Pembimbing:
dr. Sri Rachmawati, Sp.An-KIC, M.Kes
2
Identitas Pasien
Nama : Ny M
Usia : 62 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan Terakhir : SD
Agama : Islam
Status pernikahan :-
4
Pemeriksaan fisik
Suhu : 36.1◦C
5
Pemeriksaan fisik
a. Kepala : normocephali
c. THT : faring hiperemis -/- tonsil T1 T1, NCH -/-, Sekret -/-
d. Leher : JVP tidak meningkat
e. Thorax :
7
Pemeriksaan fisik
h. Status neurologis
● Tanda Rangsang Meningeal: Kaku Kuduk(-)
● Laseque: >70 / >70
● Kernig: > 135 / > 135
● Nervus Cranialis: parese (-)
● Motorik : 1111/3333, 1111/3333
● Reflex fisiologis : Dalam Batas Normal
● Reflex Patologis : Babinski Group (-)
● Sensorik : hemihipestesi (-)
● tonom : Retensio uri (-)
● Retensio alvi (-)
8
Pemeriksaan penunjang
HEMATOLOGI (17/04/2023)
9
Pemeriksaan penunjang
Nilai Eritrosit Rata-rata
● MCV/MCH/MCHC 83/28/34
Hitung Jenis
● B/E/NB/NS/L/M: 0/0 (L)/3/70/12 (L)/15 (H)
● NLR 6.08 (H): <3.12
Fungsi Hati
● SGOT 19 U/L <50
● SGPT 7 U/L <50
Gula darah
● GDS 163 mg/dL
Fungsi ginjal
● Ureum 20 mg/dL <48
● Kreatinin 0,79 g/dL 0.70-1.30
10
Pemeriksaan penunjang
Elektrolit
● Natrium 130 mEq/L (L) 135 – 147
● Kalium 2.90 mEq/L (L) 3.50 – 5.00
● Chlorida 93 mEq/L (L) 95 – 105
AGD
pH 7.55 (7.35-7.45)
PCO2 32 mmHg (38-42)
HCO3 28.5 mmol (22-29)
Base excess 7.1 mmol/L
TCO2 24,5 mmol/L
11
Pemeriksaan penunjang
Foto Thorax
Dilatasi aorta
12
Pemeriksaan penunjang
Kesan:
infark pada subkortikal-kortikal
lobus frontotemporoparietal
13
Resume
Pasien datang ke IGD RSUD Pasar minggu diantar oleh keluarga nya dengan keluhan
lemas beberapa jam SMRS. Keluhan diawali dengan pasien muntah-muntah kemarin
sebanyak 3 kali berisi makanan dan hanya makan sedikit. Saat dibawa ke rumah sakit
muntah-muntah berkurang namun BAB cair sudah 3 kali. Keluarga pasien
mengatakan pasien sehari-hari hanya di bed saja tetapi biasanya masih dapat
duduk selama 1 jam dan dapat diajak kontak, namun sejak kemarin jadi tidak bisa
duduk dan beberapa hari terakhir sulit untuk diajak kontak. Pasien memiliki riwayat
hipertensi, DM, dan stroke sejak 5 tahun yang lalu dan lemah pada sisi kanan. Keluarga
pasien mengatakan sejak covid pasien tidak pernah kontrol lagi.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan GCS pasien E4M6Vafasia global, pemeriksaan
laboratorium hematologi didapatkan penurunan pada nilai hemoglobin, hematokrit
dan peningkatan pada jumlah leukosit. Kemudian pada pemeriksaan elektrolit
didapatkan penurunan pada natrium, kalium dan klorida dan alkalosis respiratorik
14
Diagnosa Kerja
- RF on MV
- ARDS
- GEA
- Pneumonia
- DM tipe 2
- HT
- CVD SI berulang (onset lama)
- Hemiparese dupleks (kanan lebih berat)
- Afasia global
15
Tatalaksana
16
Tatalaksana
- Pada Rawat Inap 12.53
- O2 NRM 10 lpm
- IVFD WildaKN2 500cc/8 jam 3x koreksi, cek elektrolit selesai koreksi
- Inj ceftriaxone 1x2 g IV
- Inj omeprazole 2x40mg IV
- Inj ondansetron 3x4mg IV k/p muntah
- Paracetamol 3x500 mg k/p demam
- Diatab 3x2 pc diare
- Cek GDP, GD2PP
- Diet via NGT
17
S O A P
Follow up 22/04/2023 KU TSB ARDS support: NE 0,05
mcg/kgbb target MAP >65
Hipokalemia
Sesak bertambah, AB:
GCS E3M4Vafasia Anemia ringan
ceftriaxone 2x2 g IV (H7)
desaturasi, kontak
TD: 158/80 DMT2 Levofloxacin 1x500mg IV
tidak dekuat (H3)
HR: 89x/menit HT
RR: 35x/menit Hemiparesis dupleks Parenteral:
omeprazole 2x40 mg IV
(kanan lebih berat) ondansetron 3x4mg IV
(k/p)
AGD: 22/04/2023 post afasia global
hfnc 60/90 CVD SI berulang Enteral per NGT
citicoline 2x500mg
pH: 7.51 (7,35-7,45) GEA CPG 1x75 mg
PCO2: 39,2 amlodipine 1x10 mg
PO2: 102.3
HCO3 31,4
18
S O A P
Follow up 23/04/2023 KIE perburukan RF on MV ventilator mode PC, FiO2
80%, PEEP 7, RR 15, PC 12 →
maksimal → RJP, syok hipovolemik VTI 430
Menerima pasien baru
intubasi dan ventilator, GEA
cek lab AGD post intubasi,
dari rawat inap Hipokalemia kultur darah,
IC (+)
support: NE 0,05
Anemia ringan mcg/kgbb target MAP >65
TD: 40/30 tanpa AB:
DMT2
support ceftriaxone 2x2 g IV (H7)
HT Levofloxacin 3x500mg IV
(H3)
SpO2 85% on bagging Hemiparesis dupleks
(kanan lebih berat) Parenteral:
ETT disambungkan ke omeprazole 2x40 mg IV
afasia global ondansetron 3x4mg IV
mesin ventilator (k/p)
CVD berulang
Enteral per NGT
citicoline 2x500mg
CPG 1x75 mg
amlodipine 1x10 mg 19
S O A P
Follow up 24/04/2023 TD 115/72 RF on MV Cek elektrolit ulang post
koreksi
HR 86x/menit Pneumonia Weaning raivas bertahap
On ventilator Pro transfusi 2 kantong
RR 12 syok hipovolemik
PRC. 1 hari 1 kantung,
SPO2: 100% (perbaikan) premedikasi
difenhidramin 1 amp IV
GEA pelan
Foto thorax ulang tgl Hipokalemia
Ventilator SIMV, RR: 14, PC:
22/04/2023 Anemia ringan 10, FiO2 40%, PEEP 6
Infiltrat pada lapang DMT2
paru dari atas hingga Terapi lain lanjut
bawah kanan dan kiri HT
24
S O A P
Follow up 02/05/2023 KU: TSB RF on MV O2 via venti mode
25
S O A P
Follow up 03/05/2023 KU: TSB RF on MV O2 via venti mode
26
S O A P
Follow up 04/05/2023 TTV RF on MV O2 via venti mode
27
S O A P
Follow up 06/05/2023 TTV RF on MV O2 via venti mode
on venti, kontak (+) TD 143/66 (90) Pneumonia CPAP PS 7 PEEP 5,
GEA
minimal, keluhan HR 83x/menit FiO2 30%
Hipokalemia
tidak dapat dikaji RR 12x/menit on venti
Anemia ringan
Saturasi: 100% FU THT pro
DMT2
HT trakeostomi
GDS : 127mg/dl:06.00) Hemiparesis dupleks FU hasil kultur
(kanan lebih berat)
afasia global
CVD berulang
28
S O A P
Follow up 09/05/2023 KU: TSB RF on MV O2 via venti mode P-SIMV
→PC/ PS:8/8/ PEEP 6/ RR 10
on venti, kontak (+) Kesadaran: apatis Pneumonia
FiO2 30
GCS E4M4Vett GEA
minimal, keluhan weaning bertahap sesuai
Hipokalemia klinis hingga mode CPAP
tidak dapat dikaji TTV Anemia ringan
TD 143/71 (92) DMT2 RF 500cc/ 12 jam
HR 101 x/menit HT
Inj cefoperazone sulbactam
RR 12x/menit on venti Hemiparesis dupleks
1gr/8jam (H4/7)
Saturasi: 100% (kanan lebih berat)
Lab: AGD on Tpiece 6lpm/24
Suhu: 36.8 afasia global jam
CVD berulang FU hasil kultur MO +
29
S O A P
Follow up 10/05/2023 KU: TSB RF on MV O2 via venti mode
Hematoma
30
S O A P
Follow up 11/05/2023 KU: TSB RF on MV O2 via venti mode
on ventilator Kesadaran: apatis Pneumonia P-SIMV RR 13, PC:7,
GCS E4M4Vett GEA
PS:7, PEEP 5, FiO2:
Hipokalemia
30%
Anemia ringan
TTV
DMT2
TD 198/98 (92)
HT start perdipin
HR 99 x/menit
Hemiparesis dupleks
RR 15x/menit on venti
(kanan lebih berat)
Saturasi: 100%
afasia global
CVD berulang
31
S O A P
Follow up 12/05/2023 KU: TSB RF on MV O2 via venti mode
32
S O A P
Follow up 13/05/2023 KU: TSB RF on MV cek AGD sesusai indikasi
Kesadaran: apatis Cek GDS / 12 jam dengan
on venti, kontak (+) Pneumonia
GCS E4M4Vett injeksi novorapid 2x5 unit
GEA subkutan jam 06, 18 bila
minimal, keluhan GDS > 120
TTV Hipokalemia
tidak dapat dikaji TD 132/69 (88) Anemia ringan rencana trakeostomi oleh
HR 95 x/menit (sinus dr Vidia, Sp.THT : KIE (+),
DMT2
takikardi) SIT (+), rencana KIE ulang
RR 16x/menit on venti HT oleh dr vidya, Sp.THT,
Saturasi: 100% Hemiparesis dupleks persiapan acc
T: 36.7 trakeostomi setelah
(kanan lebih berat)
penggunaan obat OAT
GDS : 127 mg/dl afasia global minimal 21 hari
Natrium 134 mEq/L CVD berulang stop obat pengencer
Kalium 3.70 mEq/L darah 5 hari sebelum
operasi (12/05/2023)
Klorida 97 mEq/L
Kalsium total 9.2 mg/dL
siapkan trakeokanul
33
unfenestrated ukuran 7.5
Bab 2
Tinjauan Pustaka
34
Definisi
Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) adalah keadaan darurat medis meliputi
inflamasi paru bersifat akut dan difus mengakibatkan peningkatan permeabilitas
vaskuler paru, peningkatan tahanan paru dan hilangnya jaringan paru yang berisi
udara, dengan hipoksemia dan opasitas bilateral pada pencitraan (imaging), yang
dihubungkan dengan peningkatan shunting, peningkatan dead space fisiologis, dan
berkurangnya compliance paru
35
36
Epidemiologi
● The Acute Respiratory Distress Syndrome
(ARDS) Network pada tahun 2019, dari 50
negara → Acute Respiratory Distress
Syndrome (ARDS) sebesar 10,4%
37
Etiologi
Patofisiologi
Diagnosis
Tatalaksana
41
Tatalaksana
Ventilasi mekanik
● Volume tidal → jumlah gas yang dihantarkan oleh ventilator ke
pasien setiap kali bernapas (8-10cc/kgbb)
● FiO2 → jumlah kandungan oksigen dalam udara inspirasi yang
diberikan oleh ventilator ke pasien (100%, cek AGD)
● Rasio inspirasi : ekspirasi (1:2)
● PEEP → mempertahankan tekanan positif pada alveoli di akhir
ekspirasi
42
Tatalaksana
Terapi farmakologis
● Kortikosteroid → mengurangi peradangan pada paru
Terapi tambahan:
● Nutrisi → dapat diberikan 48-72 jam setelah pemasangan ventilator
● Prone position
● Trakeostomi:
○ Recurrent weaning failure
○ Resiko obstruksi jalan napas
○ Pasien tidak sadar dalam waktu lama → pembersihan jalan
napas
43
44
Bab 3
Analisis Kasus
45
Pembahasan
46
● Corakan vaskular prominent
Pembahasan ●
dd/bronkitis → inflamasi/peradangan
Infiltrat baru diatas sampai bawah
kanan dan bawah kiri → Pneumonia
47
Pembahasan
● Pasien masuk rawat inap 17/04/2023
hingga 22/04/2023 mengalami
perburukan pernapasan (NRM 10-15
lpm → HFNC → Intubasi
● RR 35x/menit
● Thorax → corakan vaskular
● Oksigenasi → PaO2/FiO2 102 →
moderate
● Mode venti PC, PEEP 7
48
Pembahasan
● HFNC → memburuk (PaO2/FiO2: 102)
→ mesin ventilator (PEEP 7)
● Antibiotik → Pneumonia
○ Inj Ceftriaxone 2gr/12 jam
(H13/14)
○ Inj Levofloxacin 500mg/ 24
jam (H10/14)
Berdasarkan PPDI pengobatan
pneumonia pada pasien di ruang
perawatan intensif dapat menggunakan
beta laktam (sefotaksim, seftriakson atau
ampisilin sulbaktam) ditambah makrolid
baru atau fluorokuinolon respirasi
intravena (IV) (levofloxacin 500 mg
perhari)
49
Daftar pustaka
1. Michael A. Matthay, Rachel L. Zemans2, et al. Acute respiratory distress syndrome. The Lancet
2019;290:319–23.
2. ARDS Network (NHLBI) studies: successes and challenges in ARDS clinical research. Crit Care
Clin. 2019;27(3):459-68
3. Lee W, Slutsky A. Acute Hypoxemic Respiratory Failure and ARDS. In: Broaddus VC, Ernst JD,
Jr TEK and Lazarus SC, (Eds.). Murray & Nadel's Textbook of Respiratory Medicine. 6th Ed.
Philadelphia: Elsevier, 2016, P. 1740-60.
4. Fanelli V, Vlachou A, Ghannadian S, Simonetti U, Slutsky AS, Zhang H. Acute respiratory
distress syndrome: new definition, current and future therapeutic options. Journal Of
Thoracic Disease. 2013.
5. Welker C, Huang J, et al. 2021 Acute Respiratory Distress Syndrome Update, With Coronavirus
Disease 2019 Focus. Journal of Cardiothoracic and Vascular Anesthesia. 2022.
50
Daftar pustaka
6. Diamond M, Peniston HL, Sanghavi D, Mahapatra S. Acute Respiratory Distress Syndrome. NCBI.
2023
7. Siuba MT, Sadana D, Gadre S, Bruckman D, Duggal A. Acute respiratory distress syndrome
readmissions: A nationwide cross-sectional analysis of epidemiology and costs of care. PLOS ONE.
2022
8. Bos LDJ, Ware LB. Acute Respiratory Distress Syndrome 2022 Acute respiratory distress
syndrome: causes, pathophysiology, and phenotypes. The Lancet. 2022; 400: 1145-46
9. Odeyemi Y, De Moraes AG, Gajic O. What factors predispose patients to acute respiratory distress
syndrome? Elsevier. 2020: 103-108
52