Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA TAHAP TUMBUH KEMBANG ANAK

KELOMPOK 2

1. Lisa Yudusia 5. Robiatul adawiyah


2. Herlina Anggraini 6. Meutiya Hidayati
3. Muh Nur Alam 7. Siti Kodriyah
4. Nigita Rena Pima 8. Mutiara muslim
Tinjauan Pustaka

 A. Pengertian
 Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat dimana terjadi interaksi
antara anak dan orang tuanya. Keluarga berasal dari bahasa sansekerta kulu
dan warga atau keluarga yang berarti anggota kelompok kerabat (Padila,
2012).
 B. Keluarga childbearing
 Keluarga childbearing adalah keluarga yang menantikan kelahiran dimulai
sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia
30 bulan
 FUNGSI KELUARGA
 Fungsi keluarga berkaitan dengan peran dari keluarga yang bersifat ganda.
Friedman (1998 dalam Padila, 2012) :
 1. Fungsi afektif
 2. Fungsi Sosialisasi
 3. Fungsi Reproduksi
 4. Fungsi ekonomi
 5. Fungsi perawatan kesehatan
Tahapan dan Tugas perkembangan
Keluarga
 Tahapan dan tugas perkembangan keluarga yang diadaptasi dari Duval
(Mubarak,Santoso, dkk, 2012) adalah :
 Pasangan pemula atau pasangan baru menikah.
 Keluarga dengan “Child Bearing” (Kelahiran Anak Pertama)
 Keluarga dengan anak prasekolah.
 Keluarga dengan anak usia sekolah.
 Keluarga dengan anak remaja.
 Keluarga dengan melepaskan anak ke masyarakat.
 Keluarga dengan tahapan berdua kembali.
 Keluarga dengan tahapan masa tua.
Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga Dengan
Childbearing

 Tahap II : Keluarga dengan Menanti Kelahiran (Child Bearing) Keluarga dengan


menanti kelahiran dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30
bulan (2,5 tahun).
 Tugas perkembangan pada masa ini adalah :
 Persiapan menjadi orang tua
 Membagi peran dan tanggung jawab
 Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang menyenangkan
 Mempersiapkan biaya atau dana child bearing
 Memfasilitasi role learning anggota keluarga
 Bertanggungjawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita
 Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin
PERAN PERAWAT DALAM TAHAP PERKEMBANGAN

 Kemampuan perawat dalam menguasai konsep dasar kesehatan masyarakat


merupakan hal yang sangat penting sebagai dasar untuk memberikan asuhan
keperawatan keluarga dan asuhan keperawatan komunitas.
 Penguasaan ini sangat membantu dalam memberikan arah penyelesaian
dalam menghadapi berbagai permasalahan kesehatan keluarga, kelompok dan
masyarakat atau komunitas. Permasalahan kesehatan keluarga, keluarga
masyarakat atau komunitas yang semakin kompleks seiring dengan perubahan
pola atau gaya hidup masyarakat saat ini yang memungkinkan terjadi
pergeseran pola penyakit, dari penyakit infeksi ke penyakit tidak menular,
seperti penyakit jantung, stroke, hipertensi dan diabetes mellitus yang
cenderung meningkat dan memerlukan perhatian serius dari tenaga
kesehatan, khususnya perawat yang ada di tatanan pelayanan kesehatan
primer dan pelayanan kesehatan rujukan.
PENGKAJIAN KELUARGA

Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga KK : Tn R
2. Usia : 31 tahun
3. Pendidikan : D3 Keperawatan
4. Pekerjaan: Karyawan Swasta (perawat lansia)
5. Alamat: Kota Kashiwa, Prefektur Chiba, Jepang
Komposisi Anggota Keluarga

No Nama   Jenis KelaminHub. Dgn Umur Pendidikan Pekerjaan Ket.


        KK        
D3
Keperawata Ibu
1 Ny. R   Perempuan Istri 32 th n rumah  
              tangga  
Belum
2 By. M   Perempuan Anak 4 bln sekolah -  
        Pertama        
Genogram
 Tipe Keluarga
Keluarga Tn. R termasuk tipe keluarga inti (nuclear family),
yaitu terdiri dari ayah, ibu dan anak.

 Suku Bangsa
Pasangan keluarga ini berasal dari suku yang sama yaitu Jawa.
Keluarga mengatakan kebiasaan yang bertentangan dengan
kesehatan tidak ada.

