1. PERBEDAAN PENGERTIAN
aturan-aturan hukum yang peraturan hukum yang mengatur hubungan hukum antara
mengatur tingkah laku setiap orang yang satu dengan orang yang lain, atau antara
orang terhadap orang lain yang subyek hukum yang satu dengan subyek hukum yang
berkaitan dengan hak dan lain, dengan menitik beratkan pada kepentingan
kewajiban yang timbul dalam perseorangan, dimana ketentuan dan peraturan dimaksud
dibedakan menjadi dua, yaitu Dalam praktek, hubungan antara subyek hukum
hukum perdata material dan yang satu dengan yang lainnya ini, dilaksanakan dan
hukum perdata formal. Hukum tunduk karena atau pada suatu kesepakatan atau
perdata material mengatur perjanjian yang disepakati oleh para subyek hukum
perdata setiap subjek hukum. melanggar, maka pada umumnya sanksi dalam suatu
Hukum perdata formal mengatur perikatan adalah berupa ganti kerugian. Permintaan atau
bagaimana cara seseorang tuntutan ganti kerugian ini wajib dibuktikan disertai alat
mempertahankan haknya apabila bukti yang dalam menunjukkan bahwa benar telah terjadi
dilanggar oleh orang lain. kerugian akibat pelanggaran atau tidak dilaksanakannya
suatu kesepakatan.
PERBEDAAN DALAM ISI
PERDATA
perdata dapat hukum privat dan hukum publik (C.S.T Kansil). Hukum privat adalah
lain menjadi: publik adalah hukum yg mengatur hubungan antara negara dengan
kekayaan Hukum pidana terbagi menjadi dua bagian, yaitu hukum pidana
4. Hukum Perikatan Hukum Pidana Formil yaitu mencakup cara melakukan atau
Bab I- Tentang menikmati dan kehilangan hak-hak dalam buku kesatu juga berlaku
Bab II- Tentang akta-akta catatan sipil peraturan dan perundangan lain
Bab III- Tentang tempat tinggal atau domisili diancam dengan pidana kecuali
Bab VIII- Tentang gabungan harta-bersama atau Delictum Nulla Poena Sine Praeve
perjanjian kawin pada perkawinan kedua atau Legc”, artinya tidak ada delik, tidak
Bab XII- Tentang keayahan dan asal keturunana. Tidak ada perbuatan yang dilarang
Bab XIII- Tentang kekeluargaan sedarah dan hal itu terlebih daahulu belum
Bab XIVA- Tentang penentuan, perubaran danb. Aturan hukum pidana tidak berlaku
kebendaan. Benda dalam pengertian yang meluas Bab II- Tentang pidana
merupakan segala sesuatu yang dapat dihaki Bab III- Tentang hal-hal yang
kekuasaan langsung atas suatu benda yang dapat Bab IV- Tentang percobaan
Bab III- Tentang hak milik (eigendom) kembali pengaduan dalam hal
Bab IV- Tentang hak dan kewajiban antara pemilik- kejahatan-kejahatan yang hanya
Bab XI- Tentang hak pakai dan hak mendiami 2. Buku kedua tentang kejahatan
Bab XII- Tentang perwarisan karena kematian Berlaku untuk semua jenis
Bab XIV- Tentang pelaksana wasiat dan pengurus penipuan dan lain-lain.
Bab XV- Tentang hak memikir dan hak istimewa keamanan negara
Bab XVI- Tentang hal menerima dan menolak suatu kejahatan terhadap martabat
Bab XVII- Tentang pemisahan harta peninggalan Bab III- Tentang kejahatan-
Bab XVIII- Tentang harta peninggalan yang tak kejahatan terhadap Negara sahabat
pengurusan kepentingan orang lain yang tidak bagi orang atau barang
ketiga tentang perikatan ini mengatur tentang hak terhadap penguasa umum
dan kewajiban yang terbit dari perjanjian, perbuatan Bab IX- Tentang sumpah palsu dan
recht), atau sering juga disebut sifat terbuka, Bab XI- Tentang pemalsuan
disepekati secara bersama oleh para pihak maka Bab XII- Tentang pemalsuan surat
dibandingkan apa yang diatur didalam BW. Sampai terhadap asal usul dan perkawinan
saat ini tidak terdapat suatu kesepakatan bersama Bab XIV- Tentang kejahtan
dan aturan mana yang tidak dapat disimpangi. Bab XV- Tentang meninggalkan
Namun demikian, secara logis yang dapat orang yang perlu ditolong
secara khusus (misal : waktu pengalihan barang Bab XVII- Tentang Pemalsuan
aturan umum tidak dapat disimpangi (misal : syarat terhadap kemerdekaan orang
Bab XIV- Tentang bunga tetap atau bunga abadi Bab XXVIII- Tentang kejahatan
pembuktian tidak saja diatur dalam hukum acara Bab XXXI- Tentang aturan tentang
Perdata. Didalam buku keempat ini diatur mengenai3. Buku ketiga tentang pelanggaran.
a. Surat-surat lain-lain.
adanya jangka waktu tertentu yang dapat Bab III- Tentang pelanggaran
milik (acquisitive verjaring) atau juga karena lewat Bab IV- Tentang pelanggaran
waktu menyebabkan seseorang dibebaskan dari mengenai asal usul dan perkawinan
verjaring). Selain itu diatur juga hal-hal mengenai terhadap orang yang memerlukan
hilangnya hak bukan karena lewatnya waktu tetapi Bab VI- Tentang pelanggaran
Bab II- Tentang pembuktian dengan tulisan Bab VIII- Tentang pelanggaran
Yang menjadi dasar Asas berlakunya hukum pidana adalah asas legalitas
UUD 1945 , yang berbunyi : 1. Sesuatu perbuatan tidak dapat dipidana, kecuali
undangan yang ada masih tetap undangan pidana yang telah ada
hukum antara orang satu dengan orang mengatur hubungan antara seorang anggota
“MAWAR BERSEMI” dikenai aturan tersebut termasuk tindak pidana, yaitu masuk
hukum perdata. Bila dikemudian hari A tidak dalam klausul delik pidana penggelapan
terhadap aturan hukum diambil tindakan oleh aparat hukum tanpa ada pengaduan dari
perdata baru dapat pihak yang dirugikan, kecuali tindak pidana yang termasuk
diambil tindakan oleh dalam delik aduan seperti perkosaan, kekerasan dalam rumah
berkepentingan yang segera diambil tindakan oleh pengadilan tanpa perlu ada
merasa dirugikan pengaduan dari pihak yang dirugikan. Setelah ada pelanggaran
diambil diambil tindakan yang berwajib (polisi) tentang tindak pidana yang terjadi. Dan
oleh pengadilan setelah yang menjadi penggugat adalah Jaksa (Penuntut Umum)
pihak ynag merasa tindakan oleh pihak yang berwajib jika tidak diajukan
mengadu tersebut
menjadi penggugat
PERBEDAAN PENAFSIRAN
HUKUM PERDATA HUKUM PIDANA
untuk melakukan berbagai interpretasi ditafsirkan menurut arti kata dalam Undang-
Perdata. authentuik)