IMPETIGO BULOSA
Patogenesis
Impetigo bulosa disebabkan oleh strain Staphylococcus aureus. S. aureus
menyukai area mukosa (umumnya di sekitar hidung) dan di kulit. S. aureus dapat
menegeluarkan toksin yang bersifat eksfoliatif yang dapat membelah desmoglein 1 pada
epidermis yang memberikan gambaran bula yang beratap tipis, vesikel, dan/atau pustul.
Bula tersebut dapat dengan mudah pecah dan meninggalkan krusta dan erosi yang
ditepinya terdapat kolaret sebagai sisa dari bula dan vesikel.
Pemeriksaan Fisik
Kelainan kulit yang tampak adalah eritema, bula berdinding tipis berisikan
cairan bewarna kuning jernih yang semakin lama menjadi kuning tua dan keruh,
hipopion yang apabila pecah meninggalkan bekas erosi dan koleret. Bila dilakukan
pemeriksaan Nikolsky memberikan hasil negatif. Limfadenopati regional dapat
ditemukan pada 90% pasien dengan infeksi yang tidak ditangani.
Diagnosis Banding
Impetigo Bulosa Staphylococcal Scalded Skin SJS/TEN
Syndrome
Usia Umumnya mengenai Umumnya mengenai anak < Usia berapapun
anak-anak, tetapi dapat 5 tahun, atau pada orang
mengenai segala usia dewasa yang memiliki
gangguan fungsi ginjal
Anamnesis Muncul gelembung berisi Sebelum timbul ruang, Riwayat penggunaan
cairan yang mudah diawali dengan demam obat kurang lebih 8
pecah, bila pecah tinggi atau ISPA yang minggu sebelumnya.
TIM BLOK 13 INTEGUMEN TA 2019/2020
Pemeriksaan Penunjang
Pewarnaan gram
Dapat ditemukan bakteri kokus gram (+)
Tatalaksana:
Medikamentosa
Pilihan terapi utama topikal terapi yang dapat diberikan pada penderita
Impetigo adalah mupirocin ointment 2% yang memiliki pH5,5 mendekati pH kulit
normal sebanyak dua kali sehari selama 5-7 hari dengan membersihkan krustanya
terlebih dahulu. Asam fusida 2% juga dapat digunakan sebagai terapi topikal. Pilihan
pertama antibiotik sistemik pioderma yang disebabkan oleh S. aureus adalah
diklosaksilin 250-500 mg 4 kali sehari (jarang digunakan pada anak-anak) selama 7 hari
atau cephalexin dengan dosis 4 x 500 mg per hari, pada anak 50-100 mg/kgBB/hari
terbagi menjadi 3-4x sehari selama 7 hari. Bila pasien memiliki alergi terhadap golongan
penicillin atau β- lactam dapat diberikan eritromisin dengan dosis dewasa 250 – 500
mg sebanyak 4 kali sehari, dosis anak 40 mg/kgBB/hari terbagi menjadi 3-4 dosis per
hari. Pilihan antibiotik lain yang dianjurkan bagi anak-anak adalah amoksisilin-
TIM BLOK 13 INTEGUMEN TA 2019/2020
Non Medikamentosa
Pasien yang menderita infeksi S. aureus harus disadarkan untuk mencegah
terjadinya penularan ke bagian tubuh yang lain atau ke orang lain dengan cara tidak
menggunakan barang-barang pribadi secara bersamaan seperti pakaian atau handuk.
Daftar Pustaka
1. Djuanda, Adhi. Pioderma. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI Edisi Ketujuh.
Jakarta: 2015. Hal 71-8
2. Miller, Lloyd. Superficial Cutaneous Infection and Pyodemas. Fitzpatrick’s
Dermatology 9th Ed. Mc Graw Hill. pg.2719-46