Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KELUARGA BINAAN

PUSKESMAS JAMBE

Dibuat oleh:
Cindy Riannie 00000007549
Maria Gabriella Ananta 00000006461

Dibimbing oleh:
dr. Priscilla Yani Gunawan, Sp.S

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
2017

1
DAFTAR ISI

Judul 1
Daftar Isi 2
BAB I – Laporan Keluarga Binaan 3
1.1 Identitas Keluarga 3
1.2 Fungsi Keluarga 5
1.3 Tahapan Perkembangan Keluarga 6
1.4 Kondisi Sosio-Ekonomi Keluarga 8
BAB II – Genogram Keluarga 9
BAB III – Kondisi Rumah dan Lingkungan Sekitar 10
3.1 Denah Rumah 10
3.2 Karakteristik Rumah dan Lingkungan Sekitar 10
3.3 Ventilasi dan Pencahayaan 11
3.4 Sanitasi 12
BAB IV – Masalah dalam Keluarga 13
BAB V – Upaya yang Dilakukan 16
BAB VI – Lampiran 20
BAB VII – Laporan Kasus 21
7.1 Laporan Kasus 1 21
7.2 Laporan Kasus 2 31
BAB VIII – Daftar Pustaka 39

2
BAB I
LAPORAN KELUARGA BINAAN

1.1 Identitas Keluarga


Keluarga Ny. S bertempat tinggal di Kampung Solong, Desa Tipar Raya. Rumah yang
ditinggali Ny. S dan keluarganya merupakan rumah sendiri yang ditinggali oleh 5
orang, yang terdiri dari Bpk. D, Ny. S, An. HAA, An. MA dan An. MS.
1.1.1 Nama : Bpk. D
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 38 tahun
TTL : 5 September 1978
Status pernikahan : Menikah
Pekerjaan : Karyawan toko material
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Islam
Tinggi badan : 165 cm
Berat badan : 65 kg
BMI : 23.88 kg/m2 (normal)

1.1.2 Nama : Ny. S


Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 39 tahun
TTL : 5 April 1978
Status pernikahan : Menikah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Islam
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan : 55 kg
BMI : 21.48 kg/m2 (normal)

3
1.1.3 Nama : An. HAA
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 13 tahun
TTL : 16 Juni 2004
Status pernikahan : Belum menikah
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Islam
Tinggi badan : 150 cm
Berat badan : 45 kg
BMI : 20.00 kg/m2 (normal)

1.1.4 Nama : An. MA


Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 10 tahun
TTL : 28 Januari 2007
Status pernikahan : Belum menikah
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan terakhir :-
Agama : Islam
Tinggi badan : 130 cm
Berat badan : 32 kg
BMI : 18.93 kg/m2 (normal)

1.1.5 Nama : An. MS


Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 4 tahun
TTL : 3 Maret 2013
Status pernikahan : Belum menikah
Pekerjaan :-
Pendidikan terakhir :-

4
Agama : Islam
Tinggi badan : 105 cm
Berat badan : 16 kg
BMI : 14.51 kg/m2 (normal)

1.2 Fungsi Keluarga


Sebuah keluarga memiliki unsur-unsur yang penting untuk dipenuhi dalam
menjaga keharmonisannya. Tingkat kepuasan hubungan dalam sebuah keluarga
diukur dengan kuisioner APGAR, yang meliputi:
1. Adaptasi (Adaptation) adalah penilaian anggota keluarga dalam menerima
bantuan yang dibutuhkan dari anggota keluarga lain. Pada keluarga Ny. S,
masing-masing anggota keluarga mendapatkan nilai 2 karena telah
menggunakan dan berbagi sumber daya yang ada dalam sebuah rumah yang
sederhana.
2. Kemitraan (Partnership) adalah penilaian anggota keluarga terhadap
komunikasi dan musyawarah dalam menyelesaikan suatu masalah. Nilai yang
diberikan pada anggota keluarga adalah 1 karena anggota keluarga sering
berkumpul dan menceritakan masalahnya masing -masing, namun terkadang
masalah dalam keluarga tidak selalu dipecahkan bersama karena merasa dapat
memecahkannya sendiri.
3. Pertumbuhan (Growth) adalah penilaian anggota keluarga terhadap kebebasan
yang diberikan keluarga dalam mematangkan kedewasaan setiap anggotanya
dan hal-hal baru yang dilakukan. Keluarga Ny. S mendapatkan nilai 2 karena
dapat menkritisi hal-hal baru.
4. Kasih Sayang (Affection) adalah penilaian kasih sayang yang terjadi dalam
keluarga. Keluarga Ny. S mendapatkan nilai 2 karena tidak ada konflik yang
sangat besar dalam rumah tangga.
5. Kebersamaan (Resolve) adalah penilaian terhadap kebersamaan dalam
membagi banyak hal dalam keluarga. Keluarga Ny. S mendapatkan nilai 2
karena masing-masing anggota keluarganya memiliki kesibukannya sendiri
tetapi tetap menyempatkan waktunya untuk berkumpul bersama.

5
Secara keseluruhan, nilai APGAR keluarga Ny. S adalah 9, sehingga termasuk
dalam kriteria keluarga yang sehat yang anggotanya saling mendukung satu sama lain.

1.3 Tahapan Perkembangan Keluarga


Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada keluarga
yang mencakup perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota keluarga
sepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa waktu. Pada setiap tahapan
memiliki ciri khas dan tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut
dapat dilalui dengan baik.

Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall dan Miller adalah:


1. Tahap I – Pasangan Baru (Keluarga Baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu baik laki-laki maupun
perempuan membentuk keluarganya yang sah dan meninggalkan keluarga
masing-masing. Mereka membutuhkan penyesuaian diri dalam peran dan
fungsi.

2. Tahap II – Keluarga Kelahiran Anak Pertama


Keluarga dengan kelahiran anak pertama dimulai sejak hamil pertama
sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai 30 bulan.

3. Tahap III – Keluarga dengan Anak Pra-Sekolah


Keluarga dengan anak pra-sekolah dimulai saat anak pertama berusia 2.5
tahun sampai 5 tahun.

4. Tahap IV – Keluarga dengan Anak Sekolah


Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun dan berakhir pada saat anak
berumur 12 tahun. Biasanya pada tahap ini keluarga mencapai jumlah
maksimal.

6
5. Tahap V – Keluarga dengan Anak Usia Remaja
Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6-7 tahun kemudian.

6. Tahap VI – Keluarga dengan Anak Dewasa


Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya bervariasi tergantung
jumlah anak dan ada atau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap
tinggal bersama orang tua.

7. Tahap VII – Keluarga Usia Pertengahan


Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pension atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa
pasangan, fase ini dianggap sulit karena masa usia lanjut, perpisahan dengan
anak dan perasaan gagal sebagai orang tua.

8. Tahap VIII – Keluarga Usia Lanjut


Dimulai saat pensiun sampai dengan salah satu pasangan meninggal dan
keduanya meninggal dunia.

Keluarga Ny. S sedang berada pada tahap V, yakni keluarga dengan anak
usia remaja. Tugas perkembangan pada tahap ini merupakan:
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab.
b. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga
c. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga.

Tahap V merupakan tahap yang paling sulit dikarenakan orang tua harus perlahan
melepas otoritasnya dan membimbing anaknya untuk bertanggung jawab. Seringkali
pada tahap ini, muncul konflik antara orang tua dan anak.

7
1.4 Kondisi Sosio-Ekonomi Keluarga
Pemasukkan keluarga saat ini hanya berasal dari Bpk. D yang bekerja sebagai
karyawan di took material.

Penghasilan dari keluarga Ny. S dalam 1 bulan: Rp 4.000.000,-

Estimasi pengeluaran dalam 1 bulan:


Listtrik, air Rp 300.000,-
Pangan Rp 1.500.000,-
Transportasi Rp 100.000,-
Sekolah Rp 300.000,-
Rokok Rp 450.000,-
Kebutuhan rumah tangga Rp 200.000,-
Pembangunan Rumah Rp. 500.000,-
Lain - lain Rp 200.000,- +
Rp 3.550.000,-

8
BAB II
GENOGRAM KELUARGA

Laki-laki

Perempuan

Hamil

Laki-laki – merokok

Laki-laki – Hipertensi

Binatang Peliharaan

Laki-laki – Meninggal

9
BAB III
KEADAAN RUMAH DAN LINGKUNGAN SEKITAR

3.1 Denah Rumah

3.2 Karakteristik Rumah dan Lingkungan


Rumah Ny. S berada di Kampung Solong, Desa Tipar Raya. Lokasinya
hanya berjarak sekitar 500 meter dari Puskesmas Jambe dan dapat dengan
mudah dicapai dengan berjalan kaki. Lokasi rumah Ny. S berada di dalam
gang yang tergolong sempit sehingga tidak dapat dicapai menggunakan
kendaraan roda empat, melainkan harus menggunakan kendaraan roda dua
atau dengan berjalan kaki.

Rumah Ny. S merupakan milik pribadi yang baru ditempati sekitar 10


bulan lamanya. Rumah yang kira-kira luasnya 40m2 ini dihuni oleh lima
orang anggota keluarga. Karena keterbatasan ekonomi, rumah tersebut belum

10
100% rampung. Masih terdapat ruangan yang belum dilapisi semen dan di
cat. Di dalam rumah tersebut hanya terdapat dua kamar tidur yang ditempati
oleh Ny.S & Bpk.D dan An.MA & An.MS sedangkan An.HAA lebih
memilih untuk tidur di ruang keluarga. Salah satu yang menjadi kekurangan
rumah tersebut adalah tidak adanya akses langsung ke kamar mandi dari
dalam rumah serta terdapat kandang ayam serta kerbau yang berjarak sangat
dekat dengan rumah. Keadaan di dalam rumah terlihat sedikit berdebu tetapi
tidak sampai menganggu pernafasan. Dapat juga dijumpai kucing pada teras
rumah yang merupakan peliharaan An.MA.

3.3 Ventilasi dan Pencahayaan


Bangunan rumah Ny. S telah mendapat cukup pencahayaan dari beberapa
jendela dan lampu yang terpasang pada rumah tersebut. Ventilasi pada rumah
ini juga dapat dikatakan cukup baik karena terdapat beberapa jendela yang
langsung terhubung dengan dunia luar dan juga terdapat beberapa lubang
ventilasi pada bagian atas tembok rumah.

Ventilasi di rumah Ny. S terdiri dari 15 jendela kecil di bagian atas rumah
berukuran 0.5m x 0.5m dan juga 1 pintu berukuran 1m x 2m yang terbuka
lebar dari pagi hingga sore hari. Secara keseluruhan ventilasi di rumah ini
tergolong baik karena saat masuk ke dalam rumah, udara di dalam rumah
terasa sejuk.

( 15 x 0.5 x 0.5 ) +(1 x 1 x 2)


Persentase = x 100%
40
= 14.375%

Ventilasi ideal adalah minimal 10% dari luas lantai, sehingga ventilasi Ny.
S tersebut memenuhi syarat.

11
3.4 Sanitasi
Sanitasi pada rumah keluarga Ny.S dan Bpk.D dapat dikatakan kurang
baik. Hal ini dikarenakan air yang digunakan untuk memandikan binatang
peliharaan diambil dari kali yang terdapat di sekitar rumah. Sedangkan air
yang digunakan untuk mencuci berasal dari air PAM. Air yang dikonsumsi
untuk minum dan memasak juga berasal dari PAM yang sama namun
walaupun telah dimasak air tersebut masih berbau seperti besi dan memiliki
rasa yang janggal.

Tempat pembuangan tinja dilakukan pada kloset jongkok dalam kamar


mandi. Kamar mandi terletak diluar rumah dengan ukuran sekitar 2m x 4m.
Di dalam kamar mandi terdapat kloset jongkok dan bak mandi dengan 1
gayung. Sumber air berasal dari PAM. Tempat pembuangan sampah di rumah
ini ada di luar rumah dan yang kemudian akan dibakar.

12
BAB IV
MASALAH DALAM KELUARGA

No Nama Masalah Target


Pasien rutin kontrol
(antenatal care) ke
bidan
Pasien taat minum
Biologis Hamil 7 bulan suplemen yang
diberikan

Pasien istirahat yang


cukup

Psikologis - -

Pasien menjaga
Rumah dalam tahap keselamatan anggota
1 Ny. S
pembangunan keluarga dalam masa
pembangunan rumah

Pasien menjaga
kebersihan kandang dan
Memelihara peliharaan:
Sosio- tidak membiarkan
ayam dan kerbau
ekonomi peliharaan masuk ke
dalam rumah

Air minum berbau besi, Pasien mengetahui dan


berwarna kekuningan menyadari bagaimana
dan memiliki rasa air layak minum

Pasien mengetahui
bahaya dari merokok

Pasien menyadari
2 Bpk. D Biologis Merokok 1 pak per hari bahaya dari merokok
hingga perlahan
mengurangi hingga
menghentikan
kebiasaan merokok

