SYOK ANAFILAKTIK
Muhammad Hilmi 1410070100107
Muhammad Zuhdi 1510070100011
ANAFILAKTIK
merupakan reaksi alergi sistemik yang berat dan
dapat menyebabkan kematian, terjadi secara
tiba-tiba segera setelah terpapar oleh alergen
atau pencetus lainnya. Reaksi anafilaksis
termasuk ke dalam reaksi Hipersensivitas Tipe
I
Syok anafilaktik merupakan salah satu
manifestasi klinis dari anafilaksis dan
merupakan bagian dari syok distributif yang
ditandai oleh adanya hipotensi yang nyata akibat
vasodilatasi mendadak pada pembuluh darah dan
disertai kolaps pada sirkulasi darah yang dapat
menyebabkan kematian pada beberapa pasien.
Faktor predisposisi dan Etiologi
Penisilin dan analog penisilin.
Antibiotik Sefalosporin, tetrasiklin, eritromisin, streptomisin
Zat anti inflamasi nonsteroid Salisilat, aminopirine
Narkotik analgesik Morfin, kodein, meprobamat
Obat lain
Protamine, klorpropamid besi, iodides parenteral diuretika
tiazid
Analgesik lokal Prokain, lidokain, kokain
Anestetik umum Tiopental
Tambahan anestetik Suksinilkolin, tubokurarine
Produk darah dan antiserum Sel merah, sel putih, transfusi trombosit, gama globulin,
rabies, tetanus, antitoksin difteria, anti bisa ular dan
laba – laba.
Zat diagnostik Zat radiokontras
Makanan Telur, susu, kacang, ikan, kerang
Bisa Tawon, ular, laba – laba, ubur – ubur
Hormon Insulin, ACTH, Ekstrak pituitaria
Enzim dan biologis Asetilsistein, tambahan enzim / pankreas
Ekstrak alergen potensial yang dipakai Tepung sari, makanan, bisa
pada desensitisasi
1. Fase sensitasi
2. Fase aktivasi
3. Fase efektor
Patofisiologi syok Anafilaktik
Antigen
Antibodi (IgE)
Histamin,Sitokinin,lekotrin
& prostaglandin
Permeabilitas
kapiler Vasodilatasi
perifer Kontriksi otot polos
Spasme bronkus,
laring, sal.cerna
Tahanan pemb darah
Ekstravasasi cairan perifer
intravaskuler
Hipovolemi relatif
Edema
Cardiac output
Perfusi jaringan me
• Tindakan segera
• Obat-obatan
PROGNOSIS
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi prognosis
dari reaksi anafilaksis yang akan menentukan tingkat
keparahan dari reaksi tersebut, yaitu umur, tipe alergen,
atopi, penyakit kardiovaskular, penyakit paru obstruktif
kronis, asma, keseimbangan asam basa dan elektrolit,
obat-obatan yang dikonsumsi seperti β-blocker dan ACE
Inhibitor, serta interval waktu dari mulai terpajan oleh
alergen sampai penanganan reaksi anafilaksis dengan
injeksi adrenalin.
Penanganan yang cepat, tepat, dan sesuai dengan prinsip
kegawatdaruratan, reaksi anafilaksis jarang menyebabkan
kematian. Namun reaksi anafilaksis tersebut dapat
kambuh kembali akibat paparan antigen spesifik yang
sama. Maka dari itu perlu dilakukan observasi setelah
terjadinya serangan anafilaksis untuk mengantisipasi
kerusakan sistem organ yang lebih luas lagi.
KESIMPULAN
• Syok anafilaktik merupakan salah satu manifestasi klinis dari
anafilaksis dan merupakan bagian dari syok distributif yang
ditandai oleh adanya hipotensi yang nyata akibat vasodilatasi
mendadak pada pembuluh darah dan disertai kolaps pada sirkulasi
darah yang dapat menyebabkan kematian pada beberapa pasien.
• Penatalaksanaan syok anfilaktik harus cepat dan tepat mulai dari
hentikan allergen yang menyebabkan reaksi anafilaksis; baringkan
penderita dengan kaki diangkat lebih tinggi dari kepala; penilaian
A, B, C dari tahapan resusitasi jantung paru; pemberian adrenalin
dan obat-obat yang lain sesuai dosis; monitoring keadaan
hemodinamik penderita bila perlu berikan terapi cairan secara
intravena, observasi keadaan penderita bila perlu rujuk ke rumah
sakit.
TERIMA KASIH