 Agama

Agama yang dianut keluarga Tn. R adalah agama Islam. Jika


ada di rumah dan bayi sedang kondusif, di rumah sholat
berjamaah bersama istri. Tn. R pergi ke mesjid seminggu
sekali untuk sholat jumat, karena tinggal di Jepang, negeri
dimana Islam menjadi minoritas, mesjid terdekat dari rumah
berjarak 2 km.  
 Status Sosial Ekonomi Keluarga
Pencari nafkah hanya Tn.R dengan penghasilan perbulan sekitar ¥
240.000. Tn. R mengatakan mempunyai keluangan untuk sedikit demi
sedikit menabung untuk masa depan. Pengeluaran rutin perbulan yaitu:
bayar sewa rumah ¥ 55.000; belanja bulanan ¥50.000; listrik, gas dan air
¥16.000; internet dan handphone ¥ 7.000, transport rekreasi bulanan ¥
5.000; sisanya untuk menabung. Anak pertama masih bayi sehingga belum
terlalu banyak pengeluaran, ditambah mendapatkan tunjangan anak dari
daerah sebesar ¥15.000/bulan. Biaya imunisasi dan kontrol kesehatan
juga ditanggung oleh negara Jepang/ gratis.

  Aktivitas Rekreasi Keluarga


Rekreasi yang dilakukan keluarga selain menonton TV dan drama korea di
rumah juga pergi ke supermarket seminggu sekali dan mall tiap 1 bulan
sekali untuk jalan-jalan sambil belanja mingguan dan bulanan. Saat
musim semi dan gugur keluarga mengatakan senang karena cuaca yang
tidak terlalu panas/dingin sehingga sangat menikmati berjalan-jalan
sambil melihat pemandangan.
  
