Anda di halaman 1dari 5

TES BISIK

1. Tes Suara Bisik

Suara bisik adalah kata-kata yang dibisikkan dengan udara cadangan


dalam paru-paru yaitu udara yang tertinggal sesudah ekspirasi biasa atau
normal. Suara ormal. Suara bisik lebih konstan konstan dan jarak yang
diperlukan yang diperlukan lebih kecil, tetapi masih ada kesulitan, orang
normal masih dapat mendengar suara bisik dari jarak 10 meter, akhirnya
diambil consensus 6meter dianggap normal, maka cukup memerlukan kamar 4
x 5 meter, dimana diagonal lebih dari 6 meter.

2. Syarat Kamar Periksa

Diperlukan tempat yang sunyi, tidak ada ekho, ukuran minimal 4 meter
x 5 meter yang berarti diagonal lebih 6 meter. Dinding sebaiknya tidak rata,
ada korden atau “soft board”.

3. Syarat Penderita Atau Yang Diperiksa

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk yang diperiksa, yaitu
tentang mata yang diperiksa, telinga dan bagaimana cara menjawab atau
mengulang suara yang dibisikkan.

 Mata
o Mata ditutup agar tidak melihat gerakan mulut pemeriksa yang
membisiki.
o Bila pemeriksa tidak ada pembantu maka mata yang diperiksa ditutup
dengan sapu tangan.
o Bila ada pembantu mata yang diperiksa ditutup dengan tangan
pembantu agar tidak melihat gerakan bibir yang memeriksa.
 Telinga
o Telinga yang diperiksa dihadapkan ke pemeriksa untuk dibisiki atau
mendengarkan suara bisik yang diucapkan oleh pemeriksa.
o Telinga yang tidak diperiksa: Pemeriksa tidak ada pembantu, telinga
yang tidak diperiksa ditutup dengan kapas dan gliserin. Pemeriksa
ada pembantu, jari telunjuk pembantu ditekankan pada tragus
penderita sehingga telinga tertutup rapat, kemudian digerak-gerakkan
sehingga timbul suara sebagai “masking”
 Jawaban orang yang diperiksa diperiksa
Yang diperiksa atau penderita disuruh mengulang dengan suara keras dan
terang kata-kata yang dibisikkan oleh pemeriksa.

4. Syarat Pemeriksa (Dokter)

Untuk pemeriksa atau dokter yang memeriksa diperlukan beberapa


syarat sebagai berikut:

 Cara membisikkan: Kata kata yang diucapkan atau dibisikkan dengan


udara cadangan dalam paru-paru sesudah ekspirasi normal atau biasa.
Diucapkan lambat-lambat dan terang, jangan dengan mulut ditutup.
 Kata-katanya:
o Untuk menghilangkan faktor menerka dipakai suku satu atau dua,
jangan kata-kata singkatan yang belum dikenal penderita atau yang
diperiksa diperiksa, misal lettu, polsek, dema dan lain-lain
o Banyak kata suku satu dalam percakapan percakapan sehari-hari
dijadikan suku dua, misalnya:

Stop  setop

Klas  kelas

Stang  setang

Strum  setrum

Skrup  sekrup

Sport  seport

Milk  milek

o Kata-kata harus yang dikenal penderita baik istilah atau hubungan


dengan pekerjaannya, seorang petani mungkin lebih baik dites
dengan kata-kata yang ada hubungannya dengar kehidupan
kehidupan sehari-harinya, sehari-harinya, misal: jagung, pohung,
pacul, dan lain-lain.
o Mengandung huruf lunak dan desis: Huruf lunak: l, k, m, n, Huruf
lunak: l, k, m, n, g, u Huruf desis : s, f, c Hanya sedikit kata-kata
Indonesia yang bersuku kata, Contohnya : nan, es, yang, dan, bang,
cat, cap, gang, jam.
5. Pelaksanaan
 Kita mulai dari jarak satu meter, bila penderita mendengar dan dapat
menirukan dengan benar semua kata-kata yang dibisikkan, maka kita
mundur 2 meter, 3 meter, 4 meter, 5 meter, sampai dengan 6 meter.
 Sebagai batas berapa meter penderita tes suara bisiknya, ialah pada jarak
meter tertentu meter tertentu penderita dapat penderita dapat mendenga
mendengar 80% dari kata-kata kata-kata yang dibisikkan dan menirukan
kembali dengan benar,jadi 4 dari 5 kata, 8 dari 10 kata, 16 dari 20 kata
dan seterusnya.
 Suara bisik 3 meter pada telinga kiri, artinya pada jarak 3 meter, telinga
kiri penderita dapat mendengar dan menirukan dengan benar 80% dari
kata-kata yang dibisikkan.
 Sebagai kontrol, suara bisik 3 meter, bila kita maju ke 2 meter dapat
mendengar dan menirukan dengan benar lebih dari 80%, bila mundur ke 4
meter kurang dari 80%.
 Apabila 1 meter tidak mendengar, maka kita maju sampai dapat meniru
benar berapa cm, 50 cm, 75 cm dan seterusnya. Suara bisik kurang dari
satu meter kita lakukan tes konversasi.
6. Hasil pemeriksaan
a. Secara kuantitatif
 Jarak suara dibisikkan
10 m – 6 m  normal
5m– 4m  normal – praktis normal
3m– 2m  kurang pendengaran ringan
<1m  kurang pendengaran sedang
10 cm  kurang pendengaran berat
0 cm  kurang pendengaran total
 Sebagai ilustrasi untuk menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran
UA/Fakultas Kedokteran Hewan UA :
o Satu telinga 4 m, yang lain minimal 4 m
o Satu telinga 2 m, yang lain harus 6 m

Untuk menjadi pegawai negeri :


o Satu telinga 4 m, yang lain minimal 4 m
o Satu telinga 1 m, yang lain harus 6 m
b. Secara kualitatif
 Kurang pendengaran ada kurang pendengaran konduktif dan
kurang pendengaran perseptif atau disebut pula kurang pendengaran
saraf, kurang pendengaran labirin atau “sensory-neural hearing loss”.
 Kurang pendengaran konduktif kelainan terhadap pada telinga bagian
luar sampai ke telinga bagian tengah.
 Kurang pendengaran perseptif kelainan terdapat dari telinga
dalam/koklea sampai ke pusat pendengaran di korteks serebri lobus
temporalis.
i. Pada kurang pendengaran konduktif dengan tes suara bisik
penderita tidak mendengar huruf lunak.
Misal : su – su didengar s – s
ii. Pada kurang pendengaran perseptif dengan tes suara bisik
penderita tidak penderita tidak mendenga mendengar huruf
desis r huruf desis.
Misal : su – su didengar s – s
Sa – tu didengar a – ku
Ci – cak didengar ka – kak
TES SUARA BISIK MODIFIKASI

Untuk memeriksa calon mahasiswa yang banyak serta pemeriksaan


kesehatan rutin pegawai digunakan Tes Suara Bisik yang dimodifikasi. Dalam
sehari dapat memeriksa sampai 70 calon mahasiswa atau pegawai, yaitu dengan
cara memeriksa membelakangi penderita, hal ini dapat mengurangi sepertiga dari
jarak pemeriksaan, jarak ini jarak ini dapat dikurangi lagi dengan dikurangi lagi
dengan sepertiganya, jadi sepersembilan, dengan cara jadi sepersembilan, dengan
cara telinga penderita dipalingkan (telinga yang diperiksa menghadap arah
berlawanan dengan mulut pemeriksa), jarak ½ meter sama dengan 4 ½ meter jarak
tes suara bisik yang biasa. Cara melakukannya :

 Pemeriksa duduk berhadapan dengan penderita atau yang akan diperiksa


 Telunjuk kiri atau kanan pemeriksa ditekankan pada tragus telinga penderita
yang tidak diperiksa dan menutup telinga, kemudian digerak-gerakkan hingga
menimbulkan suara sebagai masking.
 Dibisikkan kata-kata yang berasal dari PB-List dengan memalingkan mulut
membelakangi telinga penderita, dibisikkan 5-10 kata, penderita disuruh
menirukan dengan terang dan terang dan keras apa yang didengar.
 Apabila penderita bisa menirukan dengan benar 80% dari kata-kata yang
dibisikkan, maka telinganya dianggap normal, suara bisik antara 4 ½
meter – 6 meter
 Bila tidak bisa mencapai 80% dilakukan tes suara bisik yang biasa, atau
diteruskan dengan pembuatan audiogram.

Ref : Yusuf Muhtarum, dkk. 2016. Pedoman Praktik Klinis Telinga Hidung
Tenggorok Bedah Kepala dan Leher. Surabaya: Dept-SMF Ilmu Kesehatan THT-
KL RSUD Dr Soetomo Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, pp.40-47.

Anda mungkin juga menyukai