Anda di halaman 1dari 30

BBM – AMALIA ADITYAS

NYERI DADA

Angina Stable Anginal Unstable NSTEMI STEMI Perikarditis


Durasi < 20 menit >20 menit

Faktor yang Istirahat Istirahat tetep sakit Duduk ke depan (membungkuk)


memperingan ISDN/NTG
Stemi ga ngaruh
Nyeri  Lokasi : Tertekan di retrosternal, menjalar ke bahu dan leher dan lengan  Nyeri tajam (pleuritik)
 Karakteristik : Nyeri tumpul seperti tertekan, tertindih, tercekik, atau rasa panas  Retrosternal atau pericardial
 Faktor yang mempeberat : aktivitas fisik di apeks jantung, menjalar ke
bahu kiri
 Makin memberat saat
napas,batuk

 Hilang timbul  Terus menerus  Terus menerus  Terus menerus Memburuk saat berbaring atau
 Dapat  Terjadi saat  Terjadi kapan saja inspirasi, batuk, menelan
membangunkan istirahat/aktiitas (biasanya pagi hari)
dari tidur minimal

Gejala  Keringat dingin  Keringat dingin  Keringat dingin  Keringat dingin


penyerta  Sesak nafas  sesak napas  sesak napas  Sesak napas
 mual  mual  Mual muntah
 muntah  muntah  Cemas
 Lemas
 Ekstremitas pucat
Riwayat HT ISPA
PJK BAKTERI TB
BBM – AMALIA ADITYAS

Hiperlipid INFARK MIOKARD NYEBAR


Penyakit PJK keluarga KELUAR
Pola hidup dan pola makan  makan pedes ?  DD GERD ISPA : PNEUMOCOCCUS
Px Fisik KU / Kesadaran  tampak gelisah Demam subfebris,
Vital Sign  hipotensi / hipertensi takikardi,
Head to toe : sesak napas
Mata  anemia? Arkus senilis (curiga hiperkolesterol)? gelisah
Px Thoraks  IPPA  bisa ada murmur dan gallop S3, ronkhi, JVP  bisa tumpang tindih sama HF Pericardial friction rub saat
Abdomen  cek apa ada tanda HF napas dihembuskan
Ekstremitas  edema?
Px Penunjang
EKG Normal T inversi T inversi ST elevasi ST elevasi hamper disemua lead
ST depresi ringan ST depresi ST depresi Q patologis ST normal lagi
T inverted

Sadapan Lokasi iskemik

V1-V4 Anteroseptal

V3-V4 Anterior

V5, V6, I, AVL Lateral

II, III, AVF Inferior

I, AVL High lateral


BBM – AMALIA ADITYAS

Enzim Normal Normal Naik Naik CKMB dan Troponin meningkat


Jantung Troponin I Darah  leukositosis,
Troponin T peningkatan LED
<0,16
CKMB<10
Tx
ONMACO 1. NSAID  ibuprofen 300-
1. Tirah baring 800 mg tiap 6-8 jam,
2. Oksigen  2-4 L/menit kolkisin 2 x 0,5 mg
2. Kortikosteroid
R/ Nasal canule No I
3. Antibiotik
s. i.m.m.
3. Pasang IV line
4. Nitrogliserin / ISDN
- NTG sublingual : @0,3-0,6 mg  max 3x
- ISDN : @5 mg  max 3x
5. Morfin
- Bila tidak responsif setelah 3x ISDN
- 1-5 mg IV  bisa diulang tiap 10-30 menit
6. Aspirin
- Diberikan segera ke semua pasien
BBM – AMALIA ADITYAS

- 4 x 80 mg  dosis maintenance : 80 mg/hari


7. Clopidogrel
- 4 x 75 mg  dosis maintenance : 75 mg/hari
8. Obat lain
- Antihipertensi  Ex : Bisoprolol 10 mg/hari, Amlodipin 5 mg/hari, Captopril 3 x 6,25 mg/hari
- Statin  Ex : Simvastatin / Atorvastatin 40 mg  dosis maintenance : 20 mg/hari
BBM – AMALIA ADITYAS

GAGAL JANTUNG
Gagal Jantung
Ax - Keluhan utama  sesak
- Onset  makin lama makin berat
- Memperberat  tiduran, ativitas ringan/ berat?  tentukan kriteria
NYHA
- Memperingan  istirahat
- Gejala lain  batuk produktif, Mengi (DD Asma)? Bengkak kaki tangan
(tanya kalau pake sepatu lebih sempit gak)? Deg-degan (DD AF)
- RPD  HT, DM, Kolesterol
- Kebiasaan  rokok, makan berlemak, tidur dengan berapa bantal

Px Fisik - KU, kesadaran


- Vital sign  tentukan derajat HT, ↑RR, takikardi lemah
- Thorax  iktus cordis bergeser ke lateral, batas jantung melebar, S3, ronkhi, JVP
- Abdomen  hepatomegali, asites
- Ekstremitas  edema
Kriteria Framingham
Tegak = 1 mayor + 2 minor
BBM – AMALIA ADITYAS

Mayor Minor
1. Paroksismal Nokturnal Dispneu 1. Edema ekstremitas
2. Distensi vena leher 2. Batuk malam hari
3. Ronki paru 3. Dispneu d’effort
4. Kardiomegali 4. Hepatomegali
5. Edema paru akut 5. Efusi pleura
6. Gallop S3 6. Penurunan kapasitas vital 1/3 dari normal
7. Peningkatan JVP 7. Takikardi (> 120x/menit)
8. Refluks hepatojugular
Px Penunjang
Alur Dx
BBM – AMALIA ADITYAS

EKG HIPERTROFI
- Atrium kanan  P pulmonal

- Atrium kiri  P mitral

- Ventrikel kanan
BBM – AMALIA ADITYAS

- Ventrikel kiri

R di V5 / V6 > 27 kk
BBM – AMALIA ADITYAS

BANDINGKAN DENGAN YANG NORMAL :


BBM – AMALIA ADITYAS

Xray - Kardiomegali  CTR > 0,5

- Garis kerley B  kongesti paru

Darah - ↑ NT, BNP


Tatalaksana
Farmako PERKI Kombinasi = ACEI/ARB + Diuretik  + beta bloker
AHA
A : acei/arb
B: acei+beta bloker
BBM – AMALIA ADITYAS

C: acei+beta bloker
Jenis Mekanisme Kontraindikasi Dosis & Sediaan
ACEI Menghambat  Fungsi ginjal
pembentukan tidak adekuat
angiotensin II   Hiperkalemia ( >
vasodilatasi 5 mmol/L)
 Serum kreatinin
> 2,5 mg/dl
 Stenosis aorta
berat R/ Captopril tab 12,5 mg No. XXI
 Riwayat s. 3 dd tab 1
angioedema
Diuretik  Pada pasien
dengan gejala
kongesti

R/ Furosemide tab 40 mg No. VII


s. 1 dd tab 1
R/ Hidroklorotiazid tab 25 mg No VII
s. 1 dd tab 1
Β Menghambat kerja  Asma
Blocker epinefrin  heart  AV block derajat
beats slowly, 2 dan 3
reducing blood  Sinus bradikardia
pressure R/ Bisoprolol fumarat tab 1,25 mg No. XIV
s. 1 dd tab 1
BBM – AMALIA ADITYAS

H-ISDN  Diberikan jika  Hipotensi Kombinasi Hydralazine – ISDN


tidak dapat  Gagal ginjal  Dosis awal : Hydralazine 12,5 mg + ISDN 10 mg
mentolerir  SLE 2 – 3 x/day
ACEI/ARB  Dosis maintenance : Hydralazine 50 mg + ISDN
 Relaksasi otot 20 mg 3-4x/day
arteri 
menurunkan
venous return 
menurunkan
preload
Digoksin  Diberikan jika ada  AV blok derajat 2  Dosis awal
atrial fibrilasi dan 3 1. 0,25 mg 1 x 1 (ginjal normal)
 Inhibisi enzim  Sindrom pre- 2. 0,125 mg – 0,0625 mg 1 x 1
ATPase (enzim eksitasi (lansia/gangguan ginjal)
yang mengatur  Riwayat  Dosis terapetik
keluar masuknya intoleransi 0,6 mg – 1,2 ng/mL
ion di membrane digoksin  Beberapa obat yang dapat meningkatkan
sel)  kontraksi kadar digoksin dalam darah  verapamil,
otot lebih kuat diltiazem, kuinidin, amiodaron)
 Slow electrical
conduction from
atrial to ventricle
Non 1. Ketaatan pasien berobat
Farmako 2. Pemantauan BB mandiri
Jika terdapat kenaikan BB > 2 kg dalam 3 hari, dosis obat diuretik harus dinaikkan
3. Restriksi asupan cairan
Terutama pada pasien dengan gejala berat. Max 1,5 – 2 L/day
4. Pengurangan BB
BBM – AMALIA ADITYAS
BBM – AMALIA ADITYAS

HIPERTENSI
BBM – AMALIA ADITYAS

Kriteria Tx
Grade 1
< 60 th ACEI / ARB
R/ Captopril tab 12,5 mg No. XXI
s. 3 dd tab 1
>60 th CCB / thiazide
R/ Amlodipin tab 5 mg No VII
s. 1 dd tab 1
DM, no CKD Thiazide / ACEI / ARB / CCB
CKD dengan atau tanpa DM ACEI / ARB
Grade 2
Semua pasien CCB/Thiazide + ACEI/ARB
BBM – AMALIA ADITYAS

CARDIAC ARREST
BBM – AMALIA ADITYAS

ARITMIA
Takiaritmia
Ciri-ciri EKG
Sinus takikardi - Laju > 100x / menit
- R-R sempit
- Irama reguler

Atrial ekstrasistol - Gelombang P prematur


- Masih ada gelombang yang normal

SVT - HR 150-250 x/menit


- Reguler, QRS sempit
- P on T
- Tidak ada gelombang yang normal

Atrial flutter - Bentuk gelombang sama


- R-R reguler

Atrial fibrilasi - Bentuk P beda-beda


- R-R ireguler

Ventrikel takikardi - Tidak ada P Monomorfik


- Reguler
- QRS melebar

Polimorfik
BBM – AMALIA ADITYAS

Torsade de pointes, kontraksi ventrikel > 200-250x/menit 


seperti kumparan

Ventrikel flutter - Tidak ada P


- QRS lebar, tidak tegas, bentuk QRS
sama

Ventrikel fibrilasi - Tidak ada P


- QRS beda-beda
BBM – AMALIA ADITYAS

VES - Muncul irama ventrikel di antara irama


sinus  QRS lebar, no P
- Bigemini  N – VES – N – VES
- Trigemini  N – N – VES
- Koplet  N – VES – VES – N
- Triplet  N – 3VES – N

Bradiaritmia
Sinus bradikardi - Irama sinus
- R-R jauh

AV Blok - Derajat I  P-R memanjang reguler, R-R


reguler
- Derajat II Mobitz I  P-R memanjang
progresif, R-R reguler, P tidak diikuti QRS
- Derajat II Mobitz II  P-R tampak relatif
normal, P tidak diikuti QRS
BBM – AMALIA ADITYAS

- Derajat III  QRS prematur, P tidak


diikuti QRS, P dan QRS jalan sendiri-
sendiri
BBM – AMALIA ADITYAS

INTERPRETASI EKG
Irama Panjang segmen

Frekuensi Zona transisional


- Reguler  1500/R-R - Tinggi R=S  normalnya di V3/4
- Ireguler  dalam 30kk ada berapa jumlah R  dikali 10
Axis Bentuk abnormal lain
- Hipertrofi
- ST depresi / elevasi
- Q patologis dll
BBM – AMALIA ADITYAS

- Lead I  tinggi R-S


- Lead aVF  tinggi R-S
- Ex : Lead I +8, lead aVF -2  dicari vektor  berapa sudutnya
- RAD  zona transisi V1-V2
- LAD  V5-V6
BBM – AMALIA ADITYAS

SYOK
SYOK HIPOVOLEMIK SYOK KARDIOGENIK SYOK OBSTRUKTIF
Definisi

karena hilangnya volume intravaskuler secara signifikan kerusakan di jantungnya utk memompa darah yg karena obstruksi mekanis
akibat perdarahan/khilangan plasma darah ckup

Wajah pucat, bibir dan daun telinga sianosis, kulit pucat, Tanda-tanda syok pada umumnya + disritmia, bising Tanda-tanda syok pada umumnya + tanda-
Tanda
Khas

basah, dingin, CRT >2 detik, dapat disertai haus jantung, gallop tanda tension pneumothoraks, tamponade
cordis, emboli paru

-kehilangan darah (perdarahan): eksternal/internal sindrom coroner akut/IMA kondisi yang berkaitan:
-kehilangan plasma :luka bakar,cedera berat,inflamasi komplikasi mekanik-> rupture chordae, rupture septum tension pneumothorax -> udara
peritoneal kelainan katup jantung (regurgitasi, stenosis) tromboemboli paru-> emboli:
penyebab

-kehilangan cairan: dehidrasi,muntah,diabetes aritmia thrombus,lemak,sum2 tlg yg nyumbat aliran darah


insipidus kardiomiopati (hipertrofik, miosit disfx) tamponade jantung -> cairan
gagal jantung

KU Lemah Kriteria hemodinamik yg digunakan u/ menegakan KU Lemah


Kesadaran Penurunan kesadaran -> px GCS syok kardiogenik: Kesadaran Penurunan kesadaran
TD Hipotensi - Penurunan curah jantung /cardiac index < TD Hipotensi
Frekuensi Takikardi 2,2 L/menit/m2
Nadi - Hipotensi sistolik arteri (<90 mmHg) atau
MAP berkurang lebih dari 30 mmHg Frekuensi Takikardi
Dia - Peningkatan tekanan diastolik-akhir ventrikel Nadi
gno kiri (pulmonary capillary wedge
sis Respi Takipnea
Suhu Dbn pressure/PCWP Respi Takipnea
Px Leher Vena-vena leher dapat tdk teraba (bila >18 mmHg) Suhu Dbn
syok berat) - nadi cepat dan lemah Px Leher ++JVP

Px Urin Urin output < 0,55 cc/kgBB/ jam (oliguria) K Lemah

Px Akral dingin, CRT > 2 detik Kesadaran Penurunan kesadaran -> px GCS Px thoraks Tergantung etiologi (bisa
Ekstremitas TD Hipotensi dg tekanan nadi sempit (< tension pneumothoraks,
30 mmHg) emboli paru, atau tamponade
Px Penurunan kesadaran/ skor GCS cordis)
Neurologis menurun
BBM – AMALIA ADITYAS

(GCS) Frekuensi Takikardi  Tension pneumothoraks:


Nadi deviasi trakea ke sisi
kontralateral, distres

Respi Takipnea penapasa, hilangnya suara


Suhu Dbn paru sisi yg terkena)
Px Leher Mungkin didapatkan distensi vena  Tamponade cordis :
jugularis trias beck (hipotensi,
Px thoraks Pernapasan cheyne stokes, ronki basah distensi vena jugularis,
halus (biasanya karena gagal ventrikel bunyi jantung
kiri), S3 gallop kadang dapat terdengar, melemah/menjauh) ,
murmur sistolik (ada regurgitasi/rupture  Emboli paru: distress
septum) pulsasi apikal lemah pernapasan nyeri dada, efusi
pleura)
Px Urin Urin output < 0,55 cc/kgBB/ jam
Px Urin Urin output < 0,55 cc/kgBB/ jam Px Akral dingin, CRT > 2 detik
Px Akral dingin, CRT > 2 detik Ekstremitas
Ekstremitas Px Penurunan kesadaran/ skor
kelas II: ringan (nadi >100, nafas dan urin 20-30) Px Penurunan kesadaran/ skor GCS Neurologis GCS menurun
kelas III: sedang (nadi>120, tekanan drh mulai menurun, Neurologis menurun (GCS)
,nafas 30-40x,urin 5-15, cemas bingung) (GCS)
kelas IV: berat (nadi>140,nafas 40, urin tdk berarti,
penurunan kesadaran)

PX penunjang: penunjang 1. Ekg: penyebab-> SVT,AF,VT


1. Darah rutin: hb turun, hmt naik 2. Rontgen: kardiomegali, kongesti
2. Elektrolit: hypernatremia 3. Ekokardiografi: mnilai fx katup
3. Tes fungsi ginjal: kreatianin ningkat, BUN + jika ada
kerusakan ginjal
4. Analisis gas darah: asidosis metabolic
BBM – AMALIA ADITYAS

 Airway : proteksi jalan napas, jika diperlukan dapat


dilakukan intubasi
 Breathing : Oksigen 100%, pertahankan saturasi  Airway : proteksi jalan napas, jika diperlukan  Airway : proteksi jalan napas, jika
>96% dapat dilakukan intubasi diperlukan dapat dilakukan intubasi
 Breathing : Oksigen 100%, pertahankan saturasi  Breathing : Lakukan penanganan
 Circulation : Hentikan perdarahan bila penyebabnya
perdarahan, Pasang infus 2 jalur (untuk ekspansi >96% sesuai penyebab
volume intravaskuler mll kanula vena besar)   Circulation : Fluid challenge jika tdk ada kongesti Lakukan penanganan sesuai penyebab
infus cepat kristaloid 1-2 L untuk dewasa (atau 20 paru jika tdk ada perbaikan  susp. Syok  Tension pneumothorax: needle
cc/kgBB untuk anak-anak)  INTI : 500 mL dalam kardiogenik inotropik decompression lanjut chest tube
15 menit  Tamponade jantung: pericardiosintesis
1. Setelah ABC-> Pemberian cairan kristaloid
 Lakukan penilaian respon dari cairan awal yg  Emboli paru: trombolisis dengan infus
500ml (1-2L) 100 mg activator plasminogen (Rtpa)
diberikan
2. Dicek
 Dejart 3 dan 4 = tmbah transfusi darah slama 2 jam/ antikoagulan
Tx 3. TDS >100 mmhg, ada edem paru /tanda lain:
(hb<10)  Circulation : Pasang infus 2 jalur (untuk
Nitrogliserin 10-20 microgrm
ekspansi volume intravaskuler mll kanula
4. TDS 70-100 mmhg, tidak ada tanda syok :
vena besar) infus cepat kristaloid 1-2 L
Dobutamine 2-20 microgrm/kg
5. TDS 70-100 mmhg, ADA TANDA SYOK: untuk dewasa (atau 20 cc/kgBB untuk
anak-anak),
Dopamine 2-20 microgram/kg
6. TDS <70 mmhg, ADA TANDA SYOK:
Norepineprin 0,5-30 microgrm/min IV

tanda syok: ASEPTOP


angina,sesak,extremitas dingin,pucat,turun tek
drh,oliguria,penurunan kesadaran
BBM – AMALIA ADITYAS
BBM – AMALIA ADITYAS
BBM – AMALIA ADITYAS

SYOK DISTRIBUTIF : vasodilatasi abnormal


SYOK SEPSIS (infeksi) SYOK ANAFILAKTIK SYOK NEUROGENIK
agen yg menyebabkan: Biasanya disebabkan karena trauma ada spinal
anafilaktik (ig E dependent) cord  kehilangan refleks autonom dan motoric
anafilaktoid (independent) disfx saraf di ganglia simpatis-> PS yang aktif
(vasodilatasi)

Stimulus oleh saraf simpatis (-)  dinding pembuluh


darah relax uncontrollably  penurunan resisten
vaskular perifer  vasodilatasi dan hipotensi
cedera medspin servikal
cedera kepala hebat (TBI)
anestesi spinal
1. Febrile
General 2. Tachycardia
Charact 3. Warm extremities
eristic 4. Flat neck veins
5. Oligouria

mental: penurunan perfusi: bingung,stupor,koma ekstremitas: KULIT HANGAT KEMERAHAN


Tekanan Darah (TD) ↑ >90mmHg Sign n symptoms : VS: BRADIKARDI
Suhu ↑ >38° (DEMAM)  Itching, hives, swelling HIPOTENSI
Frekuensi Nafas ↑ >20x/menit SIRS  Circulatory collapse (vasodilatation)
Clinical manifestation :
Angka Leukosit ↑ >12.000 (leukositosis)  Suffocation (bronchial and tracheal swelling)
 Flaccid paralysis below the level injury
Diagnos SIRS + Focal infection  Sepsis takipnea, takikardi,hipotensi
Sepsis + TD↓ (S-D <20mmHg)  Severe Sepsis  Absence of cutaneous and propioceptivee
is kolaps kardiovaskular sensation
Severe Sepsis + TD ↓↓↓  Syok Sepsis kulit-> urtikaria, bercak2 makulopapuler, kemerahan
Syok Sepsis Prolonge  Multiple Organ Dysfunction  Hypotension and bradycardia
napas: stridor, obstrusi sl napas, wheezing Absence of relax activity below the level of injury 
Syndrome
GI: diare, muntah ,nyeri abdomen urinary retention, bowel paralysis, ileus
fase hiperdinamik (warm shock)
hiperventilasi, alkalosis, akral hangat, tek vena sentral naik,
oliguria, hipotensi
fase hipodinamik (cold shock)
curah jantung turun, tek vena sentral turun, vasoktriniksi
perifer, akral dingin, asam lakttat-asidosis, urin output turun,
hipotensi
BBM – AMALIA ADITYAS

Syok sepsis  sepsis dengan hipotensi selama setidaknya 1


jam walaupun telah dilakukan resusitasi cairan yang
adekuat, atau
Membutuhkan vasopresor untuk menjaga tekanan darah
sistolik ≥90mmHg atau MAP ≥ 70mmHg (PAPDI)

Px Lab darah rutin : leukositosis, trombositopenia, darah rutin: eosinifila Ct scan/ MRI: utk lihat penyebab fraktur/dislok vertebra
hiperbilirubinemia, proteinuria (ga semuanya harus ada) elisa-> ig E: + servikal atau torakal atas
Penunja kadar laktat serum: > 4 mmol prick test + AGD
ng kultur bakteri untuk resistensi antibiotic AGD
Hiperventilasi pada awal sepsis  alkalosis respiratorik
Analisis gas darah  hipoksemia (awal syok sepsis)
alkalosis respiratorik
1. Posisi trendelenburg untuk membantu menaikkan
venous return (elevasi tungkai) 1. Airway : proteksi jalan nafas dan cervical
1. Oksigenisasi 2. Akses AB 2. Breathing : oksigen 100%, pertahankan saturasi
2. Fluids challenge : kristaloid :nacl 0,9/RL -Pemasangan intubasi trakhea >96%
3. Antibiotic broad spectrum : - IV akses, oksigen, monitoring 3. Circulation . Pasang infus kristaloid 1-2L untuk
gentamicin 5mg/kg/hr iv dan ampisilin 2 gr iv 3. IM EPINEFRIN dosis 0,01 mg/kg paha A-L dewasa atau 20cc/kgBB untuk anak-anak
Bila masih hipotensi diberi: 4. Infus cairan cepat (iv/io) normal salin NACL 4. tidak pulih  VASOPRESOR: dopamine,
4. Vasopressor  norepinefrin 5mcg/menit IV (target 500ml - 1 L norepineprin, epinefrin, dobutamine
MAP ≥ 65mmHg) 5. H1/H2 antihistamin : chlorpeniramin 10 mg IV Norepineprin 5 mcg/menit IV
6. Steroid: hidrokortison 200 mg IV 5.steroid: hidrokortison 200 mg
Tx 7. Bronkodilator: beta 2 agonis inhalasi: IV
albuterol,salbutamol
1-
bila blm rehidrasi: 2mg/kgBB
8. Ulangi epinefrin IM
9. Infus epinefrin IV 1 microgrm/menit IV utk mencegah berulang
10. Glucagon (lini terakhir bila smua ggl)
Definitif : stabilisasi medula spinalis (rujuk spesialis
orthopedi konsultan spine atau dokter bedah saraf)
BBM – AMALIA ADITYAS

Anda mungkin juga menyukai