Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN KASUS

DENGUE SHOCK
SYNDROME
Pembimbing :
Here is where
dr.your
Fahrizal
presentation
Yanuar, begins
Sp.PD
Disusun Oleh :
Syavira Amelia Risanty (2019730105)
IDENTITAS PASIEN
Nama Ny. N
Usia 25 tahun
Jenis Kelamin Perempuan
Alamat Cikangkung 02/04
Jenis Anamnesis Autoanamnesis
Tanggal Pemeriksaan 15 Januari 2024
Jam Pemeriksaan 06.00 WIB
Ruangan Arben 2
ANAMNESIS
Anamnesis Keterangan Pasien

Keluhan Utama Demam terus menerus sejak 3 hari SMRS

Keluhan Tambahan Nyeri ulu hati, lemas, mual, keringat dingin, dan sakit kepala

Riwayat Penyakit Pasien dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Sayang Cianjur dengan mengeluhkan
Sekarang demam terus menerus sejak 3 hari SMRS. Satu hari setelah muncul demam muncul keringat
dingin yang cukup banyak sampai membasahi baju. Keluhan demam juga disertai mual, lemas,
dan sakit kepala yang berdenyut. Pasien juga mengeluhkan nyeri ulu hati yang terasa menusuk,
kaki dan tangan yang teraba dingin. Keluhan batuk dan pilek disangkal. Keluhan seperti
mimisan, gusi berdarah, dan BAB berwarna hitam disangkal. Pasien tidak mengeluhkan adanya
masalah BAK dan BAB.
ANAMNESIS
Anamnesis Keterangan Pasien

Riwayat Penyakit Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya. Tidak ada riwayat DBD
Dahulu sebelumnya.

Riwayat Penyakit Pada anggota keluarga tidak ada yang menderita keluhan yang serupa dengan pasien.
Keluarga

Riwayat Psikososial Di lingkungan tempat tinggal pasien, terdapat beberapa tetangga pasien yang menderita DBD
dan sampai dirawat di rumah sakit.

Riwayat Pengobatan Pasien hanya konsumsi obat warung untuk menurunkan panas, namun panas kembali muncul.

Riwayat Alergi Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan, obat-obatan, maupun cuaca.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum Tampak sakit sedang

Kesadaran Compos Mentis, GCS 15 (E4V5M6)

Tanda-Tanda Vital

Tekanan Darah 90/70 mmHg

Nadi 104 x/menit

Pernafasan 25 x/menit

Suhu 37,5°C

SpO2 98%
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalisata

Kepala Normocephal, rambut rontok (-)

Mata ● Konjungtiva anemis (-/-)


● Sklera ikterik (-/-)
● Pupil isokor (+/+)
● Refleks cahaya (+/+)

Telinga ● Normotia
● Sekret/darah (-/-)
● Nyeri tekan (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalisata

Hidung ● Bentuk simetris


● Pernafasan cuping hidung (-)
● Sekret/darah (-/-)
● Deviasi septum (-)
● Deformitas (-)

Mulut ● Bibir sianosis (-)


● Lidah kotor (-)
● Lidah atrofi (-)
● Mukosa bibir kering (+)
PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalisata

Leher ● Pembesaran KGB (-)


● Pembesaran tiroid (-)
● JVP meningkat (-)
PEMERIKSAAN FISIK

Thorax

Inspeksi Dinding dada simetris (+/+)

Palpasi Vokal fremitus simetris, tidak terdapat dinding dada yang tertinggal

Perkusi Sonor kedua lapang paru

Auskultasi ● Vesikuler, dextra = sinistra


● Wheezing (-)
● Ronkhi (-)
● Stridor (-)
PEMERIKSAAN FISIK

Jantung

Inspeksi Ictus cordis tidak tampak

Palpasi Ictus cordis tidak teraba

Perkusi ● Batas jantung kanan intercostal IV linea parasternalis dextra


● Batas jantung kiri intercostal V linea midklavikula sinistra

Auskultasi ● BJ I dan BJ II reguler


● Murmur (-)
● Gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK

Abdomen

Inspeksi ● Distensi abdomen (-)


● Ascites (-)

Auskultasi Bising usus (+)

Perkusi Timpani 4 kuadran abdomen

Palpasi ● Nyeri tekan (+) pada epigastrium


● Splenomegali (-)
● Hepatomegali (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Ekstremitas ● CRT < 2 detik
● Sianosis (-)
● Edema ekstremitas (-)
● Akral dingin (+)
● Uji tourniquet (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Hematologi Rutin

Haemoglobin 17.2 12 ⁓ 16 g/dL

Hematokrit 50.5 37 ⁓ 47 %

Eritrosit 6.64 4.2 ⁓ 5.4 10^6/µL

Leukosit 10.0 4.8 ⁓ 10.8 10^3/µL

Trombosit 40 150 ⁓ 450 10^3/µL


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Hematologi Rutin

MCV 76.1 80 ⁓ 94 fL

MCH 25.8 27 ⁓ 31 pg

MCHC 33.9 33 ⁓ 37 %

RDW-SD 44.2 37 ⁓ 54 fL

PDW 17.3 9 ⁓ 14 fL

MPV 9.5 8 ⁓ 12 fL
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Differential

Limfosit % 24.8 26 ⁓ 36 %

Monosit % 6.3 4⁓8 %

Neutrofil % 66.9 40 ⁓ 70 %

Eosinofil % 0.5 1⁓3 %

Basofil % 1.5 <1 %


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Absolut

Limfosit # 2.49 1.00 ⁓ 1.43 10^3/µL

Monosit # 0.63 0.16 ⁓ 1.0 10^3/µL

Neutrofil # 6.70 1.8 ⁓ 7.6 10^3/µL

Eosinofil # 0.05 0.02 ⁓ 0.50 10^3/µL

Basofil # 0.15 0.00 ⁓ 0.10 10^3/µL


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Kimia Klinik

Glukosa Rapid Sewaktu 130 < 140 mg/dL

Fungsi Hati

AST (SGOT) 145 < 31 U/L

ALT (SGPT) 60 < 32 U/L


RESUME
Pasien dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Sayang Cianjur dengan mengeluhkan
demam terus menerus sejak 3 hari SMRS. Satu hari setelah muncul demam muncul keringat dingin
yang cukup banyak sampai membasahi baju. Keluhan demam juga disertai mual, lemas, dan sakit
kepala yang berdenyut. Pasien juga mengeluhkan nyeri ulu hati yang terasa menusuk, kaki dan
tangan yang teraba dingin. Keluhan batuk dan pilek disangkal. Keluhan seperti mimisan, gusi
berdarah, dan BAB berwarna hitam disangkal. Pasien tidak mengeluhkan adanya masalah BAK dan
BAB. Di lingkungan tempat tinggal pasien, terdapat beberapa tetangga pasien yang menderita DBD
dan sampai dirawat di rumah sakit. Sebelum ke rumah sakit pasien hanya konsumsi obat warung
untuk menurunkan panas, namun panas kembali muncul.
Keadaan umum pasien tampak sakit sedang, dengan kesadaran compos mentis dan GCS 15
(E4V5M6), tekanan darah 90/70 mmHg, frekuensi nadi 104 x/menit, frekuensi nafas 25 x/menit,
suhu 37,5°C, dan SpO2 98%. Pada pemeriksaan fisik didapatkan mukosa bibir kering, nyeri tekan
pada epigastrium, dan pada ekstremitas akral pasien terasa dingin serta tes tourniquet (+). Pada
pemeriksaan laboratorium, hematologi rutin didapatkan peningkatan haemoglobin (17,2 g/dL),
hemokonsentrasi (50.5 %), eritrositosis (6.64 10^6/µL), trombositopenia (40 10^3/µL). Pada
pemeriksaan fungsi hati terdapat peningkatan kadar SGOT (145 U/L) dan SGPT (60 U/L).
ASSESSMENT

DIAGNOSIS BANDING DIAGNOSIS KERJA


● Dengue Shock Syndrome Syok hipovolemik ec Dengue
● Tifoid Fever Shock Syndrome
● Malaria
PLANNING
● IVFD ringer laktat 2500cc/24 jam
● Deksametason injeksi 5 mg/ml 3x1
● Parasetamol tablet 650 mg 3x1
● Ondansetron injeksi 4 mg/2 ml 2x1
● Omeprazol injeksi 40 mg 2x1
FOLLOW UP
15 Januari 2023
S (Subjective) O (Objective) A (Assesment) P (Planning)