Riwayat Dan Tahap Perkembangan
Keluarga
 Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. R pada tahap perkembangan keluarga sedang
mengasuh a
nak, karena anak pertama saat ini berusia 4 bulan. Tugas perkembangan keluarga
dengan yang harus dilalui adalah:
 Perubahan peran menjadi orang tua, Perubahan hidup yang sulit, masa
transisi, tugas kritis.
 Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga : Peran, interaksi,
kebutuhan – kebutuhan, keselamatan, keterbatasan, toilet training,
komunikasi bayi.
 Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangannya: pembentukan
kembali pola komunikasi, Pembentukan perasaan, perkawinan, hubungan seksual
menurun, konseling KB, hubungan perkawinan yang kokoh dan bergairah sangat
penting bagi stabilitas dan moral keluarga.
Tahap Perkembangan Keluarga yang
Belum Terpenuhi
 Tugas pertama sudah terpenuhi oleh keluarga namun menurut ibu belum
optimal karena masih anak pertama dan sekarang tinggal jauh dari keluarga.
Tn. R sangat kooperatif dalam membantu pekerjaan domestik rumah
tangga. Ny. R mengatakan mempunyai riwayat sakit pinggang dan sering
kambuh apabila terlalu capek.
 Tugas kedua sudah terpenuhi namun juga dirasakan belum optimal oleh
kedua orang tua. anak pertama mereka akan mulai diberikan makanan
tambahan pendamping ASI untuk anak pertama. mereka, mengikuti aturan
di Jepang yaitu sejak usia 5 bulan. Orang tua rajin membaca referensi dan
bertanya dengan dokter spesialis. Ny. R mengatakan agak cemas mengenai
pemberian MP-ASI pertama nanti meskipun sudah mempunyai pengetahuan
dasar, karena perasaan ingin memberikan yang terbaik.
 Tugas ketiga belum terpenuhi dengan optimal. Ny. R mengatakan merawat
anak pertama menghabiskan sebagian besar perhatian dan waktunya.
Riwayat Keluarga Inti
 Tn. R dan Ny. R menikah atas pilihan sendiri dan didasari saling menyukai
serta mendapat restu orang tua kedua belah pihak. Mereka menikah tanpa
berpacaran sebelumnya, tetapi sudah saling kenal selama ± 5 tahun sebelum
menikah, karena mengikuti pelatihan dan bekerja di Jepang di kota yang
sama.
 Riwayat Keluarga Sebelumnya
 Asal keluarga Tn.R dari Bantul dengan 3 bersaudara kandung. Tn. R adalaha
anak laki-laki pertama dan mempunyai 2 adik perempuan. Hubungan keluarga
berjalan baik, meskipun tinggal berjauhan tetapu saling memberi kabar
dengan menelpon. Sedangkan keluarga Ny. R berasal dari Blitar, dengan 2
bersaudara. Ny. R anak bungsu dengan 1 kakak perempuan. Ayah dan Ibu Ny.
R sudah bercerai sejak Ny. R SMA. Ayah Ny. R sudah menikah lagi dan
mempunyai satu orang anak. Ibu Ny. R tinggal bersama dengan keluarga kakak
perempuannya. Kakak perempuan Ny. R mempunyai 3 orang anak. Hubungan
Ayah Ny. R dengan anak cucu nya bisa dikatakan cukup baik, meskipun jarang
bertemu kadang-kadang menanyakan kabar dengan menelpon.
Lingkungan
 Karakteristik Rumah
Pasangan ini tinggal di apartemen kontrakan 2 lantai di lantai 1 dengan
sewa perbulan ¥55.000, ukuran rumah 54 m2, terdiri dari ruang tamu,
ruang tidur, musholla, ruang makan, dapur dan MCK. Jendela dan kisi-
kisi udara ada di setiap ruangan rumah, pintu ada 3 : depan; kamar
tidur dan ruang tamu pintu ke taman belakang. Sirkulasi udara ruangan
dapat berjalan baik. Ruangan bersih, namun banyak peralatan menyusui
dan bayi yang tersusun di sekitar ranjang. Ny. R mengatakan merasa
nyaman apabila semua keperluan tersebut bisa segera dijangkau dari
tempat tidur saat dibutuhkan. Ny. R mengatakan yang bertugas
membersihkan rumah adalah Tn. R. lantai terbuat dari flooring vinyl
bersih tidak licin. MCK bersih, lantai tidak licin. Sampah dipilah sesauai
jenis dan dibuang sesuai dengan jadwal pengambilan sampah oleh
petugas sampah daerah.
Karakteristik Tetangga dan Komunitas
 Kegiatan masyarakat yang diikuti oleh keluarga adalah pengajian
komunitas perawat Indonesia muslim yang tinggal berdekatan sebulan
sekali. Tetangga sekitar apartemen adalah orang Jepang, tidak
mengenal nama, interaksi hanya sebatas tersenyum dan
mengucapkan salam saat berpapasan di luar. Tinggal bersebelahan
apartemen satu keluarga perawat muslim Indonesia, kadang-kadang
saling bertukar masakan. Jarang berkunjung karena sama-sama
mempunyai bayi. Dalam radius 2 km juga tinggal 5 keluarga muslim
lain, 3 keluarga perawat, 1 keluarga pekerja non kesehatan, 1
keluarga mix-couple Indonesia-Jepang.
Mobilitas Geografis Keluarga

 Keluarga ini setelah menikah sempat tinggal berjauhan, dengan Tn. R


bekerja di Jepang dan Ny. R bekerja di Jakarta selama 2 tahun awal.
Kemudian Ny. R berhenti dari pekerjaannya dan mulai tinggal bersama
dengan Tn. R di rumah kontrakan untuk single yang disediakan oleh tempat
kerja Tn. R. Sambil mencari kontrakan yang lebih luas, kurang lebih 5 bulan
kemudian mereka pindah setelah mendapatkan kontrakan yang sesuai
dengan keinginan. Tinggal di kontrakan sekarang sudah satu tahun lebih.
300 m dari kontrakan terdapat taman bermain umum, berjarak 500 m dari
supermarket tempat membeli kebutuhan pokok. Dari apartemen kontrakan
ke stasiun terdekat maupun halte bus ± 1 km, biasa ditempuh berjalan kaki
15-20 menit. Dari statsiun tersebut berjarak satu stasiun (± 2 menit naik
kereta) adalah stasiun besar yang dekat dengan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas umum lain seperti mall, kantor kota, halte bus ke
mall lain dan menuju tempat wisata, musholla, toko halal, dan lainnya. Dari
stasiun besar tersebut kira-kira menempuh 50 menit untuk menuju kota-kota
besar destinasi wisata seperti Tokyo, shibuya, akihabara.
Perkumpulan Keluarga dan Interaksi
dengan Masyarakat
 Sejak menikah keluarga mengatakan belum pernah pulang ke
Indonesia, bahkan ketika hamil dan melahirkan juga tidak bisa
mengundang keluarga di Indonesia untuk mendamoingi karena dalam
keadaan pandemi. Keluarga mengatakan sejak hamil dan melahirkan
anak pertama, hampir setiap hari melakukan panggilan video dengan
keluarga di Indonesia. Interaksi keluarga dengan masyarakat sebatas
komunitas muslim Indonesia di sekitar tempat tinggal dengan saling
bertukar kabar melalui grup chat dan bertemu sebulan atau 2 bulan
sekali. Keluarga aktif memberikan bantuan ketika ada yang
membutuhkan, karena merasa sama-sama berjauhan dengan keluarga
di Indonesia sehingga mengatakan menganggap teman-teman tersebut
sebagai keluarga di Jepang.
Sistem Pendukung Keluarga
 Keluarga tinggal di Indonesia sedangkan Tn. R tinggal di Jepang. Ny. R
mengatakan hanya bisa bertanya dengan keluarga melalui panggilan
kamera. Keluarga di Indonesia memberikan dukungan dari jauh
dengan cara memberikan kiriman perlengkapan menyusui dan bayi
yang Ny. R perlukan. Tn. M belum bisa mengundang keluarga untuk
membantu di Jepang karena masih dalam masa pandemi, dan
sebaliknya Ny. R pun mengatakan belum berani pulang ke Indonesia
karena bayi M masih terlalu kecil.
Struktur Keluarga
 Pola Komunikasi Keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga antara Ny. R dan Tn. R secara terbuka.
Ny. R mengatakan Tn. R terkadang sangat kaku dan kurang fleksibel.
Sedangkan Ny. R terkadang diam dan memendam perasaannya karena
khawatir memicu konflik. Sehingga saat Ny. R merasa tidak sepemikiran,
Ny. R mengatakan saat emosi nya sedang stabil berusaha untuk
mengungkapkan secara baik-baik, akan tetapi saat perasaan yang
terpendam tersebut menumpuk menimbulkan rasa kekesalan pada
suaminya. Bicara menggunakan bahasa Indonesia dan kadang kadang
campur dengan Jawa. Hasil pengamatan petugas kesehatan ( perawat ),
apabila Ny. R berkomunikasi dengan anggota keluarga dengan kata-kata
yang singkat dan nada yang lembut.
Struktur Kekuatan Keluarga
 Sehari-hari saat Tn. R bekerja Ny. N menyelesaikan pekerjaan rumah
sendiri. Tn. R bekerja dengan 4 shift (jam 07:00-16:00, 10:00-19:00,
12:00-21:00, dinas malam 21:00-07:00). Jarak anatara rumah dengan
tempat kerja kurang dari 1 km, ditempuh 5-7 menit dengan sepeda.
Tn. M biasanya berangkat paling cepat 40 menit sebelum jam kerja
dimulai. Ny. R mengatakan Tn. R pun ikut mengerjakan pekerjaan
rumah seperti mencuci, menjemur baju, membersihkan rumah, juga
memandikan Bayi M. Apabila ada permasalahan dalam kluarga Ny. R
dan Tn. R berdiskusi untuk menyelesaikannya. Menrut Ny. N yang
menjadi kekuatan dan penyemangat keluarga adalah Bayi M..
Struktur Peran
 
 Tn. R sebagai suami, kepala rumah tangga dan pencari nafkah utama
dalam keluarga bertanggung jawab penuh dengan keluarganya, terbukti
dengan ungkapannya bahwa dirinya bekerja keras untuk anak dan istrinya.
Sebelum berangat kerja dan sesudah pulang kerja Tn. M menyempatkan
menanyakan kepada istrinya apakah ada yang bisa dibantu.
 Ny. N sebagai istri, pengelola pekerjaan rumah tangga dan perawat utama
anak. Kebutuhan bermain Bayi M dipenuhi bersama-sama antara Tn. R dan
Ny. R dengan saling membagi tugas, namun lebih dominan Ny. R karena
sehari-hari ada di rumah.
 Anggota keluarga saling berhubungan satu sama lain dan saling membantu
peran masing-masing

 Nilai dan Norma Budaya 


 Nilai yang dijalankan dalam keluarga sesuai dengan norma kelompok atau
masyarakat dimana keluarga tersebut tinggal, jadi tidak ada norma dan
nilai-nilai khusus di keluarga Tn. R.
Fungsi Keluarga
 Fungsi Afektif 
 Seluruh anggota keluarga saling menghormati dan menyayangi. Dari aspek
fisik keluarga butuh makanan yang bergizi dan lingkungan yang sehat. Dari
aspek psikis, keluarga butuh saling menyayangi dan menghargai. Dari aspek
kesehatan, keluarga butuh informasi dan perawatan kesehatan
sebagaimana mestinya.

 Fungsi Sosialisasi
 Seluruh anggota keluarga berinteraksi dengan baik dan berusaha untuk
saling menjaga dan mendukung. Menurut pengkajian, keduanya, Tn. R dan
Ny. R bukanlah orang yang gampang bergaul, saat bertemu orang baru
keduanya cenderung diam dan tidak banyak berbicara. Keduanya pun
mengatakan lebih nyaman di lingkungan yang dikenal dan merasa sukar
untuk berkenalan dengan orang baru, meskipun itu sesama orang Indonesia
yang tinggal di Jepang.
Fungsi Perawatan Kesehatan
 
 Keluarga Tn. R menggunakan fasilitas kesehatan bila ada anggota keluarga
yang sakit. Mereka rutin melakukan kontrol tumbuh kembang anak dan
imunisasi Bayi M ke klinik dokter anak terdekat. Ny. R mengatakan Tn. R
cenderung hanya memakan nasi dan lauk utama saja tanpa memakan sayur-
sayuran. Meskipun begitu Ny. R mengatakan berusaha menyajikan makanan
lengkap seperti nasi, lauk (daging ayam, telur, daging sapi (jarang), ikan
(jarang)), sayur-sayuran (lalapan, tumis atau kuah) dan berharap Tn. R
perlahan-lahan merubah pola makannya. Ny. R jarang membuat makanan
tambahan, paling seminggu sekali membuat pisang goreng. Lebih sering
membeli snack yang sudah dijual di supermarket (kerupuk, bolu, kue kering,
dll) dan buah-buahan. Ny. R mengatakan keluarganya biasa tidur malam
jantara jam 23:00 ke atas, bahkan sejak hamil Ny. R mengatakan sukar
tertidur saat malam dan mulai istirahat setelah sholat shubuh dan bangun jam
10:00 am. Tidur siang saat anaknya juga tidur siang, dengan jam yang tidak
tentu. Ny. N mengatakan kalau suaminya kebutuhan tidurnyatercukupi.
Stress Dan Koping Keluarga
 Stressor Jangka Pendek : Ny. R mengatakan masalah yang saat ini
dirasakan adalah Bayi M yang akan mulai memakan makanan
pendamping ASI (2 minggu setelah pengkajian). Ny. R mengatakan
cemas apakah bisa menyiapkan yang terbaik, meskipun sudah
bertanya dengan dokter anak dan mencari sumber-sumber di internet.
 Stressor jangka panjang: Ny. R mengatakan kadang merasa tidak
sepemikiran dengan Tn. R, meskipun pengambilan keputusan akhir
ada di tangan Tn. R, Ny. R mengatakan mencoba untuk belajar
mengungkapkan perasaannya dengan baik. Namun lebih sering
cenderung memendam dan akhirnya menimbulkan kekesalan pada
suaminya.
 Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Masalah
Jika ada masalah, keluarga menghadapinya dengan cara mufakat dan berdoa
minta petunjuk dari Allah SWT. Keluarga yakin dari satu masalah yang
mereka hadapi, pasti banyak kemudahan yang membersamai. Keluarga juga
mengatakan bersyukur atas segala yang telah Allah berikan, seperti anak
yang sehat, dll. Koping yang digunakan keluarga dalam menghadapi masalah
adalah menghadapi masalah bersama-sama dan minta pendapat keluarga
besarny, teman-teman atau senior yang lebih lama tinggal di Jepang, serta
memohon pada Allah SWT. 

 Strategi Adaptasi disfungsional


Keluarga mengatakan apabila ada masalah diupayakan untuk segera
diselesaikan sehingga tidak ada adaptasi disfungsional di keluarganya.

 Harapan Keluarga Terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga


Keluarga berharap perawat dapat membantu mengatasi masalah kesehatan
yang ada di keluarga, memberikan asuhan keperawatan keluarga dilakukan
secara teratur dan berkesinambungan dan diberitahu bagaimana cara
menanggulangi permasalahan yang ada atau cara merawatnya.
PEMERIKSAAN FISIK

Anda mungkin juga menyukai