasi
Hambatn kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi sendiri.
E. Rentang Respon
Adaptif maladaptif
H. Mekanisme Koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongan di bagi menjadi 2 menurut
Damaiyanti 2012 yaitu:
1. Mekanisme koping adaptif Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi
pertumbuhan belajar dan mencapai tujuan. Kategori ini adalah klien bisa memenuhi
kebutuhan perawatan diri secara mandiri.
2. Mekanisme koping maladaptif Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi,
memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan.
Kategorinya adalah tidak mau merawat diri.
I. Penatalaksanaan
1. Farmakologi
a. Obat anti psikosis : Penotizin.
b. Obat anti depresi : Amitripilin.
c. Obat antu ansietas : Diasepam, bromozepam, clobozam.
d. Obat anti insomia : phnebarbital.
2. Terapi
a. Terapi Keluarga
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah klien
dengan memberikan perhatian :
1) Jangan memancing emosi klien.
2) Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga.
3) Berikan kesempatan klien mengemukakan pendapat.
4) Dengarkan, bantu, dan anjurkan pasien untuk mengemukakan masalah yang
dialaminya.
b. Terapi Aktivitas Kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan, keterampilan sosial, atau aktivitas
lainnya, dengan berdiskusi serta bermain untuk mengembalikan keadaan klien
karena maslah sebagian orang merupakan perasaan dan tingkah laku pada orang
lain. Ada 5 sesi yang harus dilakukan :
1) Manfaat perawatan diri.
2) Menjaga kebersihan diri.
3) Tata cara makan dan minum.
4) Tata cara eliminasi.
5) Tata cara berhias.
c. Terapi Musik
Dengan musik klien bisa terhibur, rileks, dan bermain untuk mengembalikan
kesadaran pasien.
Penatalaksanaan manurut herman (Ade, 2011) adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri.
2. Membimbing dan menolong klien merawat diri.
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung.
J. Akibat
Akibat dari Defisit Perawatan Diri Menurut Damiyanti, 2012 sebagai berikut.
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak tidak terpeliharanya
kebersihan perorangandengan baik, gangguan 12 fisik yang seering terjadi adalah:
gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan
telinga dan gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak psikososial Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygine adalah
gangguan kebutuhan aman nyaman , kebutuhan cinta mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
Tn.J 34 tahun, klien datang diantar kan oleh keluarganya pada tanggal 20
maret 2017dengan keluhan pasien pendiam, terlihat depresi, sulit
berpakaian, tidak mau mandi selama 3 hari, badan bau. Selain itu, keluarga
klien juga mengatakan klien selalu berdiam diri di kamar dan kurang
bersosialisasi baik dengan orang yang berada di rumahnya dan tetangga
sekitarnya.menurut Keluarga klien mengatakan klien pernah mengalami
gangguan jiwa saat klien kelas 3 SMA, klien dimasukan ke RSJ saanin
padang karena klien selalu berdiam diri dan tidak bersosialisasi, baik
dengan keluarganya dan orang disekitarnya.dari pengkajian didapat kan
klien tidak minum obat secara teratur sehingga pengobatan kurang berhasil.
Keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa. Riwayat penyakit
sekarang pasien mengeluuh sulit merawat dirinya, sulit berpakaian, dan
merasa depresi. pasien mengatakan sulit untuk berfikir dan bertingkah
seperti orang yang depresi. tidak mau mandi selama 3 hari, badan bau dan
tampak kotor . Dari hasil pemeriksaan tanda vital didapatkan TD = 120/80
mmHg,N = 70 x/mnt,S = 37, 2 °C danRR = 18 x/mnt.Berat badan 80 kg,
tinggi badan 170 cm.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
I. IDENTITAS PASIEN
a) Identitas pasien
Nama : Tn. J
Umur : 34th
Status Perkawinan : Sudah kawin
Agama : Islam
Alamat : Jln. Thamrin Rawang painan
DX. Medis : Defisit Perawatan Diri
Tanggal pengkajian : 23 maret 2017
No .MR 029329
b) Identitas penanggung jawab
Nama klien : Ny. R
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Thamrin rawang painan
Hubungan dengan klien : Istri
II. ALASAN MASUK
Keluarga klien mengatakan pasien pendiam, terlihat depresi, sulit berpakaian, tidak
mau mandi selama 3 hari, badan bau.
