Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN BAYI BARU LAHIR

DOSEN PENGUJI
Dady Hidayah Damanik S.Kep.,Ns.,M.Kes

Oleh :
Tara Apriyani
1914201036

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FLORA
2022

0
TINJAUAN KASUS

KASUS :

Tn.H 27 tahun dan Ny.R 24 tahun adalah pasangan suami istri. Usia
pernikahan mereka 1 tahun. Mereka memiliki satu anak perempuan bernama
An. V yang berusia 1 bulan. Persalinan Ia melahirkan normal di rumah
ditolong bidan. Berat badan lahir bayi 2800 gram. Ny.R menyatakan
persalinan lancar dan cepat. Tn.H tinggal satu rumah dengan istri, anak. Tn.H
bertempat tinggal di Malino. Tn.H dan Ny.R pendidikan terakhirnya adalah
SMA. Tn.H bekerja sebagai wiraswasta dan Ny.R adalah seorang ibu rumah
tangga. Ny. R menyatakan belum bisa merawat anak baru lahir dan belum
bisa memenuhi kebutuhan nutrisi, belum tahu memandikan dan memberikan
susu formula kepada anaknya karena tidak tahu bagaimana posisi menyusui
yang nyaman, dan tampak ruam popok pada bayinya.

PENGKAJIAN
A. Data umum
1. Identitas
Nama : Ny.R
Umur : 24 tahun

Agama : Islam
Suku : Bugis/jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Malino

2. Komposisi keluarga
Nama L/P Umur Hub.Keluarga Pekerjaan Pend.Terakhir
Tn.H L 27 KK Wiraswasta SMA

1
Ny.R P 24 istri Ibu RT SMA
An.V P 1 bulan anak Tidak ada Belum sekolah

3. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn.H adalah tipe keluarga inti atau nuclear family yang
terdiri ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah
4. Suku bangsa
Tn.H adalah orang gowa dengan suku bugis Makassar dan istrinya orang
jawa timur dengan suku Madura.
5. Agama
Agama keluarga Tn.H ini adalah Islam dan tidak ada satupun ketentuan
islam yang bertentangan dengan kesehatan. 6. Status sosial ekonomi
Keluarga
1. Anggota Keluarga yang mencari nafkah
Adalah Tn.H (KK)
2. Penghasilan
Penghasilan keluaraga Tn.H setiap bulan sekitar Rp 1.500.000
3. Upaya Lain
Kadang-kadang tiap bulanya Tn.H dibantu oleh orangtua
4. Harta benda yang dimiliki Belum ada
5. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan
Pada keluaraga Tn.H pengeluaran tiap bulanaya sekitar Rp. 1.000.000
ini untuk membayar rekening listrik, air dan belanja bahan makanan
sebulan serta susu formula dan popok untuk anaknya
6.Aktivitas rekreasi keluarga
Kegiatan yang dilakukan oleh keluarrga untuk rekreasi adalah
menonton TV.

B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1. Tahap Perkembangan keluarga saat ini adalah

2
Tahap perkembangan keluarga anak baru lahir Ny.R berumur 24 tahun
dan baru memiliki anak dengan usia 1 bulan.
2. Tahap Perkembanagan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya
Tahap perkembangan keluarga yang belum dipenuhi pada masa anak baru
lahir ini yang belum dipenuhi adalah belum bisanya merawat anak baru
lahir dan belum bisa memenuhi kebutuhan nutrisi, ini tampak pernyataan
dari klien kalau belum tahu memandikan anaknya dan selalu minta
bantuan dari ibu mertuanya, dan sudah memberikan susu formula kepada
anaknya karena tidak tahu bagaimana posisi menyusui yang nyaman, dan
tampak ruam popok pada bayinya.
3. Riwayat Keluarga Inti
1. Riwayat Kesehatan keluarga saat ini
Saat ini Tn.H menderita penyakit maag dan Ny.R. Dan An.V
menderita penyakit demam.
2. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya pada Keluarag Tn.H Sumber
3. Pelayanan Kesehatan yang dimanfaatkan
Pelayan Kesehatan yang digunakan oleh Tn.H ini adalah puskesmas
yang jaraknya tidak begitu jauh dari rumah
4. Riwayat Kesehatan keluarga Sebelumnya
Ny.H hanya melahirkan dirumah dengan bantuan bidan dari
puskesmas.

