PUSKESMAS JAMBE
Dibuat oleh:
Cindy Riannie 00000007549
Maria Gabriella Ananta 00000006461
Dibimbing oleh:
dr. Priscilla Yani Gunawan, Sp.S
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
2017
1
DAFTAR ISI
Judul 1
Daftar Isi 2
BAB I – Laporan Keluarga Binaan 3
1.1 Identitas Keluarga 3
1.2 Fungsi Keluarga 5
1.3 Tahapan Perkembangan Keluarga 6
1.4 Kondisi Sosio-Ekonomi Keluarga 8
BAB II – Genogram Keluarga 9
BAB III – Kondisi Rumah dan Lingkungan Sekitar 10
3.1 Denah Rumah 10
3.2 Karakteristik Rumah dan Lingkungan Sekitar 10
3.3 Ventilasi dan Pencahayaan 11
3.4 Sanitasi 12
BAB IV – Masalah dalam Keluarga 13
BAB V – Upaya yang Dilakukan 16
BAB VI – Lampiran 20
BAB VII – Laporan Kasus 21
7.1 Laporan Kasus 1 21
7.2 Laporan Kasus 2 31
BAB VIII – Daftar Pustaka 39
2
BAB I
LAPORAN KELUARGA BINAAN
3
1.1.3 Nama : An. HAA
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 13 tahun
TTL : 16 Juni 2004
Status pernikahan : Belum menikah
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Islam
Tinggi badan : 150 cm
Berat badan : 45 kg
BMI : 20.00 kg/m2 (normal)
4
Agama : Islam
Tinggi badan : 105 cm
Berat badan : 16 kg
BMI : 14.51 kg/m2 (normal)
5
Secara keseluruhan, nilai APGAR keluarga Ny. S adalah 9, sehingga termasuk
dalam kriteria keluarga yang sehat yang anggotanya saling mendukung satu sama lain.
6
5. Tahap V – Keluarga dengan Anak Usia Remaja
Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6-7 tahun kemudian.
Keluarga Ny. S sedang berada pada tahap V, yakni keluarga dengan anak
usia remaja. Tugas perkembangan pada tahap ini merupakan:
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab.
b. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga
c. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga.
Tahap V merupakan tahap yang paling sulit dikarenakan orang tua harus perlahan
melepas otoritasnya dan membimbing anaknya untuk bertanggung jawab. Seringkali
pada tahap ini, muncul konflik antara orang tua dan anak.
7
1.4 Kondisi Sosio-Ekonomi Keluarga
Pemasukkan keluarga saat ini hanya berasal dari Bpk. D yang bekerja sebagai
karyawan di took material.
8
BAB II
GENOGRAM KELUARGA
Laki-laki
Perempuan
Hamil
Laki-laki – merokok
Laki-laki – Hipertensi
Binatang Peliharaan
Laki-laki – Meninggal
9
BAB III
KEADAAN RUMAH DAN LINGKUNGAN SEKITAR
10
100% rampung. Masih terdapat ruangan yang belum dilapisi semen dan di
cat. Di dalam rumah tersebut hanya terdapat dua kamar tidur yang ditempati
oleh Ny.S & Bpk.D dan An.MA & An.MS sedangkan An.HAA lebih
memilih untuk tidur di ruang keluarga. Salah satu yang menjadi kekurangan
rumah tersebut adalah tidak adanya akses langsung ke kamar mandi dari
dalam rumah serta terdapat kandang ayam serta kerbau yang berjarak sangat
dekat dengan rumah. Keadaan di dalam rumah terlihat sedikit berdebu tetapi
tidak sampai menganggu pernafasan. Dapat juga dijumpai kucing pada teras
rumah yang merupakan peliharaan An.MA.
Ventilasi di rumah Ny. S terdiri dari 15 jendela kecil di bagian atas rumah
berukuran 0.5m x 0.5m dan juga 1 pintu berukuran 1m x 2m yang terbuka
lebar dari pagi hingga sore hari. Secara keseluruhan ventilasi di rumah ini
tergolong baik karena saat masuk ke dalam rumah, udara di dalam rumah
terasa sejuk.
Ventilasi ideal adalah minimal 10% dari luas lantai, sehingga ventilasi Ny.
S tersebut memenuhi syarat.
11
3.4 Sanitasi
Sanitasi pada rumah keluarga Ny.S dan Bpk.D dapat dikatakan kurang
baik. Hal ini dikarenakan air yang digunakan untuk memandikan binatang
peliharaan diambil dari kali yang terdapat di sekitar rumah. Sedangkan air
yang digunakan untuk mencuci berasal dari air PAM. Air yang dikonsumsi
untuk minum dan memasak juga berasal dari PAM yang sama namun
walaupun telah dimasak air tersebut masih berbau seperti besi dan memiliki
rasa yang janggal.
12
BAB IV
MASALAH DALAM KELUARGA
Psikologis - -
Pasien menjaga
Rumah dalam tahap keselamatan anggota
1 Ny. S
pembangunan keluarga dalam masa
pembangunan rumah
Pasien menjaga
kebersihan kandang dan
Memelihara peliharaan:
Sosio- tidak membiarkan
ayam dan kerbau
ekonomi peliharaan masuk ke
dalam rumah
Pasien mengetahui
bahaya dari merokok
Pasien menyadari
2 Bpk. D Biologis Merokok 1 pak per hari bahaya dari merokok
hingga perlahan
mengurangi hingga
menghentikan
kebiasaan merokok
13
Pasien memeriksakan
Leher pegal-pegal
kesehatannya ke
disertai sakit kepala
puskesmas terdekat
Pasien memeriksakan
kesehatannya ke
Tekanan darah 160/100 puskesmas terdekat dan
dengan riwayat mengingatkan mengenai
hipertensi pentingnya minum obat
anti hipertensi secara
teratur
Psikologis - -
Pasien menjaga
Rumah dalam tahap keselamatan anggota
pembangunan keluarga dalam masa
pembangunan rumah
Pasien menjaga
kebersihan kandang dan
Sosio- Memelihara peliharaan:
tidak membiarkan
ekonomi ayam dan kerbau
peliharaan masuk ke
dalam rumah
Psikologis - -
Sosial-
- -
ekonomi
Biologis - -
4 An. MA
Psikologis - -
14
Sosial-
- -
ekonomi
Memiliki kebiasaan
tidak menggunakan
sendal saat bermain di
Menyadarkan
halaman rumah
pentingnya menjaga
Biologis
kebersihan diri sendiri
Jarang mencuci tangan
5 An. MS bagi kesehatan
sebelum makan dan
setelah selesai bermain
di luar
Psikologis - -
Sosial-
- -
ekonomi
15
BAB V
UPAYA YANG DILAKUKAN
Hari / Tanggal
Hasil Kunjungan Upaya yang Dilakukan
Kunjungan
Kamis, 23 Perkenalan dengan Edukasi mengenai
Februari 2017 Ny. S dan An. MS kehamilan di umur > 35
Penjelasan mengenai tahun harus dibarengi
keluarga binaan dan dengan kesehatan fisik
menanyakan dan jasmani dari Ibu
kesediaan Ny. S Edukasi mengenai
untuk dibina pentingnya rutin kontrol
Anamnesis singkat antenatal care
Ny. S yang sedang Edukasi mengenai
kontrol kehamilan di pertumbuhan anak
Posyandu terutama hal-hal yang
Melakukan perlu diperhatikan seperti
pengukuran tinggi gizi dan faktor psikososial
dan berat badan anak
Melakukan
pengukuran tekanan
darah Ny. S
menggunakan
sphygmomanometer
yang telah kami bawa
Mengetahui jumlah
anggota keluarga Ny.
S
Mengetahui
kehamilan keempat
Ny. S
Anamnesis singkat
mengenai kehamilan
Ny. S, ditemukan
normal
Mengetahui An. MS
telah melengkapi
jadwal imunisasi
Mengetahui bahwa
Ny. S pernah
mengalami keguguran
akibat terjatuh
Kamis, 9 Maret Pertemuan dengan Edukasi mengenai bahaya
2017 Ny. S, Bpk. D, dan hipertensi dan pentingnya
16
An. HAA di rumah minum obat anti hipertesi
Ny. S secara teratur
Mengetahui kondisi Edukasi mengenai bahaya
rumah dan dari rokok terutama saat
lingkungan sekitar ada ibu hamil di
keluarga Ny. S sekitarnya
Melakukan Edukasi kepada keluarga
wawancara dan mengenai pentingnya
anamnesis terhadap mengecek kesehatan ke
anggota keluarga puskesmas apabila sudah
yang berada di rumah ada keluhan yang
Mengetahui identitas menganggu aktivitas
dan sosiodemografi sehari-hari
keluarga Edukasi Bpk. D untuk
Mengetahui denah mulai mengurangi rokok
rumah, perkiraan luas sampai bisa berhenti
rumah, ventilasi merokok
rumah ruangan yang Edukasi kepada keluarga
ada di dalam rumah, akan pentingnya
lingkungan sekitar, dukungan psikososial
sumber listrik, sumber kepada ibu hamil
air dan tempat
pembuangan sampah
Melakukan
pengukuran tekanan
darah Ny. S dan Bpk.
D
Melakukan
pengukuran tinggi
dan berat badan Bpk
D dan An. HAA
Mengetahui Bpk. D
merupakan perokok
sedang dengan index
Brinkman 300 (20
batang per hari
selama 15 tahun)
Mengetahui Bpk. D
memiliki riwayat
hipertensi dan tidak
meminum obat
dengan teratur
Mengetahui seluruh
anggota keluarga Ny.
S sudah didaftarkan
17
dalam BPJS
Mengetahui rasa air
minum yang
diberikan, janggal
Mengetahui An. HAA
sudah memiliki
imunisasi lengkap
Kamis, 23 Maret Kontrol rutin Edukasi mengenai
2017 kehamilan Ny. S pentingnya meminum
Mengetahui bahwa vitamin yang diberikan
seluruh keluarga bidan setiap harinya
memberikan Edukasi untuk berhati-hati
dukungan secara fisik dengan bahaya dalam
dan mental kepada kehamilan yaitu TORCH
Ny. S termasuk faktor-faktor
Mengetahui Ny. S yang bisa membawa
pernah mengalami TORCH tersebut
keguguran satu kali Edukasi mengenai
sebelum mengandung menjaga pola makan
anak yang terutama bagi anak-anak
dikandungnya Ny. S
sekarang Edukasi pola makan ibu
Mengetahui Ny. S hamil (ATI) yang perlu
sudah pernah diterapkan
menggunakan pil KB Edukasi mengenai
dan kontrasepsi yang kebersihan rumah yang
disuntikkan perlu dijaga dari binatang
(lingkaran emas) peliharaan
Mengetahui kebiasaan Mengajarkan An. MS cara
Ny. S dalam menjaga mencuci tangan yang baik.
kehamilannya
(minum susu untuk
ibu hamil, minum
vitamin yang
diberikan bidan)
Mengetahui kebiasaan
keluarga dalam hal
makanan sehari-hari
Melakukan
wawancara singkat
mengenai imunisasi,
pertumbuhan dan
perkembangan An.
MA dan An. MS
lewat Ny. S
18
Mengetahui An. MA
yang memiliki
peliharaan berupa
kucing liar
Kamis, 6 April Menanyakan Edukasi mengenai
2017 mengenai kehamilan persiapan fisik dan mental
Ny. S sampai dengan hari
Mengetahui bahwa melahirkan
Ny. S sempat berhenti Edukasi dan menyarankan
minum vitamin untuk segera ke
kalsium disebabkan puskesmas atau langsung
kehabisan obat dan ke rumah sakit untuk
belum membeli periksa menggunakan
kembali, namun USG oleh dokter spesialis
sekarang sudah obgyn
mengonsumsi Edukasi mengenai
kembali pentingnya dukungan
Melakukan dalam keluarga untuk
pemeriksaan tekanan mendukung Bpk. D
darah Ny. S di meminum obat secara
kehamilan bulan ke-7 teratur dan memotivasi
menggunakan untuk mengurangi rokok
sphygmomanometer Edukasi mengenai pola
Menjelaskan bahwa makan yang teratur dan
keluarga binaan sudah cara makan yang benar
selesai dan berterima untuk An. HAA
kasih atas kerja sama Memastikan untuk
dan hubungan yang langsung ke puskesmas
telah terjalin terdekat atau rumah sakit
apabila sudah merasakan
adanya kontraksi perut
saat menjelang kelahiran
19
BAB VI
LAMPIRAN
BAB VII
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS 1
IDENTITAS PASIEN
Nama : AN. HAA
Jenis Kelamin : Laki - laki
Usia : 13 tahun
Alamat : Tangerang
Pekerjaan : Pelajar
Status Pernikahan :-
BMI : 20,00 kg/m2 (normal)
ANAMNESIS
Anamnesis yang dilakukan adalah dengan cara autoanamnesis di rumah pasien.
Keluhan Utama
Nyeri perut bagian atas sejak lima hari yang lalu
20
Keluhan Tambahan
Pasien merasa cepat kenyang dan begah walaupun hanya makan sedikit
21
Riwayat Tumbuh Kembang
Menurut orang tua pasien, ia tidak memiliki keterlambatan perkembangan. Pertumbuhan
pasien juga sesuai dengan kurva pertumbuhan. Pasien mendapatkan asi eksklusif selama
6 bulan pertama kemudian perlahan digantikan dengan susu formula dan makanan padat.
Riwayat imunisasi wajib pasien juga dikatakan lengkap.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
BB / TB : 150 cm/ 45 kg
BMI : 20,00
Tanda-Tanda Vital:
Tekanan Darah : 110 / 70 mmHg
Respirasi : 19 kali/ menit
Frekuensi Nadi : 85 kali / menit (teratur, kuat)
Suhu : 36,5oC
22
- Nafas cuping hidung (-)
Thorax :
Inspeksi
Bentuk dada simetris
Tidak ada bekas luka maupun bekas oprasi
Ictus cordis tidak terlihat
Tidak ada spider navi, scaring, diskolorasi, benjolan, dan kemerahan
Palpasi
Tactile fremitus simetris
Chest expansion simetris
Ictus cordis teraba pada ICS V linea midclavicular sinistra
Perkusi
Perkusi paru normal, sonor dan simetris
Batas jantung normal, tidak ada pembesaran
Batas paru normal, tidak ada pembesaran
Auskultasi
Bunyi pernapasan vesikuler
Tidak ada suara napas tambahan seperti ronki maupun wheezing
Bunyi jantung S1, S2 normal, tidak ada gallop maupun murmur
23
Abdomen :
Inspeksi
Abdomen terlihat cembung, ada distensi
Tidak ada bekas luka, ruam, bekas oprasi
Tidak ada acites, caput medusa, stretch marks
Auskultasi
Bising usus normal
Tidak ada bruit aorta abdominalis maupun bruit arteri renalis
Tidak ada clicking sound maupun metallic sound
Palpasi
Ada nyeri tekan pada region epigastric
Tidak ada hepatomegaly
Tidak ada spleenomegali
Ballottement test (-)
Lien tidak teraba
Ketuk CVA tidak terasa nyeri
Perkusi
Bunyi abdomen timpani, kembung (+)
Chessboard phenomenon (-)
Shifting dullness (-)
RESUME
Pasien mengalami nyeri perut bagian atas tengah (ulu hati) yang disertai
rasa mual sejak 5 hari yang lalu. Nyeri terasa tajam, terlokalisasi (tidak menyebar),
24
terkadang disertai rasa panas seperti terbakar skala nyeri 5 dan terkadang timbul sesaat
setelah makan. Pasien juga lebih cepat merasa kenyang dan begah walau baru makan
sedikit. Pasien sudah pernah mengonsumsi antangin untuk meredakan gejala yang
dialami namun tidak begitu membantu. Ayah dan kakek pasien memiliki riwayat
hypertension. Pola makan pasien tidak teratur (makan 2 kali sehari) dan suka
mengonsumsi buah-buahan yang asam. Dari pemeriksaan fisik ditemukan bentuk
abdomen cembung dan terdapat distensi, ada bunyi kembung saat perkusi dan terdapat
nyeri tekan epigastric saat palpasi.
DIAGNOSIS KERJA
Dispepsia fungsional
DIAGNOSIS BANDING
Dispepsia organic
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang, namun jika memungkinkan
dapat dilakukan pemerikasaan penunjang untuk menyingkirkan adanya kelainan organik,
pemeriksaan untuk dispepsia terbagi pada beberapa bagian :
1. Pemeriksaan laboratorium, biasanya meliputi hitung jenis sel darah yang lengkap dan
pemeriksaan darah dalam tinja, dan urin. Jika 1 ditemukan leukositosis berarti ada tanda-
tanda infeksi. Jika tampak cair berlendir atau banyak mengandung lemak pada
pemeriksaan tinja kemungkinan menderita malabsorpsi.
2. Barium enema untuk memeriksa saluran cerna pada orang yang mengalami kesulitan
menelan atau muntah, penurunan berat badan atau mengalami nyeri yang membaik atau
memburuk bila penderita makan.
3. Endoskopi bisa digunakan untuk mendapatkan contoh jaringan dari lapisan lambung
melalui tindakan biopsi. Pemeriksaan nantinya di bawah mikroskop untuk mengetahui
apakah lambung terinfeksi Helicobacter pylori.
4. Pemeriksaan penunjang lainnya seperti foto polos abdomen, serologi H. pylori, urea
breath test, dan lain-lain dilakukan atas dasar indikasi.
TERAPI
Beberapa pilihan terapi yang dapat diberikan pada pasien ini adalah sebagai berikut;
25
Non farmakologis
Gejala dapat dikurangi dengan menghindari makanan yang mengganggu, diet tinggi
lemak, kopi, alkohol, dan merokok. Selain itu, makanan kecil rendah lemak dapat
membantu mengurangi intensitas gejala.
Farmakologis
Antasida
Antasida akan menetralisir sekresi asam lambung. Antasida biasanya mengandung
natrium bikarbonat, Al(OH)3, Mg(OH)2, dan magnesium trisiklat. Pemberian
antasida tidak dapat dilakukan terus-menerus, karena hanya bersifat simtomatis
untuk mengurangi nyeri. Magnesium trisiklat merupakan adsorben nontoksik, namun
dalam dosis besar akan menyebabkan diare karena terbentuk senyawa MgCl2.
Antikolinergik
Kerja obat ini tidak sepsifik, Obat yang agak selektif adalah pirenzepin yang bekerja
sebagai anti reseptor muskarinik yang dapat menekan sekresi asam lambung sekitar
28% sampai 43%. Pirenzepin juga memiliki efek sitoprotektif.
Antagonis resptor H2
Golongan obat ini banyak digunakan untuk mengobati dispepsia organik atau
esensial seperti tukak peptik. Obat yang termasuk golongan ini adalah simetidin,
ranitidin, dan famotidin.
Proton pump inhibitor (PPI)
Golongan obat ini mengatur sekresi asam lambung pada stadium akhir dari proses
sekresi asam lambung. Obat-obat yang termasuk golongan PPI adalah omeprazol,
lansoprazol, dan pantoprazol.
Sitoprotektif Prostaglandin sintetik
Seperti misoprostol (PGE1) dan enprostil (PGE2) selain bersifat sitoprotektif juga
menekan sekresi asam lambung oleh sel parietal. Sukralfat berfungsi meningkatkan
prostaglandin endogen, yang selanjutnya memperbaiki mikrosirkulasi, meningkatkan
produksi mucus dan meningkatkan sekresi bikarbonat mukosa, serta membentuk
26
lapisan protektif (sile protective) yang bersenyawa dengan protein sekitar lesi
mukosa saluran cerna bagian atas.
Golongan prokinetik
Obat yang termasuk golongan ini yaitu sisaprid, domperidon, dan metoklopramid.
Golongan ini cukup efektif untuk mengobati dispepsia fungsional dan refluks
esofagitis dengan mencegah refluks dan memperbaiki asam lambung.
Golongan anti depresi
Kadang kala juga dibutuhkan psikoterapi dan psikofarmaka (obat anti depresi dan
cemas) pada pasien dengan dispepsia fungsional, karena tidak jarang keluhan yang
muncul berhubungan dengan faktor kejiwaan seperti cemas dan depresi. Contoh dari
obat ini adalah golongan trisiclic antidepressants (TCA) seperti amitriptilin.
DISEASE OVERVIEW
Dispepsia adalah suatu keadaan yang ditandai oleh salah satu atau lebih gejala
utama area gastroduodenal berikut: nyeri epigastrium, rasa terbakar di epigastrium, rasa
penuh setelah makan, atau sensasi cepat kenyang. Dispepsia dibedakan menjadi
dyspepsia organic dan fungsional. Dispepsia organic disebabkan oleh kelainan struktur,
biokomia atau sistemik. Sedangkan biokimia fungsional adalah dyspepsia yang tidak
ditemukan adanya penyebab organic.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya dyspepsia, antara lain
adalah:
1. Faktor Genetik
Genetik merupakan faktor predisposisi pada penderita gangguan gastrointestinal
fungsional. Faktor genetik dapat mengurangi jumlah sitokin antiinflamasi (Il-10,
TGF-β). Penurunan sitokin antiinflamasi dapat menyebabkan peningkatan
sensitisasi pada usus. Selain itu polimorfisme genetik berhubungan dengan protein
dari sistem reuptake synaptic serotonin serta reseptor polimorfisme alpha
adrenergik yang mempengaruhi motilitas dari usus. 5,13 Insiden keluarga yang
27
mengalami gangguan fungsional gastrointestinal berhubungan dengan potensi
genetik.
2. Faktor Psikososial
Penyelidikan atas pengaruh psikososisal mengungkapkan bahwa stres adalah faktor
yang mempengaruhi dispepsia fungsional. Emosional yang labil memberikan
kontribusi terhadap perubahan fungsi gastrointestinal. Hal ini akibat dari pengaruh
pusat di enterik. Stres adalah faktor yang diduga dapat mengubah gerakan dan
aktivitas sekresi traktus gastrointestinal melalui mekanisme-neuroendokrin.
3. Pengaruh Flora Bakteri Infeksi Helicobacter pylori (Hp)
Mempengaruhi terjadinya dispepsia fungsional. Penyelidikan epidemiologi
menunjukkan kejadian infeksi Hp pada pasien dengan dispepsia cukup tinggi,
walaupun masih ada perbedaan pendapat mengenai pengaruh Hp terhadap
dispepsia fungsional. Diketahui bahwa Hp dapat merubah sel neuroendokrin
lambung. Sel neuroendokrin menyebabkan peningkatan sekresi lambung dan
menurunkan tingkat somatostatin.
4. Gangguan motilitas dari saluran pencernaan
Stres mengakibatkan gangguan motilitas gastrointestinal. Gastric scintigraphy
ultrasonography dan barostatic measure menunjukkan terganggunya distribusi
makanan didalam lambung, dimana terjadi akumulasi isi lambung pada perut
bagian bawah dan berkurangnya relaksasi pada daerah antral. Dismolitas
duodenum adalah keadaan patologis yang dapat terjadi pada dispepsia fungsional,
dimana terjadi gangguan aktivitas mioelektrikal yang merupakan pengatur dari
aktivitas gerakan gastrointestinal.
5. Hipersensitivitas visceral
Hipersensitivitas viseral merupakan suatu distensi mekanik akibat gastrointestinal
hipersensitif terhadap rangsangan, merupakan salah satu hipotesis penyakit
gastrointestinal fungsional. Sensasi viseral ditransmisikan dari gastrointestinal ke
otak, dimana sensasi nyeri dirasakan. Peningkatan persepsi nyeri sentral
berhubungan dengan peningkatan sinyal dari usus. Peningkatan perangsangan pada
dinding perut menunjukkan disfungsi pada aktivitas aferen. Secara umum
terganggunya aktivitas serabut aferen lambung mungkin menyebabkan timbulnya
gejala dispepsia. Dispepsia fungsional juga ditandai oleh respon motilitas yang
cepat setelah rangsangan kemoreseptor usus. Hal ini mengakibatkan rasa mual dan
penurunan motilitas duodenum. Mekanisme hipersensitivitas viseral ini juga terkait
28
dengan mekanisme sentral. Penelitian pada nyeri viseral dan somatik menunjukkan
bagian otak yang terlibat dalam afektif, kognitif dan aspek emosional terhadap rasa
sakit yang berhubungan dengan pusat sistem saraf otonom. Kemungkinan bahwa
perubahan periperal pada gastrointestinal dimodulasi oleh mekanisme 28 sentral.
Bagian kortikolimbikpontin otak adalah bagian pusat terpenting dalam persepsi
stimuli periperal.
Manifestasi klinis yang akan terlihat pada seseorang yang menderita dyspepsia
adalah sebagai berikut:
a. Postprandial Distress Syndrome
Rasa kembung setelah makan, terjadi setelah mengkonsumsi makanan porsi
biasa paling sedikit beberapa kali selama seminggu. Cepat terasa penuh perut
sehingga tidak dapat mernghabiskan makanan dengan porsi biasa paling
tidak beberapa kali selama seminggu.
CLINICAL REASONING
Pada pasien ini terdapat beberapa gejala dan faktor yang berhubungan dengan
Dispepsia Fungsional. Pasien mempunyai keluhan nyeri ulu hati disertai rasa mual.
Nyerinya seperti ditusuk-tusuk dan terlokalisasi. Nyeri juga disertai rasa panas seperti
terbakar. Rasa nyeri terkadang timbul sesaat setelah makan. Pasien juga mengaku lebih
cepat merasa kenyang daripada biasanya dan merasa begah/kembung walau baru makan
sedikit. Pasien sudah pernah mengonsumsi antangin untuk meredakan nyerinya namun
tidak begitu membantu.
29
Gejala pasien mempunyai kesamaan dengan ciri-ciri Dispepsia Fungsional
sehingga saya menyatakan diagnosis seperti itu. Diagnosis banding yang masih harus
disingkirkan adalah Dispepsia organik.
Dispepsia Organik:
Poin Pro : nyeri di ulu hati, ada rasa terbakar, kembung
Poin Kontra : usia dibawah 40 tahun, tidak responsive terhadap obat, secara
klinis pasien tampak sehat.
LAPORAN KASUS 2
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. DN
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 27 tahun
Alamat : Tangerang
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status Pernikahan : Sudah Menikah
ANAMNESIS
Dilakukan anamnesis secara autoanamnesis di rumah pasien saat kunjungan rumah.
Keluhan Utama
Pasien datang mengeluhkan adanya cairan berwarna putih susu, kental yang keluar dari
kemaluannya sejak satu bulan yang lalu
Keluhan Tambahan
Bagian sekitar kemaluan pasien terasa gatal
30
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dengan G3P2A0 yang sedang mengandung selama 16 minggu mengeluhkan
keluarnya cairan berwarna putih susu, kental, dan tidak berbau dari kemaluan pasien
sejak satu bulan yang lalu. Keluarnya cairan tersebut juga disertai dengan rasa gatal pada
kemualuan pasien. Rasa gatal yang timbul dengan keluarnya cairan tersebut membuat
pasien merasa tidak nyaman sehingga menghambat aktivitas pasien. Pasien belum
mencoba meminum obat apapun untuk mengurangi gejala yang dialaminya. Tidak ada
faktor yang dapat memperparah atau memperingan keluhan pasien. Pasien mengatakan
bahwa kemalunnya tampak merah, namun pasien beranggapan bahwa kemerahan tersebut
disebabkan oleh karena ia sering menggaruk kemaluannya karena merasa tidak dapat
menahan rasa gatal tersebut. Pasien juga mengatakan bahwa cairan yang keluar dari
kemalunnya semakin hari dirasakan semakin bertambah banyak. Hal itu menyebabkan
pasien mengganti celana dalamnya setiap selesai buang air kecil (sekitar 5x sehari).
Pasien tidak mengalami keluhan lain seperti demam, nyeri pada bagian kemaluan, pasien
tidak ada keluhan sakit saat berhubungan namun suaminya mengeluhkan rasa gatal
setelah berhubungan. Buang air besar dan buang air kecil pasien lancar dan tidak
mengandung darah.
31
Riwayat Gaya Hidup
Pasien mengatakan bahwa ia tidak pernah merokok, mengonsumsi minuman beralkohol
atau menggunakan obat-obatan terlarang. Pasien juga mengaku jarang berolahraga dan
lebih memilih untuk menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Selama masa
kehamilannya, pasien mengaku lebih banyak beristirahat dari biasanya dan cenderung
untuk menghabiskan lebih banyak waktu di rumah.
Riwayat Kehamilan
Status kehamilan pasien adalah G3P2A0. Pasien telah mengandung selama 16 minggu.
Selama ini pasien tidak memiliki keluhan tentang kehamilannya. Selama kehamilannya
pasien sudah memeriksakan kehamilannya sebanyak satu kali dan tidak mendapatkan
obat-obatan diluar vitamin (kalsium dan asam laktat). Pasien diperkirakan akan
melahirkan anak ke tiganya pada 27 Juli 2017.
Riwayat Menstruasi
Pasien pertama kali menstruasi saat berumur 13 tahun. Siklus menstruasi pasien lancar
dan teratur yang dialami selama sekitar 4-5 hari. Pasien tidak ingat kapan menstruasi
terakhir yang ia alami sebelum dinyatakan positif hamil.
Riwayat Konstrasepsi
Pasien mengaku pernah mencobab beberapa tipe kontrasepsi seperti pil KB, kontrasepsi
suntik, dan kondom. Pasien mengaku pil KB kurang cocok baginya karena ia sering lupa
untuk mengonsumsinya. Ia merasa lebih cocok mengguakan kontrasepsi yang
disuntikkan, namun pasien tidak mengetahui apa isi dari suntikan tersebut. Pasien
mengaku tidak pernah memiliki masalah selama menggunakan kontrasepsi.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit ringan
Kesadaran : Composmentis
BB / TB : 150 cm/ 40 kg
BMI : 17,33 (normal, batas bawah)
Tanda-Tanda Vital :
32
Tekanan Darah : 110 / 70 mmHg
Respirasi : 18 kali/ menit
Frekuensi Nadi : 85 kali / menit (teratur, kuat)
Suhu : 36,0oC
33
Inspeksi
Bentuk dada simetris
Tidak ada bekas luka maupun bekas oprasi
Ictus cordis tidak terlihat
Tidak ada spider navi, scaring, diskolorasi, benjolan, dan kemerahan
Palpasi
Tactile fremitus simetris
Chest expansion simetris
Ictus cordis teraba pada ICS V linea midclavicular sinistra
Perkusi
Perkusi paru normal, sonor dan simetris
Batas jantung normal, tidak ada pembesaran
Batas paru normal, tidak ada pembesaran
Auskultasi
Bunyi pernapasan vesikuler
Tidak ada suara napas tambahan seperti ronki maupun wheezing
Bunyi jantung S1, S2 normal, tidak ada gallop maupun murmur
Abdomen :
Inspeksi
Abdomen terlihat cembung, tidak ada distensi
Tidak ada bekas luka, ruam, bekas oprasi
Tidak ada acites, caput medusa, stretch marks
Auskultasi
Bising usus normal
Tidak ada bruit aorta abdominalis maupun bruit arteri renalis
Tidak ada clicking sound maupun metallic sound
Palpasi
Ada nyeri tekan pada region epigastric
Tidak ada hepatomegaly
Tidak ada spleenomegali
Ballottement test (-)
Lien tidak teraba
Ketuk CVA tidak terasa nyeri
34
Perkusi
Bunyi abdomen timpani, kembung (+)
Chessboard phenomenon (-)
Shifting dullness (-)
RESUME
Pasien bernama Ny. DN, berumur 27 tahun, G3P2A0 usia kehamilan 16 minggu,
mengeluhkan keluarnya cairan berwarna putih susu dari kelaminnya, bewarna putih susu,
kental, tidak berbau, dan disertai kemerahan pada daerah kemaluan serta gatal sejak satu
bulan yang lalu. Pasien pernah mengalami gejala serupa sebelumnya, namun keluarga
pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. Selama kehamilannya
pasien sudah pernah memeriksakan kehamilannya sebanyak satu kali. Sebelum
kehamilan, riwayat menstruasinya baik. Pasien tidak pernah mengalami keluhan saat
melakukan hubungan seksual dan pernah menggunakan alat kontrasepsi berupa pil KB,
kontasepsi yang disuntikkan, dan kondom.
DIAGNOSIS KERJA
Kandidiasis Vulvovaginitis
DIAGNOSIS BANDING
Trichomoniasis
35
Adalah penyakit saluran infeksi urogenital bagian bawah yang dapat
menyerang wanita maupun pria, bersifat akut atau kronik. Disebabkan oleh
Trichomonas vaginalis dan penularannya biasanya melalui hubungan seksual.
Trikomniasis pada wanita biasanya menyerang dinding vagina.
Pada kasus akut terlihat secret vagina seropurulen berwarna kekuning-
kuningan, kuning-kehijauan, berbau tidak sedap dan berbusa. Dinding vagina akan
terlihat sembab dan kemerahan. Kadang-kadang terbentuk abses kecil pada dinding
vagina dan serviks yang tampak sebagai granulasi berwarna merah dan dikenal
sebagai strawberry appearance dan disertai gejala dipareunia, perdarahan
pascakoitus dan perdarahan intramenstrual. Bila secret banyak yang keluar maka
dapat menimbulkan iritasi pada lipatan paha atau daerah sekitar genitalia eksterna.
Bacterial Vaginosis
Merupakan suatu sindrom akibat pergantian Lactibacillus spp yang
merupakan flora normal vagina dengan bakteri anaerob dalam konsentrasi tinggi.
Gejala klinis yang bisa diperhatikan pada penyait ini adalah rasa gatal dan terbakar
pada daerah kemaluan serta secret vagina yang berbau tidak sedap. Diagnosis dari
penyakit ini dibuat berdasarkan keluhan penderita, pemeriksaan klinis,
pemeriksaan laboratorium, berupa pemeriksaan mikroskopik sediaan basah
maupun gram dan pemeriksaan biakan jamur, selain itu juga pemeriksaan pH
cairan vagina.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk membantu mengonfirmasi diagnosis
pada pasien ini adalah sebagai berikut;
Sediaan apus dengan pewarnaan gram: ditemukan pseudohifa dan blastospora
Sediaan basah dengan larutan KOH 10%: ditemukan pseudohifa dan atau
blastospora
TERAPI
a) Nonmedikamentosa
Hindari bahan iritan lokal, misalnya produk berparfum
Hindari pakaian ketat atau dari bahan sintesis
36
Hindari faktor predesposisi: hormonal, pemakaian kortikosteroid dan antibiotic
yang terlalu lama, kegemukan, dll
b) Medikamentosa
Klotrimazol kapsul vagina 500mg dengan dosis tunggal atau
Klotrimazol kapsul vagina 200mg selama tiga hari atau
Klotrimazol kapsul vagina 100mg selama enam hari atau
Flukonazol kapsul 150mg per oral dosis tunggal atau
Itrakonazol kapsul 2 x 200mg per oral selama satu hari atau
Itrakonazol kapsul 1 x 200mg per hari perr oral selama tiga hari atau
Ketokonazol kapsul 2 x 200mg per hari per oral selama tujuh hari
DISEASE OVERVIEW
KANDIDIASIS VULVOVAGINITIS
A. DEFINISI
Individu dengan keadaan imunokompeten umumnya resisten terhadap infeksi jamur,
tetapi pada situasi imunokompromis sangat rentan terhadap infeksi jamur. Candida
albicans merupakan penyebab yang paling sering ditemukan, namun C. tropicalis, C.
parapsilosis, C. guilliermondii, C. glabrata, C. krusei serta beberapa spesies lain dapat
menyebabkan komplikasi yang fatal seperti endocarditis dan kandidiasis profundus.
B. MANIFESTASI KLINIS
Gatal pada daerah vagina
Cairan vagina yang berwarna putih susu dan kental
37
Sakit atau ketidaknyamanan saat berhubungan seksual
Kemerahan pada vagina
Rasa tidak nyaman seperti terbakar pada daerah vagina
C. PATOGENESIS
Kandidiasis merupakan infeksi sistemik yang sangat rentang menyerang saat
ketahanan fagositik host menurun. Perempuang dengan kehamilan trimester tiga, orang
dengan diabetes mellitus, keganasan hematologi, pasien yang mendapatkan antibiotic
spectrum luas atau corticosteroid dosis tinggi sangat rentan terhadap penyakit ini. Spesies
Candida, kecuali C. glabrata tampak dalam jaringan sebagai jamur maupun pseudohifa.
Lesi visceral ditandai dengan nekrosis dan renpons inflamatorik neutrofilik. Kandidiosis
visceral akan menimbulkan komplikasi neutropenia sehingga menunjukkan peranan
utama neutrophil dalam mekanisme pertahanan host terhadap jamur ini. Melalui sirkulasi
candida dapat menimbulkan berbagai infeksi pada ginjal, hepar, menempel pada katup
jantung buatan, meningitis, arthritis, endoptalmitis.
BAB VIII
DAFTAR PUSTAKA
38
Drossman DA. The Functional Gastrointestinal Disorders and the Rome III process.
Gastroenterology 2006;130:1377-90.
39