Myocardial Infarction)
Disusun Oleh:
Sonia Fadhilah 1610070100064
Syafnira Defiari 1610070100124
Preseptor:
dr. Ade Ariadi, Sp.An
Pendahuluan
Sindroma Koroner Akut (SKA) adalah sebuah kondisi yang melibatkan
ketidaknyamanan dada, nyeri dada (chest pain), atau gejala lain yang
disebabkan oleh kurangnya oksigen ke otot jantung (miokardium).
Mekanisme terjadinya SKA disebabkan oleh proses pengurangan pasokan
oksigen akut atau subakut dari miokard, yang dipicu oleh adanya robekan
plak aterosklerotik dan berkaitan dengan adanya proses inflamasi,
trombosis, vasokonstriksi, dan mikroembolisasi dengan manifestasi dapat
berupa:
Pendahuluan
• Angina pektoris tidak stabil (APTS) atau unstable angina (UA)
Seorang pasien laki-laki usia 53 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri
dada sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri meningkat sejak jam 06.00
pagi. Nyeri menjalar ke leher dan punggung. Pasien tidak mengeluhkan sesak
nafas ,pasien tidak mengeluhkan mual muntah, nyeri ulu hati tidak ada, batuk
tidak ada. Kesadaran pasien saat masuk CMC dengan GCS 15. Pasien tidak
memiliki riwayat penyakit jantung. Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, dan
diabetes mellitus. Riwayat stroke tidak ada.
O -Status generalis :
Kes: CMC, GCS E4V5M6
TD : 100/60 mmhg
HR : 78 x/i
RR : 20 x/I
T : 36,5 ℃
-Pemeriksaan fisik :
Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik
Jantung : Irama reguler, murmur tidak ada, gallop tidak ada
Paru : Vesikuler, Ronkhi tidak ada, Wheezing tidak ada
Abdomen : Nyeri tekan tidak ada, nyeri lepas tidak ada, bising usus (+)
Ekstremitas: Akral hangat, CRT <2 detik
Pemeriksaan Laboratorium 20 September 2021, 13.58WIB
A NSTEMI
P • IVFD RL 500 mg/12 jam
• Inj ranitidin 2x50 mg
• Inj diviti 1x2,5
• Terpasang kanul O2 5L/i
• Terpasang DC
• Aspilet 1x80 mg
• CPG 1x75 mg
• Simvastatin 1x40 mg
• Nitrocaf 2x2,5mg
• Diet : MCDJ + AP
Follow Up Hari Rawatan Pasien
Hari ke-I
S • Pasien mengatakan nyeri dada berkurang
O Status generalisata
Kesadaran : CMC, GCS : E4M6V5
TD : 136/72 mmHg
HR : 79 x/menit
RR : 26 x/menit
T : 36,5 ℃
SPO2 : 100%
MAP : 97
Pemeriksaan fisik
Mata : konjungtiva tidak anemis , sklera tidak ikterik
Jantung : irama reguler, murmur (-), s3 gallop (-)
Paru : vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : supel, Nyeri tekan (-), Nyeri lepas (-), BU (+)
P • IVFD RL 500 mg/12 jam
• Inj ranitidin 2x50 mg
• Inj diviti 1x2,5
• Terpasang kanul O2 5L/i
• Terpasang DC
• Aspilet 1x80 mg
• CPG 1x75 mg
• Simvastatin 1x40 mg
• Nitrocaf 2x2,5mg
• Diet : MCDJ + AP
Hasil pemeriksaan EKG 20 September 2021
Hari ke-II
S • Pasien mengatakan nyeri dada sudah berkurang.
O Status generalis
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : CMC, GCS E4V6M5
TD : 93/55 mmhg
HR : 76 x/i
RR : 12 x/I,
T : 36,8 ℃
SPO2: 99 %
Pemeriksaan fisik
Mata : konjungtiva tidak anemis , sklera tidak ikterik
Jantung : irama reguler, murmur (-), s3 gallop (-)
Paru : vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen: supel, Nyeri tekan (-), Nyeri lepas (-), BU (+)
A NSTEMI
P •Terpasang monitor
•Terpasang kateter
•Terpasang nasal kanul 5L/menit
•IVFD RL 500 cc /12 jam
•Inj. Ranitidin 2x50 mg
•Inj. Diviti 1x2,5
AP
•Aspilet 1x80 mg
•CPG 1x75 mg
•Simvastatin 1x40 mg
•Nitrocaf 2x2,5 mg
• Diet MCDJ
• AP
Hasil pemeriksaan EKG 21 September 2021
Hari ke-III
S • Pasien mengatakan nyeri dada sudah berkurang.
O Status generalis
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : CMC, GCS E4V6M5
TD : 89/52 mmhg
HR : 58 x/i
RR : 15 x/I,
T : 36 ℃
SPO2: 100 %
Pemeriksaan fisik
Mata : konjungtiva tidak anemis , sklera tidak ikterik
Jantung : irama reguler, murmur (-), s3 gallop (-)
Paru : vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen: supel, Nyeri tekan (-), Nyeri lepas (-), BU (+)
A NSTEMI
P • Terpasang monitor
• Terpasang kateter
• Terpasang nasal kanul 3L/menit
• IVFD RL 500 cc /12 jam
• Inj. Ranitidin 2x50 mg
• Inj. Diviti 1x2,5 mg
• Aspilet 1x80 mg
• CPG 1x75 mg
• Simvastatin 1x40 mg
• Nitrocaf 2x2,5 mg
• Diet : MCDJ
• AP
Hasil pemeriksaan EKG 22 September 2021
Hari ke-IV
S • Pasien mengatakan nyeri dada sudah berkurang.
O Status generalis
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : CMC, GCS E4V6M5
TD : 105/50 mmhg
HR : 64 x/i
RR : 17 x/I,
T : 36,6 ℃
SPO2: 97 %
Pemeriksaan fisik
Mata : konjungtiva tidak anemis , sklera tidak ikterik
Jantung : irama reguler, murmur (-), s3 gallop (-)
Paru : vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen: supel, Nyeri tekan (-), Nyeri lepas (-), BU (+)
A NSTEMI
P • Terpasang monitor
• Terpasang kateter
• Terpasang nasal kanul 2L/menit
• IVFD RL 500 cc /12 jam
• Inj. Ranitidin 2x50 mg
• Inj. Diviti 1x2,5 mg
• Aspilet 1x80 mg
• CPG 1x75 mg AP
• Simvastatin 1x40 mg
• Nitrocaf 2x2,5 mg
• Sulfat atropin 2x0,25 mg
• Syr dobutamin
• Diet : MLDJ
• AP
Hasil pemeriksaan EKG 23 September 2021
Tinjauan Pustaka
Klasifikasi Sindrom Koroner Akut
a. Anamnesis
Nyeri dada tipikal merupakan gejala pasien Infark Miokard Akut (IMA). Sifat
nyeri dada angina sebagai berikut:
• Lokasi: substernal, retrosternal, dan prekordial
• Sifat nyeri: rasa sakit seperti ditekan, rasa terbakar, rasa tertindih benda
berat, rasa tertusuk, rasa diperas dan dipelintir.
• Penjalaran: ke lengan kiri, ke leher, rahang bawah, gigi, punggung, perut
dan dapat juga ke lengan kanan.
• Nyeri membaik atau hilang dengan istirahat, atau obat nitrat
• Faktor pencetus: latihan fisik, stres emosi, udara dingin.
• Gejala yang menyertai: mual, muntah, sulit bernapas, keringat dingin,
cemas dan lemas.
• Faktor resiko predisposisi aterosklerosis dan penyakit arteri koroner, yakni
merokok, dislipidemia, hipertensi, diabetes, dan riwayat keluarga penyakit
arteri koroner sebelumnya.
Pemeriksaan fisik
• Bunyi jantung S3
Tatalaksana awal
• N : Nitrat sublingual