Anda di halaman 1dari 28

* TONSILOFARINGITIS

Oleh : Ani Bandaso


Pembimbing : dr. Kartin Akune, Sp.A
* PENDAHULUAN
Tonsilofaringitis merupakan infeksi
yang sangat umum terjadi pada
orang dewasa dan anak-anak.
Tonsilofaringitis adalah infeksi
akut, rekuren atau kronik pada
faringotonsil.
* Etiologi
Bakteri : - SBHGA,
- M.pneumonia,
- Neisseria gonorrhea, dan
- Corynebacterium diphtheria
Virus : - HSV,
- EBV,
- Sitomegalovirus,
- Adenovirus
* Epidemiologi
Tonsilitis paling sering dijumpai pada
anak, jarang pada umur < 2 tahun,
tidak lazim pada anak dibawah umur
1 tahun, Insidensnya kemudian naik
sampai mencapai puncaknya pada 4-
7 tahun
Istilah faringitis akut digunakan untuk
menunjukkan semua infeksi akut pada
faring, termasuk tonsilofaringitis yang
berlangsung hingga 14 hari.
* Gambaran Anterior
* Laporan Kasus
IDENTITAS
Nama : An. A
Umur : 5 tahun 7 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal pemeriksaan : 24 November 2016
Keluhan Utama: Demam
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien anak laki-laki masuk rumah sakit tanggal 24 November 2016 dengan keluhan
demam hari ke-3. Panas yang dalami naik turun, panas membaik dengan
pemberian obat penurun panas di rumah, tetapi tidak berselang lama panas
kembali naik. Panas tidak disertai menggigil maupun kejang. Panas disertai dengan
batuk berlendir dan pilek tanpa sesak. Batuk berlendir dan pilek dialami sejak 3
hari yang lalu bersamaan dengan panas yang muncul, lendir berwarna putih. Tidak
ada muntah saat batuk, panas juga disertai nyeri menelan dan nyeri tenggorokan
yang dialami sejak 3 hari yang lalu bersamaan dengan dimulainya panas. mimisan
(-), gusi berdarah (-), nyeri kepala (-), nyeri sekitar mata (-), nyeri tulang (-), nyeri
perut (-), nafsu makan menurun diakibatkan sakit menelan, BAB biasa, BAK lancar.
* Laporan Kasus (Lanjutan)

Riwayat Penyakit Sebelumnya :


Dalam satu tahun ini pasien belum mengalami keluhan
batuk, sakit tenggorokan. Dalam dua tahun terakhir juga
pasien tidak mengalami keluhan serupa, begitupula dalam
tiga tahun terakhir. Hal ini merupakan keluhan yang
pertama kali dialami oleh pasien.

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada riwayat penyakit di dalam keluarga pasien.

* Riwayat makanan:
ASI Eksklusif 0-6 bulan
Bubur saring diberikan saat usia 6 bulan sampai 11 bulan
Makanan padat saat berusia 1 tahun

* Riwayat sosial-ekonomi: menengah

* Riwayat kebiasaan dan lingkungan:


Pasien sehari-hari beraktivitas di dalam maupun di
luar rumah, pasien gemar jajan snack dan es di
sekolahnya.
* Laporan Kasus (Lanjutan)

Riwayat kehamilan dan persalinan :


Pasien merupakan anak kedua dari 2 bersaudara. Lahir
normal, cukup bulan, lahir langsung menangis, berat bayi
lahir 2.800 gram.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Sakit sedang
Tingkat Kesadaran : Compos mentis
Tinggi Badan : 90 cm
Berat Badan : 15 Kg
Status Gizi : CDC score 93 % (Gizi baik)
Mata : Palpebra edema (-/-), anemis (-/-),
ikterik (-/-), cahaya :(+/+), Cekung (-/-)
Telinga : otorhea (-/-)
Hidung : rhinorrhea (+/+)
Mulut : Sianosis (-), kering (-)
Lidah : lidah kotor (-)
Tonsil : T2-T2 hiperemis (+/+), ulcus (-/-)
Faring : hiperemis (+)
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening : +/+
* Tanda-tanda Vital
* Tekanan Darah : 90/60 mmHg
* Nadi : 88 x/menit
* Pernapasan : 24 x/menit
* Suhu Badan : 40oC
* Kulit : warna sawo matang, eritema (-), turgor < 2 detik,
pucat (-)
* Kepala :
Bentuk Normocephale
Rambut warna hitam, tidak mudah dicabut, tebal, alopesia (-)
* Pemeriksaan Fisik
THORAX
:
Dinding dada/paru :
Inspeksi : Ekspansi dada simetris bilateral
Palpasi : Fremitus vokal ka=ki
Perkusi : Sonor +/+
Auskultasi : Bronchovesikuler +/+, Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V linea midmclavicula
sinistra
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : BJ I/II murni regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
* Inspeksi : Bentuk datar, kesan normal
* Auskultasi : bising usus (+) kesan normal
* Perkusi : timpani (+), ascites (-)
* Palpasi : Nyeri tekan (-), hepatomegali (-), spleenomegali (-),
ginjal
tidak teraba
Ekstremitas : akral hangat, edem (-)
Genitalia : Tidak ada kelainan
Skor validasi streptococcus pada dewasa atau anak:
* Pemeriksaan Laboratorium
* Resume
Pasien anak laki-laki masuk rumah sakit tanggal 24 November 2016
dengan keluhan panas hari ke-3. Panas yang dalami naik turun,
membaik dengan pemberian obat penurun panas dirumah. Tidak ada
menggigil maupun kejang. Panas disertai dengan batuk berlendir dan
pilek tanpa sesak. Tidak ada muntah saat batuk, nyeri menelan (+),
nyeri tenggorokan (+). mimisan (-), gusi berdarah (-), nyeri kepala (-),
nyeri sekitar mata (-),nyeri tulang (-), nyeri perut (-), nafsu makan
menurun, BAB biasa, BAK lancar,
Dari pemeriksaan fisik di dapatkan tekanan darah : 90/60 mmHg,
Nadi: 88 x/menit, Pernapasan : 24 x/menit, Suhu Badan : 40 oC, tonsil :
T2-T2 hiperemis (+/+), ulcus (-/-), faring : hiperemis (+), pembesaran
kelenjar getah bening (+/+), Pada pemeriksaan laboratorium darah,
tak didapatkan keadaan yang abnormal.
Total skor validasi streptococcus: 4
Diagnosis kerja : Tonsilofaringitis Akut
Anjuran Pemeriksaan Penunjang
*Kultur apusan tenggorokan
*RADT
Terapi :
*IVFD Dextrose 5% 14 tpm
*Inj. Ceftriaxon 350 mg/12 jam/IV
*Inj. Dexamethasone 2.5/8 jam/IV
*Paracetamol syr 4 x 1 cth
*Puyer batuk (Ambroxol 7.5 mg + CTM 1.5 mg) 3x1 pulv
*Follow Up: 25 November 2016

*
S: demam (-), batuk (+), pilek (+), nyeri tenggorokan (-) BAB biasa, BAK
lancar
O:
* TD: 90/60 mmHg, N : 102 kali/menit, R: 22 kali/menit, T : 37,3 oC
* Tonsil: T2-T2 hiperemis (+/+), Faring hiperemis (+/+)
* Pemeriksaan Laboratorium

A: Tonsilofaringitis Akut
P:
* IVFD Dextrose 5% 14 tpm
* Inj. Ceftriaxon 350 mg/12 jam/IV
* Inj. Dexamethasone 2.5/8 jam/IV
* Paracetamol syr 4 x 1 cth (jika perlu)
* Puyer batuk (Ambroxol 7.5 mg + CTM 1.5 mg) 3x1 pulv
*Follow Up: 26 November 2016
*S: demam (-), batuk (+), pilek (-), nyeri tenggorokan (-) BAB
biasa, BAK lancar
O: Tekanan darah : 90/60 mmHg
* Nadi : 88 kali/menit
* Pernapasan : 24 kali/menit
* Suhu badan : 36,7 oC
* Tonsil : T2-T2 hiperemis (-/-), Faring hiperemis (-/-)
A: Tonsilofaringitis Akut
P:
* Cefadroxil syr 2 x 1 cth
* Puyer batuk (Ambroxol 7.5 mg + CTM 1.5 mg) 3x1 pulv
* Pasien dibolehkan pulang/ rawat jalan
* Diskusi
* Diskusi (Lanjutan)

Diagnosis pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis,


pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Faringitis Streptococcus sangat mungkin jika dijumpai tanda
berikut [2] :
Awitan akut, disertai mual dan muntah
Faring hiperemis
Demam
Nyeri tenggorokan
Tonsil bengkak dengan eksudasi
Kelenjar getah bening anterior bengkak dan nyeri
Uvula bengkak dan merah
Ekskoriasi hidung disertai lesi impetigo sekunder
Ruam skarlatina
Peteki palatum mole
* Diskusi (Lanjutan)

Bila dijumpai gejala dan tanda berikut, maka


kemungkinan besar bukan faringitis Streptococcus :
Usia dibawah 3 tahun
Awitan bertahap
Kelainan melibatkan beberapa mukosa
Konjungtivitis, diare, batuk, pilek, suara serak
Mengi, ronki di paru
Eksantem ulseratif
* Diskusi (Lanjutan)

Baku emas penegakkan diagnosis faringitis bakteri


atau virus adalah melalui pemeriksaan kultur dari
pemeriksaan apusan tenggorok. Apusan tenggorok
yang adekuat pada area tonsil diperlukan untuk
menegakan adanya S.pyrogenes. Untuk
memaksimalkan akurasi, maka diambil apusan dari
dinding faring posterior dan regio tonsil, lalu
diinokulasikan pada media gar darah domba 5% dan
piringan basitrasin diaplikasikan, kemudian
ditunggu selama 24 jam.
* Penatalaksanaan
Terapi farmakologis pada pasien ini adalah:
Pemberian antibiotik.
Pemberian gargles (obat kumur) dan lozengen
(obat hisap), pada anak dapat diberikan untuk
meringankan keluhan nyeri tenggorokan.
Apabila terdapat nyeri yang berlebih dan
demam dapat diberikan analgesik dan
antipiretik
Pemberian edukasi.
* Tonsilektomi
7 atau lebih episode infeksi tenggorokan yang
diterapi dgn antibiotik pada tahun sebelumnya
5 atau lebih episode infeksi tenggorokan yang
diterapi dgn antibiotik setiap tahun selama 2 tahun
sebelumnya
3 atau lebih episode infeksi tenggorokan yang
diterapi dgn antibiotik setiap tahun selama 3 tahun
sebelumnya
KOMPLIKASI: Beberapa kasus dapat berlanjut menjadi otitis media purulen
bakteri. Pada faringitis bakteri dan virus dapat ditemukan komplikasi ulkus
kronik yang cukup luas.1
faringitis bakteri dapat berlanjut menjadi rhinosinusitis, otitis media,
mastoiditis, adenitis servikal, abses retrofaringeal, atau parafaringeal, atau
pneumonia.
Penyebaran hematogen Streptococcus Beta Hemolitikus grup A dapat
mengakibatkan meningitis, osteomielitis, atau arthritis septic, sedangkan
komplikasi nonsupuratik berupa demam reumatik dan glomerulonefritis. 2
PROGNOSIS : (BERGANTUNG KOMPLIKASI)
Prognosis faringitis virus tergolong baik karena komplikasinya jarang
Pada faringitis bakteri dapat ditemukan komplikasi ulkus kronik yang
cukup luas.
Untuk kasus ini, memberikan prognosis yang bonam karena selama
perawatan tidak ditemukan adanya tanda-tanda komplikasi.
*Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai