Anda di halaman 1dari 12

BAB I

Laporan Kasus
Identitas Pasien

 Nama : Tn. A

 Jenis Kelamin : Laki-laki

 Usia : 21 tahun

 Agama : Islam

 Alamat : Cempaka putih

 Suku Bangsa : Jawa

 Pendidikan : SMA

 Pekerjaan : Mahasiswa

Keluhan Utama

Hidung tersumbat pada hidung kanan dan kiri

Keluhan Tambahan

Bersin-bersin, ingus encer berubah menjadi kental putih-kunging, nyeri kepala ringan

Riwayat Penyakit Sekarang

Tn. H, laki-laki, 22 tahun datang ke Poli Penyakit THT RSUD Cibitung


dengan keluhan hidung tersumbat kanan dan kiri sejak 3 hari sebelum masuk rumah
sakit. Ingus encer dan bening yang kemudian berubah kental putih kekuningan pasien
mengatakan pernah mengalami nyeri kepala ringan, pasien tidak merasa gatal di
hidung ataupun mata. Susah menelan, nyeri saat menelan disangkal pasien.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengaku tidak alergi terhadap makanan/minuman dan pasien menyangkal


riwayat trauma di daerah hidung sebelumnya.

Riwayat Keluarga

Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama dengan
pasien. Pasien

Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum
2. Kesadaran : Komposmentis
3. Kesan : Tampak sakit ringan
4. Berat Badan : 60 kg
5. Tinggi Badan : 175 cm

Tanda vital

• Tekanan darah: 120/80


• Frekuensi nadi: 88 x/menit
• Frekuensi napas : 22x/menit
• Suhu Tubuh : 37,5°C
Status Generalis

Kepala : Normocephal

• Rambut : Alopecia (-)

• Mata : Konjungtiva anemis (-)/(-),

Sklera ikterik (-)/(-)

Mata kanan sulit ditutup

• Telinga

• Kiri : dbn, serumen (-)

• Kanan : tampak vesikel-vesikel kecil pada meatus akustikus


eksterna

• Mulut : simetris, lesi (-), hiperemis (-)

• Leher : Tidak ada pembesaran KGB

Thorax

• Paru-paru : rhonki (-), wheezing (-)

• Jantung : BJ I-II Reguler, Murmur (-), Gallop (-)

Abdomen

• Inspeksi : supel

• Palpasi :

• Hepar : Hepatomegali (-)

• Lien : Splenomegali (-)


• Ballotement -/-

• Perkusi : timpani

• Auskultasi : BU (+) N

Ekstremitas : hangat, Edema (-), CTR <2 detik, sianosis -

Status Lokalis THT


Resume
Tn. A, laki-laki, 21 tahun datang ke Poli Penyakit THT RSUD Cibitung
dengan keluhan hidung tersumbat sejak 3 minggu sebelum masuk rumah sakit.
Hidung tersumbat kanan dan kiri. Seminggu sebelum masuk rumah sakit pasien
bersin-bersin dengan konsistensi ingus encer dan bening yang kemudian berubah
kental putih kekuningan pasien mengatakan pernah mengalami nyeri kepala ringan,
pasien tidak merasa gatal di hidung ataupun mata. Susah menelan, nyeri saat menelan
disangkal pasien. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien baik,
kesadaran compos mentis dari pemeriksaan vital sign didapatkan TD: 120 / 80
mmHg, Nadi: 88 x/menit, Respirasi: 22 x/menit, SB: 37,5 0C. Status generalis dalam
batas normal. Pada permiksaan status THT didapatkan telinga dalam batas normal,
rinoskopi hidung anterior mukosa hidung kanan dan kiri hiperemis dan edem, septum
nasi kanan hiperemis dan terdapat area litlte hiperemis. Cavum Oris dan orofaring
dalam batas normal

Diagnosis Banding

 Rhinitis viral
 Rhinitis alergi

Diagnosis Kerja

Rhinitis akut et causa infeksi bakteri

Tatalaksana

Nonmedikamentosa
• Istirahat

• Minum air yang cukup

Medikamentosa

• Antibiotik cefadroxyl 3 x 500 mg / hari

• NSAID k-diclofenac 3 x 50 mg/hari

• Dekongestan pseudoefedrin 3 x 60 mg/hari

• Vit. C

Prognosis

1. Quo ad vitam : ad bonam

2. Quo ad fungsionam : ad bonam

3. Quo ad sanactionam : ad bonam


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi
Rhinitis adalah inflamasi dari membrane mukosa hidung yang dapat
terjadi secara akut ataupun kronik.
2.2. Klasifikasi dan Etiologi
Rhinitis akut dibagi tiga berdasarkan etiologinya:
2. 2. 1. Rhinitis Viral
a. Rhinitis simpleks / Common cold / Selesma / Flu / Coryza
Penyakit virus paling sering ditemukan pada manusia.
Penyababnya adalah:
- Adenovirus
- Picornavirus
- Rhinovirus
- Coxsackie virus
- Enteric cytophatic human orphan virus

Penyakit ini sangat menular dan gejala timbul akibat tidak ada nya
kekebalan tubuh atau menurunnya daya tahan tubuh (kedinginan,
kelelahan, adanya penyakit lain dan lain-lain).

b. Rhinitis influenza
- Virus influenza tipe A, B dan C
c. Rhinitis yang terkait dengan exantema
- Measles
- Rubella
- Chickenpox
2. 2. 2. Rhinitis Bakterial
a. Infeksi nonspesifik
Berupa infeksi primer ataupun sekunder. Infeksi bakterial primer
sering terjadi pada anak-anak karena bakteri:
- Pneumococcus
- Streptococcus
- staphylococcus
b. Rhinitis difteritik
2. 2. 3. Rhinitis Irritative / Rhinitis Alergi
Rhinitis alergi merupakan reaksi dari respon imun terhadap paparan
dari lingkungan seperti debu, asap atau gas yang irritative seperti
ammonia, formaline dan lain-lain. Trauma pada mukosa hidung juga salah
satu penyebab dari rhinitis irritative.

2.3. Epidemiologi
Berdasarkan hasil RISKESDAS 2018 prevalensi ISPA menurut diagnosis
tenaga kesehatan di Indonesia yaitu sebesar 4.4%. Dalam satu tahun, terdapat
10 juta kujungan ke RS akibat infeksi saluran pernapasan atas. Orang dewasa
mengalami flu biasa sekitar 2-3 kali setahun sedangkan pada anak-anak
mengalami hingga 8 kasus setiap tahun. Infeksi saluran pernapasan bagian
atas menyebabkan lebih dari 20 juta hari tidak masuk sekolah dan 20 juta hari
tidak masuk kerja, sehingga menimbulkan beban ekonomi yang besar.

2.4. Patofisiologi
2.5. Manifestasi klinis
Onset mulai dari hari ke 1-3 setelah paparan dan bertahan sampai 7 hari
sampai 3 minggu.
- Batuk
- Sakit tenggorokan
- Hidung bersekret
- Post nasal drip
- Obstruksi nasal
- Sakit kepala
- Demam ringan
- Bersin
- Lemah
- Nyeri otot

2.6. Diagnosis
Anamnesa
Pasien biasanya datang ke rumah sakit karena demam, dan hidung tersumbat.
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik pasien status generalis dalam batas normal. Pada
pemeriksaan rhinoskopi anterior dapat ditemukan hiperemis pada mukosa
nasa, edema konka, terlihat secret yang bening hingga kuning apabila sudah
terjadi infeksi sekunder

2.7. Diagnosis banding


Rhinitis kronik
1. Rhinitis simplek kronik
2. Rhinitis hipertopik
3. Rhinitis atropik
4. Rhinitis sicca
5. Rhinitis caseosa

2.8. Tatalaksana
1. Tatalaksana utama yaitu istirahat dan konsumsi cairan yang cukup
berdasarkan kebutuhan cairan masing-masing individu
2. Irigasi nasal dengan larutan NaCl untuk menjaga hidung dari sekret yang
kental dan menghilangkan infeksi pada superfisial.
3. Dekongestan untuk meredakan obstruksi nasal dan meningkatkan ventilasi
sinus. Namun, peberian dekongestan harus diperhatikan. Apabila
penggunaannya berlebihan akan menyebabkan rhinitis medikamentosa
4. Antibiotic untuk terapi infeksi sekunder ataupun primer akibat bakteri.
5. Analgesik

2.9. Pencegahan
1. Menjaga kebersihan
2. Menjaga imunitas tubuh dengan makan makanan bergizi
3. Menjauhi paparan allergen

2.10. Prognosis
1. Quo ad vitam : ad bonam
2. Quo ad fungsionam : ad bonam
3. Quo ad sanactionam : ad bonam

2.11. Komplikasi
1. Sinusitis
2. Pharyngitis
3. Tonsillitis
4. Bronchitis
5. Pneumonia
6. Otitits media
Daftar Pustaka

Kemenkes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS): Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.

Thomas M, Koutsothanasis GA & Bomar PA. 2020. Upper Respiratory Tract


Infection. StatPearls Publishing.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532961/#_NBK532961_pubdet_

Anda mungkin juga menyukai