Anda di halaman 1dari 59

Laporan Kasus : STEMI

Perceptor : dr. Riana Handayani, Sp. JP.

Co-assistants:
1. Ulfa Intan Tiara -2018012090
2. Nabilah Nur Azizah – 2118012175
3. Ahmad Alkautsar - 2118012186
4. Shafira Amalia - 2118012170
5. Nadya Gantarialdha - 2118012180
6. Sezia Marina Putri - 2118012185
STATUS PASIEN Nama : Tn. S

Usia : 57 tahun

Alamat : Tanjung Senang, Bandar Lampung

Agama
ANAMNESIS
: Islam

Pekerjaan : Pensiunan PNS

Anamnesis : Autoanamnesis

Ruangan : Tulip

Diagnosis : STEMI inferior post PCI


KELUHAN UTAMA KELUHAN TAMBAHAN
Nyeri dada sejak 2 Lemas
hari SMRS
Anamnesis
Pasien datang dengan keluhan nyeri dada di bagian kiri terasa seperti tertekan dan
panas yang menjalar ke leher, berlangsung >20 menit (2 jam) setelah pasien bangun (RPS)
tidur di pagi hari (sekitar pukul 05.00). Keluhan disertai mual dan lemas yang
dirasakan sejak 5 hari lalu. Pasien datang ke IGD imanuel pada pukul 06:30.Dilakukan
pemeriksaan rekam jantung di IGD imanuel, dan dikatakan bahwa pasien terkena
serangan jantung, lalu pasien diberi obat (pasien tidak tahu nama obatnya). Setelah
minum obat, keluhan nyeri dada berkurang (hanya nyeri di dada saja,namun dilher
tidak nyeri lagi). Setelah keadaan membaik, pasien dirujuk ke RSAM untuk tindakan
pemasangan ring (karena di RS imanuel tidak terdapat dokter spesialis
jantung),nyeri dirasakan saat menarik nafas (-),nyeri saat pindah posisi (-),nyeri saat
batuk (-).

Hari 4 Juli 2022 pukul 10:52 pasien tiba di IGD RSAM dengan keluhan nyeri dada
sudah berkurang kemudian pasien dilakukan tindakan pemasangan ring.
RPD Anamnesis
Pasien tidak pernah mengeluhkan keluhan yang sama sebelumnya, Riw. (RPD, RPK, Riw.
HT sejak 6 bulan yang lalu, pasien meminum obat Ht amlodipine dan Sosial)
candesartan. Pasien menghentikan sendiri meminum candesartan 1
bulan yang lalu karena pasien merasa tidak ada keluhan apapun.

RPK

Riw. Hipertensi pada ayah pasien, riw. Penyakit jantung pada sepupu
pasien

RIWAYAT SOSIAL

Pasien merokok sejak SMP sampai 5 tahun yang lalu.


PEMERIKSAAN FISIK

TANDA-TANDA VITAL

TD: 180/95 mmHg


HR: 96x/menit
RR: 20x/menit
T: 36,5C
SpO2: 98%
PEMERIKSAAN FISIK

Kepala : normocephal, nyeri (-)


Rambut : persebaran merata, rambut rontok (-)
Wajah : Simetris
Mata : konjungtiva anemis (+), sklera ikterik (-)
Hidung : nafas cuping hidung (-)
Mulut : pucat (-)
Kulit : perubahan warna (-)
Leher : JVP 5+2 cm, KGB membesar (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
PEMERIKSAAN FISIK

THORAX
I : Normochest, sela iga melebar (-), retraksi (-), lesi (-)
P : Nyeri (-), ekspansi dada kanan dan kiri simetris, fremitus taktil kanan kiri simetris
P : Sonor pada seluruh lapang paru
A : Vesikuler (+/+), Ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

