Pemeriksaan ini bersifat semi-kuantitatif, menentukan derajat ketulian secara
kasar. Hal ini yang diperlukan adalah ruangan yang cukup tenang, dengan panjang minimal 6 meter. Pada nilai normal tes berbisik: 5/6-6/6 Caranya ialah dengan membisikkan kata-kata yang dikenal penderita dimana kata-kata itu mengandung huruf lunak dan huruf desis. Lalu diukur berapa meter jarak penderita dengan pembisiknya sewaktu penderita dapat mengulangi kata-kata yang dibisikan dengan benar. Pada orang normal dapat mendengar 80% dari kata-kata yang dibisikkan pada jarak 6-10 meter. Apabila kurang dari 5-6 meter berarti ada kekurangan pendengaran. Apabila penderita tak dapat mendengarkan kata-kata dengan lunak, berarti tuli konduksi. Sebaliknya, bila tak dapat mendengar kata-kata dengan desis berarti tuli persepsi. Persyaratan yang perlu diingat dalam melakukan tes ini ialah: 1. Ruangan tes. Salah satu sisi atau sudut menyudut ruangan harus ada jarak sebesar 6 meter. Ruangan harus bebas dari kebisingan. Untuk menghindari gema di ruangan dapat ditaruh kayu di dalamnya 2. Pemeriksa. Sebagai sumber bunyi harus mengucapkan kata-kata dengan menggunakan ucapan kata-kata sesudah expirasi normal. Kata-kata sehari-hari. Setiap suku kata diucapkan dengan tekanan yang sama dan antara dua suku kata (bisyllabic) yang terdiri dari kata-kata sehari-hari. Setiap suku kata diucapkan dengan tekanan yang sama dan antara dua suku kata bisyllabic “Gajah Mada P.B.List” karena telah ditera keseimbangan phonemnya untuk Bahasa Indonesia 3. Penderita, telinga yang akan di test dihadapkan kepada pemeriksa dan telinga yang tidak sedang ditest harus ditutup dengan kapas atau oleh tangan si penderita sendiri. Penderita tidak boleh melihat gerakan mulut pemeriksa Cara pemeriksaan : Sebelum anda melakukan pemeriksaan, pasien harus diberi instruksi yang jelas misalnya anda akan dibisiki kata-kata dan setiap kata yang didengar harus diulangi dengan suara keras. Kemudian anda melakukan test sebagai berikut: a. Mula-mula penderita pada jarak 6 meter dibisiki beberapa kata bisyllabic. Bila tidak menyahut, anda selaku pemeriksa maju 1 meter (5 meter dari penderita) dan test ini dimulai lagi. Bila masih belum menyahut anda maju 1 meter dan demikian seterusnya sampai pasien dapat mengulangi 8 kata-kata dari 10 kata- kata yang dibisikkan. Jarak dimana pasien dapat menyahut 8 dari 10 kata diucapkan di sebut jarak pendengaran b. Cara pemeriksaan yang sama anda lakukan untuk telinga yang lain sampai ditemukan satu jarak pendengaran Kemudian hasil pemeriksaan pendengaran di evaluasi dengan kategori sebagai berikut : a. Jarak 6 meter, normal b. Jarak 5 meter, dalam batas normal c. Jarak 4 meter, tuli ringan d. Jarak 3-2 meter, tuli berat e. Jarak 1 meter atau kurang, tuli berat Dengan tes suara bisik ini dapat dipergunakan untuk memeriksa secara kasar derajat ketulian (kuantitas). Bila sudah berpengalaman test suara bisik dapat pula secara kasar memeriksa type ketulian, misalnya : a. Tuli kondusif sukar mendengar huruf lunak seperti n,m,w (meja dikatakan becak, gajah dikatakan kaca, dll) b. Tuli sensori neural sukar mendengar huruf tajam yang umumnya berfrekuensi tinggi seperti s,sy,c, dll (cicak dikatakan tidak, kaca dikatakan gajah, dll)
SOURCE : FK UNHAS. 2016. Buku Penuntun Kerja Ketrampilan Klinik Pemeriksaan Fisis Telinga Hidung dan Tenggorok. FKUNHAS: Makkasar