Anda di halaman 1dari 52

Case Report

Tatalaksana ARDS Pada Pasien ICU di


RSUD Pasar Minggu
Disusun oleh:
Yemima Tiurma Patiselanno

Pembimbing:
dr. Sri Rachmawati, Sp.An-KIC, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK ILMU ANESTESI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR MINGGU
PERIODE 17 APRIL – 27 MEI 2023
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN
INDONESIA
Pendahuluan
● Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) adalah bentuk cedera paru akut, difus,
inflamasi dan kondisi yang mengancam jiwa pada pasien yang sakit parah,
ditandai dengan oksigenasi yang buruk, infiltrat paru, dan onset akut.
● ARDS network → prevalensi (ARDS) sebesar 10,4% dari total pasien rawat di unit
perawatan intensif (intensive care unit/ICU) dan 23% pasien yang menggunakan
ventilasi.
● Pendekatan terapi terkini → bantuan ventilasi mekanik, perawatan suportif dan terapi
farmakologis
● Prinsip utama terapi ARDS → identifikasi dan terapi penyebab dasar, menghindari
cedera paru sekunder (barotrauma, aspirasi, nasokomial), mengoptimalkan fungsi
kardiovaskuler, mempertahankan penghantaran oksigen ke organ-organ

2
Identitas Pasien
Nama : Ny M

Usia : 62 tahun 

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Benda gg. Mawar No. 150 RT 001/001

Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan Terakhir : SD
Agama : Islam 

Suku bangsa : Jawa

Status pernikahan :-

Tanggal masuk : 17 April 2023 (IGD)


3
Anamnesis
Pasien datang ke IGD RSUD Pasar minggu diantar oleh keluarga nya
dengan keluhan lemas beberapa jam SMRS. Keluhan diawali dengan
pasien muntah-muntah kemarin sebanyak 3 kali berisi makanan dan
hanya makan sedikit. Saat dibawa ke rumah sakit muntah-muntah
berkurang namun BAB cair sudah 3 kali. Keluarga pasien
mengatakan pasien sehari-hari hanya di bed saja tetapi biasanya
masih dapat duduk selama 1 jam dan dapat diajak kontak, namun
sejak kemarin jadi tidak bisa duduk dan beberapa hari terakhir sulit
untuk diajak kontak. Pasien memiliki riwayat hipertensi, DM, dan
stroke sejak 5 tahun yang lalu dan lemah pada sisi kanan. Keluarga
pasien mengatakan sejak covid pasien tidak pernah kontrol lagi

4
Pemeriksaan fisik

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang Tekanan Darah : 115/67 mmHg


Kesadaran : Composmentis Frekuensi Nadi : 88x/menit
GCS :E4M6Vafasia global
Frekuensi Pernapasan : 22x/menit

Suhu : 36.1◦C

SpO2 : 92% Room Air

5
Pemeriksaan fisik
a. Kepala : normocephali 

b. Mata : konjungtiva anemis -/ - hiperemis /, sklera ikterik-/- cekung-/-

c. THT : faring hiperemis -/- tonsil T1 T1, NCH -/-, Sekret -/-
d. Leher : JVP tidak meningkat

e. Thorax : 

● Inspeksi : bentuk dada normal, simetris kanan kiri. Retraksi (-).


● Palpasi : krepitasi (-), nyeri (-)
● Auskultasi :
○ SN vesikuler +/+ Ronkhi -/-, wheezing -/- 
○ BJ I-II normal, murmur (-) gallop (-) 
● Perkusi : sonor/sonor 
6
Pemeriksaan fisik
f. Abdomen

● Inspeksi : normal, tampak rata, distensi (-), sikatriks (-)


● Auskultasi: BU (+)
● Perkusi : timpani di seluruh kuadran abdomen, nyeri ketok (-)
● Palpasi : supel, NTE (-), hepar lien tidak teraba
Extremitas : akral hangat, CRT < 3, Edema -/-
g. Pupil : Bulat Isokor diameter 5mm/5mm
● Reflex cahaya langsung: +/+ 
● Reflex cahaya tidak langsung: +/+ 