JANTUNG
I : Ictus cordis tidak terlihat, pulsasi tidak terlihat
P : Ictus cordis teraba di ICS V midclavicularis sinistra
P : Batas kiri di ICS V 2 cm lateral dari midclavicularis sinistra
Batas kanan di ICS IV linea sternalis dextra
Batas atas di ICS III linea sternalis sinistra
A : BJ I dan II normal, gallop (-), murmur (-)
ABDOMEN PEMERIKSAAN FISIK

ABDOMEN
I : Datar, distensi (-), lesi (-)
A : Bising usus 6x/menit
P : Timpani di seluruh regio abdomen
P : Nyeri tekan (-), organomegali (-)

EKSTREMITAS
Lengan : Normotonus, ROM aktif, edema (-), CRT <2s, akral hangat
Tungkai dan kaki : Normotonus, ROM aktif, edema (-), CRT <2s, akral hangat
*Dari RS Rujukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi (4/7/2022)
Darah lengkap
Hemoglobin 12,6 g/dL Kesan:
Anemia normokrom normositer
Leukosit 10.450/mm3
Eritrosit 4,23 juta/uL Kimia Darah (4/7/2022)
Hematokrit 36%
Fungsi ginjal
Trombosit 272.000/mm3
Ureum 33,3 mg/dL
Index eritrosit
Blood urea 16 mg/dL
MCV 85,1 fL nitrogen
MCH 29,8 pg
Kreatinin 1,53 mg/dL
MCHC 35%
Karbohidrat
Hitung jenis leukosit
Glukosa rapid 121 mg/dL
Basofil 1% sewaktu
Eosinofil 1%
Batang 0%
Segmen 66%
Limfosit 27%
*Dari RS Rujukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG

IMUNOSEROLOGI (4-7-2022 PUKUL 08.29 WIB)


Index
Troponin I nrgatif

KIMIA KLINIK (4-7-2022 PUKUL 09.02 WIB)


Fungsi Jantung
CK 211 U/L Kesan : terjadi nekrosis otot jantung
akibat infark miokard akut
CK-MB 25 U/L
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Interpretasi :
Cardiomegaly ringan e.c.
posisi
Pulmo dalam batas normal
*) Hasil lab dari RSAM
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Kimia Darah (09-02-2022)

Kimia

Kolesterol total 199 mg/dL

HDL 51 mg/dL Kesan:


Dalam batas normal
LDL 117 mg/dL

Trigliserida 224 mg/dL


PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Interpretasi EKG
Irama : asinus
Laju jantung : 60x/menit (normal)
Regularitas : reguler
Interval PR : tidak bisa dinilai
Aksis : Left axis deviation
Morfologi :
- gelombang P : -
- kompleks QRS :
normal
- Segmen ST : ST elevasi lead I,
AFL, V2, V3
Diagnosis : STEMI inferior
DIAGNOSIS

STEMI inferior + anemia normositik


normokromik
TATALAKSANA

Non-medikamentosa Medikamentosa
• IVFD RL 1500 mL/24 jam • Aspirin 80 mg
• Clopidogrel 75mg
• Enoxaparin 0.5mg/kgbb iv
• ISDN 3 x 5 mg
• Simvastatin 0 – 0 – 20 mg
• Amlodipin 1x10mg
• Candesartan 1x16mg
PROGNOSIS

Quo Ad Quo Ad
Quo Ad Vitam
Functionam Sanationam

Dubia ad
Dubia Dubia
Malam
KAJIAN MASALAH 1
 Atas dasar:
• Anamnesis: Setelah pasien bangun tidur di pagi hari (sekitar pukul 05.00) pasien mengeluhkan nyeri dada di
bagian kiri terasa seperti tertekan dan panas yang menjalar ke leher, berlangsung >20 menit (2 jam). Keluhan
disertai mual. Riwayat hipertensi sejak 6 bulan yang lalu, pasien menghentikan sendiri meminum salah satu
obat darah tinggi (candesartan), riwayat penyakit jantung pada sepupu pasien, riwayat hipertensi pada ayah
pasien, riwayat merokok sejak SMP sampai 5 tahun yang lalu.
• PF: pada pemeriksaan fisik dalam batas normal
• PP: EKG terdapat ST elevasi, peningkatan kadar CK-MB (25 U/L), dan peningkatan creatinine serum (1,53
mg/dL), penurunan Hb (12,6 g/dL), MCV, MCH, dan MCHC dalam batas normal
 Dipikirkan: STEMI inferior
 Rencana terapi:
• Oksigen
• Aspirin 80 mg
• Clopidogrel 75mg
• Enoxaparin 0.5mg/kgbb iv
• ISDN 3 x 5 mg
• Simvastatin 0 – 0 – 20 mg
• Amlodipin 1x10mg
• Candesartan 1x16mg
• Morfin : morfin sulfat 1-5 mg IV, dapat diulang 10-30 menit
• PCI
KAJIAN MASALAH 2
 Atas dasar:
• Anamnesis: Pasien merasa lemas sejak 3 hari SMRS
• PF: Conjungtiva anemis (+)
• PP: ↓ Hb : 12,6 g/dL, ↓ eritrosit : 4,23 juta u/L, ↓ Ht : 36%, MCV, MCH, dan MCHC dalam batas normal
 Dipikirkan: anemia normokromik normositik
 Rencana terapi:
• Asam folat 1 mg 3x1
Tinjauan Pustaka
Sindroma koroner akut adalah serangan jantung, berupa kumpulan gejala
yang berhubungan dengan cedera otot jantung akibat penyumbatan
pembuluh darah yang mengalir di jantung Suatu keadaan gawat darurat
jantung sebagai akibat kematian otot jantung
•Merupakan indikator terjadinya oklusi total pembuluh darah arteri koroner. Hal ini memerlukan terapi untuk
mengembalikan aliran darah dan reperfusi miokard secepatnya menggunakan agen fibrinolitik atau melalui
intervensi primer.

• Diagnosis STEMI ditegakkan jika ada keluhan angina pektoris akut


dengan elevasi segmen ST persisten di 2 sadapan yang bersebelahan
•Terdapat keluhan angina pektoris akut tanpa elevasi segmen ST yang menetap di 2 sadapan
bersebelahan. Rekaman EKG dapat berupa ST depresi, inversi gelombang T, gelombang T yang datar,
gelombang T pseudo normalisasi ataubahkan tanpa perubahan. Namun pemeriksaan enzim biomarka
jantung terjadi peningkatan bermakna
•Terdapat keluhan angina pektoris akut tanpa elevasi segmen ST yang menetap di 2 sadapan yang
bersebelahan. Namun, tidak terjadi peningkatan enzim biomarka jantung seperti high sensitivity troponin,
troponin, dan CK-MB.
Elevasi segmen
ST pada ≥ 1
mm pada
sadapan
dengan
kompleks QRS
positif dan
depresi segmen
ST ≥ 1 mm di
sadapan V1-
V3.
•Depresi segmen ST yang diagnostik untuk iskemia adalah sebesar ≥ 0,05 mV di sadapan v1-v3 dan ≥ 0,1
mV di sadapan lainnya. Bersamaan dengan depresi segmen ST, dapat dijumpai elevasi segmen ST yang
tidak persisten (<20 menit) dandapat terdeteksi di >2 sadapan berdekatan.

• Inversi gelombang T yang simetris ≥ 0,2 mV mempunyai spesifisitas yang


tinggi untuk iskemia akut.

•Namun, karena cukup sulit untuk menilai depresi segmen STatau inversi gelombang T, maka lebih relevan
jika depresi segmen ST ≥ 1 mm dibandingkan depresi segmen ST ≥ 0,5 mm di ≥ 2 sadapan berdekatan.
● Keluhan nyeri dada :
○ Angina tipikal berupa rasa tertekan/berat daerah retrosternal, menjalar ke
lengan kiri, leher, rahang, area interscapular, bahu, atau epigastrium. Berlangsung intermiten (beberapa menit)
atau persisten (>20 menit). Sering disertai keluhan penyerta: diaphoresis, mual/muntah, nyeri abdomen, sesak
nafas, dan sinkop.
○ Angina atipikal yang sering dijumpai antara lain nyeri di daerah penjalaran
angina tipikal, gangguan pencernaan (indigesti), sesak napas yang tidak
dapat dijelaskan, atau rasa lemah mendadak yang sulit diuraikan.
● Keluhan atipikal sering pada pasien muda (25-40 tahun) atau lansia (>75 tahun),
Wanita, DM, gagal ginjal menahun, atau demensia.
● Manifestasi lain angina ekuivalen yang paling sering adalah awitan baru atau
perburukan sesak saat aktivitas
PERKI, 2017. Pedoman Tatalaksana SKA
Tanya Jawab
Lokasi? Retrosternal , sulit dilokalisir
Deskripsi? Rasa berat, terhimpit, ditekan, diremas,
terbakar (lebih dominan dari nyeri) Atau:
angina ekuivalen (nyeri epigastrik, sinkope,
atau sesak napas)
Penjalaran? Lengan kiri, bahu, punggung, leher, rahang
bawah
Lama? Lebih dari 20 menit
Gejala lain? Mual, muntah, keringat dingin
Diagnosis SKA lebih kuat jika keluhan angina ditemukan pada
pasien
dengan karakteristik :

PERKI, 2017. Pedoman


PERKI, 2017. Pedoman
PERKI, 2017. Pedoman
● EKG harus dibuat dalam 10 menit sejak kedatangan pasien
di IGD, dan diulang setiap keluhan angina timbul kembali.
● Gambaran EKG yang dijumpai bervariasi: normal, non-
diagnostic, LBBB baru/persangkaan baru, elevasi segmen
ST yang persisten (>= 20 menit) maupun tidak persisten,
atau depresi segmen ST dengan atau tanpa T inverted.
● Penilaian ST-elevasi dilakukan pada J-point dan pada 2
sadapan bersebelahan

PERKI, 2017. Pedoman


PERKI, 2017. Pedoman
Inversi T pada iskemia miokard
a. Inversi T pada umumnya kurang spesifik untuk iskemia
b. Inversi T yang berujung lancip dan simetris (seperti ujung
anak panah), spesifik untuk iskemia
Sunoto Pratanu, Buku Ajar ECG edisi 2013
● Laboratorium (pertanda kardiak)

Digunakan menegakkan diagnosa dan menentukan prognosa
SKA

Myoglobin : munculsangat awal, secepat-cepatnya 30 menit
setelah serangan

CK-MB : dapat menentukan serangan ulang

Troponin T / I : sangat spesifik terhadap sindroma koroner
akut dan nilainya berbanding lurus dengan derajat infark.
● Troponin ( T, I) ● CK-MB isoenzyme
○ Sangat spesifik dan lebih ○Meningkat 4-8 jam setelah
sensitif dibanding CK awitan dan mencapai puncak
○Meningkat 4-8 jam setelah pada 24 jam
awitan ○ Tetap bertahan 36-48 jam
○ Tetap bertahan sampai 2 ○Positif apabila CK/MB > 5%
minggu
○Dapat membuktikan
dari total CK dan meningkat 2x
informasi prognosis
normal
○ Positif palsu dapat muncul
○ Troponin T dapat
meningkat dengan aktivitas, trauma, DM,
pada kasus renal muscle disease
disease,
Pemeriksaan Invasif Pemeriksaan Invasif
Angiografi Koroner Ekokardografi transtorakal
Stress Test (TMT)
•Segera dilakukan untuk diagnosis pada
Multislice Cardiac CT (
pasien dengan risiko tinggi dan dd yang
tidak jelas
• Menilai oklusi trombotik dan lokasi
arteri
yang tersumbat
•Penemuan angiografi khas à
eksentrisitas, batas ireguler, ulserasi,
pemanpakan kabur, filling defect yang
mengesankan adanya thrombus
intrakoroner
Perawatan gawat darurat IMA-EST

Anda mungkin juga menyukai