Laporan Kasus
Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Usia : 21 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Mahasiswa
Keluhan Utama
Keluhan Tambahan
Bersin-bersin, ingus encer berubah menjadi kental putih-kunging, nyeri kepala ringan
Riwayat Keluarga
Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama dengan
pasien. Pasien
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
2. Kesadaran : Komposmentis
3. Kesan : Tampak sakit ringan
4. Berat Badan : 60 kg
5. Tinggi Badan : 175 cm
Tanda vital
Kepala : Normocephal
• Telinga
Thorax
Abdomen
• Inspeksi : supel
• Palpasi :
• Perkusi : timpani
• Auskultasi : BU (+) N
Diagnosis Banding
Rhinitis viral
Rhinitis alergi
Diagnosis Kerja
Tatalaksana
Nonmedikamentosa
• Istirahat
Medikamentosa
• Vit. C
Prognosis
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Rhinitis adalah inflamasi dari membrane mukosa hidung yang dapat
terjadi secara akut ataupun kronik.
2.2. Klasifikasi dan Etiologi
Rhinitis akut dibagi tiga berdasarkan etiologinya:
2. 2. 1. Rhinitis Viral
a. Rhinitis simpleks / Common cold / Selesma / Flu / Coryza
Penyakit virus paling sering ditemukan pada manusia.
Penyababnya adalah:
- Adenovirus
- Picornavirus
- Rhinovirus
- Coxsackie virus
- Enteric cytophatic human orphan virus
Penyakit ini sangat menular dan gejala timbul akibat tidak ada nya
kekebalan tubuh atau menurunnya daya tahan tubuh (kedinginan,
kelelahan, adanya penyakit lain dan lain-lain).
b. Rhinitis influenza
- Virus influenza tipe A, B dan C
c. Rhinitis yang terkait dengan exantema
- Measles
- Rubella
- Chickenpox
2. 2. 2. Rhinitis Bakterial
a. Infeksi nonspesifik
Berupa infeksi primer ataupun sekunder. Infeksi bakterial primer
sering terjadi pada anak-anak karena bakteri:
- Pneumococcus
- Streptococcus
- staphylococcus
b. Rhinitis difteritik
2. 2. 3. Rhinitis Irritative / Rhinitis Alergi
Rhinitis alergi merupakan reaksi dari respon imun terhadap paparan
dari lingkungan seperti debu, asap atau gas yang irritative seperti
ammonia, formaline dan lain-lain. Trauma pada mukosa hidung juga salah
satu penyebab dari rhinitis irritative.
2.3. Epidemiologi
Berdasarkan hasil RISKESDAS 2018 prevalensi ISPA menurut diagnosis
tenaga kesehatan di Indonesia yaitu sebesar 4.4%. Dalam satu tahun, terdapat
10 juta kujungan ke RS akibat infeksi saluran pernapasan atas. Orang dewasa
mengalami flu biasa sekitar 2-3 kali setahun sedangkan pada anak-anak
mengalami hingga 8 kasus setiap tahun. Infeksi saluran pernapasan bagian
atas menyebabkan lebih dari 20 juta hari tidak masuk sekolah dan 20 juta hari
tidak masuk kerja, sehingga menimbulkan beban ekonomi yang besar.
2.4. Patofisiologi
2.5. Manifestasi klinis
Onset mulai dari hari ke 1-3 setelah paparan dan bertahan sampai 7 hari
sampai 3 minggu.
- Batuk
- Sakit tenggorokan
- Hidung bersekret
- Post nasal drip
- Obstruksi nasal
- Sakit kepala
- Demam ringan
- Bersin
- Lemah
- Nyeri otot
2.6. Diagnosis
Anamnesa
Pasien biasanya datang ke rumah sakit karena demam, dan hidung tersumbat.
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik pasien status generalis dalam batas normal. Pada
pemeriksaan rhinoskopi anterior dapat ditemukan hiperemis pada mukosa
nasa, edema konka, terlihat secret yang bening hingga kuning apabila sudah
terjadi infeksi sekunder
2.8. Tatalaksana
1. Tatalaksana utama yaitu istirahat dan konsumsi cairan yang cukup
berdasarkan kebutuhan cairan masing-masing individu
2. Irigasi nasal dengan larutan NaCl untuk menjaga hidung dari sekret yang
kental dan menghilangkan infeksi pada superfisial.
3. Dekongestan untuk meredakan obstruksi nasal dan meningkatkan ventilasi
sinus. Namun, peberian dekongestan harus diperhatikan. Apabila
penggunaannya berlebihan akan menyebabkan rhinitis medikamentosa
4. Antibiotic untuk terapi infeksi sekunder ataupun primer akibat bakteri.
5. Analgesik
2.9. Pencegahan
1. Menjaga kebersihan
2. Menjaga imunitas tubuh dengan makan makanan bergizi
3. Menjauhi paparan allergen
2.10. Prognosis
1. Quo ad vitam : ad bonam
2. Quo ad fungsionam : ad bonam
3. Quo ad sanactionam : ad bonam
2.11. Komplikasi
1. Sinusitis
2. Pharyngitis
3. Tonsillitis
4. Bronchitis
5. Pneumonia
6. Otitits media
Daftar Pustaka
Kemenkes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS): Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.