Anda di halaman 1dari 27

TONSILOFARINGITIS

Oleh : Egi Novita ningrum


Pembimbing : dr. Kartin Akune, Sp.A
PENDAHULUAN
• Tonsilofaringitis merupakan infeksi yang
sangat umum terjadi pada orang dewasa
dan anak-anak.
• Tonsilofaringitis adalah infeksi akut,
rekuren atau kronik pada faringotonsil.
Etiologi
• Bakteri : - SBHGA,
- M.pneumonia,
- Neisseria gonorrhea, dan
- Corynebacterium diphtheria
• Virus : - HSV,
- EBV,
- Sitomegalovirus,
- Adenovirus
Epidemiologi
• Tonsilitis paling sering dijumpai pada anak,
jarang pada umur < 2 tahun, tidak lazim pada
anak dibawah umur 1 tahun, Insidensnya
kemudian naik sampai mencapai puncaknya
pada 4-7 tahun
• Istilah faringitis akut digunakan untuk
menunjukkan semua infeksi akut pada faring,
termasuk tonsilofaringitis yang berlangsung
hingga 14 hari.
Gambaran Anterior
Laporan Kasus
IDENTITAS
Nama : An. A
Umur : 5 tahun 7 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal pemeriksaan : 28 April 2016

Keluhan Utama : Panas, batuk


Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien anak laki-laki masuk rumah sakit tanggal 28 April 2016 dengan keluhan
panas hari ke-3. Panas yang dalami naik turun, membaik dengan pemberian obat
penurun panas dirumah. Tidak ada menggigil maupun kejang. Panas disertai
dengan batuk berlendir dan pilek tanpa sesak. Tidak ada muntah saat batuk, nyeri
menelan (+), nyeri tenggorokan (+). mimisan (-), gusi berdarah (-), nyeri kepala (-),
nyeri sekitar mata (-),nyeri tulang (-), nyeri perut (-), nafsu makan menurun, BAB
biasa, BAK lancar.
Laporan Kasus (Lanjutan)
Riwayat Penyakit Sebelumnya :
Sebelumnya pasien pernah menderita hal serupa sekali, Pasien pernah sekali
mengalami batuk dan panas, kejang demam (+), asma (-), DBD (-), Demam tifoid
(-)

Riwayat Penyakit Keluarga :


Kakak pasien mengalami panas dan batuk namun sudah sembuh.

Riwayat makanan:
Asi 0-6 bulan
MP-ASI 6 bulan-sekarang

Riwayat sosial-ekonomi: menengah

Riwayat kebiasaan dan lingkungan:


Pasien sehari-hari beraktivitas di dalam maupun di luar rumah, pasien gemar
jajan snack dan es di sekolahnya.
Laporan Kasus (Lanjutan)
Riwayat kehamilan dan persalinan :
Pasien merupakan anak kedua dari 2 bersaudara. Lahir normal,
cukup bulan, lahir langsung menangis, berat bayi lahir 2.800 gram.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Sakit sedang
Tingkat Kesadaran : Compos mentis
Tinggi Badan : 90 cm
Berat Badan : 15 Kg
Status Gizi : CDC score 93 % (Gizi baik)
Mata : Palpebra edema (-/-), anemis (-/-), ikterik
(-/-), cahaya :(+/+), Cekung (-/-)
Telinga : otorhea (-/-)
Hidung : rhinorrhea (+/+)
Mulut : Sianosis (-), kering (-)
Lidah : lidah kotor (-)
Tonsil : T2-T2 hiperemis (+/+), ulcus (-/-)
Faring : hiperemis (+)
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening : +/+
• Tanda-tanda Vital
• Tekanan Darah : 90/60 mmHg
• Nadi : 88 x/menit
• Pernapasan : 24 x/menit
• Suhu Badan : 40oC
• Kulit : warna sawo matang, eritema (-),
turgor < 2 detik, pucat (-)
• Kepala :
Bentuk Normocephale
Rambut warna hitam, tidak mudah dicabut, tebal,
alopesia (-)
Pemeriksaan Fisik
THORAX
:
Dinding dada/paru :
•Inspeksi : Ekspansi dada simetris bilateral
•Palpasi : Fremitus vokal ka=ki
•Perkusi : Sonor +/+
•Auskultasi : Bronchovesikuler +/+, Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung :
•Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V linea midmclavicula
sinistra
•Perkusi : Batas jantung normal
•Auskultasi : BJ I/II murni regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
• Inspeksi : Bentuk datar, kesan normal
• Auskultasi : bising usus (+) kesan normal
• Perkusi : timpani (+), ascites (-)
• Palpasi : Nyeri tekan (-), hepatomegali (-), spleenomegali (-), ginjal
tidak teraba
Ekstremitas : akral hangat, edem (-)
Genitalia : Tidak ada kelainan
Skor validasi streptococcus pada dewasa atau anak:
Pemeriksaan Laboratorium
Resume
Pasien anak laki-laki masuk rumah sakit tanggal 28 April 2016
dengan keluhan panas hari ke-3. Panas yang dalami naik turun,
membaik dengan pemberian obat penurun panas dirumah. Tidak
ada menggigil maupun kejang. Panas disertai dengan batuk
berlendir dan pilek tanpa sesak. Tidak ada muntah saat batuk,
nyeri menelan (+), nyeri tenggorokan (+). mimisan (-), gusi
berdarah (-), nyeri kepala (-), nyeri sekitar mata (-),nyeri tulang (-),
nyeri perut (-), nafsu makan menurun, BAB biasa, BAK lancar,
Dari pemeriksaan fisik di dapatkan tekanan darah : 90/60 mmHg,
Nadi: 88 x/menit, Pernapasan : 24 x/menit, Suhu Badan : 40oC,
tonsil : T2-T2 hiperemis (+/+), ulcus (-/-), faring : hiperemis (+),
pembesaran kelenjar getah bening (+/+), Pada pemeriksaan
laboratorium darah, tak didapatkan keadaan yang abnormal.
Total skor validasi streptococcus: 4
Diagnosis kerja : Tonsilofaringitis
Anjuran Pemeriksaan Penunjang
• Kultur apusan tenggorokan
Terapi :
• IVFD Dextrose 5% 14 tpm
• Inj. Ceftriaxon 350 mg/12 jam/IV
• Inj. Dexamethasone 2.5/8 jam/IV
• Paracetamol syr 4 x 1 cth
• Puyer batuk (Ambroxol 7.5 mg + salbutamol 0.75 mg + CTM
1.5 mg) 3x1 pulv
Follow Up: 29 April 2016
S: demam (-), batuk (+), pilek (+), nyeri tenggorokan (-) BAB biasa, BAK lancar
O:
• TD: 90/60 mmHg, N : 102 kali/menit, R: 22 kali/menit, T : 37,3 oC
• Tonsil: T2-T2 hiperemis (+/+), Faring hiperemis (+/+)
• Pemeriksaan Laboratorium

A: Tonsilofaringitis
P:
• IVFD Dextrose 5% 14 tpm
• Inj. Ceftriaxon 350 mg/12 jam/IV
• Inj. Dexamethasone 2.5/8 jam/IV
• Paracetamol syr 4 x 1 cth
• Puyer batuk (Ambroxol 7.5 mg + salbutamol 0.75 mg + CTM 1.5 mg) 3x1 pulv
Follow Up: 30 April 2016
S: demam (-), batuk (-), pilek (-), nyeri tenggorokan (-) BAB biasa, BAK
lancar
O: Tekanan darah : 90/60 mmHg
• Nadi : 88 kali/menit
• Pernapasan : 24 kali/menit
• Suhu badan : 36,7 oC
• Tonsil : T2-T2 hiperemis (-/-), Faring hiperemis (-/-)
A: Tonsilofaringitis
P:
• IVFD Dextrose 5% 14 tpm
• Inj. Ceftriaxon 350 mg/12 jam/IV
• Inj. Dexamethasone 2.5/8 jam/IV
• Paracetamol syr 4 x 1 cth
• Puyer batuk (Ambroxol 7.5 mg + salbutamol 0.75 mg + CTM 1.5 mg)
3x1 pulv
• Pasien dibolehkan pulang/ rawat jalan
Diskusi
Diskusi (Lanjutan)
• Diagnosis pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
• Faringitis Streptococcus sangat mungkin jika dijumpai tanda berikut
[2] :
• Awitan akut, disertai mual dan muntah
• Faring hiperemis
• Demam
• Nyeri tenggorokan
• Tonsil bengkak dengan eksudasi
• Kelenjar getah bening anterior bengkak dan nyeri
• Uvula bengkak dan merah
• Ekskoriasi hidung disertai lesi impetigo sekunder
• Ruam skarlatina
• Peteki palatum mole
Diskusi (Lanjutan)
Bila dijumpai gejala dan tanda berikut, maka kemungkinan
besar bukan faringitis Streptococcus :
• Usia dibawah 3 tahun
• Awitan bertahap
• Kelainan melibatkan beberapa mukosa
• Konjungtivitis, diare, batuk, pilek, suara serak
• Mengi, ronki di paru
• Eksantem ulseratif
Diskusi (Lanjutan)
• Baku emas penegakkan diagnosis faringitis bakteri atau
virus adalah melalui pemeriksaan kultur dari
pemeriksaan apusan tenggorok. Apusan tenggorok yang
adekuat pada area tonsil diperlukan untuk menegakan
adanya S.pyrogenes. Untuk memaksimalkan akurasi,
maka diambil apusan dari dinding faring posterior dan
regio tonsil, lalu diinokulasikan pada media gar darah
domba 5% dan piringan basitrasin diaplikasikan,
kemudian ditunggu selama 24 jam.
Penatalaksanaan
Terapi farmakologis pada pasien ini adalah:
• Pemberian antibiotik.
• Pemberian gargles (obat kumur) dan lozengen (obat
hisap), pada anak dapat diberikan untuk
meringankan keluhan nyeri tenggorokan.
• Apabila terdapat nyeri yang berlebih dan demam
dapat diberikan analgesik dan antipiretik
• Pemberian edukasi.
Tonsilektomi
• 7 atau lebih episode infeksi tenggorokan yang diterapi
dgn antibiotik pada tahun sebelumnya
• 5 atau lebih episode infeksi tenggorokan yang diterapi
dgn antibiotik setiap tahun selama 2 tahun sebelumnya
• 3 atau lebih episode infeksi tenggorokan yang diterapi
dgn antibiotik setiap tahun selama 3 tahun sebelumnya
KOMPLIKASI: Beberapa kasus dapat berlanjut menjadi otitis media
purulen bakteri. Pada faringitis bakteri dan virus dapat ditemukan
komplikasi ulkus kronik yang cukup luas.1
faringitis bakteri dapat berlanjut menjadi rhinosinusitis, otitis
media, mastoiditis, adenitis servikal, abses retrofaringeal, atau
parafaringeal, atau pneumonia.
Penyebaran hematogen Streptococcus Beta Hemolitikus grup A
dapat mengakibatkan meningitis, osteomielitis, atau arthritis septic,
sedangkan komplikasi nonsupuratik berupa demam reumatik dan
glomerulonefritis.2
PROGNOSIS : (BERGANTUNG KOMPLIKASI)
• Prognosis faringitis virus tergolong baik karena komplikasinya
jarang
• Pada faringitis bakteri dapat ditemukan komplikasi ulkus kronik
yang cukup luas.
Untuk kasus ini, memberikan prognosis yang bonam karena selama
perawatan tidak ditemukan adanya tanda-tanda komplikasi.
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai