Nama : An. K
Usia : 25 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Orangtua : Ibu. M
Alamat : ds. Nga Mu
Tanggal berobat : 01-11-2018
Tanggal lahir : 14-09-2016
Anamnesis
(alloanamnesis ibu pasien)
Keluhan Utama
BAB Cair
Keluhan Tambahan
Muntah dan Demam
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan buang air besar (BAB) cair, frekuensi >5x/hari bany
aknya 1/2 gelas belimbing, cair >> ampas, lendir (-), darah (-), muntah (+) frekuensi 3 ka
li, banyaknya ¼ gelas belimbing, isi apa yang dimakan dan diminum, muntah menyempr
ot (-). Keluhan dirasakan satu hari sebelum dibawa ke puskesmas Lhoksukon. BAK nor
mal seperti biasa, penderita masih mau minum, penderita tampak makin lemas kemudia
n penderita dibawa ke puskesmas Lhoksukon.
Anamnesis
(alloanamnesis ibu pasien)
Menurut Ibu penderita, anaknya juga mengalami demam sejak
mencret muncul. Demam terus menerus, muncul mendadak, dan
tidak terlalu tinggi. Riwayat kejang disangkal. Penderita masih bisa
BAK dengan lancar, sehari 3 kali BAK. Gejala mimisan atau gusi
berdarah disangkal. Dirumah tidak ada yang menderita demam
berdarah dan tidak ada penyemprotan pada hari – hari terakhir.
Keluhan nyeri telinga disangkal. Nyeri saat buang air kecil disangkal,
nyeri perut disangkal.
Sehari-hari menurut ibu OS satu keluarga biasa meminum air
yang berasal dari air sumur yang telah dimasak. Seluruh alat makan
dicuci menggunakan air sumur yang sama. Botol susu biasanya
hanya dicuci dengan menggunakan air biasa bukan air mendidih.
Anamnesis
(alloanamnesis ibu pasien)
Riwayat penyakit dahulu :
Sebelumnya pasien belum pernah menderita penyakit seperti ini.
Riwayat asma disangkal. Riwayat batuk lama disangkal. Riwayat trauma
disangkal
Riwayat penyakit keluarga :
Abang penderita mengeluh demam batuk pilek. Riwayat alergi
disangkal, riwayat asma dan TBC disangkal.
Riwayat Penyakit Dalam Keluarga
Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama dalam keluarga
disangkal.
Riwayat Penyakit Dalam Keluarga
Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama dalam keluarga disangkal.
Keterangan:
Ayah sehat Ibu sehat
Status Generalis
Kepala
Bentuk : Normocephal, Ubun-ubun cekung(+)
Mata : Cekung (-), konjungtiva pucat(-), sklera
tidak ikterik, air mata masih keluar (+)
Hidung : Sekret (+), darah (-) ,PCH (-)
Telinga : Sekret (-), serumen (-)
Mulut : Mukosa mulut kering (+), POC (-)
Leher :Pembesaran KGB (-), Retraksi SS (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Thorax
Pulmo
Inspeksi : Pergerakan dinding thorax kiri-kanan simetris, tidak ada
bekas luka, tidak ada benjolan, retraksi ICS (-)
Palpasi : vocal fremitus sulit dinilai
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru kiri-kanan
Auskultasi : Suara nafas vesikuler diseluruh lapang paru kiri-
kanan. Ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS 4 linea midklavikula
sinistra.
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
Inspeksi : Supel, datar, retraksi epigastrium (-).
Auskultasi : Bising usus meningkat
Palpasi : Nyeri pada epigastrium (-),turgor kulit
menurun > 1detik
Perkusi : Timpani pada keempat kuadran abdomen
Ekstremitas :
Akral hangat, Edema (-), CRT < 2 detik
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Tidak dilakukan
RESUME:
An.K usia 25 bulan, mencret sejak 1 hari sebelum
ke puskesmas. Mencret >5x/hari, Sebanyak ±
setengah gelas belimbing tiap mencret, konsistensi
cair, Ampas (+) kuning, Lendir (-), Darah (-). Muntah(+)
4x, muntah makanan dan cairan. Demam (+) sejak
mencret muncul,terus menerus, muncul mendadak,
tidak terlalu tinggi, pilek (+).
DIAGNOSA
Diagnosa Kerja
Diare akut dengan dehidrasi ringan e.c Viral infection + ISPA +
Gizi baik
Diagnosa Banding
Diare akut dengan dehidrasi ringan e.c Bacterial infection + +
ISPA + Gizi baik
Rencana diagnosis
Pemeriksaan Darah dan Elektrolit
Pemeriksaan Feses
Rencana penatalaksanaan:
Diare akut adalah buang air besar lembek /cair bahkan dapat
berupa air saja yang frekuensinya lebih sering biasanya
(biasanya dalam sehari 3 kali atau lebih) dan berlangsung
kurang dari 7 hari.
Epidemiologi
Berdasarkan laporan WHO 2013, diare merupakan
penyakit kedua penyebab kematian pada balita (bawah
lima tahun). Anak-anak yang mengalami gizi buruk atau
sistem imun yang kurang baik sangat rentan menderita
diare. Diare sudah membunuh 760.000 anak setiap
tahunnya.
Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia,
karena morbiditas dan mortalitas-nya yang masih tinggi.
Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare,
Departemen Kesehatan dari tahun 2000 s/d 2010 terlihat
kecenderungan insidens naik.
Menurut Riskesdas 2013, insiden diare (< 2 minggu
terakhir sebelum wawancara) berdasarkan gejala sebesar
3,5%, dan insiden diare pada balita sebesar 6,7%.
Sedangkan period prevalance diare (> 2 minggu – 1 bulan
terakhir sebelum wawancara) berdasarkan gejala sebesar
7%.
Namun menurut Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan telah menyelesaikan Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) 2018 yang dilakukan secara
terintegrasi dengan Susenas Maret (Badan Pusat
Statistik), menunjukkan hasil Prevalensi penyakit
menular seperti ISPA, malaria dan diare pada balita
mengalami penurunan jika dibandingkan dengan hasil
Riskesdas 2013. Prevalensi ISPA turun dari 13,8%
menjadi 4,4%, malaria turun dari 1,4% menjadi 0,4%,
sama halnya dengan diare pada balita juga turun dari
18,5% menjadi 12,3%.
Salah satu langkah dalam pencapaian target MDG’s
(Goal ke-4) adalah menurunkan kematian anak
menjadi 2/3 bagian dari tahun 1990 sampai pada 2015.
Etiologi
Faktor infeksi
Infeksi enteral (infeksi saluran pencernaan makanan yang
merupakan penyebab utama diare)
○ Infeksi bakteri : vibrio, E. coli, salmondla, shigella, campylo bacter,yersinia,
aeromonas, dan sebagainya
○ Infeksi virus : enterovirus, adenovirus, rotavirus, astrovirus, daii lain-lain
○ Infeksi parasit : cacing (ascaris), protozoa (entamoeba histolytica,giardia
lamblia, tricomonas hominis dan jamur (candida albicans)
Infeksi parenteral (infeksi diluar alat pencernaan) seperti: OMA
(Otitis Media Akut), tonsilitis, tonsilofaringitis, bronkopneumonia,
ensefalitis, dan sebagainya (sering terjadi pada bayi dan umur
dibawah 2 tahun)
Faktor Malabsorpsi
Malabsorbsi karbohidrat
○ Disakarida ; intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa
○ Monosakarida: intoleransi glukosa, fruktosadan galaktosa
Malabsorbsi lemak
Malabsorbsi protein
Faktor makanan
Makanan besi, beracun, alergi terhadap makanan
Lain-lain
Imunodefisiensi
Gangguan psikologis (cemas dan takut)
Faktor-faktor langsung:
○ KKP (Kurang Kalori Protein)
○ Kesehatan pribadi dan lingkungan
○ Sosioekonomi
Patofisiologi