Anda di halaman 1dari 13

22 Februari 2018

S: sudah tidak panas. Nafsu makan meningkat. BAB (+), BAK (+).
O: Tampak sakit sedang GCS 4-5-6
N : 81 x/menit, reguler
t : 36.6˚C
RR : 22 x/menit
K/L : A/I/C/D -/-/-/-
Mulut : Pembesaran tonsil (-), faring hiperemia (-),
Leher: pembesaran KGB (-), deviasi trakea (-)
Thorax:
Cor :
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba, tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : S1 S2 normal, M (-), G (-)
Pulmo:
Inspeksi : Tampak normal
Palpasi : Gerak nafas simetris
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : vesikuler/vesikuler; rhonki (-); wheezing (-) stridor (-)
Abdomen
Inspeksi: Supel
Auskultasi : Bising Usus (+) Normal
Palpasi : Hepar, Renal, Lien tidak teraba,
Perkusi : Timpani

Ekstremitas
Akral Hangat Edema
+ + - -
+ + - -
A: DHF grade III
P: Pro KRS
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

• Demam Dengue merupakan penyakit demam


akut yang disebabkan oleh virus genus
Flavivirus, famili Flaviviridae, mempunyai 4
jenis serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3,
DEN-4, dan (Karyanti, 2015)
Etiologi

• Penyakit tersebut disebabkan oleh virus dengue


yang termasuk ke dalam famili Flaviridae dan
genus Flavivirus terdiri dari 4 serotipe.
• Ditularkan melalui perantara gigitan nyamuk
Aedes aegypti atau Aedes albopictus. (Candra A,
2010)
• Dari 4 serotipe dengue yang terdapat di
Indonesia, DEN-2 dan DEN-3 yang paling banyak
sebagai penyebab. (Karyanti, 2015)
Epidemiologi
• Dalam 50 tahun terakhir, kasus DBD
meningkat 30 kali lipat. Penderitanya banyak
ditemukan di sebagian besar wilayah tropis
dan subtropis, terutama Asia Tenggara.
(Candra A, 2010; WHO 2011)
• Di Indonesia, setiap tahunnya selalu terjadi
KLB di beberapa provinsi, yang terbesar terjadi
tahun 1998 dan 2004
Epidemiologi
• Penderita DBD yang tercatat selama ini,
tertinggi adalah pada kelompok umur <15 tahun
(95%) dan mengalami pergerseran dengan
adanya peningkatan proporsi penderita pada
kelompok umur 15 -44 tahun, sedangkan
proporsi penderita DBD pada kelompok umur
>45 (3,64%). (Candra A, 2010)
PATOFISIOLOGI & PATOGENESIS
• Nyamuk Aedes  menggigit  virus dengue masuk
ke aliran darah  ditangkap oleh makrofag  viremia
(2 hari) berakhir setelah 5 hari timbul gejala panas.
• Makrofag akan menjadi antigen presenting cell (APC)
dan mengaktifasi sel T-Helper dan menarik makrofag
lain untuk memfagosit lebih banyak virus.
• T-helper akan mengaktifasi sel T-sitotoksik. Juga
mengaktifkan sel B yang akan melepas antibodi.
• Proses tersebut akan menyebabkan terlepasnya
mediator-mediator yang merangsang terjadinya gejala
sistemik seperti demam, nyeri sendi, otot, malaise
dan gejala lainnya
• Patofisiologi primer DBD dan dengue syock
syndrome (DSS) adalah peningkatan akut
permeabilitas vaskuler yang mengarah ke kebocoran
plasma ke dalam ruang ekstravaskuler.
• menimbulkan hemokonsentrasi dan penurunan
tekanan darah.
• Pada kasus berat, volume plasma menurun lebih
dari 20%, hal ini didukung penemuan post mortem
meliputi efusi pleura, hemokonsentrasi dan
hipoproteinemi.
Gambaran Klinis

Kriteria diagnosis WHO 2011

Anda mungkin juga menyukai