Anda di halaman 1dari 43

PENGGUNAAN BLOOD CARDIOPLEGIA

PADA OPERASI CORONARY ARTERY BYPASS GRAFT


(CABG) DENGAN KASUS PENYAKIT CORONARY ARTERY
DISEASE (CAD)

OLEH :

1. ASEP MOCH. SURYADIANSYAH


2. AHMAD CECEP PERMANA
3. YENNITA THERESIA
TINJAUAN TEORI
CORONARY ARTERY DISEASE
Penyebab utama dari CAD adalah terjadinya aterosklerosis. Aterosklerosis adalah
pengerasan pada dinding arteri. Aterosklerosis ditandai dengan adanya
penimbunan lemak, kolesterol, di lapisan intima arteri. Timbunan ini dinamakan
ateroma atau plak.
CORONARY ARTERY BYPASS GRAFT
(CABG)

Suatu prosedur yang dilakukan pada pasien


dengan penyakit arteri koroner dengan
memotong jaringan vena (saphenous vein)
dan arteri (internal mammary artery) milik
pasien sendiri

( Perrin, 2009 )
INDIKASI CABG

 Pasien dengan angina kronis yang sulit untuk diobati


 Pasien dengan stenosis pada left main coronary artery, dengan
stenosis lebih dari 70%
 Pasien yang mengalami CAD (Coronary Artery Disease)
 Unstable angina
 Miokard Infark
 Kegagalan ventrikel kiri
 Kegagalan PTCA (Hartshrn, Jeanette C., et al, 1997).
TATALAKSANA & TAHAPAN CPB
PADA OPERASI CABG

 Ceklist pre bypass dan pengisian data pasien


 Setting, Priming (Heparinisasi), Debubbling, Occlusion test
 Kanulasi Aorta dan Vena
 On bypass,Hipotermia
 Aortic cross clamp on, Myocardial protection (cardioplegia)
 Intra CPB monitoring
 Rewarming
 Aortic cross clamp off
 Weaning off CPB
PERSIAPAN ALAT OPERASI CABG

 Oksigenator & custom pack sesuai BSA pasien


 Canula Aorta
 Canula Two Stage
 Cardioplegia canula
 Y - adapter
 Retrograde canula
 Hemoconcentrator
 Blood cardioplegia set
SIRKUIT CPB
CARDIOPLEGIA

Pemilihan jenis dan teknik pemberian kardioplegia merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam
keberhasilan pembedahan jantung.

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan jenis kardioplegia;


• Efektifitas atau kemampuan suatu kardioplegia dalam memberikan proteksi miokard
• Teknik pemberian yang dalam hal ini apakah berupa single dose atau multi dose
• Ditinjau dari segi ekonomi.
BLOOD CARDIOPLEGIA CIRCUIT
AORTA CROSS CLAMP
CARDIOPLEGIA

Beberapa kriteria dasar yang harus dimiliki oleh suatu agen CARDIOPLEGIA

Arrest quickly: memiliki kemampuan untuk menimbulkan diastolic arrest yang cepat dan efektif
sehingga miokardium tetap dalam keadaan relaksasi dan meminimalisir penggunaan ATP.

Myocardial protection: memiliki efek proteksi dalam memperlambat onset terjadinya kerusakan
permanen yang diakibatkan oleh iskemia global dan membatasi lamanya reperfusion injury.

Reversibility: memiliki kemampuan untuk mengembalikan fungsi jantung secara cepat setelah cross
clamp dilepas, sehingga memungkinkan untuk penyapihan CPB lebih awal dan baik.

Low toxicity: memiliki waktu paruh yang pendek dan tidak memiliki efek toxic terhadap organ lain
setelah pasien lepas dari CPB
CARDIOPLEGIA

Penting untuk digaris bawahi bahwa sampai saat ini hanya cairan hiperkalemik dan
bretschneider yang secara klinik rutin digunakan dalam operasi jantung, walaupun beberapa
penelitian masih terus dilakukan untuk mencari konsep alternative untuk menginduksi arrest
miokard
CARDIOPLEGIA

Mekanisme dasar cardioplegia

Menghambat arus cepat natrium, mencegah konduksi aksi Potensial miokard. Beberapa agen yang
bekerja pada jalur ini diantaranya:

• Hyperkalemi ektraseluler ( Contohnya st.Thomas)


• Na- Channel blocker (lidocain, procain, esmolol)
• K+ Atp- Channelopener (pinacidil, ademosine)

Menghambat aktivasi kalsium miofilamen untuk mencegah kontraksi Miosit:


• Zero ekstracellular ca (Bretschneider solution)
• L-type ca2+ - Channel blocker (high mg, diltiazem, verapamil, esmolol)
• Direct myofilamen inhibition.
CARDIOPLEGIA
CARDIOPLEGIA

Jenis – jenis Cardioplegia :

1. Clear cardioplegia, dengan komposisi :


 Ringer solution
 Cardioplegia (plegiocard)
 Bicnat

2. Blood cardioplegia, dengan komposisi :


 Darah
 Ringer solution
 Cardioplegia (plegiocard)
 Bicnat
CARDIOPLEGIA

Rute pemberian cardioplegia:

1. Antegrade : pemberian melalui aortic root

2. Retrograde : pemberian melalui sinus coronarius

3. Antegrade/retrograde : kombinasi antara antegrade dan retrograde


CARDIOPLEGIA CANNULA

Antegrade Retrograde
PENGKAJIAN PERIOPERATIF

Identitas Pasien;
Nama : Tn. E
MRN : 436-54-57
BB / TB : 55Kg / 160 cm
BSA : 1.56 kg/L/sq2
EBV : 4400
Umur : 61 Thn/11 bln/29 hari
Diagnosa : CAD 3 VD, LM DISEASE, HIPERTENSI, DM TYPE 2
LAPORAN KASUS

PASIEN MENGALAMI KELUHAN NYERI DADA HILANG TIMBUL SEJAK 1 TAHUN


SMRS. NYERI DADA TERCETUS SAAT BERAKTIVITAS SEPERTI BERJALAN.
KAKI BENGKAK DISANGKAL, BAK DIMALAM HARI (+).

PASIEN PERNAH DILAKUKAN CORANGIOGRAPHY 15 DESEMBER 2022, DITEMUKAN


ADANYA CAD 3VD DAN LM DISEASE.

DARI HASIL CARDIAC CONFERENCE, DIRENCANAKAN UNTUK OPERASI CABG.


RIWAYAT KESEHATAN
PENGKAJIAN FISIK
a. Keadaan umum
• Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma

• GCS : 15 (verbal :5, Psikomotor: 6, Mata : 4)

b. Tanda – tanda vital : 109/63 mmHg, FN : 60 kali/mnt, FR : 22 kali/mnt, Saturasi oksigen : 97 %, Newss hijaU

c. Keadaan fisik
• Kepala dan leher : Kelenjar getah bening tidak teraba
• Mata : Konjugtiva tidak pucat, sklera tidak ikteri

d. Dada
• Paru : Vesikuler, ronki dan wheezing tidak ada
• Jantung : Bunyi Jantung 1 – 2 reguler, murmur gallop tidak ada

e. Payudara dan ketiak : Normal

f. Abdomen : Supel, Bising usus ada

g. Genetalia : Tidak ada keluhan

h. Integumen : Normal

i. Ekstremitas
• Atas : Tidak ada edema
• Bawah : Tidak ada edema
• Akral : Hangat , CRT < 2 detik

j. Neurologis
• Status mental dan emosi : Klien tampak tenang
• Pengkajian saraf kranial : Tidak ada keluhan
• Pemeriksaan refleks : Tidak ada keluhan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Tgl 29 Desember 2022 :
Hemoglobin : 14,2
Hematokrit : 43,7
Trombosit : 250 ribu/
Leukosit : 6440
PT : 1,0 kali control
APTT : 0,9 kali kontrol,
GDS : 169

Echocardiography Tgl 3 September 2022 :


1. Dimensi ruang jantung : LA LV Dilatasi
2. Fungsi sistolik LV EF 48%
3. Kontraktilitas RV baik
4. Katup-katup jantung : normal
5. Perikardium baik
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Corangioghraphy Tgl 15 Desember 2022 :


LM stenosis 85%
LAD stenosis 90% di ostial
LCX CTO di ostial
RCA stenosis 40% di mid-distal

Hasil : CAD 3 VD + LM Disease


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Radiologi Tgl 29 Desember 2022 :
Kesan :
 Kardiomegali
 Tidak tampak kelainan pada kedua paru.
PERSIAPAN CPB

1. Menggunakan Oksigenator Adult dengan estimasi blood volume


4400 ml
2. Menggunakan kanul aorta No. 24 fr dan kanul vena two stages
36/48 fr
3. Menggunakan cardioplegia blood
4. Menggunakan cairan kristaloid untuk priming 1350 cc
5. Menggunakan ultafiltrasi
URAIAN PEMBEDAHAN
Pkl 08.45, Pasien insisi
dilakukan evaluasi dan harvesting LIMA dan SVG. Perikardium dibuka. Selanjutnya heparin diberikan pkl 10.35.
Dilakukan kanulasi aorta-RA dan kanulasi cardioplegia.

Pkl 10.47
On bypass, klem silang aorta dipasang, blood cardioplegia dosis pertama diberikan 1100 cc, anastomosis dikerjakan.
Jantung asistol namun hanya dlm waktu 7 menit. Dilakukan evaluasi pada tekanan cardioplegia yg diberikan.

Pkl 10.58
Blood cardioplegia dosis ke 2 diberikan sebanyak 550 cc, anastomosis dikerjakan. Jantung asistol namun hanya dlm
waktu 11 menit. Dilakukan evaluasi dan reposisi klem silang aorta dan kanul cardioplegia (kolabarsi dengan surgeon).

Pkl 11.09
Blood cardioplegia dosis ke 3 diberikan sebanyak 550 cc, Anastomosis dikerjakan jantung asistol selama 20 menit.

Pkl 12.10
Dilakukan rewarming, dilanjutkan dengan klem silang dibuka, irama jantung kembLI sinus rhytem.
Pkl 12.32
Dilakukan weaning hingga off bypass, protamin diberikan, evaluasi perdarahan, sternum ditutup. Operasi selesai
MONITORING INTRA CPB
Time Event Flow MAP ALP AIR FiO2 ISO T

10:30 Pre Bypass - 98/65 (82) - - - - 36,2

10:47 Start On Bypass 3,81 50 121 2,0 0,6 0,5 35,6

10:51 AOX On & Blood Plegia In 3,72 48 121 2,0 0,6 1 34,5

10:58 Add Blood Plegia 3,72 58 121 2,0 0,5 1 32,5

11:04 Analisa Gas Darah 3,80 61 122 2,0 0,45 1 32,5

11:09 Add Blood Plegia 3,84 65 123 2,0 0,4 1 31

11:29 Add Blood Plegia 3,69 67 165 2,0 0,4 1,5 30,8

11:50 Add Blood Plegia 3,69 64 163 2,0 0,4 1,5 31

12:11 Add Blood Plegia 3,64 70 160 2,0 0,5 1 32,4

12:14 Rewarm 3,73 62 132 2,0 0,55 1 34

12:20 Ao x Clamp Off & AGD 3,65 65 130 2,0 0,6 1 34,3

12:32 Off Bypass - 109/68 - - - - 36,2


(85)
HASIL PEMANTAUAN
ANALISA GAS DARAH INTRA BYPASS
TABEL ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH


ATAU FAKTOR KEPERAWATAN
RISIKO
DS : - Perubahan preload, after load, Penurunan curah jantung
DO : Pembedahan jantung kontraktilitas, frekuensi, irama (D.0008)
jantung

DS : - Pembedahan jantung, hipoksia Risiko perfusi miokard


DO : Jantung asistol kurang dari 20 tidak efektif (D.0014)
menit setelah pemberian blood
cardioplegia

DS : - Efek samping prosedur Risiko ketidakseimbangan


DO : elektrolit (D.0037)
 Pemberian blood cardioplegia
 Hasil AGD (Kalium 6.06 g/dl)
 Hasil AGD (Klorida 112 gr/dl)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTRA OPERATIF

Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan preload,


after load, kontraktilitas, frekuensi, irama jantung (D.0008)

Risiko perfusi miokard tidak efektif dibuktikan dengan


pembedahan jantung, hipoksia (D.0014)

Risiko ketidakseimbangan elektrolit dibuktikan dengan efek


samping prosedur (D.0037)
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Keperawatan

1 Penurunan curah jantung Setelah dilakukan asuhan keperawatan Perawatan Jantung (I.02075)
berhubungan dengan intraoperatif selama 4 x 60 menit, maka Observasi
perubahan preload, after curah jantung meningkat dengan kriteria Identifikasi tanda/gejala penurunan curah jantung
load, kontraktilitas, hasil : Monitor tekanan darah, saturasi oksigen, dan denyut
frekuensi, irama jantung. jantung
1. Gambaran EKG normal Monitor intake dan output cairan
DS: - 2. Hemodinamik (HR, Tekanan darah, Monitor aritmia (kelainan dan frekuensi)
DO : Pembedahan jantung cvp dan saturasi normal) Monitor nilai AGD
3. Urine output cukup Terapeutik
Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
oksigen >94%
Pertahankan akses IV
Edukasi -
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian inotropik, antiaritmia, morfin
(jika perlu)
No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Keperawatan

2 Resiko perfusi miokard Setelah dilakukan asuhan Manajemen Aritmia (I.02035)


tidak efektif dibuktikan keperawatan perioperative selama 60
dengan pembedahan menit, maka perfusi miokard Observasi
jantung dan hipoksia. meningkat, dengan kriteria hasil : Identitikasi jenis aritmia
Periksa onset dan pemicu aritmia
1. Gambaran EKG iskemik menurun
DS : - Monitor frekuensi dan durasi aritmia
DO : Jantung asistol 2. Tanda-tanda vital dalam batas Monitor tekanan darah dan parameter hemodinamik
kurang dari 20 menit normal akibat aritmia
setelah pemberian
blood cardioplegia Terapeutik
Periksa irama jantung

Edukasi –

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiaritmia (jika perlu)
No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Keperawatan

3 Risiko ketidakseimbangan Setelah dilakukan asuhan Pemantauan elektrolit (I.03122)


elektrolit dibuktikan keperawatan perioperatif selama
dengan efek samping 60 menit dengan tujuan tidak terjadi Observasi
prosedur resiko ketidakseimbangan elektrolit Monitor kadar kadar serum elektrolit
dengan kriteria hasil : Identifikasi penyebab ketidakseimbangan elektrolit
DS: -
DO: 1. Kadar serum Kalium membaik Terapeutik
 Pemberian blood 2. Kadar serum Klorida membaik Atur interval waktu pemantauan elektrolit
cardioplegia Dokumentasikan hasil pemantauan
 Hasil AGD (Kalium
6.06 g/dl) Edukasi -
 Hasil AGD (Klorida
112 gr/dl) Kolaborasi
Berikan terapi sesuai indikasi
IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN

No Diagnosa Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan


Keperawatan
1 Penurunan curah jantung 1. Mengidentifikasi tanda/gejala S :-
berhubungan dengan penurunan curah jantung O:
perubahan preload, after 2. Memonitor hemodinamik • Irama EKG post off by pass sinus rhytem
load, kontraktilitas, 3. Memonitor intake & output cairan • ABP : 109/46 (70) mmHg dengan suport
frekuensi, irama jantung. 4. Memonitor aritmia Dopamin 10 mcg/kgbb/menit
5. Memonitor dan mengoreksi nilai HR : 98 x/ menit
AGD CVP : 10 mmHg
6. Berkolaborasi pemberian dopamine SPO2 100%
dan morfin • Urine output 1 cc/kgbb/jam
• Hasil AGD (oksigenasi) dalam batas normal
dengan bantuan ventilator
• Pasien dalam sedasi Morfin
A : Masalah belum teratasi, pasien transfer ke CICU
P : Lanjutkan intervensi (di CICU)
No Diagnosa Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
Keperawatan

2 Resiko perfusi miokard • Mengidentifikasi jenis aritmia. S :-


tidak efektif dibuktikan (jantung tidak asistol sepenuhnya, O:
dengan pembedahan muncul irama jantung dalam fase • Jantung asistol selama 20 menit setelah reposisi
jantung dan hipoksia. klem silang aorta dipasang) klem silang aorta oleh surgeon
• Memeriksa onset & frekuensi aritmia. • Intra bypass ;
(irama jantung muncul 7 menit setelah MAP : 58-70 mmHg
pemberian blood cardioplegia) HR : 0
• Memeriksa pemicu aritmia. CVP : 0 mmHg
(jantung tidak asistol karena letak SPO2 100%
klem silang aorta mengganggu kanul • Hasil AGD (oksigenasi) dalam batas normal
cardioplegia)
• Berkolaborasi dengan surgeon A : Masalah teratasi
mengatasi pemicu aritmia. P : Hentikan interveni dx 2
(klem silang aorta direposisi)
• Memonitor parameter hemodinamik
akibat aritmia.
No Diagnosa Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
Keperawatan

3 Risiko ketidakseimbangan • Memonitor kadar serum S :-


elektrolit dibuktikan elektrolit. O:
dengan efek samping (K : 6.06 g/dl dan Cl : 112 gr/dl)) • Kadar K : 5.55 gr/dl
prosedur • Mengidentifikasi penyebab • Kadar Cl : 113 gr/dl
ketidakseimbangan elektrolit.
(akibat frekuensi pemberian A : Masalah belum teratasi, pasien transfer ke CICU
blood cardioplegia yang sering) P : Lanjutkan interveni dx 2 (di CICU)
• Berkolaborasi memberikan terapi
sesuai indikasi.
(Lasix 20 mg dan ultrafiltasi
digunakan)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai