Anda di halaman 1dari 30

BAGIAN/SMF ILMU KARDIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA


RUMAH SAKIT UMUM DR. ZAINOEL ABIDIN
BANDA ACEH
2018

Morning report

Oleh :
SITI SARA

Pembimbing :
dr. Sri Murdiati, SpJP-FIHA
Rekap Pasien Jaga Rabu Malam 7 Maret 2018
Tim Jaga : Siti Sara
Onsite: dr. Fouzal Anwar, SpJP-FIHA

Pasien Diagnosa Terapi Planning


M. Husen • UAP dd NSTEMI • Bed rest • Enzim DPJP:
Mahmud • Dyspepsia tipe • Diet Jantung 1700 kkal Jantung, dr. Fouzal Anwar,
fungsional • IVRD Rl 20 gtt/I CKMB, SpJP-FIHA
• IV Ranitidine 1amp/12jam troponin I
• Sucralfat Syr. 3xCI • Darah rutin,
• Clopidogrel 1x75mg elektrolit,
• Aspilet 1x80 ureum
• ISDN 3x5 kreatinin
Identitas

 Nama : Tn. MHM


 Umur : 64 tahun
 No. CM : 1-16-38-85
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Alamat : Dusun Kubu Habib Barabung Darussalam
 Agama : Islam
 Status : Menikah
 Pekerjaan : Pensiunan
 Tanggal Masuk : 7/3/2018
 Tanggal Periksa : 7/3/2018
Skenario

Keluhan Utama: Nyeri dada


RPS: Pasien datang dengan keluhan demam 3 hari. Pasien tidak
menggil. Pasien juga mengeluhkan dada terasa seperti berdebar-
debar. Nyeri dada sebelah kiri ± 4 jam SMRS. Nyeri dada dirasakan
seperti tertindih. Nyeri tidak menjalar ke punggung belakang,
keringat dingin disangkal. Keluhan seperti ini juga pernah dikeluhkan
pasien sebelumnya. Sesak (-) Riwayat terbangun malam karena sesak
(-), tidur dapat terlentang, pasien juga mengeluhkan perut kembung,
batuk (-), mual (-), muntah (-), edema tungkai (-).
RPD: Hipertensi (+) tidak terkontrol, DM (-), kolesterol (-), asam urat (-)
RPK: Keluarga tidak ada yang mengalami keluhan yang sama
RA: Disangkal
RPO: Tidak ada
RPS: Merokok (+) ± 30 tahun yang menghabiskan 1 bungkus/hari
Vital Sign

GCS: 130/70 80 kali / 20 kali / 98 %


36,7° C
E4M6V5 mmHg menit menit
PEMERIKSAAN FISIK
MATA
KEPALA : Normochephali Konjungtiva palp. Inferior
Pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)

LEHER : Pembesaran KGB (-) TVJ: THORAX


R-2 cmH2O I : Dinding dada simetris
A : Vh (+/+), Wh (-/-), Ronkhi (/-)

ABDOMEN
tidak ditemukan pembesaran
organ, nyeri tekan (-) COR
I: iktus kordis tidak terlihat
P: iktus kordis tidak teraba
P: atas ICS II LMCS
EXTREMITAS INFERIOR kanan ICS IV parasternal d
Edema (-/-) kiri2 jari lateral ICS V LMCS,
Auskultasi: BJ I > BJ II, bising (-)
Laboratorium 7 Februari 2018

Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Rujukan


Hemoglobin 12,8 12 - 14 gr/dl
Eritrosit 4,3 4,7 – 6,1.106/mm3
Trombosit 183 150 - 450.103/ul
Hematokrit 438 45 - 55 %
Leukosit 8,3 4,1 - 10,5.103/mm3

Hitung Jenis Hasil Pemeriksaan Nilai Rujukan


Eosinofil 3 0-6 %
Basofil 1 0-2 %
Netrofil Segmen 0 50-70 %
Netrofil Batang 75 2-6%
Limfosit 15 20-40 %
Monosit 6 2-8 %
Laboratorium 7 Februari 2018

Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Rujukan


Troponin < 0,10 <1,5 ng/mL
CK-MB 19 <25 U/L
Natrium 1376 132-146 mmol/L
Kalium 3,53 3,7-5,4 mmol/L
Klorida 109 98-106 mmol/L
Gula Darah Sewaktu 267 <200 mg/dL
3. Pemeriksaan Penunjang
a. EKG (28 Maret 2018)

Irama : Sinus ST elevasi : (-)


Axis : normoaxis Kesimpulan :
ST depresi : (-) Sinus rhythm, HR 78x/i ,
Gel. P : 0,08 T inverted : (V1, V2, V3)
K. QRS : 0,12 dtk normoaxis, NSTEMI anterolateral
LVH : (-)
QRS Rate : 78 x /menit
RVH : (-)
Q patologis : (-)
JUMP. 1 TERMINOLOGI

Sindrom koroner akut (SKA) merupakan suatu istilah yang menggambarkan


kumpulan gejala klinik yang ditandai dengan nyeri dada dan gejala lain yang
disebabkan oleh penurunan aliran darah ke jantung, biasanya disebabkan oleh
plak aterosklerotik.
JUMP. 2
IDENTIFIKASI MASALAH

1. Bagaimanakah patofisiologi pada kasus Tn. MHM?


2. Apakah faktor risiko dari kasus Tn. MHM?
3. Apa penatalaksanaan yang diberikan pada kasus Tn. MHM ?
Bagaimanakah patofisiologi pada Tn.FI?
Apakah faktor risiko dari kasus Tn. MHM ?
1. Faktor risiko yang tidak dapat diubah : Usia
2. Faktor risiko yang dapat diubah: Hipertensi, merokok
Apa penatalaksanaan yang diberikan pada kasus Tn. MHM ?
• Bed rest
• Diet Jantung 1700 kkal
• IVRD Rl 10 gtt/i
• O2 – NRM (10 liter / i)
• In. MO 2 mg (estra)
• Inj. Streptokinase 1,5 juta/jam bolus titrasi dalam 1 jam
• Bolus amiodaron 350 mg/jam setelah streptokinase (titrasi via syiringe pump)
• Loading Plavix 300 mg
• Loading Aspilet 35 mg
• Laxadyn syr 3 x CI
• Alprazolam 1 x 0,5 mg
Jump. 4 Skema

Tn. FI

Kesimpulan :
Anamnesis, dan peme
Anamnesis, dan STEMI Inferior
pemeriksaan fisik

Penegakan
diagnosis

STEMI Inferior
Jump 5. Learning Objective

1. Bagaimana gejala klinis untuk kasus pasien?


2. Bagaimana diagnosa klinis kasus pasien?
3. Bagaimana tatalaksana kasus pasien?
Gejala klinis

Gambaran klinis nyeri dada pada NSTEMI


 Rasa berat atau tekanan pada daerah retrosternal (angina) yang menjalar
hingga ke lengan kiri, leher, atau rahang, yang dapat bersifat intermiten
(umumnya berlangsung selama beberapa menit) atau persisten.
 Keluhan lainnya seperti fatik yang ekstrim, diaphoresis, nausea, nyeri perut,
dyspnoea, dan syncope. Dapat pula didapati keluhan tidak khas lainnya
seperti epigastric pain, masalah pencernaan, nyeri dada seperti ditikam,
nyeri dada dengan ciri pleuritik, atau bertambahnya sesak napas
Diagnosis
Elektrokardiogram
EKG yang mungkin dijumpai pada pasien NSTEMI:
1. Depresi segmen ST dan/atau inversi gelombang T
2. Gelombang Q yang menetap
3. Nondiagnostik
4. Normal
Tatalaksana

Tindakan umum dan langkah awal


 Tirah baring
 Oksigen untuk pasien dengan Saturasi<95% atau distres nafas
 Suplemen Oksigen dapat diberikan untuk semua SKA dalam 6 jam pertama tanpa
mempertimbangkan Saturasi O2
 Aspirirn 160-320 mg diberikan segera pada semua pasien yang tidak diketahui
intoleransinya terhadap aspirin
 Penghambat reseptor ADP (Adenosin diphospate)
- Ticagrelor 180 mg dilanjutkan 2x 90 mg/hari
atau
- Clopidogrel 300 mg dilanjutkan 75 mg/hari
 Nitrogliserin spray/ tablet sublingual.
 Morfin sulfat 1-5 mg IV, dapat diulang setiap 10-30 menit, bagi pasien yang tidak
responsif dengan terapi tiga dosis NTG sublingual.
Persangkaan SKA

Non Kardiak Angina Stabil (Kronik) Kemungkinan SKA Definitif SKA

• EKG: Normal atau Tanpa Elevasi segmen Elevasi segemen ST


(STEMI) atau LBBB Baru
nondiagnostik ST
• Marka Jantung awal:
Normal • Perubahan ST dan/atau
• Gelombang T
• Angina berlanjut
Observasi 12 jam setelah • Marka Jantung Positif
awitan Angina • Hemodinamik abnormal

• Angina tdk berulang • Angina berulang,atau


• EKG:tdk berubah • EKG: perubahan ST
• Marka jantung:Normal dan/atau gelombang T Definitif Evaluasi terapi reperfusi
• Marka Jantung : positif SKA

NEGATIF POSITIF
Diagnostik: Bukan SKA atau Diagnosis: Definitif atau sangat Terapi NSTEMI
Resiko rendah SKA mungkin SKA

Pemantauan rawat Jalan

Algoritma evaluasi dan tatalaksana SKA

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut.2014
terapi
1. Anti iskemia ( Beta blocker, Nitrat, CCBs)

2. Anti platelet 4. Statin


-Harus diberikan pada setiap pasien SKA (tanpa
- Aspirin : dosis loading 150-300 mg, dosis kontraindikasi)Anti inflamasi dan stabilisasi Plak
pemeliharaan 75-100 mg - Terapi statin dosis tinggi hendaknya dimulai
- Ticagrelor: dosis loading 180 mg,dosis sblm pasien keluar RS, target LDL<100
pemeliharaan 2x90 mg mg/dL

-Clopidogrel: Dosis loading 300 mg, dosis 5. Anti Koagulan (harus ditambahkan pd terapi
pemeliharaan 75 mg/hari Antiplatelet Secepat Mungkin)
- Fundaparinuks : 2,5 mg subkutan
- Enoksaparin : 1 mg/kg,dua kali sehari
3. Ace Inhibitor - UFH :Bolus i.v 60 u/g,dosis mak 4000 U, Infus
- Captopril : 2-3 x 6,25-50 mg i.v 12 U/kg selama 24-48 jam dg dosis maksimal
1000 U/jam, Target aPTT 1,5 – 2x Kontrol
- Ramipril : 2,5-10 mg/hari dalam 1 atau 2 dosis
- Lisinopril: 2,5-20 mg/hari dalam 1 dosis
TERIMAKASIH
Pemeriksaan
Penunjang
Foto Toraks (7
Februari 2018)
Pemeriksaan
Penunjang
EKG (7 Februari
2018)
Pemeriksaan
Penunjang
EKG (7 Februari
2018)

Anda mungkin juga menyukai