TONSILITIS AKUT
Jeremiah Suwandi
01071170045
PUSKESMAS CURUG
23 OKTOBER 2018
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
CASE REPORT 2 (TONSILITIS)
By :
BAB 1 Ilustrasi Kasus
1. Identitas Pasien
Nama : An. A
Jenis Kelamin : Pria
Usia : 9 tahun
Status : Anak
Alamat : Curug
Pekerjaan : Siswa SD
No. Rekam Medis :-
2. Anamnesis
Heteroanamnesis pada tanggal 2 Oktober 2018 pk 09.00 di Puskesmas Curug
- Keluhan utama :
Batuk disertai demam dan rasa sakit saat menelan 5 hari yang disertai dahak berwarna
kecoklatan
- Riwayat Kebiasaan :
Pasien adalah siswa SD yang selalu jajan dilingkungan sekitar sekolah dan
memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan gorengan dan minuman kemasan sejenis
soft drink,jus dan teh kemasan. Nenek pasien mengaku bahwa pasien tidak suka dan
jarang mengkonsumsi sayur dan buah. Pasien juga tidak ada mengkonsumsi suplemen
multivitamin.
- Riwayat Sosial :
Pasien adalah seorang anak berusia 9 tahun yang tinggal bersama orangtua,
nenek dan memiliki 2 saudara yang lebih muda. Keluarga pasien berasal dari
golongan ekonomi menengah. Nenek pasien mengaku bahwa orangtua pasien bekerja
dari pagi hingga malam sehingga keseharian pasien lebih sering bersama neneknya
dan saudara-saudaranya sehabis sekolah.
- Pemeriksaan Fisik :
Pemeriksaan
Diagnosis Keadaan umum : tampak sakit ringan
Tingkat kesadaran : tampak sakit ringan
BB : 38 kg
TB : 121 cm
TTV Tekanan darah : 110/80
Laju nafas : 18x/menit
Suhu tubuh : 38 C
Kepala Simetris, bekas luka atau jahitan (-)
Mata Konjungtiva : tidak anemis
Sklera : tidak ikterik
Respon pupil normal
Hidung Pernafasan cuping hidung (-)
Secret (-)
Mulut Mukosa tampak kering
Oral hygine baik
leher Pembesaran kelenjar limfe(+),
pembesaran kelenjar tiroid(-)
deviasi trakea(-)
Tenggorokan diphteria throat(-)
Tonsil : grade 2, peradangan disertai bercak kuning
Paru Nafas symetris
tidak ada kebiruan
labored breathing(-)
tactile fremitus normal
auscultasi vesikuler.
- Resume :
Pasien anak berjenis kelamin laki-laki berumur 9 tahun datang bersama
neneknya dengan keluhan batuk berdahak disertai demam sejak 5 hari yang lalu.
Pasien mengeluarkan dahak berwarna kuning kehijauan dan sempat memburuk
hingga berwarna cokelat tua. Pasien merasakan sakit saat menelan saat pagi hari
setelah bangun tidur dan membaik saat siang. Pasien tidak mengalami penurunan
berat badan atau penurunan nafsu makan tetapi mengaku bahwa merasa sulit makan
karena rasa sakit saat menelan.
- Diagnosis
Acute tonsillitis
- Diagnosis banding
Diphtreri
BAB 2. Disease Review
Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil akibat infeksi jaringan mukosa oleh
virus atau bakteri terutama bakteri hemolyric(alpha atau beta). Bakteri atau virus
memasuki tubuh melalui hidung atau mulut. Amandel atau tonsil berperan sebagai
filter, menyelimuti organisme yang berbahaya tersebut. Hal ini akan memicu tubuh
untuk membentuk antibody terhadap infeksi yang datang.
Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, bila epitel terkikis maka jaringan limfoid
superficial mengadakan reaksi. Terdapat pembendungan radang dengan infiltrasi
leukosit poli morfonuklear. Proses ini secara klinik tampak pada korpus tonsil yang
berisi bercak kuning yang disebut detritus. Detritus merupakan kumpulan leukosit,
bakteri dan epitel yang terlepas, suatu tonsillitis akut dengan detritus disebut tonsillitis
falikularis, bila bercak detritus berdekatan menjadi satu maka terjadi tonsillitis
lakunaris. Tonsilitis dimulai dengan gejala sakit tenggorokan ringan hingga menjadi
parah. Pasien hanya mengeluh merasa sakit tenggorokannya sehingga berhenti makan.
Tonsilitis dapat menyebabkan kesukaran menelan, panas, bengkak, dan kelenjar getah
bening melemah didalam daerah sub mandibuler, sakit pada sendi dan otot,
kedinginan, seluruh tubuh sakit, sakit kepala dan biasanya sakit pada telinga. Sekresi
yang berlebih membuat pasien mengeluh sukar menelan, belakang tenggorokan akan
terasa mengental. Hal-hal yang tidak menyenangkan tersebut biasanya berakhir
setelah 72 jam1.
Pada penderita tonsillitis, terlebih dahulu harus diperhatikan pernafasan dan
status nutrisinya. Jika perbesaran tonsil menutupi jalan nafas, maka perlu dilakukan
tonsilektomi, demikian juga jika pembesaran tonsil menyebabkan kesulitan menelan
dan nyeri saat menelan, menyebabkan penurunan nafsu makan / anoreksia. Pada
penderita tonsillitis yang tidak memerlukan tindakan operatif (tonsilektomi), perlu
dilakukan oral hygiene untuk menghindari perluasan infeksi, sedangkan untuk
mengubahnya dapat diberikan antibiotik, obat kumur dan vitamin C dan B. antibiotic
yang digunakan adalah broad-spectrum untuk group a dan b streptococcus dari
golongan penicillin dan floroquinolone2.