LAPORAN KASUS
Pembimbing
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 3
BAB 4 PEMBAHASAN................................................................................ 17
BAB 5 KESIMPULAN.................................................................................. 20
DAFTAR REFERENSI.................................................................................. 21
2
BAB I
PENDAHULUAN
Plasenta previa adalah komplikasi dalam kehamilan yang ditandai dengan pendarahan
pada vagina tanpa rasa nyeri pada trimester ketiga, dimana letak plasenta menutupi ostium
uteri interna. Umumnya kategori plasenta previa adalah total, partial dan marginal. Di
Indonesia kejadian plasenta previa dilaporkan oleh beberapa peneliti berkisar antara 2,4 -
3,56 % dari seluruh kehamilan. Dari seluruh kasus perdarahan antepartum, Plasenta previa
dan mortalitas ibu dan janin, terutama jika disebabkan oleh perdarahan terus menerus.1,2
Syok hipovolemik adalah terganggunya sistem sirkulasi akibat dari volume darah
dalam pembuluh darah yang berkurang. Hal ini bisa terjadi akibat perdarahan yang masif atau
kehilangan plasma darah. Kejadian syok hipovolemik pada plasenta previa sangat mungkin
terjadi ketika perdarahan terjadi terus menerus dan tidak ditatalaksana yang sesuai.3
Prinsip dasar yang harus segera dilakukan pada semua kasus perdarahan antepartum
adalah menilai kondisi ibu dan janin, melakukan resusitasi secara tepat, apabila terdapat fetal
distress dan bayi sudah cukup matur untuk dilahirkan maka perlu dipertimbangkan untuk
terminasi kehamilan.3
3
BAB II
ILUSTRASI KASUS
kehamilan 34 minggu datang untuk pertama kalinya ke instalasi gawat darurat RSMN Solok
dengan keluhan keluar darah yang banyak dan segar dari jalan lahir sejak 6 jam sebelum
masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluhkan nyeri pada ari- ari, demam tidak ada, pusing
ada, mual muntah ada. Kesadaran pasien saat masuk dengan GCS 15. Pasien memiliki
riwayat persalinan sebelumnya dengan persalinan pervaginam dan tidak ada perdarahan
antepartum. Riwayat hipertensi ada, riwayat penyakit jantung tidak ada, riwayat DM tidak
Objektif :
- Status generalis :
TD : 90/60 mmhg
HR : 126 x/i
RR : 28 x/I
T : 36 C
- Pemeriksaan fisik :
4
Ekstremitas : Akral dingin, ekstremitas inferior udem, CRT >2 detik
- Laboratorium
Assessment : G4P3H0A2 dengan plasenta previa + syok hipovolemik dan anemia berat
Planning :
Loading RL 500cc
Pasien dilakukan OP Sectio Caesarea emergency
5
Hasil pemeriksaan saat pasien di pindahkan ke ICU pada tanggal 01-03-2021
Subjektif : Pasien di pindahkan ke ICU dalam keadaan kesadaran dalam pengaruh obat
Objektif :
-Status generalisata
TD : 90/68mmHg
HR : 135x/menit
RR : 41x/menit
T : 38 C
SPO2 : 99%
MAP : 104
- Pemeriksaan fisik
P:
-IVFDAminofluid 1000cc/24jam
-Paracetamol 3X700mg
6
-Ondansentron 3X4mg
-Loading RL 500cc
Hasil pemeriksaan pasien saat pasien ICU pada tanggal tanggal 01-03-2021 pukul
07.00 WIB
Subjektif :
-Batuk (+)
Objektif :
- Status generalisata
TD : 110/73 mmhg
HR : 150x/i
RR : 30x/I,
T : 38.4 C
SPO2 : 99%
MAP : 88
- Pemeriksaan fisik
7
Jantung : irama reguler, murmur (-), s3 gallop (-)
Abdomen : supel, distensi (-), Nyeri tekan (-), Nyeri lepas (-), BU (+)
- Laboratorium
P:
-Ceftriaxone 2X1gr
-Paracetamol 3X750mg
-Ondansentron 3X4mg
8
-Inj. Transamin 3X500mg
-Diet MCTKTP
-AP
Hasil pemeriksaan pasien saat di ICU pada tanggal tanggal 02-03-2021 pukul
07.00 WIB
Subjektif :
-Batuk berkurang
Objektif :
- Status generalisata
TD : 125/74 mmhg
HR : 73x/i
RR : 12x/I,
T : 36 C
SPO2 : 98%
MAP : 91
- Pemeriksaan fisik
Wajah : udem
9
Jantung : irama reguler, murmur (-), s3 gallop (-)
Abdomen : supel, distensi (-), Nyeri tekan (-), Nyeri lepas (-), BU (+)
- Laboratorium
P:
-Ceftriaxone 2X1gr
10
-Paracetamol 3X750mg
-Ondansentron 3X4mg
-Diet MCTKTP
-AP
11
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim (SBR)
sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum (OUI). Penyebab
plasenta previa belum diketahui dengan pasti. Plasenta previa meningkat kejadiannya pada
keadaan-keadaan endometrium yang kurang baik, misalnya karena atrofi endometrium atau
antara 2,4 - 3,56 % dari seluruh kehamilan. Kejadian plasenta previa Pada beberapa Rumah
Sakit Umum Pemerintah di Indonesia melaporkan angka kejadian plasenta previa berkisar 1,7
% sampai 2,9%, sedangkan di negara maju kejadiannya lebih rendah yaitu < 1 %.1
Gejala utama plasenta previa adalah pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri dari
biasanya, berulang, darah biasanya berwarna merah segar. Pendarahan pertama (first
bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal. Tetapi perdarahan berikutnya (reccurent
Ada beberapa faktor risiko yang terkait dengan peningkatan risiko plasenta previa adalah
usia ibu lanjut, multiparitas, riwayat seksio sesaria sebelumnya, aborsi sebelumnya, dan
12
minggu saat segmen bawah uterus membentuk dari mulai melebar serta menipis,
umumnya terjadi pada trimester ketiga karena segmen bawah uterus lebih banyak
menyebabkan sinus uterus robek karena lepasnya plasenta dari dinding uterus atau
karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Pendarahan tidak dapat di hindarkan
karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi seperti
1. Ekspektatif, dilakukan apabila janin masih kecil sehingga kemungkinan hidup masih
kecil. Sikap ekspektasi tertentu hanya dapat dibenarkan jika keadaan ibu baik dan
c. Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas normal).
bulan, perdarahan banyak, dan anak telah meninggal. Terminasi ini dapat dilakukan
a. Cara vaginal yang bermaksud untuk mengadakan tekanan pada plasenta, dengan
cara ini maka pembuluh-pembuluh darah yang terbuka dapat tertutup kembali
13
(tamponade pada plasenta).
plasenta previa.
Syok hipovolemik adalah terganggunya sistem sirkulasi akibat dari volume darah
dalam pembuluh darah yang berkurang. Hal ini bisa terjadi akibat perdarahan yang masif
atau kehilangan plasma darah. Syok hipovolemik dalam kehamilan biasa diakibatkan
oleh perdarahan yang banyak. Akibat kehamilan muda, misalnya abortus, kehamilan
plasenta previa, solution plasenta, rupture uteri dan perdarahan pasca persalinan karena
menurunkan aliran darah balik ke jantung. Hal ini menimbulkan penurunan curah jantung.
Keadaan syok akan melalui tiga tahapan mulai dari tahap kompensasi (masih dapat ditangani
oleh tubuh), dekompensasi (sudah tidak dapat ditangani oleh tubuh), dan ireversibel (tidak
dapat pulih).5
a. Tahap kompensasi
14
Tahap awal syok saat tubuh masih mampu menjaga fungsi normalnya. Tanda atau
gejala yang dapat ditemukan seperti kulit pucat, peningkatan denyut nadi ringan, tekanan
b. Tahap dekompensasi
Dimana tubuh tidak mampu lagi mempertahankan fungsinya. Tubuh akan berupaya
menjaga organ-organ vital yaitu dengan mengurangi aliran darah ke lengan, tungkai, dan
perut dan mengutamakan aliran ke otak, jantung, dan paru. Tanda dan gejala yang dapat
ditemukan diantaranya adalah rasa haus yang hebat, peningkatan denyut nadi, penurunan
tekanan darah, kulit dingin, pucat, serta kesadaran yang mulai terganggu.
c. Tahap ireversibel
Dimana kerusakan organ yang terjadi telah menetap dan tidak dapat diperbaiki. Tahap
ini terjadi jika tidak dilakukan pertolongan sesegera mungkin, maka aliran darah akan
mengalir sangat lambat sehingga menyebabkan penurunan tekanan darah dan denyut jantung.
Mekanisme pertahanan tubuh akan mengutamakan aliran darah ke otak dan jantung sehingga
aliran ke organ-organ seperti hati dan ginjal menurun. Hal ini yang menjadi penyebab
rusaknya hati maupun ginjal. Walaupun dengan pengobatan yang baik sekalipun, kerusakan
lain:6
15
solusio plasenta, ruptur kista, keguguran) memerlukan intervensi bedah.
kebutuhan cardiac output dan suplai oksigen ke jaringan. Pada jalur intravena,
seperti Ringer Laktat atau Saline Normal. Syok hipovolemik yang disebabkan
oleh kehilangan darah dalam jumlah besar sering perlu dilakukan transfusi
darah.
16
BAB IV
PEMBAHASAN
kehamilan 34 minggu datang untuk pertama kalinya ke instalasi gawat darurat RSMN Solok
dengan keluhan keluar darah yang banyak dan segar dari jalan lahir sejak 6 jam sebelum
masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluhkan nyeri pada ari- ari, demam tidak ada, pusing
ada, mual muntah ada. Kesadaran pasien saat masuk dengan GCS 15. Pasien memiliki
riwayat persalinan sebelumnya dengan persalinan pervaginam dan tidak ada perdarahan
antepartum. Riwayat hipertensi ada, riwayat penyakit jantung tidak ada, riwayat DM tidak
Berdasarkan hasil anamnesa, pada pasien kasus di atas didapatkan keluhan utama
adalah keluar darah yang banyak dan segar dari jalan lahir. Hal ini terjadi 6 jam sebelum
masuk rumah sakit. Perdarahan yang terjadi diduga karena kehamilan pasien mengalami
plasenta previa. Plasenta previa dapat menyebabkan perdarahan karena lepasnya plasenta dari
dinding uterus.2
Keluhan tersebut juga disertai peningkatan frekuensi jantung atau takikardi, hipotensi,
konjungtiva anemis, ujung-ujung ekstremitas dingin dan pengisian kapiler yang lama.
yang dibuktikan dari pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 6,1 g/dl. Semua ini
Syok hipovolemia terjadi penurunan preload ventrikular. Hal ini karena berkurangnya
volume pada intravaskular sehingga menurunkan tekanan dan volume diastole ventrikuler.
Cardiac output (CO) dan stroke volume (SV) juga menurun, terjadi hipotensi dan penurunan
17
tekanan nadi. Salah satu usaha kompensasi tubuh pada syok hipovolomia yaitu dengan
meningkatkan frekuensi jantung. Hal ini dilakukan tubuh untuk memenuhi kebutuhan darah
pada jantung. Karakteristik klinis seperti pucat, dingin, kulit lembab, takikardi (jika syok
berat terjadi bradikardi), takipnea, vena perifer tidak distended serta penurunan pulsasi vena
Diagnosa awal ditegakan ialah G4P3A0H2 dengan plasenta previa + syok hipovolemik dan
anemia berat.
• Loading RL 500cc.
Pasien dipindahkan ke ruang operasi tanggal 1 Maret 2021 pukul 01.00, setelah
emergency atas indikasi perdarahan antepartum oleh karena Placenta Previa. Teknik anestesi
Pada pasien dilakukan general anestesi, tidak dilakukan regional anestesi karena pada
pasien ini dilakukan operasi SC emergency dengan Hb yang rendah, bila menggunakan
regional anestesi akan terjadi vasodilatasi pembuluh darah sehingga perdarahan yang terjadi
akan lebih banyak dan akan memperparah kondisi pasien, regional anestesi juga dapat
menyebabkan hipotensi padahal dengan Hb yang rendah tubuh membutuhkan Oksigen lebih
banyak untuk dialirkan ke seluruh tubuh, selain itu bila menggunakan GA, anestesinya bisa
lebih diperpanjang dari pada teknik SAB sehingga bisa digunakan pada operasi dengan durasi
yang lama. Alasan lain dilakukan GA, karena pada GA dapat mengambil alih fungsi alat alat
vital, seperti mengurangi kerja tubuh dengan terpasangnya ventilator pada pasien, sehingga
tubuh pasien bisa menghemat pengeluaran energi. Selama dilakukan operasi dilakukan
18
Pasien dipindahkan ke ICU tanggal 1 Maret 2021 pukul 02.30 untuk di monitoring pasca
operasi, perbaikan hipovolemik dan anemia pada pasien. Di ICU dilakukan resusitasi cairan
dengan menggunakan cairan kristaloid dan tranfusi PRC 1 kantong untuk mengatasi
hipovolemik dan anemia yang terjadi pada pasien. Seharusnya cairan yang dipakai untuk
resusitasi pada kasus hipovolomik yaitu cairan koloid. Karena cairan koloid memilik time of
action di intravaskuler lebih lama dari kristaloid.7 Pasien juga mengeluhkan nyeri perut pada
bekas operasi SC, lalu diberikan ketorolac 30mg. Tetapi nyeri pada perut pasien belum
Pada pasien diberikan transamin dan Vit K, karena banyaknya darah yang keluar dari
jalan lahir setelah terminasi dilakukan. Selama dua hari di ICU dilakukan transfusi PRC
sebanyak 5 kantong, sehingga pada tanggal 2 Maret 2021 hasil pemeriksaan laboratorium
pasien terakhir didapatkan Hb 9,1 g/dl dan tanda – tanda vital pasien sudah membaik. Pasien
19
BAB V
KESIMPULAN
Plasenta previa adalah komplikasi dalam kehamilan yang ditandai dengan pendarahan
pada vagina tanpa rasa nyeri pada trimester ketiga, dimana letak plasenta menutupi ostium
uteri interna. Kejadian syok hipovolemik pada plasenta previa bisa terjadi ketika perdarahan
Diagnosis klinis untuk syok hipovolemik harus dicurigai jika pada pasien mengalami
gejala pucat, dingin, kulit lembab, takikardi (jika syo k berat terjadi bradikardi), takipnea,
vena perifer tidak distended serta penurunan pulsasi vena jugular, urin output dan kesadaran.
20
DAFTAR REFERENSI
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2018. J Ners dan Kebidanan (Journal Ners
3. Vedy HI, Ramadhian MR. Multigravida Hamil 40 Minggu dengan HAP (Hemorrhage
4. setiati siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. Jakarta: Interna Publishing, 2014.
7. Groeneveld ABJ. Hypovolemic Shock. Crit Care Med Princ Diagnosis Manag Adult
2018; 485–520.
21