Anda di halaman 1dari 15

PNEUMONIA

Kelompok 3

1. Mery Agustini
2. Imam Hanafi
PNMO APA ITU
PNEMONIA ?
W

 Pneumonia merupakan penyakit infeksi saluran napas bawah akut pada


parenkim paru. Pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri,
virus, jamur, dan parasit (PDPI, 2014).
 Menurut (WHO, 2014).Pneumonia yaitu peradangan paru yang
menyebabkan nyeri saat bernafas dan keterbatasan intake oksigen.
Pneumonia dapat disebarkan dengan berbagai cara antara lain pada saat
batuk dan bersin.
ETIOLOGI PNEUMONIA

Menurut mayer 2013, etiologi pnemoni:

1. Virus
Influenza, Adenovirus, sitomegalovirus.

2. Bakteri
Diplococus pnumoniae,pnumococcus,
streptococcus pyogenes, staphylococus aureus,
Haemophilus influenza.
PATOFISIOLOGI
Kuman masuk ke saluran Mekanisme pertahan
pernafasan terganggu

Terbentuk secret vitulen

wild animals

Inflamasi Sectret berlebih turun ke


alveoli
l TA TANDA DAN GEJALA
PNEUMONIA
 Demam (dengan atau tanpa menggigil),
 batuk-batuk (dengan atau tanpa produksi sputum)
 dispnea.
 Nyeri dada pleuristik
 Sefalgia gelisah
 muntah
 kembung
 diare
PENATALAKSANAAN

1. Indikasi MRS
2. Pemberian oksigenasi
3. Mempertahankan suhu tubuh normal melalui pemberian
kompres.
4. Pemberian cairan dan kalori yang cukup (bila perlu cairan
parenteral). Jumlah cairan sesuai berat badan.
5. Bila sesak tidak terlalu hebat dapat dimulai
diet enteral bertahap melalui selang
nasogastrik.
LANJUTAN
6. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi
dengan salin normal

7. Koreksi kelainan asam basa atau elektrolit yang terjadi.

8. Pemilihan antibiotik berdasarkan umur, keadaan umum


penderita dan dugaan penyebab
PROSES ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
2. Tanda dan gejala
3. Pemeriksaan fisik
4. Pemeriksaan penunjang
5.intervensi
6.evaluasi
KASUS

Seorang perempuan usia 50 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan


keluhan batuk berdahak dan sesak nafas. Pasien mengatakan batuk dan
kesulitan bernafas telah dialami selama sebulan terakhir, batuk tak kunjung
berhenti terutama pada malam hari. Keluarga mengatakan bahwa klien
belum pernah dirawat di RS dengan penyakit kronis apapun, dirumah
terdapat anggota keluarga yang merokok yakni suami dan anak lelaki
pasien. Pasien tinggal dilingkungan padat penduduk dengan kondisi rumah
yang sedikit pencahayaan dan minim sirkulasi udara
Hasil pemeriksaan

Hasil pengkajian fisik didapatkan: pasien terlihat pucat, konjungtiva


anemis, pasien terlih kepayahan saat bernafas, bentuk dada normal,
perkusi thora redup pada lobus sinistra anterio., terdapat suara nafa
tambahan ronchi pada lobu sinistra anterior, terdapat batuk dengan
sputum berwarna putih kental. Kulit teraba hangat, dan terlihat
kemerahan. Pasien mengatakan badannya lemas dan kesulitan untuk
beristirahat tidur. Tanda vital : TD: 130/80 mmHg, Suhu 38 C, Nadi 80
x/menit, RR: 26 x/menit. Hasil laboratorium : WBC: 10,35 U/L, HGB:
10,25 g/dl, HCT: 30,65 %, GDA: 90 mg/dl. Hasil foto thorax : terlihat
bercak pada paru-paru anterior sinistra.
DIAGNOSA KASUS

DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA KASUS


1. Hasil pemeriksaan
pasien terlihat kepayahan saat bernafas, bentuk dada
normal, perkusi thora redup pada lobus sinistra anterio.,
terdapat suara nafa tambahan ronchi pada lobu sinistra
anterior, terdapat batuk dengan sputum berwarna putih
kental.
TTV:
TD: 130/80 mmHg,
Suhu 38 C,
Nadi 80 x/menit,
RR: 26 x/menit.

MK : Jalan nafas tidak efektif karena penumpukan


spuntum
LANJUTAN DIAGNOSA

2. Hasil pemeriksan

pernafasan cepat, bentuk dada normal,: disnpnea


pasien terlihat pucat.
konjungtiva anemis.
Kulit kemerahan
RR: 26 ×/menit
Suhu : 38 C,
Nadi: 80 x/menit,

MK: Gangguan pertukaran gas


INTERVENSI DIAGNOSA 1

- Kaji fungsi pernapasan


- Auskultasi bunyi napas
- Bersihkan sekret dari mulut dan trakea, penghisapan
sesuai keperluan
- Gunakan alat yang steril setiap melakukan tindakan
- Anjurkan pasien untuk istirahat
- Ajarkan keluarga tentang larangan merokok di ruang
perawatan
INTERVENSI DIAGNOSA 2

1. Kaji pola pernapasan pasien Monitor TTV.


2. Obeservasi warna kulit
2.Posisikan pasien untuk memaksimalkan Ventilasi
3.Keluarkan sekret dengan batuk atau Suction
4.Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
5.Monitor respirasi dan status O2
6.Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan otot
tambahan, retraksi otot .
7.Monitor suara nafas, seperti dengkur, Monitor pola nafas
8.Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak adanya
ventilasi dan suara tambahan
9.Kolaborasi pemberian obat
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai