Laporan kasus
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
02/03
Agama
Suku Bangsa
: An. A
: 14 tahun
: Laki-laki
: Kp. Dua RT
: Islam
: Jawa
IBU
Nama :Ny. I
Usia 30 tahun
Agama : islam
Suku : sunda
Pendidikan :
SMA
Pekerjaan :
Ibu Rumah
Tangga
AYAH
Nama :Tn. H
Usia 29 tahun
Agama : islam
Suku : jawa
Pendidikan :
SMA
Pekerjaan :
Wiraswasta
ANAMNESIS
telah
didiagnosis
thalassemia
sejak usia 4
tahun
Jarang
kontrol ke
rumah sakit
Saat ini
mempunya
keluhan sakit
kepala berat
dan lemas
Ingin
trnsfusi
darah
Umur
Penyakit
Umur
Diare
Morbili
Otitis
Parotitis
Radang Paru
Demam berdarah
Tuberkulosis
Demam tifoid
Kejang
Cacingan
Ginjal
Alergi
Jantung
Kecelakan
Darah
Operasi
Difteri
Lain-lain
KELAHIRAN
Morbiditas
kehamilan
Perawatan
antenatal
Tempat
kelahiran
Penolong
persalinan
Cara
persalinan
Partus pervaginam
Masa gestasi
Keadaan bayi
: 2300 gr
Panjang badan
: 57 cm
Lingkar kepala
:-
Langsung Menangis
Nilai APGAR
: 8/9/10
Kelainan bawaan
: Tidak ada
Riwayat
Pertumbuhan/Perkembangan
Pertumbuhan gigi pertama
: 6 bulan (Normal : 5-9
bulan)
Kesan:
pertumbuhan anak
sedikit terlambat
Psikomotor
Tengkurap
: 3 bulan
(Normal : 3-4 bulan)
Duduk
: 6 bulan
(Normal : 6 bulan)
Berdiri : 10 bulan
(Normal : 9-12 bulan)
Berjalan
: 15 bulan
(Normal : 13 bulan)
Berbicara
: 11 bulan
(Normal : 9-12 bulan)
Membaca
: 24 bulan
Riwayat makanan
Umur (bulan) ASI/PASI Buah/Biskui Bubur Susu
t
02
+
-
Nasi Tim
-
24
46
6-8
8 10
10 11
Riwayat imunisasi
Vaksin dasar (Umur)
BCG
1 bulan
DPT / DT
2 bulan
4 bulan
6 bulan
POLIO
0 bulan
2 bulan
4 bulan
CAMPAK
HEPATITIS B
9 bulan
0 bulan
1 bulan
6 bulan
6 bulan
Diagram genetik
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Derajat kesadaran
Status gizi
Tanda vital
Tekanan darah
Suhu
Nadi
cukup
Rerpirasi
abdominothorakal
: 30 x/menit, tipe
Data antropometri
USIA
JENIS KELAMIN
BB
PB
: 14 tahun
: Laki - laki
: 23,5 kg
: 125cm
Interpretasi hasil
Pemeriksaan fisik
Bentuk : Simetris, bulat, normocephaly.
Rambut : Warna hitam, tipis, pertumbuhan rambut merata.
Pemeriksaan fisik
Hidung: normosepta Pernafasan cuping hidung (-)
Mulut: Lembab, sianosis mukosa (-)
Pemeriksaan fisik
Supel, hepar dan lien tidak teraba membesar, Bising usus
(+) normal, Timpani
Nilai normal
leukosit
14000
5000-10000
Eritrosit
4.41
4-5
Hematokrit
26.8
40-54
Hemoglobin
8.8
11-14.5
MCV
60.8
75-87
MCH
20
24-30
MCHC
32.9
31-37
Trombosit
427
150-400
GDS
85
60-110
Natrium
133
135-145
Kalium
4.1
3.5-5.0
Clorida
92
94-111
Hasil
18
12.400
Nilai normal
0-10
5000-10000
0
1
3
53
34
9
4.26
27.4
8.3
64.4
19.5
30.3
<1
1-3
2-6
52-70
20-40
2-8
4-5
40-54
11-14.5
75-87
24-30
31-37
408
150-400
Nilai normal
leukosit
7800
5000-10000
Hematokrit
26.7
40-54
Hemoglobin
8.6
11-14.5
Trombosit
598
150-400
Ferritin
30-400
Nilai normal
leukosit
7800
5000-10000
Hematokrit
35.3
40-54
Hemoglobin
10.9
11-14.5
Trombosit
437
150-400
Rontgen thorax
Interpretasi :
Skeletal normal
Cor, sinuses dan
diafragma normal
Pulmo : corakan
normal, tampak
infiltrat di perikardial
Kesan :
Bronkhopneumonia
duplex
Diagnosa kerja
PEM. FISIK
ANAMNESIS
PEM.
PENUNJANG
Bronkopneumonia
dengan anemia
defisiensi besi
Batuk sejak 3
hari SMRS
Nafsu makan
menurun,
tampak pucat
dan lemas
Konjungtiva
anemis +
Ronkhi di
kedua lapang
paru
PEMERIKSAAN DARAH
Demam sejak
3 hari SMRS
PEMERIKSAAN FISIK
ANAMNESIS
Analisa masalah
Anemia
leukositosis
Tampak
infiltrat di
perikardial,
kesan
bronkopneu
monia duplex
SADT
RONTGEN THORAK
Analisa masalah
ditemukan
kesan anemia
mikrositik
hipokrom
dengan
trombositosis
reaktif sesuai
dengan
defisiensi besi
akibat
penyakit
kronis
Bronkopneum
onia dengan
anemia
defisiensi besi
tatalaksana
Non Medikamentosa
Edukasi kepada orang
tua, menjelaskan
mengenai keadaan dan
penyakit yang diderita
pasien, komplikasi dan
penganganan yang tepat
Medika Mentosa
Transfusi PRC ( HB x 3 x BB )
setelah dapat hasil
laboratorium darah
Inf RL 720cc/24 jam
Inj cefotaxim 2x400mg
Inj sanmol 6x80 mg
Ambroxol syr 3x1/3 cth
Prognosa
Quo ad vitam
dubia ad bonam
Quo ad sanationam
dubia ad bonam
Quo ad fungsionam
dubia ad bonam
Bronkopneumonia
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Usia
Lahir
20 hari
Bakteri
3 minggu
3 bulan
Virus
Bakteri
Virus
Virus Adeno
Bordetella pertussis
Virus Sitomegalo
Virus Influenza
Hamophillus influenza tipe
Virus
Parainfluenza
B
1,2,3
Moraxella catharallis
Repiratory Syncytial Staphylococcus aureus
virus
Ureaplasma urealyticum
Etiologi
Usia
Bakteri
Chlamydia
4 bulan - 5
trachomatis
Mycoplasma
tahun
pneumoniae
Streptococcus
pneumoniae
5 tahun
remaja
Bakteri
Chlamydia
trachomatis
Mycoplasma
pneumoniae
Streptococcus
pneumoniae
Virus
Bakteri
Virus
Virus adeno
Hamophillus influenza Virus
Virus influenza
tipe B
zoster
Virus parainfluenza Moraxella catharallis
Virus rino
Neisseria meningitidis
Repiratory Syncytial Staphylococcus aureus
virus
varisella
Bakteri
Virus
Hamophillus influenza Virus adeno
tipe B
Virus Epstein Barr
Legionella sp
Virus influenza
Staphylococcus aureus Virus
parainfluenza
Virus rino
Repiratory
Syncytial virus
Virus
varisella
zoster
Berdasarkan
lokasi lesi di
paru
Berdasarkan
lama
penyakit
Berdasarkan
asal infeksi
klasifikasi
Berdasarkan
karakteristik
penyakit
Berdasarkan
mikroorganis
me penyebab
Patofisiologi
Hepatisasi
Merah
Resolusi
Hepatisasi
Kelabu
Kongesti
Manifestasi klinis
Gejala gangguan
respiratori
Demam
Sakit kepala
Gelisah
Malaise
Nafsu makan menurun
Keluhan GIT
Batuk
Sesak nafas
Retraksi dada
Takipnea
Nafas cuping hidung
Air hunger
Sianosis
Pemeriksaan penunjang
Darah Perifer Lengkap
C reactive protein
Uji serologis
Pemeriksaan mikrobiologis
Diagnosis
Klinis
Anamnesis
P. Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Penunjang khusus
Pneumonia
-. Nafas cepat
Bukan pneumonia
-. Sesak nafas (-).
Bukan pneumonia
Penatalaksanaan
Sebagian besar pneumonia pada anak tidak perlu dirawat inap.
Indikasi perawatan terutama berdasarkan berat - ringannya penyakit,
penatalaksanaan
Pneumonia Rawat Jalan
Lini Pertama
Alternatif
Amoksisili Kotrimoksaz
n
ol
25
mg/kgBB
30-50
mg/kgBB/h
ari setiap 6
jam,
selama 1014 hari
4 mg/kgBB
TMP
20 mg/kgBB
Sulfametoks
azol
15
mg/kgBB
dua kali
sehari
5-10
mg/kgBB
dua kali
sehari
Satu kali
sehari
selama 3-5
hari
10
mg/kgBB
hari
pertama
5 mg/kgBB
selanjutnya
Penatalaksanaan
Ampisilin/Amoksisilin
(25 - 50 mg/kgBB/kali
IV atau IM setiap 6 jam)
pantau dalam 24 jam selama 72
jam pertama
respons baik
respons buruk
tambahkan: Kloramfenikol
(15 mg/kgBB/kali
PO 3x/hari)
Untuk 5 hari berikutnya
(25 mg/kgBB/kali
IM atau IV setiap 8 jam)
Bila pasien datang dalam keadaan klinis yang berat, segera berikan oksigen dan
pengobatan kombinasi ampisilin-kloramfenikol atau ampisilin-gentamisin.
Komplikasi
Empiema torasis
Meningitis
purulenta
Pneumotoraks
Perikarditis
purulenta
Definisi
Rendahnya
masukan besi
gangguan absorbsi
Etiologi
penyakit kronis
kehilangan besi
akibat pendarahan
menahun.
Patogenesis
Kurangnya
asupan gizi +
penyakit kronis
(bronkopneumonI
a)
Hemoglobin
Anemia
hipokrom
mikrositer
Cadangan besi
menurun (iron
depleted state)
Free
protophorphyrin
dalam eritrosit,
saturasi transferin
, TIBC
Iron deficiency
anemia
feritin serum,
absorbsi besi dalam
usus, pengecatan besi
dalam sumsum tulang
-
Gangguan
bentuk eritrosit
(iron deficient
erytropoesis)
GEJALA KLINIS
Gejala khas
anemia
badan lemah,
lesu, cepat
lelah, mata
berkunangkunang, serta
telinga
mendenging
Gejala Khas
Defisiensi
Besi
Gejala
Penyakit
Dasar
Koilonychia
Atropi papil
lidah
Stomatitis
angularis
Disfagia
Pica
gejala-gejala
penyakit yang
menjadi
penyebab
anemia
tersebut
Pemeriksaan laboratorium
Kadar Hemoglobin
dan Indeks Eritrosit
Konsentrasi besi
serum menurun
pada ADB, dan
TIBC (total iron
binding
capacity)meningkat
Pemeriksaan laboratorium
Feritin serum
merupakan indikator
cadangan besi yang
sangat baik, kecuali
pada keadaan
inflamasi dan
keganasan tertentu
Kadar reseptor
transferin dalam serum
meningkat pada
defisiensi besi
Pemeriksaan laboratorium
Sumsum
tulang
menunjukkan
hiperplasia
normoblastik
ringan sampai
sedang
dengan
normoblas
kecil-kecil.
Diagnosis
Secara laboratoris untuk menegakkan diagnosis anemia defisiensi
besi dapat dipakai kriteria diagnosis anemia defisiensi besi sebagai
berikut:
Anemia hipokromik mikrositer pada hapusan darah tepi, atau MCV
<80fl dan MCHC <31% dengan salah satu dari a,b,c, atau d.
a. Dua dari tiga parameter dibawah ini:
Besi serum <50 mg/dl
TIBC >350 mg/dl
Saturasi transferin: <15%, atau
b. Feritin serum <20 mg/l, atau
c. Pengecatan sumsum tulang dengan biru prusia (Perls stain)
menunjukkan cadangan besi (butir-butir hemosiderin) negatif, atau
d. Dengan pemberian sulfas ferosus 3 x 200 mg/hari (atau preparat
besi yang lain setara) selama 4 minggu disertai kenaikan kadar
hemoglobin lebih dari 2 g/dl.
Terapi kausal
Terapi
Pemberian preparat
besi untuk
menggangti
kekurangan besi
dalam tubuh (iron
replacement
therapy)