13
Pasien memeriksakan
Leher pegal-pegal
kesehatannya ke
disertai sakit kepala
puskesmas terdekat

Pasien memeriksakan
kesehatannya ke
Tekanan darah 160/100 puskesmas terdekat dan
dengan riwayat mengingatkan mengenai
hipertensi pentingnya minum obat
anti hipertensi secara
teratur
Psikologis - -

Pasien menjaga
Rumah dalam tahap keselamatan anggota
pembangunan keluarga dalam masa
pembangunan rumah

Pasien menjaga
kebersihan kandang dan
Sosio- Memelihara peliharaan:
tidak membiarkan
ekonomi ayam dan kerbau
peliharaan masuk ke
dalam rumah

Air minum berbau besi, Pasien mengetahui dan


berwarna kekuningan menyadari bagaimana
dan memiliki rasa air layak minum

Pasien mengetahui dan


Mengeluhkan nyeri menghindari kebiasaan-
Biologis perut dan rasa kenyang kebiasaan yang dapat
dan begah menyebabkan ada rasa
3 An. HAA nyeri di bagian perut

Psikologis - -
Sosial-
- -
ekonomi
Biologis - -
4 An. MA
Psikologis - -

14
Sosial-
- -
ekonomi
Memiliki kebiasaan
tidak menggunakan
sendal saat bermain di
Menyadarkan
halaman rumah
pentingnya menjaga
Biologis
kebersihan diri sendiri
Jarang mencuci tangan
5 An. MS bagi kesehatan
sebelum makan dan
setelah selesai bermain
di luar
Psikologis - -
Sosial-
- -
ekonomi

15
BAB V
UPAYA YANG DILAKUKAN

Hari / Tanggal
Hasil Kunjungan Upaya yang Dilakukan
Kunjungan
Kamis, 23  Perkenalan dengan  Edukasi mengenai
Februari 2017 Ny. S dan An. MS kehamilan di umur > 35
 Penjelasan mengenai tahun harus dibarengi
keluarga binaan dan dengan kesehatan fisik
menanyakan dan jasmani dari Ibu
kesediaan Ny. S  Edukasi mengenai
untuk dibina pentingnya rutin kontrol
 Anamnesis singkat antenatal care
Ny. S yang sedang  Edukasi mengenai
kontrol kehamilan di pertumbuhan anak
Posyandu terutama hal-hal yang
 Melakukan perlu diperhatikan seperti
pengukuran tinggi gizi dan faktor psikososial
dan berat badan anak
 Melakukan
pengukuran tekanan
darah Ny. S
menggunakan
sphygmomanometer
yang telah kami bawa
 Mengetahui jumlah
anggota keluarga Ny.
S
 Mengetahui
kehamilan keempat
Ny. S
 Anamnesis singkat
mengenai kehamilan
Ny. S, ditemukan
normal
 Mengetahui An. MS
telah melengkapi
jadwal imunisasi
 Mengetahui bahwa
Ny. S pernah
mengalami keguguran
akibat terjatuh
Kamis, 9 Maret  Pertemuan dengan  Edukasi mengenai bahaya
2017 Ny. S, Bpk. D, dan hipertensi dan pentingnya

16
An. HAA di rumah minum obat anti hipertesi
Ny. S secara teratur
 Mengetahui kondisi  Edukasi mengenai bahaya
rumah dan dari rokok terutama saat
lingkungan sekitar ada ibu hamil di
keluarga Ny. S sekitarnya
 Melakukan  Edukasi kepada keluarga
wawancara dan mengenai pentingnya
anamnesis terhadap mengecek kesehatan ke
anggota keluarga puskesmas apabila sudah
yang berada di rumah ada keluhan yang
 Mengetahui identitas menganggu aktivitas
dan sosiodemografi sehari-hari
keluarga  Edukasi Bpk. D untuk
 Mengetahui denah mulai mengurangi rokok
rumah, perkiraan luas sampai bisa berhenti
rumah, ventilasi merokok
rumah ruangan yang  Edukasi kepada keluarga
ada di dalam rumah, akan pentingnya
lingkungan sekitar, dukungan psikososial
sumber listrik, sumber kepada ibu hamil
air dan tempat
pembuangan sampah
 Melakukan
pengukuran tekanan
darah Ny. S dan Bpk.
D
 Melakukan
pengukuran tinggi
dan berat badan Bpk
D dan An. HAA
 Mengetahui Bpk. D
merupakan perokok
sedang dengan index
Brinkman 300 (20
batang per hari
selama 15 tahun)
 Mengetahui Bpk. D
memiliki riwayat
hipertensi dan tidak
meminum obat
dengan teratur
 Mengetahui seluruh
anggota keluarga Ny.
S sudah didaftarkan

17
dalam BPJS
 Mengetahui rasa air
minum yang
diberikan, janggal
 Mengetahui An. HAA
sudah memiliki
imunisasi lengkap
Kamis, 23 Maret  Kontrol rutin  Edukasi mengenai
2017 kehamilan Ny. S pentingnya meminum
 Mengetahui bahwa vitamin yang diberikan
seluruh keluarga bidan setiap harinya
memberikan  Edukasi untuk berhati-hati
dukungan secara fisik dengan bahaya dalam
dan mental kepada kehamilan yaitu TORCH
Ny. S termasuk faktor-faktor
 Mengetahui Ny. S yang bisa membawa
pernah mengalami TORCH tersebut
keguguran satu kali  Edukasi mengenai
sebelum mengandung menjaga pola makan
anak yang terutama bagi anak-anak
dikandungnya Ny. S
sekarang  Edukasi pola makan ibu
 Mengetahui Ny. S hamil (ATI) yang perlu
sudah pernah diterapkan
menggunakan pil KB  Edukasi mengenai
dan kontrasepsi yang kebersihan rumah yang
disuntikkan perlu dijaga dari binatang
(lingkaran emas) peliharaan
 Mengetahui kebiasaan  Mengajarkan An. MS cara
Ny. S dalam menjaga mencuci tangan yang baik.
kehamilannya
(minum susu untuk
ibu hamil, minum
vitamin yang
diberikan bidan)
 Mengetahui kebiasaan
keluarga dalam hal
makanan sehari-hari
 Melakukan
wawancara singkat
mengenai imunisasi,
pertumbuhan dan
perkembangan An.
MA dan An. MS
lewat Ny. S

18
 Mengetahui An. MA
yang memiliki
peliharaan berupa
kucing liar
Kamis, 6 April  Menanyakan  Edukasi mengenai
2017 mengenai kehamilan persiapan fisik dan mental
Ny. S sampai dengan hari
 Mengetahui bahwa melahirkan
Ny. S sempat berhenti  Edukasi dan menyarankan
minum vitamin untuk segera ke
kalsium disebabkan puskesmas atau langsung
kehabisan obat dan ke rumah sakit untuk
belum membeli periksa menggunakan
kembali, namun USG oleh dokter spesialis
sekarang sudah obgyn
mengonsumsi  Edukasi mengenai
kembali pentingnya dukungan
 Melakukan dalam keluarga untuk
pemeriksaan tekanan mendukung Bpk. D
darah Ny. S di meminum obat secara
kehamilan bulan ke-7 teratur dan memotivasi
menggunakan untuk mengurangi rokok
sphygmomanometer  Edukasi mengenai pola
 Menjelaskan bahwa makan yang teratur dan
keluarga binaan sudah cara makan yang benar
selesai dan berterima untuk An. HAA
kasih atas kerja sama  Memastikan untuk
dan hubungan yang langsung ke puskesmas
telah terjalin terdekat atau rumah sakit
apabila sudah merasakan
adanya kontraksi perut
saat menjelang kelahiran

19
BAB VI
LAMPIRAN

Kunjungan ke Rumah Ny. S

BAB VII
LAPORAN KASUS

LAPORAN KASUS 1
IDENTITAS PASIEN
Nama : AN. HAA
Jenis Kelamin : Laki - laki
Usia : 13 tahun
Alamat : Tangerang
Pekerjaan : Pelajar
Status Pernikahan :-
BMI : 20,00 kg/m2 (normal)

ANAMNESIS
Anamnesis yang dilakukan adalah dengan cara autoanamnesis di rumah pasien.

Keluhan Utama
Nyeri perut bagian atas sejak lima hari yang lalu

20
Keluhan Tambahan
Pasien merasa cepat kenyang dan begah walaupun hanya makan sedikit

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengeluhkan nyeri perut bagian atas tengah yang disertai rasa mual sejak lima
hari yang lalu. Saat diminta untuk menunjukkan lokasi sakitnya, pasien menunjuk pada
daerah ulu hati. Pasien terkadang mersa mual tetapi tidak terlalu parah sehingga tidak
sampai menyebabkan muntah. Karakteristik nyeri yang dialami pasien adalah tajam dan
terlokalilsasi, tidak menyebar ke perut bagian bawah, punggung, maupun pinggang. Nyeri
perut yang dialami pasien terkadang disertai dengan perasaan seperti terbakar. Nyeri
tersebut tmbul sesaat setelah makan. Dari skala 1-10 dengan 10 paling parah, skala nyeri
yang dirasakan pasien adalah 5. Sekitar satu minggu terakhir pasien mengeluhkan rasa
cepat kenyang dan begah/kembung walaupun hanya mengonsumsi makanan dalam
jumlah sedikit. Pasien mengatakan bahwa kembung yang dialaminya akan berkurang
setelah buang air besar atau buang gas. Pasien tidak memiliki keluhan lain seperti demam
maupun sakit kepala. BAB dan BAK pasien normal. Pasien mengira bahwa ia masuk
angin sehingga ia mengonsumsi tolak angin untuk menghilangkan sakitnya namun tidak
dirasakan perbaikan.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien mengaku tidak memiliki riwayat operasi, trauma, penyakit-penyakit kronis
ataupun alergi, riwayat inap, dan sakit jantung.

Riwayat Penyakit Keluarga


Ayah dan kakek pasien memiliki riwayat hipertensi

Riwayat Sosial dan Lingkugan


Di lingkungan sekitar pasien, tidak ada yang mengidap penyakit yang sama

Riwayat Gaya Hidup


Pasien mengaku memiliki pola makan yang tidak teratur, ia hanya makan dua kali dalam
sehari dan sangat gemar mengonsumsi rujak dan buah-buahan yang memiliki rasa asam.
Pasien tidak merokok maupun mengonsumsi alkohol.

21
Riwayat Tumbuh Kembang
Menurut orang tua pasien, ia tidak memiliki keterlambatan perkembangan. Pertumbuhan
pasien juga sesuai dengan kurva pertumbuhan. Pasien mendapatkan asi eksklusif selama
6 bulan pertama kemudian perlahan digantikan dengan susu formula dan makanan padat.
Riwayat imunisasi wajib pasien juga dikatakan lengkap.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
BB / TB : 150 cm/ 45 kg
BMI : 20,00

Tanda-Tanda Vital:
Tekanan Darah : 110 / 70 mmHg
Respirasi : 19 kali/ menit
Frekuensi Nadi : 85 kali / menit (teratur, kuat)
Suhu : 36,5oC

Kulit : - Warna kulit cokelat


- Pendarahan (-)
- Lesi atau scar (-)
- Turgor kembali cepat

Kepala : - Bentuk normosefalis dan simetris


- Rambut hitam, tidak mudah rontok

Mata : - Anemis konjungtiva (-/-)


- Ikterik sklera (-/-)
- Pupil bulat, isokor, diameter pupil 5mm
- Refleks cahaya normal (+/+)
- Wajah pucat

Hidung : - Terdapat sedikit mukosa di kedua hidung

22
- Nafas cuping hidung (-)

Telinga : - Sekret atau darah (-)


- Pendengaran seimbang

Mulut : - Bibir tidak sianosis


- Bibir dan mukosa mulut terlihat kering
- Faring normal
- Uvula intak di tengah
- Tonsil normal

Leher : - KGB normal


- JVP tidak meningkat (<5cm)

Thorax :
 Inspeksi
 Bentuk dada simetris
 Tidak ada bekas luka maupun bekas oprasi
 Ictus cordis tidak terlihat
 Tidak ada spider navi, scaring, diskolorasi, benjolan, dan kemerahan
 Palpasi
 Tactile fremitus simetris
 Chest expansion simetris
 Ictus cordis teraba pada ICS V linea midclavicular sinistra
 Perkusi
 Perkusi paru normal, sonor dan simetris
 Batas jantung normal, tidak ada pembesaran
 Batas paru normal, tidak ada pembesaran
 Auskultasi
 Bunyi pernapasan vesikuler
 Tidak ada suara napas tambahan seperti ronki maupun wheezing
 Bunyi jantung S1, S2 normal, tidak ada gallop maupun murmur

23
Abdomen :
 Inspeksi
 Abdomen terlihat cembung, ada distensi
 Tidak ada bekas luka, ruam, bekas oprasi
 Tidak ada acites, caput medusa, stretch marks
 Auskultasi
 Bising usus normal
 Tidak ada bruit aorta abdominalis maupun bruit arteri renalis
 Tidak ada clicking sound maupun metallic sound
 Palpasi
 Ada nyeri tekan pada region epigastric
 Tidak ada hepatomegaly
 Tidak ada spleenomegali
 Ballottement test (-)
 Lien tidak teraba
 Ketuk CVA tidak terasa nyeri

 Perkusi
 Bunyi abdomen timpani, kembung (+)
 Chessboard phenomenon (-)
 Shifting dullness (-)

Ekstremitas : - Bentuk ekstremitas atas & bawah normal


- Tidak ada deformitas
- Akral hangat
- Capillary refill time 1 detik
- Clubbing finger (-)
- Edema (-)
- Luka (-)

RESUME
Pasien mengalami nyeri perut bagian atas tengah (ulu hati) yang disertai
rasa mual sejak 5 hari yang lalu. Nyeri terasa tajam, terlokalisasi (tidak menyebar),

24
terkadang disertai rasa panas seperti terbakar skala nyeri 5 dan terkadang timbul sesaat
setelah makan. Pasien juga lebih cepat merasa kenyang dan begah walau baru makan
sedikit. Pasien sudah pernah mengonsumsi antangin untuk meredakan gejala yang
dialami namun tidak begitu membantu. Ayah dan kakek pasien memiliki riwayat
hypertension. Pola makan pasien tidak teratur (makan 2 kali sehari) dan suka
mengonsumsi buah-buahan yang asam. Dari pemeriksaan fisik ditemukan bentuk
abdomen cembung dan terdapat distensi, ada bunyi kembung saat perkusi dan terdapat
nyeri tekan epigastric saat palpasi.

DIAGNOSIS KERJA
Dispepsia fungsional

DIAGNOSIS BANDING
Dispepsia organic

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang, namun jika memungkinkan
dapat dilakukan pemerikasaan penunjang untuk menyingkirkan adanya kelainan organik,
pemeriksaan untuk dispepsia terbagi pada beberapa bagian :
1. Pemeriksaan laboratorium, biasanya meliputi hitung jenis sel darah yang lengkap dan
pemeriksaan darah dalam tinja, dan urin. Jika 1 ditemukan leukositosis berarti ada tanda-
tanda infeksi. Jika tampak cair berlendir atau banyak mengandung lemak pada
pemeriksaan tinja kemungkinan menderita malabsorpsi.
2. Barium enema untuk memeriksa saluran cerna pada orang yang mengalami kesulitan
menelan atau muntah, penurunan berat badan atau mengalami nyeri yang membaik atau
memburuk bila penderita makan.
3. Endoskopi bisa digunakan untuk mendapatkan contoh jaringan dari lapisan lambung
melalui tindakan biopsi. Pemeriksaan nantinya di bawah mikroskop untuk mengetahui
apakah lambung terinfeksi Helicobacter pylori.
4. Pemeriksaan penunjang lainnya seperti foto polos abdomen, serologi H. pylori, urea
breath test, dan lain-lain dilakukan atas dasar indikasi.

TERAPI
Beberapa pilihan terapi yang dapat diberikan pada pasien ini adalah sebagai berikut;

25
Non farmakologis
Gejala dapat dikurangi dengan menghindari makanan yang mengganggu, diet tinggi
lemak, kopi, alkohol, dan merokok. Selain itu, makanan kecil rendah lemak dapat
membantu mengurangi intensitas gejala.
Farmakologis
 Antasida
Antasida akan menetralisir sekresi asam lambung. Antasida biasanya mengandung
natrium bikarbonat, Al(OH)3, Mg(OH)2, dan magnesium trisiklat. Pemberian
antasida tidak dapat dilakukan terus-menerus, karena hanya bersifat simtomatis
untuk mengurangi nyeri. Magnesium trisiklat merupakan adsorben nontoksik, namun
dalam dosis besar akan menyebabkan diare karena terbentuk senyawa MgCl2.

 Antikolinergik
Kerja obat ini tidak sepsifik, Obat yang agak selektif adalah pirenzepin yang bekerja
sebagai anti reseptor muskarinik yang dapat menekan sekresi asam lambung sekitar
28% sampai 43%. Pirenzepin juga memiliki efek sitoprotektif.
 Antagonis resptor H2
Golongan obat ini banyak digunakan untuk mengobati dispepsia organik atau
esensial seperti tukak peptik. Obat yang termasuk golongan ini adalah simetidin,
ranitidin, dan famotidin.
 Proton pump inhibitor (PPI)
Golongan obat ini mengatur sekresi asam lambung pada stadium akhir dari proses
sekresi asam lambung. Obat-obat yang termasuk golongan PPI adalah omeprazol,
lansoprazol, dan pantoprazol.
 Sitoprotektif Prostaglandin sintetik
Seperti misoprostol (PGE1) dan enprostil (PGE2) selain bersifat sitoprotektif juga
menekan sekresi asam lambung oleh sel parietal. Sukralfat berfungsi meningkatkan
prostaglandin endogen, yang selanjutnya memperbaiki mikrosirkulasi, meningkatkan
produksi mucus dan meningkatkan sekresi bikarbonat mukosa, serta membentuk

26
lapisan protektif (sile protective) yang bersenyawa dengan protein sekitar lesi
mukosa saluran cerna bagian atas.
 Golongan prokinetik
Obat yang termasuk golongan ini yaitu sisaprid, domperidon, dan metoklopramid.
Golongan ini cukup efektif untuk mengobati dispepsia fungsional dan refluks
esofagitis dengan mencegah refluks dan memperbaiki asam lambung.
 Golongan anti depresi
Kadang kala juga dibutuhkan psikoterapi dan psikofarmaka (obat anti depresi dan
cemas) pada pasien dengan dispepsia fungsional, karena tidak jarang keluhan yang
muncul berhubungan dengan faktor kejiwaan seperti cemas dan depresi. Contoh dari
obat ini adalah golongan trisiclic antidepressants (TCA) seperti amitriptilin.

DISEASE OVERVIEW
Dispepsia adalah suatu keadaan yang ditandai oleh salah satu atau lebih gejala
utama area gastroduodenal berikut: nyeri epigastrium, rasa terbakar di epigastrium, rasa
penuh setelah makan, atau sensasi cepat kenyang. Dispepsia dibedakan menjadi
dyspepsia organic dan fungsional. Dispepsia organic disebabkan oleh kelainan struktur,
biokomia atau sistemik. Sedangkan biokimia fungsional adalah dyspepsia yang tidak
ditemukan adanya penyebab organic.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya dyspepsia, antara lain
adalah:
1. Faktor Genetik
Genetik merupakan faktor predisposisi pada penderita gangguan gastrointestinal
fungsional. Faktor genetik dapat mengurangi jumlah sitokin antiinflamasi (Il-10,
TGF-β). Penurunan sitokin antiinflamasi dapat menyebabkan peningkatan
sensitisasi pada usus. Selain itu polimorfisme genetik berhubungan dengan protein
dari sistem reuptake synaptic serotonin serta reseptor polimorfisme alpha
adrenergik yang mempengaruhi motilitas dari usus. 5,13 Insiden keluarga yang

27
mengalami gangguan fungsional gastrointestinal berhubungan dengan potensi
genetik.
2. Faktor Psikososial
Penyelidikan atas pengaruh psikososisal mengungkapkan bahwa stres adalah faktor
yang mempengaruhi dispepsia fungsional. Emosional yang labil memberikan
kontribusi terhadap perubahan fungsi gastrointestinal. Hal ini akibat dari pengaruh
pusat di enterik. Stres adalah faktor yang diduga dapat mengubah gerakan dan
aktivitas sekresi traktus gastrointestinal melalui mekanisme-neuroendokrin.
3. Pengaruh Flora Bakteri Infeksi Helicobacter pylori (Hp)
Mempengaruhi terjadinya dispepsia fungsional. Penyelidikan epidemiologi
menunjukkan kejadian infeksi Hp pada pasien dengan dispepsia cukup tinggi,
walaupun masih ada perbedaan pendapat mengenai pengaruh Hp terhadap
dispepsia fungsional. Diketahui bahwa Hp dapat merubah sel neuroendokrin
lambung. Sel neuroendokrin menyebabkan peningkatan sekresi lambung dan
menurunkan tingkat somatostatin.
4. Gangguan motilitas dari saluran pencernaan
Stres mengakibatkan gangguan motilitas gastrointestinal. Gastric scintigraphy
ultrasonography dan barostatic measure menunjukkan terganggunya distribusi
makanan didalam lambung, dimana terjadi akumulasi isi lambung pada perut
bagian bawah dan berkurangnya relaksasi pada daerah antral. Dismolitas
duodenum adalah keadaan patologis yang dapat terjadi pada dispepsia fungsional,
dimana terjadi gangguan aktivitas mioelektrikal yang merupakan pengatur dari
aktivitas gerakan gastrointestinal.
5. Hipersensitivitas visceral
Hipersensitivitas viseral merupakan suatu distensi mekanik akibat gastrointestinal
hipersensitif terhadap rangsangan, merupakan salah satu hipotesis penyakit
gastrointestinal fungsional. Sensasi viseral ditransmisikan dari gastrointestinal ke
otak, dimana sensasi nyeri dirasakan. Peningkatan persepsi nyeri sentral
berhubungan dengan peningkatan sinyal dari usus. Peningkatan perangsangan pada
dinding perut menunjukkan disfungsi pada aktivitas aferen. Secara umum
terganggunya aktivitas serabut aferen lambung mungkin menyebabkan timbulnya
gejala dispepsia. Dispepsia fungsional juga ditandai oleh respon motilitas yang
cepat setelah rangsangan kemoreseptor usus. Hal ini mengakibatkan rasa mual dan
penurunan motilitas duodenum. Mekanisme hipersensitivitas viseral ini juga terkait

28
dengan mekanisme sentral. Penelitian pada nyeri viseral dan somatik menunjukkan
bagian otak yang terlibat dalam afektif, kognitif dan aspek emosional terhadap rasa
sakit yang berhubungan dengan pusat sistem saraf otonom. Kemungkinan bahwa
perubahan periperal pada gastrointestinal dimodulasi oleh mekanisme 28 sentral.
Bagian kortikolimbikpontin otak adalah bagian pusat terpenting dalam persepsi
stimuli periperal.
Manifestasi klinis yang akan terlihat pada seseorang yang menderita dyspepsia
adalah sebagai berikut:
a. Postprandial Distress Syndrome
Rasa kembung setelah makan, terjadi setelah mengkonsumsi makanan porsi
biasa paling sedikit beberapa kali selama seminggu. Cepat terasa penuh perut
sehingga tidak dapat mernghabiskan makanan dengan porsi biasa paling
tidak beberapa kali selama seminggu.

b. Epigastric Pain Syndrome


Nyeri atau rasa terbakar terlokalisasi di epigastrium dengan tingkat keparahan
sedang yang dialami minimal sekali seminggu. Nyeri interimiten. Tidak berkurang
dengan defekasi atau flatus. Tidak memenuhi kriteria kelainan kandung empedu.
Sindroma dispepsia dapat bersifat ringan, sedang, dan berat, serta dapat akut atau
kronis sesuai dengan perjalanan penyakitnya. Pembagian akut dan kronik
berdasarkan atas jangka waktu tiga bulan. Nyeri dan rasa tak nyaman pada perut
atas atau dada mungkin disertai dengan sendawa dan suara usus yang keras
(borborigmi).

CLINICAL REASONING
Pada pasien ini terdapat beberapa gejala dan faktor yang berhubungan dengan
Dispepsia Fungsional. Pasien mempunyai keluhan nyeri ulu hati disertai rasa mual.
Nyerinya seperti ditusuk-tusuk dan terlokalisasi. Nyeri juga disertai rasa panas seperti
terbakar. Rasa nyeri terkadang timbul sesaat setelah makan. Pasien juga mengaku lebih
cepat merasa kenyang daripada biasanya dan merasa begah/kembung walau baru makan
sedikit. Pasien sudah pernah mengonsumsi antangin untuk meredakan nyerinya namun
tidak begitu membantu.

29
Gejala pasien mempunyai kesamaan dengan ciri-ciri Dispepsia Fungsional
sehingga saya menyatakan diagnosis seperti itu. Diagnosis banding yang masih harus
disingkirkan adalah Dispepsia organik.

Dispepsia Organik:
 Poin Pro : nyeri di ulu hati, ada rasa terbakar, kembung
 Poin Kontra : usia dibawah 40 tahun, tidak responsive terhadap obat, secara
klinis pasien tampak sehat.

LAPORAN KASUS 2
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. DN
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 27 tahun
Alamat : Tangerang
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status Pernikahan : Sudah Menikah

ANAMNESIS
Dilakukan anamnesis secara autoanamnesis di rumah pasien saat kunjungan rumah.

Keluhan Utama
Pasien datang mengeluhkan adanya cairan berwarna putih susu, kental yang keluar dari
kemaluannya sejak satu bulan yang lalu

Keluhan Tambahan
Bagian sekitar kemaluan pasien terasa gatal

30
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dengan G3P2A0 yang sedang mengandung selama 16 minggu mengeluhkan
keluarnya cairan berwarna putih susu, kental, dan tidak berbau dari kemaluan pasien
sejak satu bulan yang lalu. Keluarnya cairan tersebut juga disertai dengan rasa gatal pada
kemualuan pasien. Rasa gatal yang timbul dengan keluarnya cairan tersebut membuat
pasien merasa tidak nyaman sehingga menghambat aktivitas pasien. Pasien belum
mencoba meminum obat apapun untuk mengurangi gejala yang dialaminya. Tidak ada
faktor yang dapat memperparah atau memperingan keluhan pasien. Pasien mengatakan
bahwa kemalunnya tampak merah, namun pasien beranggapan bahwa kemerahan tersebut
disebabkan oleh karena ia sering menggaruk kemaluannya karena merasa tidak dapat
menahan rasa gatal tersebut. Pasien juga mengatakan bahwa cairan yang keluar dari
kemalunnya semakin hari dirasakan semakin bertambah banyak. Hal itu menyebabkan
pasien mengganti celana dalamnya setiap selesai buang air kecil (sekitar 5x sehari).
Pasien tidak mengalami keluhan lain seperti demam, nyeri pada bagian kemaluan, pasien
tidak ada keluhan sakit saat berhubungan namun suaminya mengeluhkan rasa gatal
setelah berhubungan. Buang air besar dan buang air kecil pasien lancar dan tidak
mengandung darah.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya tepatnya dua bulan sebelum ia
hamil, namun ia tidak pernah mengalami keluhan serupa pada kehamilan sebelumnya.
Pasien juga tidak memiliki riwayat penyakit darah tinggi, diabetes, kolestrol, penyakit
jantung, paru, ginjal, dan hati. Pasien juga tidak memiliki riwayat alergi, trauma, riwayat
oprasi maupun riwayat rawat inap.

Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga pasien tidak pernah mengalami gejala seperti ini sebelumnya. Tidak ditemukan
adanya riwayat darah tinggi, diabetes, dan penyakit jantung pada keluarga pasien.

Riwayat Sosial dan Lingkugan


Pasien mengkonsumsi makanan dan mimuman dengan teratur setiap harinya. Pasien juga
mengaku menghindari terlalu banyak makan gorengan, makanan yang berlemak, dan juga
makanan yang terlalu pedas.

31
Riwayat Gaya Hidup
Pasien mengatakan bahwa ia tidak pernah merokok, mengonsumsi minuman beralkohol
atau menggunakan obat-obatan terlarang. Pasien juga mengaku jarang berolahraga dan
lebih memilih untuk menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Selama masa
kehamilannya, pasien mengaku lebih banyak beristirahat dari biasanya dan cenderung
untuk menghabiskan lebih banyak waktu di rumah.

Riwayat Kehamilan
Status kehamilan pasien adalah G3P2A0. Pasien telah mengandung selama 16 minggu.
Selama ini pasien tidak memiliki keluhan tentang kehamilannya. Selama kehamilannya
pasien sudah memeriksakan kehamilannya sebanyak satu kali dan tidak mendapatkan
obat-obatan diluar vitamin (kalsium dan asam laktat). Pasien diperkirakan akan
melahirkan anak ke tiganya pada 27 Juli 2017.

Riwayat Menstruasi
Pasien pertama kali menstruasi saat berumur 13 tahun. Siklus menstruasi pasien lancar
dan teratur yang dialami selama sekitar 4-5 hari. Pasien tidak ingat kapan menstruasi
terakhir yang ia alami sebelum dinyatakan positif hamil.

Riwayat Konstrasepsi
Pasien mengaku pernah mencobab beberapa tipe kontrasepsi seperti pil KB, kontrasepsi
suntik, dan kondom. Pasien mengaku pil KB kurang cocok baginya karena ia sering lupa
untuk mengonsumsinya. Ia merasa lebih cocok mengguakan kontrasepsi yang
disuntikkan, namun pasien tidak mengetahui apa isi dari suntikan tersebut. Pasien
mengaku tidak pernah memiliki masalah selama menggunakan kontrasepsi.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit ringan
Kesadaran : Composmentis
BB / TB : 150 cm/ 40 kg
BMI : 17,33 (normal, batas bawah)
Tanda-Tanda Vital :

32
Tekanan Darah : 110 / 70 mmHg
Respirasi : 18 kali/ menit
Frekuensi Nadi : 85 kali / menit (teratur, kuat)
Suhu : 36,0oC

Kulit : - Warna kulit cokelat


- Pendarahan (-)
- Lesi atau scar (-)
- Turgor kembali cepat

Kepala : - Bentuk normosefalis dan simetris


- Rambut hitam, tidak mudah rontok

Mata : - Anemis konjungtiva (-/-)


- Ikterik sklera (-/-)
- Pupil bulat, isokor, diameter pupil 5mm
- Refleks cahaya normal (+/+)
- Wajah pucat

Hidung : - Tidak tampak sekret maupun darah


- Nafas cuping hidung (-)

Telinga : - Sekret atau darah (-)


- Pendengaran seimbang

Mulut : - Bibir tidak sianosis


- Bibir dan mukosa mulut terlihat kering
- Faring normal
- Uvula intak di tengah
- Tonsil normal

Leher : - KGB normal


- JVP tidak meningkat (<5cm)
Thorax :

33
 Inspeksi
 Bentuk dada simetris
 Tidak ada bekas luka maupun bekas oprasi
 Ictus cordis tidak terlihat
 Tidak ada spider navi, scaring, diskolorasi, benjolan, dan kemerahan
 Palpasi
 Tactile fremitus simetris
 Chest expansion simetris
 Ictus cordis teraba pada ICS V linea midclavicular sinistra
 Perkusi
 Perkusi paru normal, sonor dan simetris
 Batas jantung normal, tidak ada pembesaran
 Batas paru normal, tidak ada pembesaran
 Auskultasi
 Bunyi pernapasan vesikuler
 Tidak ada suara napas tambahan seperti ronki maupun wheezing
 Bunyi jantung S1, S2 normal, tidak ada gallop maupun murmur
Abdomen :
 Inspeksi
 Abdomen terlihat cembung, tidak ada distensi
 Tidak ada bekas luka, ruam, bekas oprasi
 Tidak ada acites, caput medusa, stretch marks
 Auskultasi
 Bising usus normal
 Tidak ada bruit aorta abdominalis maupun bruit arteri renalis
 Tidak ada clicking sound maupun metallic sound
 Palpasi
 Ada nyeri tekan pada region epigastric
 Tidak ada hepatomegaly
 Tidak ada spleenomegali
 Ballottement test (-)
 Lien tidak teraba
 Ketuk CVA tidak terasa nyeri

34
 Perkusi
 Bunyi abdomen timpani, kembung (+)
 Chessboard phenomenon (-)
 Shifting dullness (-)

Ekstremitas : - Bentuk ekstremitas atas & bawah normal


- Tidak ada deformitas
- Akral hangat
- Capillary refill time 1 detik
- Clubbing finger (-)
- Edema (-)
- Luka (-)

RESUME
Pasien bernama Ny. DN, berumur 27 tahun, G3P2A0 usia kehamilan 16 minggu,
mengeluhkan keluarnya cairan berwarna putih susu dari kelaminnya, bewarna putih susu,
kental, tidak berbau, dan disertai kemerahan pada daerah kemaluan serta gatal sejak satu
bulan yang lalu. Pasien pernah mengalami gejala serupa sebelumnya, namun keluarga
pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. Selama kehamilannya
pasien sudah pernah memeriksakan kehamilannya sebanyak satu kali. Sebelum
kehamilan, riwayat menstruasinya baik. Pasien tidak pernah mengalami keluhan saat
melakukan hubungan seksual dan pernah menggunakan alat kontrasepsi berupa pil KB,
kontasepsi yang disuntikkan, dan kondom.

DIAGNOSIS KERJA
Kandidiasis Vulvovaginitis

DIAGNOSIS BANDING
 Trichomoniasis

35
Adalah penyakit saluran infeksi urogenital bagian bawah yang dapat
menyerang wanita maupun pria, bersifat akut atau kronik. Disebabkan oleh
Trichomonas vaginalis dan penularannya biasanya melalui hubungan seksual.
Trikomniasis pada wanita biasanya menyerang dinding vagina.
Pada kasus akut terlihat secret vagina seropurulen berwarna kekuning-
kuningan, kuning-kehijauan, berbau tidak sedap dan berbusa. Dinding vagina akan
terlihat sembab dan kemerahan. Kadang-kadang terbentuk abses kecil pada dinding
vagina dan serviks yang tampak sebagai granulasi berwarna merah dan dikenal
sebagai strawberry appearance dan disertai gejala dipareunia, perdarahan
pascakoitus dan perdarahan intramenstrual. Bila secret banyak yang keluar maka
dapat menimbulkan iritasi pada lipatan paha atau daerah sekitar genitalia eksterna.
 Bacterial Vaginosis
Merupakan suatu sindrom akibat pergantian Lactibacillus spp yang
merupakan flora normal vagina dengan bakteri anaerob dalam konsentrasi tinggi.
Gejala klinis yang bisa diperhatikan pada penyait ini adalah rasa gatal dan terbakar
pada daerah kemaluan serta secret vagina yang berbau tidak sedap. Diagnosis dari
penyakit ini dibuat berdasarkan keluhan penderita, pemeriksaan klinis,
pemeriksaan laboratorium, berupa pemeriksaan mikroskopik sediaan basah
maupun gram dan pemeriksaan biakan jamur, selain itu juga pemeriksaan pH
cairan vagina.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk membantu mengonfirmasi diagnosis
pada pasien ini adalah sebagai berikut;
 Sediaan apus dengan pewarnaan gram: ditemukan pseudohifa dan blastospora
 Sediaan basah dengan larutan KOH 10%: ditemukan pseudohifa dan atau
blastospora

TERAPI
a) Nonmedikamentosa
 Hindari bahan iritan lokal, misalnya produk berparfum
 Hindari pakaian ketat atau dari bahan sintesis

36
 Hindari faktor predesposisi: hormonal, pemakaian kortikosteroid dan antibiotic
yang terlalu lama, kegemukan, dll
b) Medikamentosa
 Klotrimazol kapsul vagina 500mg dengan dosis tunggal atau
 Klotrimazol kapsul vagina 200mg selama tiga hari atau
 Klotrimazol kapsul vagina 100mg selama enam hari atau
 Flukonazol kapsul 150mg per oral dosis tunggal atau
 Itrakonazol kapsul 2 x 200mg per oral selama satu hari atau
 Itrakonazol kapsul 1 x 200mg per hari perr oral selama tiga hari atau
 Ketokonazol kapsul 2 x 200mg per hari per oral selama tujuh hari

DISEASE OVERVIEW
KANDIDIASIS VULVOVAGINITIS

A. DEFINISI
Individu dengan keadaan imunokompeten umumnya resisten terhadap infeksi jamur,
tetapi pada situasi imunokompromis sangat rentan terhadap infeksi jamur. Candida
albicans merupakan penyebab yang paling sering ditemukan, namun C. tropicalis, C.
parapsilosis, C. guilliermondii, C. glabrata, C. krusei serta beberapa spesies lain dapat
menyebabkan komplikasi yang fatal seperti endocarditis dan kandidiasis profundus.

B. MANIFESTASI KLINIS
 Gatal pada daerah vagina
 Cairan vagina yang berwarna putih susu dan kental

37
 Sakit atau ketidaknyamanan saat berhubungan seksual
 Kemerahan pada vagina
 Rasa tidak nyaman seperti terbakar pada daerah vagina

C. PATOGENESIS
Kandidiasis merupakan infeksi sistemik yang sangat rentang menyerang saat
ketahanan fagositik host menurun. Perempuang dengan kehamilan trimester tiga, orang
dengan diabetes mellitus, keganasan hematologi, pasien yang mendapatkan antibiotic
spectrum luas atau corticosteroid dosis tinggi sangat rentan terhadap penyakit ini. Spesies
Candida, kecuali C. glabrata tampak dalam jaringan sebagai jamur maupun pseudohifa.
Lesi visceral ditandai dengan nekrosis dan renpons inflamatorik neutrofilik. Kandidiosis
visceral akan menimbulkan komplikasi neutropenia sehingga menunjukkan peranan
utama neutrophil dalam mekanisme pertahanan host terhadap jamur ini. Melalui sirkulasi
candida dapat menimbulkan berbagai infeksi pada ginjal, hepar, menempel pada katup
jantung buatan, meningitis, arthritis, endoptalmitis.

BAB VIII
DAFTAR PUSTAKA

Sutanto, Ismid, Sjarifuddin, Sungkar. 2013. Buku Ajar: Parasitologi Kedokteran. 4 th


edition. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Setiati,Alzi,Sudoyo,Simadibrata,Setyohadi. 2014. Buku Ajar: Ilmu Penyakit Dalam.
6 edition. Jakarta: InternaPublishing
th

McCance, L. Kathryn, RN., E. Huenther, Sue., L. Brashers, Valentina., S. Note,


Neal., et al, 2010. Pathophysiology The Biologic Basic for Disease in Adults and
Children. United States of America:Mosby Elsevier.

Tanto, C. (2014). Kapita Selekta Kedokteran (edisi keempat). Jakarta: Media


Aesculapius

38
Drossman DA. The Functional Gastrointestinal Disorders and the Rome III process.
Gastroenterology 2006;130:1377-90.

39

Anda mungkin juga menyukai