III FAKTOR PREDISPOSISI
a) faktor predisposisi
a) Riwayat penyakit sekarang
pasien mengeluuh sulit merawat dirinya, sulit berpakaian, dan merasa depresi.
pasien mengatakan sulit untuk berfikir dan bertingkah seperti orang yang
depresi. tidak mau mandi selama 3 hari, badan bau dan tampak kotor.
b) Riwayat penyakit dahulu
Keluarga klien mengatakan klien pernah mengalami gangguan jiwa saat klien
kelas 3 SMA
c) Riwayat penyakit keluarga
Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa.
IV. FISIK
a) Survei umum
Tanda - tanda vital :
TD = 120/80 mmHg,
N = 70 x/mnt,
S = 37, 2 °C dan
RR = 18 x/mnt.
Berat badan 80 kg, tinggi badan 170 cm
b) Pemeriksaan Fisik
1. Kepala, leher
Kepala : rambut pasien kusam, acak-acakan dan kusut, berwarna hitam, pada
saat dipalpasi tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan pada kepala.
Leher : tidak terdapat pembesaran vena jugularis, tidak terdapat nyeri tekan.
2. Mata
Bentuk mata simetris, penglihatan baik, tidak memakai alat bantu penglihatan.
3. Telinga
Bentuk simetris, pendengaran baik dibuktikan Tn. J dapat menjawab pertanyaan
perawat, telinga kotor
4. Hidung
Hidung Tn. J simetris, fungsi penciuman baik, tidak terdapat polip.
5. Mulut
Bibir Tn. J simetris, gigi Tn. J kotor, mukosa bibir kering, kotor dan mulut bau.
6. Integumen
Warna kulit sawo matang, kulit tampak kering dan terlihat kotor, turgor kulit
kering
7. Dada
Dada : Simetris, tidak ada kelainan bentuk, tidak ada sesak nafas
Abdomen : Tidak ada nyeri tekan pada Abdomen, tidak asietas, tidak ada
luka memar.
Ekstremitas:
- Ektremitas atas : Tangan kanan terpasang infus,
- Ekstremitas bawah : kedua kaki nyeri, kaki terasa nyeri untuk
berjalan, terdapat luka di kaki kiri pasien.
Genetalia : Bersih tidak ada kelainan dibuktikan tidak terpasang kateter
V. PSIKOSOSIAL
1. genogram
Keterangan :
: laki-laki : garis pernikahan
1. Makan
Klien mengatakan setiap kali makan mencuci tangan dan makan sendiri tanpa
bantuan orang lain . Klien mengatakan sering menghabiskan porsi makanan yang
disediakan
Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan
2. BAB/BAK
Klien mengatakan BAB & BAK di kamar mandi dan klien menyiramnya
Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan
3. Mandi
Klien mengatakan dalam sehari mandi 2 kali dengan menggunakan alat mandi yang
benar, namun klien jarang sikat gigi, sehingga giginya tampak kotor dan klien tidak
mencuci rambut dan sabunan.
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri :Mandi
7. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan apabila sakit klien berobat ke puskesmas. Bila menurut klien
sakitnya biasa saja, klien tidak pergi ke dokter (seperti masuk angin, dll). Dan saat
ini klien mengatakan rutin minum obat dan obat yang diminum sesuai dengan yang
diberikan oleh perawat.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
Rencana tindakan
DX. Kep. Rasional
Tujuan Kriteria evaluasi Tindakan kep
SP II:
IMPLEMENTASI EVALUASI
DATA : S : klien mengatakan mau mandi
- Mengatakan tidak mau mandi, tidak mau dan sikat gigi
sikat gigi, tidak menyisir rambut, tidak mau
O :
ganti baju, tidak mau memotong kuku.
- Klien tampak lebih bersih
- Rambut klien terlihat panjang dan tampak
- Rambut klien terlihat rapi, dan
acak-acakan, kuku klien panjang dan kotor.
tidak kotor
DIAGNOSA :
A : Gangguan berdandan pada diri
P :
THERAPHY :
- Menganjurkan klien untuk
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
memasukkan dalam jadwal
2. Menjelaskan cara berdandan
harian
3. Membantu klien mempraktekkan cara
berdandan - Berikan reinforcement atas
4. Menganjurkan klien memasukkan dalam usaha yang klien lakukan
jadwal kegiatan harian
RTL :
1. Ajarkan klien bagaiman cara
memenuhi kebutuhan makan minum
yang baik
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta :
EGC. Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.
EGC
Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta :
Momedia