Anda di halaman 1dari 15

Hematoma Intraserebral

Definisi
Perdarahan intraserebral (PIS) adalah
perdarahan yang terjadi di otak yang
disebabkan oleh pecahnya (ruptur) pada
pembuluh darah otak.
Perdarahan dapat terjadi hanya pada satu
hemisfer (lobar intracerebral hemorrhage),
atau dapat pula terjadi pada struktur dari
otak.
Epidemiologi
Di seluruh dunia insiden perdarahan
intraserebral berkisar 10 sampai 20 kasus
per 100.000 penduduk dan meningkat seiring
dengan usia.
Pria > Wanita. Angka kematian 60 90%.
Usia rata-rata pada umur 53 tahun, interval 40
75 tahun.
Etiologi
Hipertensi merupakan penyebab terbanyak
perdarahan intraserebral.
Perdarahan intraserebral spontan yang tidak
berhubungan dengan hipertensi,
biasanya berhubungan dengan neoplasma,
aneurisma, AVM, tumor otak metastasis,
pengobatan dengan antikoagulans.
Klasifikasi
1. Perdarahan Putaminal
2. Perdarahan Thalamic Hemorrhage
3. Perdarahan Pons
4. Perdarahan Serebelum
5. Perdarahan Lober
6. Perdarahan intraserebral akibat trauma
Lokasi tersering terjadinya PIS adalah pada basal
ganglia, tepatnya pada putamen, dengan
persentase 35% hingga 50%, diikuti dengan lobar
sekitar 30%, thalamus (10 hingga 15%), pons (5
hingga 12%), nukleus kaudatus (7%), dan
serebelum.
Arteri yang sering ruptur pada perdarahan
intrsebral spontan adalah arteri lentikulostriata
yang merupakan cabang langsung dan arteri
serebri media.
Patofisiologi
Ruptur pembuluh darah otak
Edema jaringan otak
Diskontinuitas jaringan serta kompresi dan
hematom pada struktur sekitar
Iskemia jaringan
Muncul gejala klinis
Gejala klinis
Secara umum gejala klinis PIS merupakan
gambaran klinis akibat akumulasi darah di dalam
parenkim otak. Biasanya disertai dengan
penurunan kesadaran.
Onset Mendadak disertai sakit kepala hebat dan
muntah.
Dua pertiganya mengalami koma, yang
dihubungkan dengan adanya perluasan
perdarahan ke arah ventrikel, ukuran
hematomnya besar dan prognosisnya jelek.
Kejang jarang dijumpai pada saat onset PIS
Diagnosis
Cara yang paling akurat untuk mendefinisikan stroke
hemoragik dengan stroke non hemoragik adalah dengan CT
scan.
CT-scan adalah suatu pemeriksaan penunjang yang efektif
bagi pasien dengan kecurigaan perdarahan intraserebral
untuk mengetahui lokasi,tempat, arah penyebaran
perdarahan.
Volume darah pada perdarahan intraserebral bisa dihitung
menggunakan rumus Broderick :
(Panjang lesi x Lebar lesi x jumlah slice yang ada lesi) / 2
Pemeriksaan penunjang : kimia darah, EEG, LP, arteriografi
Komplikasi
Stroke hemoragik
Kehilangan fungsi otak permanen
Penatalaksanaan perdarahan
intraserbral
Perdarahan intraserebral merupakan jenis stroke
yang sering berat dan banyak penyebabnya.
Tujuan terapi antara lain mencakup:
Normalisasi tekanan darah
Pengurangan tekanan intrakranial
Pengontrolan terhadap edema serebral
Pencegahan kejang
Terapi umum
Elevasi kepala higga 30o untuk mengurangi
volume vena intrakranial serta memperbaiki
drainase vena.
Manitol intravena (mula-mula 1,5 g/kg bolus, lalu
0,5 g/kg tiap 4-6 jam untuk mempertahankan
osmolalitas serum 295-310 mOsm/L).
Restriksi cairan ringan (67-75% dari
pemeliharaan) dengan penambahan bolus cairan
koloid bila perlu.
Intubasi endotrakheal dan hiperventilasi,
mempertahankan PCO2 25-30 mmHg.
Terapi Hypertensi
Tekanan darah pada fase akut tidak boleh diturunkan lebih
dari 20%. Kriteria penurunan:
Bila tekanan darah sistolik > 230 mmHg atau tekanan
diastolik > 140 mmHg pada dua kali pengukuran tekanan
darah selang 5 menit, berikan natrium nitroprusid atau
nitrogliserin drip.
Bila tekanan sistolik 180-230 mmHg atau tekanan diastolik
105-140 mmHg atau tekanan darah arteri rata-rata 130
mmHg pada dua kali pengukuran tekanan darah selang 20
menit berikan labetalol injeksi atau enalapril.
Bila tekanan sistolik < 180 mmHg dan tekanan diastolik <
105 mmHg, maka pemberian obat anti-hipertensi
ditangguhkan.
Terapi Khusus
Pemberian sedasi misalnya diazepam 5 mg
tiap 6 jam atau phenobarbital 30-60 mg/p.o
atau IV tiap 6 jam untuk pasien gelisah dan
analgetik untuk nyeri kepala.
Pemakaian obat yang mempengaruhi fungsi
platelet sebaiknya dihindari karena dapat
memperpanjang perdarahan.
Prognosis
Perdarahan yang besar jelas mempunyai morbiditas dan
mortalitas yang tinggi. diperkirakan mortalitas seluruhnya
berkisar 26-50%.
Kondisi neurologik awal setelah terserang perdarahan juga
penting untuk prognosis pasien. Pasien yang kesadarannya
menurun mortalitas meningkat menjadi 63%.
Mortalitas juga meningkat pada perdarahan yang besar dan
letaknya dalam, pada fossa posterior atau yang meluas
masuk ke dalam ventrikel.
Untuk memperkirakan mortalitas dalam waktu 30 hari
pertama dengan menggunakan 3 variabel pada saat MRS
yaitu Glasgow Coma Scale (GCS), ukuran perdarahan dan
tekanan nadi.

Anda mungkin juga menyukai