7
Pemeriksaan fisik
h. Status neurologis
● Tanda Rangsang Meningeal: Kaku Kuduk(-)
● Laseque: >70 / >70 
● Kernig: > 135 / > 135 
● Nervus Cranialis: parese (-) 
● Motorik : 1111/3333, 1111/3333
● Reflex fisiologis : Dalam Batas Normal
● Reflex Patologis : Babinski Group (-) 
● Sensorik : hemihipestesi (-) 
● tonom : Retensio uri (-) 
● Retensio alvi (-) 

8
Pemeriksaan penunjang
HEMATOLOGI (17/04/2023)

● Hemoglobin 10.9 g/dL (L) 11.7 – 15.5


● Hematokrit 32% (L) 35 - 47
● Leukosit 4.2 10^3/uL 3.6 – 11.0
● Trombosit 274 10^3/uL 150 – 440
● Eritrosit 3.87 10^6/uL 3.80 – 5.20
● RDW 14.1%

9
Pemeriksaan penunjang
Nilai Eritrosit Rata-rata
● MCV/MCH/MCHC 83/28/34
Hitung Jenis
● B/E/NB/NS/L/M: 0/0 (L)/3/70/12 (L)/15 (H)
● NLR 6.08 (H): <3.12
Fungsi Hati
● SGOT 19 U/L <50
● SGPT 7 U/L <50
Gula darah
● GDS 163 mg/dL
Fungsi ginjal
● Ureum 20 mg/dL <48
● Kreatinin 0,79 g/dL 0.70-1.30
10
Pemeriksaan penunjang
Elektrolit
● Natrium 130 mEq/L (L) 135 – 147
● Kalium 2.90 mEq/L (L) 3.50 – 5.00
● Chlorida 93 mEq/L (L) 95 – 105
AGD
pH 7.55 (7.35-7.45)
PCO2 32 mmHg (38-42)
HCO3 28.5 mmol (22-29)
Base excess 7.1 mmol/L
TCO2 24,5 mmol/L

11
Pemeriksaan penunjang
Foto Thorax

Kesan: corakan vaskular prominent dd/bronkitis]

Dilatasi aorta

Tidak tampak kardiomegali

12
Pemeriksaan penunjang
Kesan:
infark pada subkortikal-kortikal
lobus frontotemporoparietal

13
Resume
Pasien datang ke IGD RSUD Pasar minggu diantar oleh keluarga nya dengan keluhan
lemas beberapa jam SMRS. Keluhan diawali dengan pasien muntah-muntah kemarin
sebanyak 3 kali berisi makanan dan hanya makan sedikit. Saat dibawa ke rumah sakit
muntah-muntah berkurang namun BAB cair sudah 3 kali. Keluarga pasien
mengatakan pasien sehari-hari hanya di bed saja tetapi biasanya masih dapat
duduk selama 1 jam dan dapat diajak kontak, namun sejak kemarin jadi tidak bisa
duduk dan beberapa hari terakhir sulit untuk diajak kontak. Pasien memiliki riwayat
hipertensi, DM, dan stroke sejak 5 tahun yang lalu dan lemah pada sisi kanan. Keluarga
pasien mengatakan sejak covid pasien tidak pernah kontrol lagi.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan GCS pasien E4M6Vafasia global, pemeriksaan
laboratorium hematologi didapatkan penurunan pada nilai hemoglobin, hematokrit
dan peningkatan pada jumlah leukosit. Kemudian pada pemeriksaan elektrolit
didapatkan penurunan pada natrium, kalium dan klorida dan alkalosis respiratorik
14
Diagnosa Kerja
- RF on MV
- ARDS
- GEA
- Pneumonia
- DM tipe 2
- HT
- CVD SI berulang (onset lama)
- Hemiparese dupleks (kanan lebih berat)
- Afasia global
15
Tatalaksana

- Pada IGD 00.12


- O2 NRM 10 lpm
- IVFD NS 500 cc/8 jam
- Inj omeprazole 40mg IV
- Inj ondansetron 4mg IV
- DC, NGT → IC +
- Pada IGD 01.12
- Cek EKG, rontgen thoraks, CT Scan, swab
- Konsul dr. Bram, Sp.PD advis (-)

16
Tatalaksana
- Pada Rawat Inap 12.53
- O2 NRM 10 lpm
- IVFD WildaKN2 500cc/8 jam 3x koreksi, cek elektrolit selesai koreksi
- Inj ceftriaxone 1x2 g IV
- Inj omeprazole 2x40mg IV
- Inj ondansetron 3x4mg IV k/p muntah
- Paracetamol 3x500 mg k/p demam
- Diatab 3x2 pc diare
- Cek GDP, GD2PP
- Diet via NGT

17
S O A P
Follow up 22/04/2023 KU TSB ARDS support: NE 0,05
mcg/kgbb target MAP >65
Hipokalemia
Sesak bertambah, AB:
GCS E3M4Vafasia Anemia ringan
ceftriaxone 2x2 g IV (H7)
desaturasi, kontak
TD: 158/80 DMT2 Levofloxacin 1x500mg IV
tidak dekuat (H3)
HR: 89x/menit HT
RR: 35x/menit Hemiparesis dupleks Parenteral:
omeprazole 2x40 mg IV
(kanan lebih berat) ondansetron 3x4mg IV
(k/p)
AGD: 22/04/2023 post afasia global
hfnc 60/90 CVD SI berulang Enteral per NGT
citicoline 2x500mg
pH: 7.51 (7,35-7,45) GEA CPG 1x75 mg
PCO2: 39,2 amlodipine 1x10 mg

PO2: 102.3
HCO3 31,4

18
S O A P
Follow up 23/04/2023 KIE perburukan RF on MV ventilator mode PC, FiO2
80%, PEEP 7, RR 15, PC 12 →
maksimal → RJP, syok hipovolemik VTI 430
Menerima pasien baru
intubasi dan ventilator, GEA
cek lab AGD post intubasi,
dari rawat inap Hipokalemia kultur darah,
IC (+)
support: NE 0,05
Anemia ringan mcg/kgbb target MAP >65
TD: 40/30 tanpa AB:
DMT2
support ceftriaxone 2x2 g IV (H7)
HT Levofloxacin 3x500mg IV
(H3)
SpO2 85% on bagging Hemiparesis dupleks
(kanan lebih berat) Parenteral:
ETT disambungkan ke omeprazole 2x40 mg IV
afasia global ondansetron 3x4mg IV
mesin ventilator (k/p)
CVD berulang
Enteral per NGT
citicoline 2x500mg
CPG 1x75 mg
amlodipine 1x10 mg 19
S O A P
Follow up 24/04/2023 TD 115/72 RF on MV Cek elektrolit ulang post
koreksi
HR 86x/menit Pneumonia Weaning raivas bertahap
On ventilator Pro transfusi 2 kantong
RR 12 syok hipovolemik
PRC. 1 hari 1 kantung,
SPO2: 100% (perbaikan) premedikasi
difenhidramin 1 amp IV
GEA pelan
Foto thorax ulang tgl Hipokalemia
Ventilator SIMV, RR: 14, PC:
22/04/2023 Anemia ringan 10, FiO2 40%, PEEP 6
Infiltrat pada lapang DMT2
paru dari atas hingga Terapi lain lanjut
bawah kanan dan kiri HT

kesan: Hemiparesis dupleks

bronkopneumonia (kanan lebih berat)


afasia global
CVD berulang
20
S O A P
Follow up 25/04/2023 KU: TSB RF on MV O2 via venti mode
Kesadaran: apatis Pneumonia P-SIMV → PS: press
on venti GEA 8/ PEEP 6/ FiO2 40
TTV Hipokalemia %
diare TD 137/73 (93) Anemia ringan
HR 92x/menit DMT2 New diatab 3x2
RR 21x/menit HT Zink 1x20 mg
Saturasi: 100% Hemiparesis dupleks
Lacto B 3x2
T: 36.5 Post transfusi PRC 2
(kanan lebih berat)
bag
afasia global
GDS 167mg/dl Lab: H2TL + Ca post
CVD berulang
(06.00) transfusi + AGD
GDS 160mg/dl
(12.00)
21
S O A P
Follow up 27/04/2023 KU: TSB RF on MV O2 via venti mode
Kesadaran: apatis
on venti, kontak (+) GCS E4M5Vett Pneumonia CPAP → PS: 7 /PEEP 5/
GEA FiO2 30 % weaning
minimal, keluhan TTV
TD 137/85 (101) Hipokalemia bertahap selang seling
tidak dapat dikaji HR 88x/menit (sinus
Anemia ringan
rhytm) T piece 2 jam hingga
RR 15x/menit on venti DMT2
Saturasi: 94% 6lpm
T: 37.1 HT
IVFD RF 500ml/24 jam
Hemiparesis dupleks
Ronkhi +/+ Inj Ceftriaxone 2gr/12
slem warna putih encer (kanan lebih berat)
pada ETT, hipersaliva ada jam (H11/14)
Reflek batuk (+) saat afasia global
Inj Levofloxacin
suction CVD berulang
Motorik 2/2/2/2 Lab: AGD on Tpiece
kelemahan sisi kanan,
kontraktur kaki kiri 6lpm 24 jam
edema pada ext tangan
kiri dan kedua kaki
22
S O A P
Follow up 28/04/2023 KU: TSB RF on MV O2 via venti mode

on venti, Kesadaran: apatis Pneumonia P-SIMV →PC/ PS:8/8/


GEA PEEP 6/ RR 12 FiO2 30
diare
TTV Hipokalemia %
Anemia ringan
TD 152/78 (93)
DMT2
HR 95x/menit New diatab 3x2
HT
RR 19x/menit Zink 1x20 mg
Hemiparesis dupleks
Saturasi: 99% Lacto B 3x2
(kanan lebih berat)
T: 36.6
afasia global
CVD berulang

GDS 133 mg/dl (06.00)


GDS 183 mg.dl (12.00)
23
S O A P
Follow up 29/04/2023 KU: TSB RF on MV O2 via venti mode
Pneumonia P-SIMV →PC/ PS:8/8/
on venti, kontak (+) Kesadaran: apatis PEEP 6/ RR 10 FiO2 30
GEA weaning bertahap
minimal, keluhan GCS E4M4Vett
Hipokalemia hingga mode CPAP →
tidak dapat dikaji PS 7, PEEP 5, FiO2 30%
Anemia ringan
TTV
DMT2 Inj Ceftriaxone 2gr/12
TD 146/78 (94) HT jam (H13/14)
Inj Levofloxacin
HR 78x/menit Hemiparesis dupleks 500mg/ 24 jam
RR 20x/menit (kanan lebih berat) (H10/14)
rencana pemberian AB
afasia global
Saturasi: 100% : Cefoperazone
CVD berulang sulbactam 1gr/8 jam
T: 36.6
Lab: AGD on Tpiece
6lpm 24 jam

24
S O A P
Follow up 02/05/2023 KU: TSB RF on MV O2 via venti mode

On venti, gagal Kesadaran: apatis Pneumonia P-SIMV →PC/ PS:8/8/


GEA PEEP 6/ RR 10 FiO2 30
weaning GCS E4M4Vett
Hipokalemia weaning bertahap
Anemia ringan
hingga mode CPAP →
TTV
DMT2
PS 7, PEEP 5, FiO2 30%
TD 134/73 (94) HT
HR 87x/menit Hemiparesis dupleks Kultur sputum
RR 18x/menit (kanan lebih berat)
afasia global
Saturasi: 100%
CVD berulang
T: 37.1

25
S O A P
Follow up 03/05/2023 KU: TSB RF on MV O2 via venti mode

On venti, Kesadaran: apatis Pneumonia P-SIMV →PC/ PS:7/7/


GEA PEEP 7/ RR 10 FiO2 30
membuka mata + GCS E4M4Vett
Hipokalemia flow trigger 2 I:E:1:2,5
Anemia ringan
TTV
DMT2
TD 186/95 HT
New diatab stop
HR 90x/menit Hemiparesis dupleks
RF 500cc/ 24 jam
RR 24x/menit (kanan lebih berat)
afasia global
Saturasi: 100%
CVD berulang
Lab: kultur sputum

26
S O A P
Follow up 04/05/2023 TTV RF on MV O2 via venti mode

on venti, kontak (+) TD 137/77 (95) Pneumonia P-SIMV →PC/ PS:8/8/


GEA PEEP 6/ RR 10 FiO2 30
minimal, keluhan HR 82x/menit
Anemia ringan weaning bertahap
tidak dapat dikaji RR 10x/menit on venti
DMT2
hingga mode CPAP →
Saturasi: 100%
HT
PS 7, PEEP 5, FiO2 30%
Hemiparesis dupleks
(kanan lebih berat)
Inj cefoperazone
afasia global
sulbactam 1gr/8jam
CVD berulang
(H6/7)
Lab: AGD on Tpiece
6lpm/24 jam

27
S O A P
Follow up 06/05/2023 TTV RF on MV O2 via venti mode
on venti, kontak (+) TD 143/66 (90) Pneumonia CPAP PS 7 PEEP 5,
GEA
minimal, keluhan HR 83x/menit FiO2 30%
Hipokalemia
tidak dapat dikaji RR 12x/menit on venti
Anemia ringan
Saturasi: 100% FU THT pro
DMT2
HT trakeostomi
GDS : 127mg/dl:06.00) Hemiparesis dupleks FU hasil kultur
(kanan lebih berat)
afasia global
CVD berulang

28
S O A P
Follow up 09/05/2023 KU: TSB RF on MV O2 via venti mode P-SIMV
→PC/ PS:8/8/ PEEP 6/ RR 10
on venti, kontak (+) Kesadaran: apatis Pneumonia
FiO2 30
GCS E4M4Vett GEA
minimal, keluhan weaning bertahap sesuai
Hipokalemia klinis hingga mode CPAP
tidak dapat dikaji TTV Anemia ringan
TD 143/71 (92) DMT2 RF 500cc/ 12 jam

HR 101 x/menit HT
Inj cefoperazone sulbactam
RR 12x/menit on venti Hemiparesis dupleks
1gr/8jam (H4/7)
Saturasi: 100% (kanan lebih berat)
Lab: AGD on Tpiece 6lpm/24
Suhu: 36.8 afasia global jam
CVD berulang FU hasil kultur MO +

GDS : 132 mg/dl (06.00) resistensi


FU trakeostomi

29
S O A P
Follow up 10/05/2023 KU: TSB RF on MV O2 via venti mode

on ventilator Kesadaran: apatis Pneumonia P-SIMV RR 14, PC:9,


GEA PS:9, PEEP 5, FiO2:
GCS E4M4Vett
Hipokalemia 30%
Anemia ringan
TTV
DMT2
As. traneksamat
TD 159/74 (92) HT
500mg /8 jam
HR 83 x/menit Hemiparesis dupleks
Vit K 10mg/8 jam
RR 12x/menit on venti (kanan lebih berat)
afasia global
Saturasi: 100%
CVD berulang

Hematoma

30
S O A P
Follow up 11/05/2023 KU: TSB RF on MV O2 via venti mode
on ventilator Kesadaran: apatis Pneumonia P-SIMV RR 13, PC:7,
GCS E4M4Vett GEA
PS:7, PEEP 5, FiO2:
Hipokalemia
30%
Anemia ringan
TTV
DMT2
TD 198/98 (92)
HT start perdipin
HR 99 x/menit
Hemiparesis dupleks
RR 15x/menit on venti
(kanan lebih berat)
Saturasi: 100%
afasia global
CVD berulang

31
S O A P
Follow up 12/05/2023 KU: TSB RF on MV O2 via venti mode

On ventilator Kesadaran: apatis Pneumonia P-SIMV RR 13 → 10

demam GCS E4M4Vett GEA PC:7→10, PS:7→10,


Hipokalemia PEEP 5→ 7, FiO2: 30%
Anemia ringan
post pemasangan TTV
DMT2
CVP a/r V.jugularis TD 124/65 (82) PCT 3x1 gr inj IV
HT
dextra dengan lokal HR 107 x/menit Lab: kultur sputum +
Hemiparesis dupleks
anestesi RR 15x/menit on venti elektrolit +Ca. Ur/kr,
(kanan lebih berat)
Saturasi: 100% SGOT/PT
afasia global
perdarahan minimal T: 37.6 CVD berulang
perawatan akses cvp,
thorax foto

32
S O A P
Follow up 13/05/2023 KU: TSB RF on MV cek AGD sesusai indikasi
Kesadaran: apatis Cek GDS / 12 jam dengan
on venti, kontak (+) Pneumonia
GCS E4M4Vett injeksi novorapid 2x5 unit
GEA subkutan jam 06, 18 bila
minimal, keluhan GDS > 120
TTV Hipokalemia
tidak dapat dikaji TD 132/69 (88) Anemia ringan rencana trakeostomi oleh
HR 95 x/menit (sinus dr Vidia, Sp.THT : KIE (+),
DMT2
takikardi) SIT (+), rencana KIE ulang
RR 16x/menit on venti HT oleh dr vidya, Sp.THT,
Saturasi: 100% Hemiparesis dupleks persiapan acc
T: 36.7 trakeostomi setelah
(kanan lebih berat)
penggunaan obat OAT
GDS : 127 mg/dl afasia global minimal 21 hari
Natrium 134 mEq/L CVD berulang stop obat pengencer
Kalium 3.70 mEq/L darah 5 hari sebelum
operasi (12/05/2023)
Klorida 97 mEq/L
Kalsium total 9.2 mg/dL
siapkan trakeokanul
33
unfenestrated ukuran 7.5
Bab 2
Tinjauan Pustaka

34
Definisi

Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) adalah keadaan darurat medis meliputi
inflamasi paru bersifat akut dan difus mengakibatkan peningkatan permeabilitas
vaskuler paru, peningkatan tahanan paru dan hilangnya jaringan paru yang berisi
udara, dengan hipoksemia dan opasitas bilateral pada pencitraan (imaging), yang
dihubungkan dengan peningkatan shunting, peningkatan dead space fisiologis, dan
berkurangnya compliance paru

35
36
Epidemiologi
● The Acute Respiratory Distress Syndrome
(ARDS) Network pada tahun 2019, dari 50
negara → Acute Respiratory Distress
Syndrome (ARDS) sebesar 10,4%

● 23% dari total pasien ARDS menggunakan


ventilator

● 25% ringan, 75% sedang-berat

37
Etiologi
Patofisiologi
Diagnosis
Tatalaksana

41
Tatalaksana
Ventilasi mekanik
● Volume tidal → jumlah gas yang dihantarkan oleh ventilator ke
pasien setiap kali bernapas (8-10cc/kgbb)
● FiO2 → jumlah kandungan oksigen dalam udara inspirasi yang
diberikan oleh ventilator ke pasien (100%, cek AGD)
● Rasio inspirasi : ekspirasi (1:2)
● PEEP → mempertahankan tekanan positif pada alveoli di akhir
ekspirasi

42
Tatalaksana
Terapi farmakologis
● Kortikosteroid → mengurangi peradangan pada paru

Terapi tambahan:
● Nutrisi → dapat diberikan 48-72 jam setelah pemasangan ventilator
● Prone position
● Trakeostomi:
○ Recurrent weaning failure
○ Resiko obstruksi jalan napas
○ Pasien tidak sadar dalam waktu lama → pembersihan jalan
napas
43
44
Bab 3
Analisis Kasus

45
Pembahasan

● Pasien masuk rawat inap


17/04/2023 hingga 22/04/2023
mengalami perburukan
pernapasan (NRM 10-15 lpm →
HFNC → Intubasi
● Thorax → corakan vaskular
● Oksigenasi → PaO2/FiO2 102 →
moderate

46
● Corakan vaskular prominent

Pembahasan ●
dd/bronkitis → inflamasi/peradangan
Infiltrat baru diatas sampai bawah
kanan dan bawah kiri → Pneumonia

47
Pembahasan
● Pasien masuk rawat inap 17/04/2023
hingga 22/04/2023 mengalami
perburukan pernapasan (NRM 10-15
lpm → HFNC → Intubasi
● RR 35x/menit
● Thorax → corakan vaskular
● Oksigenasi → PaO2/FiO2 102 →
moderate
● Mode venti PC, PEEP 7

48
Pembahasan
● HFNC → memburuk (PaO2/FiO2: 102)
→ mesin ventilator (PEEP 7)
● Antibiotik → Pneumonia
○ Inj Ceftriaxone 2gr/12 jam
(H13/14)
○ Inj Levofloxacin 500mg/ 24
jam (H10/14)
Berdasarkan PPDI pengobatan
pneumonia pada pasien di ruang
perawatan intensif dapat menggunakan
beta laktam (sefotaksim, seftriakson atau
ampisilin sulbaktam) ditambah makrolid
baru atau fluorokuinolon respirasi
intravena (IV) (levofloxacin 500 mg
perhari)

49
Daftar pustaka
1. Michael A. Matthay, Rachel L. Zemans2, et al. Acute respiratory distress syndrome. The Lancet
2019;290:319–23.
2. ARDS Network (NHLBI) studies: successes and challenges in ARDS clinical research. Crit Care
Clin. 2019;27(3):459-68
3. Lee W, Slutsky A. Acute Hypoxemic Respiratory Failure and ARDS. In: Broaddus VC, Ernst JD,
Jr TEK and Lazarus SC, (Eds.). Murray & Nadel's Textbook of Respiratory Medicine. 6th Ed.
Philadelphia: Elsevier, 2016, P. 1740-60.
4. Fanelli V, Vlachou A, Ghannadian S, Simonetti U, Slutsky AS, Zhang H. Acute respiratory
distress syndrome: new definition, current and future therapeutic options. Journal Of
Thoracic Disease. 2013.
5. Welker C, Huang J, et al. 2021 Acute Respiratory Distress Syndrome Update, With Coronavirus
Disease 2019 Focus. Journal of Cardiothoracic and Vascular Anesthesia. 2022.

50
Daftar pustaka
6. Diamond M, Peniston HL, Sanghavi D, Mahapatra S. Acute Respiratory Distress Syndrome. NCBI.
2023

7. Siuba MT, Sadana D, Gadre S, Bruckman D, Duggal A. Acute respiratory distress syndrome
readmissions: A nationwide cross-sectional analysis of epidemiology and costs of care. PLOS ONE.
2022

8. Bos LDJ, Ware LB. Acute Respiratory Distress Syndrome 2022 Acute respiratory distress
syndrome: causes, pathophysiology, and phenotypes. The Lancet. 2022; 400: 1145-46

9. Odeyemi Y, De Moraes AG, Gajic O. What factors predispose patients to acute respiratory distress
syndrome? Elsevier. 2020: 103-108

10. Blondonnet R, Sapin V, Constantin JM, Jabaudon M. A Pathophysiologic Approach to


Biomarkers in Acute Respiratory Distress Syndrome. Department of Medical Biochemistry and
Molecular Biology, CHU Clermont-Ferrand. 2016. 51
Terima kasih
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon and infographics & images by Freepik

52

Anda mungkin juga menyukai