C. Data lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Luas bangunan rumah yang ditempati adalah sekitar 32m2 (panjang 8
Meter dan Lebar 4 mter), terdiri 2 kamar tidur, 1 dapur, 1 wc, dan 1 ruang
keluarga, dan didepan teras terdapat sumur dan septic tank yang jaraknya
sekitar 7 meter. Tn.H Tinggal dirumah yang permanaen terbuat dari
semen dan sudah memilik ventilasi yang bagus, dan tempat pembuangan

3
sampah dibelakang rumah dan nantinya akan dibakar, dan rumah tampak
bersih dan asri.
2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Keluarga Tn.H tinggal didesa rasa persaudaraan antar sesama warga
tinggi, penduduk disekitar rumah adalah penduduk asli bugis Makassar
yang datang dari berbagai daerah, umunya interaksi banyak terjadi pada
sore hari karena pada siang banyak tetangga yang sibuk bekerja
3. Mobilitis Geografis Keluarga
Keluarga Tn.H sudah menempati rumah yang sudah ditempati sejak
1bulan berumah tangga sampai sekarang, dan tidak pernah
berpindahpindah rumah. Namun karena Bapak Hamka adalah wiraswasta
maka dari itu bapak Hamkah jarang berada dirumah
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga berkumpul setiap satu sekali satu bulan di rumah orang tuan
Tn.H karena Tn.H sudah tinggal sendiri, ini merupakan upaya untuk
meningkatkan keharmonisan dan silaturahmi dengan saudara.
Ny.R juga sering pergi ke mesjid mengikuti pengkajian dan ibu ini aktif
dalam anggota arisan kompleks didaerah tempat tinggalnya sehingga
hubungan baik diikalangan masyarakat tercipta

5. System Pendukung Keluarga


Apabila An.V demam maka Ny.R hanya meminta bantuan kepada ibu
bidan.

D. Struktur Keluarga
1. Pola / Cara Komunikasi Keluarga
Dalam Kehidupan sehari-hari Keluarga menggunakan Bahasa Makassar
yang jelas dan jika ada suatu masalah maka dimusyawarahkan dengan
baik dan terbuka dan didiskusikan dengan orang tua untuk diminta
pendapatnya.Dan tidak ada mengalami masalah.
2. Struktur Kekuatan Keluarga

4
Sebelumnya Keluarga mampu menyelesaikan masalah jika ada salah satu
sikap anggota keluarga yang salah maka karena sikap saling perhatian
bisa diatasi, namun semenjak ibu melahirkan kami sering bertanya dan
minta bantuan dengan orang tua cara merawat anak.
3. Struktur Peran (Peran masing-masing anggota keluarga)
Dalam Keluarga Peran sudah berjalan dengan baik seperti Tn.H Sebagai
Kepala keluaga mencari nafkah untuk membiayai keluarga dan Ny.R
sebagai Ibu rumah tangga juga sudah mampu mengatur keluarga dan
membina hubngan baik dengan tetangga teapi belum mampu merawat
anak dengan baik.
4. Nilai dan Norma Keluarga
Nilai yang dianut dalam keluarga dalah berdasarrkan kepercayaan yang
dianut yaitu islam, dan tidak ada konflik nilai yang terjadi. begitu juga
dengan nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat juga menjadi
pedoman dalam ketentuan keluarga dan masing-masing keluarga wajib
untuk mentaatinya, seperti tidak boleh pulang malam, memakai pakaian
yang sopan baik didalam maupun luar rumah, dan juga menjaga perilaku
yang tidak menyimpang, Namun kalau dari segi kesehatan karena kurang
pengetahuan sehingga Ny.R belum bisa merawat anak dan tidak
memberikan ASI ekslusive pada anaknya.

E. Fungsi keluarga
1. Fungsi Afektif
Keluarga ini Harmonis, rukun dan saling menghargai dari masing-masing
peran
2. Fungsi Sosialisasi
Keluarga berperan aktif di masyarakat ini tampak dari Ny.R adalah
anggota aktif arisan kompleks dan ikut berperan serta dalam kegitan
kemasyarakatan. Dan mentaati norma yang berlaku dimasyarakat
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga Tn.H merupakan keluarga yang mampu memberikan makanan 3
kali sehari dan berpakaian yang bagus dan semesetinya dan sensitif

5
terhadap anggota yang sakit, dan pola hidupnya juga sehat seperti tidur,
buang sampah, dan pola makan
4. Fungsi Reproduksi
Karena Ny.R baru melahirkan maka beliau menggunakan alat
kontrasepsi, yaitu Pil KB dan akan berencana berhenti untuk
mengkomsumsi Pil KB saat anaknya usia 2 atau 3 tahun dan Ny.R tidak
ada masalah dalam masalah seksual sama bapak walaupun bapak sering
keluar pergi bekerja.

F. Stress dan Koping Keluarga


1. Stressor Jangka Pendek
Masalah yang dihadapi oleh Tn.H dalam waktu pendek adalah cemas
yang berlebihan bila meninggalkan istrinya berdua dirumah dengan
anaknya karena istrinya belum bisa merawat anaknya.
2. Stressor jangka panjang
Tidak ada masalah jangka panjang yang akan dipikirkan oleh Tn.H
dikarenakan karena anak Tn.H sudah memiliki pekerjaan yang tetap
semuanya
3. Respon keluarga terhadap stressor
Tn.H bila meninggalkan istri dan anaknya berdua,menanggapinya
dengan baik yaitu menyakinkan dirinya kalau istrinya akan berusaha
belajar dengan baik merawat anaknya.

4. Strategi Koping
Keluarga dalam menghadapi masalah ini dengan cara memusyawarakan
dengan anggota keluarga yang lain
5. Strategi Adaptasi funsional
Meskipun selalu diajarkan oleh ibu mertuanya Ny.R belum bisa merawat
bayinya dengan baik.

G. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada An.V adalah:

6
1. Tanda-tanda vital:
TD : 80/40 mmHg
N : 200x/menit (normalnya 80-200)
P : 30x/menit
S : 37,90C (normalnya 36,5-37,50C)
2. Kepala:
Rambut hitam
Konjungtiva Tidak anemi
Sklera Tidak ikterik
Hidung Tidak ada secret simetris
Telinga Tidak keluar serumen
Mulut Mukosa bibir lembab, tidak sariawan
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
3. Dada:
Jantung Tidak ada keluhan
Tidak ada bunyi nafas yang abnormal
Irama jantung teratur dan tampak jelas Tidak ada keluhan
Tidak ada bunyi nafas paru yang abnormal
Irama jantung teratur
4. Abdomen:
Abdomen Datar, ada bising usus20x/mt, tidak nyeri tekan Reproduksi:
5. Turgor kulit:
Terdapat ruam popok pada daerah pantat (bokonng)

H. Harapan keluarga
Semoga demamnya turun dan Ny.R bisa merawat anaknya dengan baik.
Petugas kesehatan dapat membantu Ny.R dalam merawat anaknya dan
mengajarkan hal yang harus dilakukan jika terjadi demam dan iritasi pada
kulit bila terjadi pada anaknya.

7
A. Analisa Data
No. Data Masalah penyebab
1. Ds: Defisiensi Ketidakmampuan
Ny.R mengatakan belum pengetahuan merawat merawat anggota
keluarga yang
bisa merawat bayi mengalami
(memandikan) anaknya gangguan
kesehatan.
sehingga selalu meminta
bantuan kepada ibu
mertuanya.
Do:
Baju anaknya yang belum
diganti karena menunggu
ibu mertuanya dulu.

2. Ds: Ketidakefektifan Ketidakmampuan


Ny.R mengatakan tidak pemberian ASI memodifikasi
lingkungan
tahu bagaimana posisi keluarga untuk
menyusui yang nyaman menjamin
kesehatan
Do:
keluarga.
Usia anaknya 1 bulan.

3. Ds: Demam Ketidakmampuan


Ny.R mengatakan anaknya memutuskan
demam dari semalam. tindakan kesehatan
Do: yang tepat bagi
S: 37,90C keluarga

4. Ds: Kerusakan integritas Ketidakmampuan


Ny.R mengatakan kalau mengenal masalah
anaknya menangis jika kesehatan keluarga
dipasangkan popok.

8
Do:
Terdapat ruam popok pada
daerah pantat (bokonng)

B. Diagnosa Keperawatan
No. Diagnosa keperawatan
1. Defisiensi pengetahuan merawat bayi berhubungan dengan
ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan
kesehatan
2. Ketidakefektifan pemberian ASi berhubungan dengan ketidakmampuan
memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.

3. Demam berhubungan dengan ketidakmampuan memutuskan tindakan


kesehatan yang tepat bagi keluarga.

4. Kerusakan integritas berhubungan dengan ketidakmampuan mengenal


masalah kesehatan keluarga

C. Penilaian (Scoring) Diagnose Keperawatan


Dx. Kriteria Skor Pembenaran
Dx.1 a. Sifat masalah: 1 x1=1 Ibu harus bisa merawat
Keadaan sejahtera 3 3 sendiri anaknya karena
itu tugas dan kewajiban
b. Kemungkinan masalah 1x2=1 seorang ibu yang harus
dapat diubah: 2 dilaksanakan.
Sebagian
c. Potensial masalah untuk 1 x1=1
dicegah: 3 3
Cukup
d. Menonjolnya masalah Ada 1 x 2 = 1
masalah, tetapi tidak perlu
2
ditangani.
3
2

Total skor 2
Dx.2 a. Sifat masalah: 2 x1= ASI sangat baik untuk
Ancaman kesehatan 2 bayi usia 1 bulan. ASI

9
3 3 merupakan makanan
b. Kemungkinan masalah yang paling lengkap dan
dapat diubah: 1 x2= seimbang. ASI
Sebagian 1 mengandung semua
c. Potensial masalah untuk 2 kebutuhan gizi yang
dicegah: diperlukan anak, seperti
Cukup 2 x1= Tyrosine dan
2 Tryptophane, AA, DHA,
d. Menonjolnya masalah:
3 3 ALA, IA dan KOLIN,
Ada masalah, tetapi tidak
Vitamin A,C dan E, dan
perlu ditangani.
Sialic Acid.
1x2=1
4
3

2
Total skor 2

Dx.3 a. Sifat masalah : 3 x1=1 Bila keadaan ini


Tidak/kurang sehat 3 dibiarkan akan
membuat keadaan bayi
lebih buruk sehingga
b. Kemungkinan masalah 2x2=2 bisa terjadi kejang,
dehidrasi bahkan
dapat diubah: 2
kematian.
Mudah
c. Potensial masalah untuk 2 x1=
dicegah 2
3 3

d. Menonjolnya masalah:
Masalah berat, harus 2x2=2

segera ditangani 2
2
3

10
Total skor 5
Dx.4 a. Sifat masalah : 3 x1=1 Ruam popok pada
Tidak/kurang sehat 3 pantat bisa
menyebabkan infeksi
bila tidak ditangani
b. Kemungkinan masalah 1x2=1 dengan cepat.
dapat diubah: sebagian 2
c. Potensial masalah untuk
dicegah: 3 x1=1
Tinggi 3
d. Menonjolnya masalah:
Masalah tidak dirasakan 0
Total skor 3

D. Prioritas Diagnosis Keperawatan


No. Diagnose keperawatan skor
1. Demam berhubungan dengan ketidakmampuan memutuskan 2
tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. 3

5
2 Kerusakan integritas berhubungan dengan ketidakmampuan 2
mengenal masalah kesehatan keluarga 3

3
3. Ketidakefektifan pemberian ASi berhubungan dengan 4
ketidakmampuan memodifikasi lingkungan keluarga untuk 3
menjamin kesehatan keluarga.
2
4 Defisiensi pengetahuan merawat bayi berhubungan dengan 2
ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang mengalami 3
gangguan kesehatan
2

11
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa 1:
Demam berhubungan dengan ketidakmampuan memutuskan tindakan kesehatan
yang tepat bagi keluarga.
Tujuan Kriteria Hasil/Standar Intervensi

12
Suhu tubuh Perilaku Menunjukkan · Ajarkan orangtua agar
kembali (Psikomotor) metode yang tidak memberikan aspirin
normal dan verbal tepat untuk untuk demam pada anak
36,50C - (pengetahuan) mengukur suhu. anak dibawah usia 18
37,50C dan · Menjelaskan tahun.
tindakan untuk · Ajarkan orangtua bahwa
keluarga tahu
mencegah atau
cara meminimalkan tidak perlu mengobati
peningkatan semua jenis demam pada
mengatasi
suhu tubuh. anak-anak. Sebagai
demam.
pedoman, demam pada
anak yang tidak memiliki
riwayat kejang tidak perlu
diobati, kecuali mencapai
> 400C.
· Kompres hangat dapat
digunakan untuk
mengatasi demam,tetapi
dapat meningkatkan rasa
tidak nyaman anak dan
dapat menyebabkan nak
menangis dan gelisah
yang menghambat
pendinginan dari kompres
tersebut

Diagnosa 2:
Kerusakan integritas berhubungan dengan ketidakmampuan mengenal masalah
kesehatan keluarga
Tujuan Kriteria Hasil/Standar Intervensi

13
Tidak tampak Perilaku · Keluarga · Ajarkan agar menghindari
lagi ruam (psikomotor) menunjukkan penggunaan sabun yang
popok/ terjadi
penyembuhan rutinitas berlebihan untuk
pada kulit yang perawatan membersihkan pantat/
terjadi iritasi
kulit yg bokong karena pemakaian
dan cara
mengatasi bila optimal. yang berlebihan akan
terjadi iritasi. · Tidak ada menyebabkan iritasi.
lepuh atau · Sebaiknya gunakan kapas
maserasi pada dengan air hangat untuk
kulit membersihkan daerah
perianal segera setelah
BAB/BAK
· Bila terdapat bintik
kemerahan, berikan krem
atau salep, dan biarkan
terbuka untuk beberapa
saat.

Diagnose 3:
Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan ketidakmampuan
memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
Tujuan Kriteria Hasil/Standar Intervensi

14
Pemberian Perilaku · Mempertahankan · Instruksikan ibu dalam
ASI pada (psikomotor) keefektifan teknik menyusui yang
bayi usia pemberian ASI meningkatkan
dibawah usia selam yang keterampilan dalam
6 bulan diinginkan menyusui bayinya.
bayinya. Pertimbangkan teknik
· Mengenali isyrat relaksasi, posisi, yang
lapar dari bayi nyaman, perangsangan
dengan segera. reflex rooting, penetapan
· Tidak mengalami status terjaga bayi
nyeri tekan pada sebelum upaya pemberian
putting. ASI,menyendawakan
· Mengenali tanda- bayi, stimulasi pada bayi
tanda penurunan untuk terus menyusui, dan
suplai menyusui menggunakan
ASI kedua payudara secar
bergantian.
· Instruksikan kepad ibu
tentang alat pemompa
payudara dan teknik untuk
mempertahankan suplai
ASI selama penundaan
atau penghentian reflex
mengisap bayi.
· Instruksikan kepada ibu
tentang kebutuhan untuk
istirahat yang adekuat dan
asupan cairan.

15
Diagnosa 4:
Defisiensi pengetahuan merawat bayi berhubungan dengan ketidakmampuan
merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
Tujuan Kriteria Hasil/Standar Intervensi
Dapat Perilaku · Mengenali isyarat · Ajarkan orang tua tentang
merawat (psikomotor) perilaku bayi yang kebutuhan bayi dan
bayi dengan
optimal mnegkomunikasik kemampuannya.
an stress. · Demostrasikan cara
· Memodivikasi merawat bayi dengan
lingkungan dalam benar.
berespon terhadap · Beri contoh respon yang
perilaku bayi. tepat teradap isyarat
· Menunjukkan perilaku bayi.
teknik · Ajarkan orang tua tentang
penanganan yang pertumbuhan dan
layak untuk perkembangan yang
meningkatkan normal.
perkembangan
· Bekali orang tua dengan
normal.
keterampilan yang
dibutuhkan untuk
merawat bayi (misalnya
menyusui, dan perawatan
kulit).

F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tgl & waktu Diagnosa Implementasi

16
11 maret 2022 Demam Pendidikan kesehatan tentang:
13.00-14.00 berhubungan · Mengajarkan orangtua agar tidak
dengan memberikan aspirin untuk demam pada
ketidakmampuan anak-anak dibawah usia 18 tahun.
memutuskan · Mengajarkan orangtua bahwa tidak perlu
tindakan mengobati semua jenis demam pada
kesehatan yang anak-anak. Sebagai pedoman, demam
tepat bagi pada anak yang tidak memiliki riwayat
keluarga. kejang tidak perlu diobati, kecuali
mencapai > 400C.
· Mengompres hangat dapat digunakan
untuk mengatasi demam,tetapi dapat
meningkatkan rasa tidak nyaman anak
dan dapat menyebabkan nak menangis
dan gelisah yang menghambat
pendinginan dari kompres tersebut. Dan
cara pelaksanaannya.
Yang dihadiri oleh Tn.H dan Ny.R
· Kontrak selanjutnya tanggal 14 maret
2013 pukul 14.00-15.00 tentang cara
mengatasi dan mencegah terjadinya
ruam popok.

14 maret 2013 Kerusakan Pendidikan kesehatan tentang:


14.00-15.00 integritas · Mengajarkan agar menghindari
berhubungan penggunaan sabun yang berlebihan
dengan untuk membersihkan pantat/ bokong
ketidakmampuan karena pemakaian yang berlebihan akan
mengenal menyebabkan iritasi.

17
masalah · Sebaiknya gunakan kapas dengan air
kesehatan hangat untuk membersihkan daerah
keluarga perianal segera setelah BAB/BAK
· Bila terdapat bintik kemerahan, berikan
krem atau salep, dan biarkan terbuka
untuk beberapa saat.
Yang dihadiri oleh Tn.H dan Ny.R
Kontrak selanjutnya tanggal 17 maret
2013
pukul 14.00-15.00 tentang kefektifan
Pemberian ASI dan manfaatnya.

18
17 maret 2022 Ketidakefektifan Pendidikan kesehatan tentang:
14.00-15.00 pemberian ASI · Menginstruksikan ibu dalam teknik
berhubungan menyusui yang meningkatkan
dengan keterampilan dalam menyusui
ketidakmampua bayinya.Pertimbangkan teknik relaksasi,
n memodifikasi posisi, yang nyaman, perangsangan
lingkungan reflex rooting, penetapan status terjaga
keluarga untuk bayi sebelum upaya pemberian
menjamin ASI,menyendawakan bayi, stimulasi
kesehatan pada bayi untuk terus menyusui, dan
keluarga. menyusui menggunakan kedua payudara
secar bergantian.
· Menginstruksikan kepada ibu tentang alat
pemompa payudara dan teknik untuk
mempertahankan suplai ASI selama
penundaan atau penghentian reflex
mengisap bayi.
· Menginstruksikan kepada ibu tentang
kebutuhan untuk istirahat yang adekuat
dan asupan cairan.
Yang dihadiri oleh Tn.H dan Ny.R

Kontrak selanjutnya tanggal 20 maret 2022


pukul 14.00-15.00 tentang cara merawat
bayi yang baik dan optimal.

20 maret 2022 Defisiensi Pendidikan kesehatan tentang:


14.00-15.00 pengetahuan · Menginstruksikan ibu dalam teknik
merawat bayi menyusui yang meningkatkan
berhubungan keterampilan dalam menyusui
dengan bayinya.Pertimbangkan teknik relaksasi,
ketidakmampuan posisi, yang nyaman, perangsangan

19
merawat anggota reflex rooting, penetapan status terjaga
keluarga bayi sebelum upaya pemberian
yang ASI,menyendawakan bayi, stimulasi
mengalami pada bayi untuk terus menyusui, dan
gangguan menyusui menggunakan kedua payudara
kesehatan secar bergantian.
· Menginstruksikan kepada ibu tentang alat
pemompa payudara dan teknik untuk
mempertahankan suplai ASI selama
penundaan atau penghentian reflex
mengisap bayi.
· Menginstruksikan kepada ibu tentang
kebutuhan untuk istirahat yang adekuat
dan asupan cairan.
Yang dihadiri oleh Tn.H dan Ny.R
Kontrak selanjutnya tanggal 23 maret
2022
pukul 14.00-15.00 untuk mengevaluasi
tindakn yang sudah diberikan dan
menanyakn bila masih ada hal yang
belum dimengerti.

G. EVALUASI KEPERAWATAN
Tgl & waktu Diagnosa Evaluasi

20
14 maret 2022 Demam S : Ny.R mengatakan bila anaknya
15.00 berhubungan demam
dengan Klien sudah tahu cara kompres dan
ketidakmampuan sudah tahu cara menggunakan
memutuskan termometer
tindakan kesehatan O: Ny.R mampu menjelaskan cara-cara
yang tepat bagi menangani demam
keluarga. A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi.
17 maret 2022 Kerusakan integritas S : Ny.R mengatakan bila ruam popok
15.00 berhubungan pada pantat anaknya sudah hilang.
dengan O: Ny.R mampu menjelaskan cara-cara
ketidakmampuan Menangani iritasi pada kulit serta
mengenal masalah pencegahannya
kesehatan keluarga A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi.

20 maret 2022 Ketidakefektifan S : - Ny.R mengatakan bila anaknya


15.00 pemberian ASI belum menyusui.
berhubungan - Ny.R mengatakan belum mengerti
dengan tentang cara menyusui.
ketidakmampuan O: Ny.R belum mampu menjelaskan
memodifikasi cara menyusui dengan baik.
A: Masalah belum teratasi
lingkungan keluarga P: Lanjutkan intervensi.
untuk menjamin
kesehatan keluarga.

23 maret 2022 Defisiensi S : Ny.R mengatakan sudah bisa


14.00 pengetahuan memandikan anaknya sendiri tanpa
merawat bayi bantuan orang lain.

21
berhubungan dengan O: Ny.R mampu menjelaskan cara-cara
ketidakmampuan Merawat bayi.
merawat anggota A: Masalah teratasi
keluarga yang P: Pertahankan intervensi.
mengalami gangguan
kesehatan

SATUAN ACARA PENYULUHAN


TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR

Pokok Bahasan : Asi Ekslusif

Sub Pokok Bahasan : Teknik Menyusui Yang Benar

Sasaran : Ny. R

Pelaksanaan/Waktu : Kamis, 24 Agustus 2022

Tempat : STikes Flora

Penyuluh : Tara Apriyani

22
1. Latar belakang

Menyusui bayi merupakan proses alami sebagai kewajiban seorang ibu yang
mengasuh anaknya. Karena ASI merupakan makanan utama untuk bayi umur 0-6
bulan pertama kehidupannya. Proses alami untuk memberikan ASI sudah dimulai
saat terjadi kehamilan, karena bersama dengan hamil, payudara telah disiapkan
sehingga setelah bayi lahir ibu bisa segera memberikan ASI pada bayinya.

2. Tujuan Umum

Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang teknik cara menyusui diharapkan


ibu mampu memahami dan dapat melakukan cara menyusui yang benar

3. Tujuan Khusus

Setelah selesai mengikuti penyuluhan, diharapkan :


1. Ibu dapat menjelaskan pengertian cara menyusui yang benar
2. Ibu dapat Menyebutkan posisi posisi menyusui
3. Ibu dapat menjelaskan tanda bayi cukup asi
4. Ibu dapat mempraktekkan cara menyusui yang benar
5. Ibu dapat menjelaskan upaya untuk memperbanyak ASI
Materi Penyuluhan
Terlampir
4. Metode
Ceramah dan Tanya jawab
5. Media
Leaflet

6. Kegiatan penyuluhan
No. Tahap Kegiatan Waktu
1. Pembukaan Mengucap salam 10 menit
Perkenalan
Pendekatan dengan pesarta
Menggali keterampilan ibu bagaimana
cara menyusui yang benar

2. Pengembangan Menjelaskan tentang pengertian cara 55 menit


menyusui yang benar, macam macam

23
posisi menyusui, fungsi menyusui, akibat
tidak menyusui dengan benar,
mempraktekkan langkah langkah
menyusui yang benar
Memberi kesempatan peserta untuk
bertanya.

3. Penutup Mengadakan Tanya jawab untuk 25 menit


mengetahui seberapa jauh peserta paham
tentang materi yang disampaikan Meminta
peserta untuk mempraktekkan cara
menyusui yang benar
Membagikan lieaflet
Menyimpulkan hasil penyuluhan
Ucapan terima kasih dan salam penutup

4. Evaluasi
Ibu mampu menyusui bayinya dengan cara yang benar

MATERI PENYULUHAN
TEKNIK / CARA MENYUSUI YANG BENAR

1. Cara menyusui yang benar


Adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu
dan bayi dengan benar (Suradi dan Hesti, 2004).
Memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buat kondisi
ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu
diberi ASI setiap 2,5 -3 jam sekali. Menjelang akhir minggu ke enam,
sebagian besar kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal ini
baik sampai bayi berumur antara 10-12 bulan. Pada usia ini sebagian besar
bayi tidur sepanjang malam sehingga tidak perlu lagi memberi makan di
malam hari (Saryono, 2008; h. 30)

24
2. Posisi menyusui
1) Posisi Dekapan
Posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi
ini membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu
memutar kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi berada di dalam
dekapan, sokong kepala badan dan punggung bayi serta lengan bayi
perlu berada di bagian sisinya (Saryono ,2008; h. 34).
2) Posisi Football hold
Posisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar,
memiliki payudara yang besar, menyusui bayi prematur atau bayi yang
kecil ukurannya atau menyusui anak kembar pada waktu yang
bersamaan. Sokong kepala bayi dengan tangan, menggunakan bantal
untuk menyokong belakang badan ibu (Saryono, 2008; h; 35).
3) Posisi Berbaring
Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari
pembedahan caesar ini mungkin satu-satunya posisi yang biasa dicoba
pada beberapa hari pertama. Sokong kepala ibu dengan lengan dan
sokong bayi dengan lengan atas (Saryono, 2008; h. 35).

25
3. Fungsi menyusui yang benar
1) Puting susu tidak lecet
2) Perlekatan menyusu pada bayi kuat
3) Bayi menjadi tenang
4) Tidak terjadi gumoh
4. Akibat tidak menyusui dengan benar
1) Puting susu menjadi lecet
2) ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI
3) Bayi enggan menyusu
4) Bayi menjadi kembung
5. Tanda bayi menyusu dengan benar
1. Bayi tampak tenang
2. Badan bayi menempel pada perut ibu
3. Mulut bayi terbuka lebar
4. Dagu bayi menempel pada payudara ibu

26
5. Sebagian areola masuk dalam mulut bayi, areola bawah masuk lebih
banyak
6. Bayi Nampak menghisap kuat dengan irama perlahan
7. Puting susu tidak terasa nyeri
8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
9. Kepala bayi agak menengadah
6. Tanda bayi mendapat ASI dalam jumlah cukup
1) Bayi akan terlihat puas setelah menyusu
2) Bayi terlihat sehat dan berat badannya naik setelah 2 minggu pertama
(100-200 gr setiap minggu)
3) Puting dan payudara tidak luka atau nyeri
4) Setelah beberapa hari menyusu, bayi akan buang air kecil 6-8 kali
sehari dan buang air besar berwarna kuning 2 kali sehari
5) Apabila selalu tidur dan tidak mau menyusui maka sebaiknya bayi
dibangunkan dan dirangsang untuk menyusui setiap 2-3 jam sekali
setiap harinya.
7. Langkah-langkah menyusui yang benar
1) Menjelaskan maksud dan tujuan pendkes
2) Cuci tangan sebelum menyusui dan mengajari ibu
3) Ibu duduk atau berbaring dengan santai (bila duduk lebih baik
menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu menggantung dan
punggung ibu bersandar pada sandaran kursi).
4) Mempersilahkan dan membantu ibu membuka pakaian bagian atas
5) Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada
puting dan sekitar areola payudara (cara ini mempunyai manfaat
sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu).
6) Mengajari ibu untuk meletakkan bayi pada satu lengan, kepala bayi
berada pada lengkung siku ibu dan bokong bayi berada pada lengan
bawah ibu

27
7) Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan
meletakkan satu tangan bayi di belakang badan ibu dan yang satu di
depan, kepala bayi menghadap payudara
8) Mengajari ibu untuk memposisikan bayi dengan telinga dan lengan
pada garis lurus
9) Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari diatas dan
jari yang lain menopang dibawah serta jangan menekan puting susu
dan areolanya
10) Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi : Menyentuh
pipi dengan puting susu atau menyentuh sudut mulut bayi

11) Setelah bayi membuka mulut (anjurkan ibu untuk mendekatkan dengan
cepat kepala bayi ke payudara ibu, kemudian memasukkan puting susu
serta sebagian besar areola ke mulut bayi)
12) Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk tidak
memegang atau menyangga payudara lagi

28
cara
yang

benar

cara yang salah

29
13) Menganjurkan ibu untuk memperhatikan bayi selama
menyusui
14) Mengajari ibu cara melepas isapan bayi (jari kelingking
dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan
ke bawah.

15. Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk mengoleskan


sedikit ASI pada puting susu dan areola. Biarkan kering dengan
sendirinya

cara menyusui yang benar

16). Mengajari ibu untuk menyendawakan bayi : Bayi digendong tegak


dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggung ditepuk perlahan-
lahan sampai bayi bersendawa (bila tidak bersendawa tunggu 10 – 15
menit) ATAU Bayi ditengkurapkan dipangkuan

30
Cara menyendawakan bayi

8. Upaya memperbanyak ASI


1) Untuk Bayi
a. Menyusui bayi setiap 2 jam siang dan malam dengan lama
menyusui antra 10-15 menit disetiap payudara
b. Bangunkan bayi, lepas baju bayi yang menyebabkan rasa gerah
c. Pastikan bayi menyusui dengan posisi menempel yang baik dan
mendengarkan suara menelan yang aktif.
d. Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap
kali menyusui.
2) Untuk Ibu
a. Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum
b. Makan makanan yang bergizi
c. Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya
dan mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi
penempelan.
d. Susukan bayinya sesering mungkin (Anggraini, 2010; h. 22)

31
Daftar Pustaka

Ambarwati, eni retna. 2009. Asuhan kebidanan nifas.

Jakarta. Mitra cendikia offset.

Yayasan Bina Pustaka, Buku Panduan Praktik Pelayanan

Kesehatan Maternal dan Neonatal,Jakarta 2003

Depkes RI,1993, Asuhan Kebidanan kesehatan reproduksi, Jakarta

32
33

Anda mungkin juga menyukai