Pasien KU: tampak sakit sedang Syok hipovolemik ● IVFD ringer


mengeluhkan Kesadaran: compos mentis, GCS 15 (E4V5M6) ec Dengue Shock laktat 2500cc/24
demam, nyeri ulu TD: 90/70 mmHg Syndrome jam
hati, lemas, mual, HR: 104 x/menit ● Deksametason
muntah (-), RR: 25 x/menit injeksi 5 mg/ml
keringat dingin, Suhu: 37,5°C 3x1
dan sakit kepala. SpO2: 98% ● Parasetamol
Kepala: normocephal tablet 650 mg
Mata: konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-) 3x1
Leher: pembesaran KGB dan tiroid (-) ● Ondansetron
Thoraks: pergerakan dinding dada simetris, dan vokal injeksi 4 mg/2
fremitus simetris kedua lapang paru ml 2x1
Cor: BJ I dan BJ II reguler, murmur (-), gallop (-), JVP ● Omeprazol
meningkat (-) injeksi 40 mg
Abdomen: Distensi (-), ascites (-), BU (+) normal, 2x1
hepatomegali (-), splenomegali (-)
Ekstremitas: akral dingin, CRT < 2 detik, uji rumple leed
(+)
FOLLOW UP
16 Januari 2023
S (Subjective) O (Objective) A (Assesment) P (Planning)

Pasien KU: tampak sakit sedang Syok hipovolemik ● IVFD ringer


mengeluhkan Kesadaran: compos mentis, GCS 15 (E4V5M6) ec Dengue Shock laktat 2500cc/24
demam (-), nyeri TD: 110/70 mmHg Syndrome jam
ulu hati membaik, HR: 84 x/menit ● Deksametason
lemas (-), mual RR: 20 x/menit injeksi 5 mg/ml
(-), muntah (-), Suhu: 37°C 3x1
keringat dingin SpO2: 98% ● Parasetamol
(-), sakit kepala Kepala: normocephal tablet 650 mg
(-) Mata: konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-) 3x1
Leher: pembesaran KGB dan tiroid (-) ● Ondansetron
Thoraks: pergerakan dinding dada simetris, dan vokal injeksi 4 mg/2
fremitus simetris kedua lapang paru ml 2x1
Cor: BJ I dan BJ II reguler, murmur (-), gallop (-), JVP ● Omeprazol
meningkat (-) injeksi 40 mg
Abdomen: Distensi (-), ascites (-), BU (+) normal, 2x1
hepatomegali (-), splenomegali (-)
Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2 detik, uji rumple leed
(+)
TINJAUAN
PUSTAKA
DENGUE SHOCK SYNDROME
DEFINISI
● Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.
● Dengue syok sindrom (DSS) adalah kegagalan peredaran darah pada pasien DBD
karena kehilangan plasma dalam darah akibat peningkatan permeabilitas kapiler
darah. Syok terjadi apabila darah sudah semakin mengental karena plasma darah
merembes keluar dari pembuluh darah.
● Dengue syok sindrom (DSS) adalah keadaan klinis yang memenuhi kriteria DBD
disertai dengan gejala dan tanda kegagalan sirkulasi atau syok. DSS adalah kelanjutan
dari DBD dan merupakan stadium akhir perjalanan penyakit infeksi virus dengue,
derajat paling berat, yang berakibat fatal.

Soegijanto. (2012). Demam Berdarah Dengue. Surabaya : Airlangga University Press


Susilowati H, Mulyanto KC, Hendrianto E, Yamanaka Atushi. The unusual manifestation and the update management of dengue viral infection.
Indonesian Journal of Tropical and Infectious Disease. 2012;3:39-52.
EPIDEMIOLOGI
● DBD merupakan salah satu penyakit yang angka morbiditas dan mortalitasnya
masih tinggi di Indonesia.
● Berdasarkan data yang diperoleh dari World Health Organization (WHO),
diperkirakan terdapat sekitar 2,5-3 miliar atau 40% dari populasi penduduk dunia
baik di negara tropis maupun sub tropis mempunyai risiko tinggi tertular virus
Dengue. Dilaporkan secara global terdapat 50 sampai dengan 100 juta kasus
Dengue di seluruh dunia, 500.000 kasus DBD dengan jumlah kematian sebanyak
22.000 jiwa tiap tahunnya.
● Berdasarkan data Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor
dan Zoonotik kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia hingga juli
2020 mencapai 71.633.

Wang W-H, Urbina AN, Chang MR, et al. Dengue hemorrhagic fever - A systemic literature review of current perspectives on pathogenesis,
prevention and control. J Microbiol Immunol Infect. 2020;53(6):963-978. doi:10.1016/j.jmii.2020.03.007
Kemenkes. Demam Berdarah Dengue. Bul Jendela Epidemiol. 2020;2:48.
ETIOLOGI

Demam dengue dan Flavivirus merupakan Terdapat 4 serotipe virus


demam berdarah dengue virus dengan diameter yaitu DEN-1, DEN-2,
disebabkan oleh virus 30 nm terdiri dari asam DEN-3 dan DEN-4 yang
dengue, yang termasuk ribonukleat rantai semuanya dapat
dalam genus Flavivirus, tunggal dengan berat menyebabkan demam
keluarga Flaviviridae. molekul 4x106. dengue.

Fatimah, and Nuryaningsih. 2017. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1. 6th ed. Jakarta: Interna Publishing.
VEKTOR
Nyamuk A. aegypti dan A. albopictus
Habitat:
● TPA untuk keperluan sehari-hari : drum,
tempayan, ember
● TPA bukan untuk keperluan sehari-hari:
tempat minum burung, vas bunga,
tempat pembuangan air
kulkas/dispenser dll
● TPA air alamiah : lubang pohon,
tempurung kelapa, pelepah pisang dll

Fatimah, and Nuryaningsih. 2017. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1. 6th ed. Jakarta: Interna Publishing.
Kemenkes RI. 2017. Demam Berdarah Dengue Indonesia. Pedoman pencegahan dan pengendalian demam berdarah di Indonesia.
PATOGENESIS

Suvatte, V., (1977), Hematological and abnormalities and pathogenesis dengue hemorrhagic fever, New Development in Pediatrics Research, New
Delhi.
PERJALANAN KLINIS

Kemenkes RI. 2020. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Infeksi Dengue pada Dewasa.
KLASIFIKASI WHO
1997

Kemenkes RI. 2020. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Infeksi Dengue pada Dewasa.
KLASIFIKASI WHO 2009
KLASIFIKASI WHO 2011
DIAGNOSIS
DEMAM DENGUE
1) Tersangka (probable) dengue
Demam akut/mendadak selama 2-7 hari disertai 2 atau lebih manifestasi
klinis berikut ini:
a) Sakit kepala;
b) Nyeri retri-orbital;
c) Mialgia;
d) Arthralgia;
e) Ruam kulit;
f) Manifestasi perdarahan;
g) Leukopenia (leukosit ≤5000 sel/mm3); dan
h) Trombositopenia (trombosit ≤150,000 sel/mm3).
Disertai setidaknya satu dari keadaan di bawah ini:
i) Pemeriksaan serologi dengue positif; dan/atau
j) Ditemukan penderita DD/DBD yang sudah dikonfirmasi pada lokasi dan
waktu yang sama.
Kemenkes RI. 2020. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Infeksi Dengue pada Dewasa.
DIAGNOSIS
DEMAM DENGUE
2) Diagnosis terkonfirmasi
Kasus probable dengan setidaknya satu dari beberapa di bawah ini:
a) Isolasi virus dengue dari serum, cairan serebrospinal, atau sample autopsy;
b) Peningkatan serum IgG (dengan uji hemaglutinasi inhibisi) dengan kelipatan
empat atau lebih atau peningkatan antibodi IgM yang spesifik virus dengue;
c) Deteksi virus dengue atau antigen pada jaringan, serum atau cairan
serebrospinal dengan pemeriksaan immunohistochemistry, immunofloresens,
enzyme-linked immunosorbent assay, atau immunochromatography rapid
test; dan
d) Deteksi asam nukleat virus demam berdarah dengan reaksi rantai transkripsi-
polimerase terbalik (RT-PCR)
e) Uji bendung (+)

Kemenkes RI. 2020. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Infeksi Dengue pada Dewasa.
DIAGNOSIS
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
1) Demam mendadak tinggi dengan selama 2-7 hari;
2) Manifestasi perdarahan dapat berupa salah satu dari gejala berikut: tes torniket
positif, petekie, ekimosis atau purpura, atau perdarahan dari mukosa, saluran
pencernaan, tempat injeksi, atau perdarahan dari tempat lain.
3) Trombosit ≤100.000 sel/mm3; dan
4) Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage (kebocoran plasma)
sebagai berikut:
a) Peningkatan hematokrit / hemokonsentrasi ≥20% dibandingkan standar
sesuai dengan umur dan jenis kelamin;
b) Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan,
dibadningkan dengan nilai hematokrit sebelumya; dan/atau
c) Tanda kebocoran plasma seperti efusi pleura, asites atau
hipoproteinemia/hipoalbuminemia.

Kemenkes RI. 2020. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Infeksi Dengue pada Dewasa.
DIAGNOSIS
SINDROMA SYOK DENGUE
Diagnosis Sindroma Syok Dengue ditegakkan bila kriteria infeksi dengue disertai
dengan tanda-tanda syok seperti:
1) Takikardi, akral dingin, masa pengisian kapiler melambat, nadi lemah, lesu
atau gelisah, yang kemungkinan dapat menjadi tanda-tanda penurunan perfusi
otak;
2) Tekanan nadi ≤20 mmHg dengan peningkatan tekanan diastolik, contoh:
100/80 mmHg; dan
3) Hipotensi menurut umur, yang diartikan dengan tekanan sistolik <80 mmHg
untuk anak dibawah 5 tahun atau 80 sampai 90 mmHg untuk anak yang sudah
lebih besar dan orang dewasa.

Kemenkes RI. 2020. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Infeksi Dengue pada Dewasa.
TATALAKSANA
Penatalaksanaan Tersangka Demam Dengue

Kemenkes RI. 2020. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Infeksi Dengue pada Dewasa.
TATALAKSANA
Pemberian Cairan pada Tersangka DBD di Ruang Rawat Inap

Kemenkes RI. 2020. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Infeksi Dengue pada Dewasa.
TATALAKSANA
Penatalaksanaan DBD dengan
Tanda Peringatan

Kemenkes RI. 2020. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Infeksi Dengue pada Dewasa.
TATALAKSANA
Penatalaksaan Perdarahan Spontan
pada DBD Dewasa

Kemenkes RI. 2020. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Infeksi Dengue pada Dewasa.
TATALAKSANA
Tatalaksana DBD Dewasa dengan
Syok Terkompensasi

Kemenkes RI. 2020. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Infeksi Dengue pada Dewasa.
TATALAKSANA
Tatalaksana Sindroma Syok Dengue
pada Dewasa

Kemenkes RI. 2020. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Infeksi Dengue pada Dewasa.
ANALISIS
KASUS
DENGUE SHOCK SYNDROME
KASUS TEORI

Pasien demam terus menerus sejak 3 hari SMRS.


Keluhan demam juga disertai mual, lemas, dan
sakit kepala yang berdenyut. Pasien juga Dengue syok sindrom (DSS) adalah keadaan klinis
mengeluhkan nyeri ulu hati yang terasa menusuk, yang memenuhi kriteria DBD disertai dengan
kaki dan tangan yang teraba dingin. Keluhan batuk gejala dan tanda kegagalan sirkulasi atau syok.
dan pilek disangkal. Keluhan seperti mimisan, gusi Berdasarkan kriteria WHO 2011 diagnosis DBD
berdarah, dan BAB berwarna hitam disangkal. ditegakkan bila semua hal dibawah ini terpenuhi :
Pasien tidak mengeluhkan adanya masalah BAK 1. Demam mendadak tinggi dengan selama 2-7
dan BAB. hari;
KASUS TEORI

Keadaan umum pasien tampak sakit sedang, 2. Manifestasi perdarahan dapat berupa salah satu dari gejala berikut: tes torniket positif,
dengan kesadaran compos mentis dan GCS 15 petekie, ekimosis atau purpura, atau perdarahan dari mukosa, saluran pencernaan, tempat
(E4V5M6), tekanan darah 90/70 mmHg, injeksi, atau perdarahan dari tempat lain.
frekuensi nadi 104 x/menit, frekuensi nafas 25
x/menit, suhu 37,5°C, dan SpO2 98%. Pada Berdasarkan kriteria WHO 2011 diagnosis Sindroma Syok Dengue ditegakkan bila kriteria
pemeriksaan fisik didapatkan mukosa bibir infeksi dengue seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya disertai dengan tanda-tanda syok
kering, nyeri tekan pada epigastrium, dan pada seperti:
ekstremitas akral pasien terasa dingin serta uji
1) Takikardi, akral dingin, masa pengisian kapiler melambat, nadi lemah, lesu atau gelisah,
tourniquet (+).
yang kemungkinan dapat menjadi tanda-tanda penurunan perfusi otak;

2) Tekanan nadi ≤20 mmHg dengan peningkatan tekanan diastolik, contoh: 100/80 mmHg; dan

3) Hipotensi menurut umur, yang diartikan dengan tekanan sistolik <80 mmHg untuk
anak dibawah 5 tahun atau 80 sampai 90 mmHg untuk anak yang sudah lebih besar dan
orang dewasa.
KASUS TEORI

Pada pemeriksaan laboratorium, hematologi rutin 3. Trombosit ≤100.000 sel/mm3; dan


didapatkan hemokonsentrasi (50.5 %), dan
4. Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage
trombositopenia (40 10^3/µL).
(kebocoran plasma) sebagai berikut:

a) Peningkatan hematokrit / hemokonsentrasi ≥20%


dibandingkan standar sesuai dengan umur dan jenis
kelamin;
b) Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi
cairan, dibadningkan dengan nilai hematokrit
sebelumya; dan/atau
c) Tanda kebocoran plasma seperti efusi pleura, asites
atau hipoproteinemia/hipoalbuminemia.
KASUS TEORI

Tatalaksana : 1. Terapi simptomatik dengan analgetik antipiretik


2. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi
● IVFD ringer laktat 2500cc/24 jam
● Cairan pengganti (volume replacement) adalah pengobatan yang utama.
● Deksametason injeksi 5 mg/ml 3x1
● Pada penderita SSD dengan tensi tak terukur dan tekanan nadi ≤ 20
● Parasetamol tablet 650 mg 3x1
mmHg segera berikan cairan kristaloid sebanyak 20 ml/kgBB selama 30
● Ondansetron injeksi 4 mg/2 ml 2x1
menit, bila syok teratasi turunkan menjadi 10 ml/kgBB/jam.
● Omeprazol injeksi 40 mg 2x1
● Apabila syok belum dapat teratasi setelah 60 menit, berikan cairan koloid
10-20 ml/kgBB secepatnya dalam 30 menit. Pada umumnya pemberian
koloid tidak melebihi 30ml/kgBB/hari atau maksimal pemberian koloid
1500ml/hari, dan sebaiknya tidak diberikan pada saat perdarahan.
KASUS TEORI

Tatalaksana : ● Setelah pemberian cairan resusitasi kristaloid dan koloid, syok masih
menetap sedangkan kadar hematokrit turun, maka pikirkan adanya
● IVFD ringer laktat 2500cc/24 jam
perdarahan internal. Maka dianjurkan pemberian transfusi darah segar/
● Deksametason injeksi 5 mg/ml 3x1
komponen sel darah merah.
● Parasetamol tablet 650 mg 3x1
● Apabila nilai hematokrit tetap tinggi, maka berikan darah dalam volume
● Ondansetron injeksi 4 mg/2 ml 2x1
kecil (10ml/kgBB/jam) dapat diulang sampai 30ml/kgBB/24jam
● Omeprazol injeksi 40 mg 2x1
● Setelah keadaan klinis membaik, tetesan infus dikurangi bertahap sesuai
keadaan klinis dan kadar hematokrit.
DAFTAR PUSTAKA
● Fatimah, and Nuryaningsih. 2017. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1. 6th ed. Jakarta: Interna Publishing.
● Kemenkes RI. 2017. Demam Berdarah Dengue Indonesia. Pedoman pencegahan dan pengendalian demam
berdarah di Indonesia.
● Kemenkes RI. 2020. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Infeksi Dengue pada Dewasa.
● Ng, D., Wong, J., & Thein, T. (2016). The Significance of Prolonged and Saddleback Fever in Hospitalised Adult
Dengue.
● Schaefer, T., Panda, P., & Wolford, R. (2021). Dengue Fever. NCBI: Statpearls.
● Soegijanto. (2012). Demam Berdarah Dengue. Surabaya : Airlangga University Press
● Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
● Susilowati H, Mulyanto KC, Hendrianto E, Yamanaka Atushi. The unusual manifestation and the update
management of dengue viral infection. Indonesian Journal of Tropical and Infectious Disease. 2012;3:39-52.
● Wang W-H, Urbina AN, Chang MR, et al. Dengue hemorrhagic fever - A systemic literature review of current
perspectives on pathogenesis, prevention and control. J Microbiol Immunol Infect. 2020;53(6):963-978.
doi:10.1016/j.jmii.2020.03.007
● World Health Organization. Dengue guidelines for diagnosis, treatment and control. 2009. Diunduh dari
http://whqlibdoc.who.int/publications/2009/9789241547871_eng.pdf.
● World Health Organization. Regional Office for South-East Asia. Comprehensive guidelines for prevention and
control of dengue and dengue haemorrhagic fever. (World Health Organization Regional Office for South-East
Asia, 2011).
TERIMA
KASIH
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and
includes icons by Flaticon and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai