PENDAHULUAN
Wanita pada umumnya memiliki dua indung telur kanan dan kiri,
dengan ligamentum mesovarium di bagian belakang ligamentum latum, kiri
dan kanan. Ovarium adalah kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan
ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm.1
Hilusnya berhubungan dengan mesovarium tempat ditemukannya
pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut saraf untuk ovarium. Pinggir
bawahnya bebas. Permukaan belakangnya pinggir ke atas dan belakang,
sedangkan permukaan depannya ke bawah dan depan. Ujung yang dekat
dengan tuba terletak lebih tinggi daripada ujung yang dekat pada uterus, dan
tidak jarang diselubungi oleh beberapa fimbria dari infundibulum.1,4
2.3 Epidemiologi
Berdasarkan data penelitian Medscape Journal di Amerika Serikat,
umumnya kista ovarium ditemukan saat pasien melakukan pemeriksaan
USG baik abdominal maupun transvaginal dan transrektal. Kista ovarium
terdapat disekitar 18% yang sudah post-menopause. Sebagian besar kista
yang ditemukan merupakan kista jinak, dan 10% sisanya adalah kista yang
mengarah ke keganasan.5
Kista ovarium fungsional umumnya terjadi pada usia produktif dan
relatif jarang pada wanita post-menopause. Secara umum, tidak ada
persebaran umur yang spesifik mengenai usia terjadinya kista ovarium.5
Neoplasti Jinak
1. Kistik:
a. Kistoma Ovari Simpleks
Kista ini mempunyai permukaan yang rata dan halus,
biasanya bertangkai, seringkali bilateral dan dapat menjadi besar.
Dinding kista tipis dan cairan di dalam kista jernih, serous dan
berwarna kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik.
Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium,
akan tetapi jarinngan yang dikeluarkan harus segera diperiksa
secara histologik untuk mengetahui apakah ada keganasan.1,3
b. Kistadenoma Ovarii Serosum
Kista ini sering ditemukan bilateral (10-20%) daripada
kistadenoma musinosum. Tumor serosa dapat membesar sehingga
memenuhi ruang abdomen, tetapi lebih kecil dibanding dengan
ukuran kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin,
tetapi dapat juga lobulated karena kista serosum pun dapat
2.6 Etiologi
Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan
pembentukan hormon pada hipotalamus, hipofise, atau ovarium itu sendiri.
Kista ovarium timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus
menstruasi.1
Faktor resiko terjadinya kista ovarium :4
a. Riwayat kista ovarium sebelumnya;
b. Siklus menstruasi yang tidak teratur;
c. Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas;
d. Menstruasi dini;
e. Tingkat kesuburan;
f. Hipotiroid atau hormon yang tidak seimbang;
g. Terapi tamosifen pada kanker mamma.
2.9 Diagnosis
Diagnosis kista ovarium dapat ditegakkan melalui pemeriksaan fisik.
Namun biasanya sangat sulit untuk menemukan kista melalui pemeriksaan
fisik. Maka dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis kista
ovarium. Pemeriksaan yang umum digunakan adalah :
2.10 Penatalaksanaan
1. Observasi dan Manajemen Gejala
Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor
(dipantau) selama 1-2 bulan, karena kista fungsional akan menghilang
dengan sendirinya setelah satu atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil
jika tidak curiga ganas. Apabila terdapat nyeri, maka dapat diberikan
obat-obatan simptomatik seperti penghilang nyeri NSAID1,2,4
2.11 Prognosis
Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat
tumbuh di jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Apabila
sudah dilakukan operasi, angka kejadian kista berulang cukup kecil yaitu
13%.1
Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan
dengan stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan
ini sering ditemukan sudah dalam stadium akhir.1
Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%. Tumor sel
granuloma memiliki angka bertahan hidup 82%, sedangkan karsinoma sel
skuamosa yang berasal dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang
buruk.1,6
I. IDENTITAS
Nama : Ny. I Nama Suami : Tn. A
Umur : 47 tahun Umur : 50 tahun
Alamat : Desa Tomini Alamat : Desa Tomini
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PNS
Agama : Kristen Agama : Kristen
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Nyeri perut
Riwayat Obstetri
Riwayat Obstetri : P4A2
Anak Ke- Tahun Penolong Persalinan BBL Jenis Kelamin
1 1989 Bidan Normal 2500 Laki-Laki
2 1993 Bidan Normal 2300 Perempuan
3 1995 Bidan Normal 3000 Perempuan
4 2005 Bidan Normal 2800 Laki-Laki
Riwayat Kontraspesi
Suntik 3 bulan sejak tahun 2005 sampai sekarang.
Riwayat Menstruasi
Menstruasi pertama saat usia 13 tahun, siklus teratur tiap bulan, lama
7 hari, terasa nyeri perut saat haid.
Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,80C
Pernafasan : 18x/menit
Kulit:
Ruam : Tidak ada
Turgor : Kembali kurang dari 2 detik
Kepala:
Bentuk : Normocephale
Mata : Anemis (-/-), ikterik (-/-), mata cekung (-/-)
Hidung : Rhinorrhea (-/-)
Mulut : Mulut kering (-)
Telinga : Otorrhea (-/-)
Leher:
Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Pembesaran kelenjar tiroid (-)
Refleksi Kasus Kista Ovarium Page 22
Paru-paru:
Inspeksi : Pengembangan paru simetris bilateral, retraksi (-/-)
Palpasi : Vocal fremitus kanan = kiri, nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru
Auskultasi : Vesikular (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung:
Inspeks : Ictus cordis tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V linea midclavikula sinistra
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni reguler
Abdomen:
Inspeksi : Tampak cembung
Auskultasi : Peristaltik usus (+), kesan normal
Perkusi : Dullness di seluruh kuadran
Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (+), massa (+)
Anggota gerak:
Ekstremitas atas : Akral hangat tanpa edema
Ekstremitas bawah : Akral hangat tanpa edema
Pemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan Luar:
Inspeksi : Tampak pengeluaran darah dari dalam vagina
Palpasi : Uterus tidak teraba, nyeri tekan (+), massa (+)
Inspekulo : Tidak dilakukan
b) Kimia Darah
GDP : 81 mg/dl (dbn)
Kolesterol Total : 173 mg/dl (dbn)
Ureum : 17 mg/dl (dbn)
Kreatinin : 0,6 mg/dl (dbn)
SGOT : 25 mg/dl (dbn)
SGPT : 32 mg/dl (dbn)
c) USG
e) Tumor Marker
CA – 125 : 7,5 U/ml (dbn)
f) Urinalisis
PH : 6,0 (Asam)
Berat Jenis : 1,015 (dbn)
Protein : (-) (dbn)
Glukosa : (-) (dbn)
Keton : (-) (dbn)
Bilirubin : (-) (dbn)
Urobilinogen : Normal
Nitri : (-) (dbn)
Lekosit : (+1) (dbn)
Eritrosit : (-) (dbn)
Sedimen
Lekosit : 30 (↑)
Eritrosit :7 (↑)
V. RESUME
Pasien P4A2 masuk dengan keluhan nyeri perut bawah tembus
belakang sejak 8 bulan yang lalu, dirasakan hilang timbul dan semakin
memberat 3 hari sebelum masuk RS. Nyeri perut berkurang ketika pasien
diurut sehingga pasien sering mengurut perutnya sejak 6 bulan yang lalu
sampai pasien masuk RS dan semakin memberat ketika pasien duduk dalam
keadaan jongkok. Nyeri perut kadang-kadang disertai keluarnya darah
berwarna merah disertai gumpalan tanpa lendir yang keluar dari jalan lahir.
Nyeri perut juga disertai dengan keadaan perut yang semakin lama semakin
membesar, seperti ada massa dan sulit digerakkan.
Refleksi Kasus Kista Ovarium Page 25
Pasien juga mengeluhkan lemas dan gelisah kurang lebih seminggu
terakhir. Keluhan demam disangkal, sakit kepala (+) pusing (+), mual (+),
muntah (+). BAK Lancar dan pasien susah BAB sejak 3 hari sebelim RS.
Riwayat trauma dan riwayat jatuh disangkal
Tanda vital dalam batas normal, anemis -/-, nyeri tekan abdomen (+),
teraba massa (+), darah rutin dalam batas normal, kimia darah dalam batas
normal, dan urinalisis dalam batas normal
VI. DIAGNOSIS
Kista Ovarium Dextra
VII. PENATALAKSANAAN
IVFD RL 20 tpm
Drip ketorolac 1 amp/kolf
Injeksi ranitidin 1 amp/12 jam
Op. Salphingoophororektomi dextra + Tubektomi sinistra
Follow Up Hari 2
Subjective :
Nyeri perut bekas operasi (+), PPV (-), lemah (+), mual (-), muntah(-),
BAK (+) terpasang kateter berisi 500 ml, dan BAB (-) 4 hari.
Objective:
KU : lemah/komposmentis
TD : 110/80 mmHg
N : 84 x/ menit
R : 18 x/menit
Refleksi Kasus Kista Ovarium Page 27
S : 36,7 C
Konj. Anemis -/-
Nyeri tekan abdomen (+)
Assesment:
Post. Kistektomi + Post Tubektomi Sinistra H-2
Planning :
- Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jam
- Drips Metronidazole 1 amp/8 jam
- Inj. Ketorolac 1 amp/8 jam
- Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam
- Inj. Asam Traneksamat 1 amp/8 jam
- Sulfas Ferrosus 1 x 1
Follow Up Hari 3
Subjective :
Nyeri perut bekas operasi (+), PPV (-), lemah (-), mual (-), muntah(-),
BAK (+), dan BAB (-) 3 hari.
Objective:
KU : lemah/komposmentis
TD : 110/70 mmHg
N : 78 x/ menit
R : 18 x/menit
S : 36,5 C
Konj. Anemis -/-
Nyeri tekan abdomen (+)
Assesment:
Post. Kistektomi + Post Tubektomi Sinistra H-1
Planning :
- Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jam
- Drips Metronidazole 1 amp/8 jam
- Inj. Ketorolac 1 amp/8 jam
Refleksi Kasus Kista Ovarium Page 28
- Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam
- Inj. Asam Traneksamat 1 amp/8 jam
- Sulfas Ferrosus 1 x 1