1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 Identitas
Nama : Ny. SW
Usia : 31 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Masuk RS : 05-01-2023
Ruangan : Kapodang lantai dasar.
4
Status generalis
Kepala : mesosefal
Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Mulut : mallampati 2 buka mulut 3 jari, gigi palsu (-), gigi ompong (-)
Leher : benjolan (-), deviasi (-)
Paru : SD vesikuler (+/+) Rh (-/-), Wh (-/-)
Cor : BJ 1-2 reguler, bising (-), gallop (-)
Abd : supel, nyeri tekan (-), BU (+) normal
Ext : edema (-/-), akral hangat (+/+), CRT kurang dari 2 detik
Hematologi Paket
Hemoglobin 14.4 g/dL 11-13
Hematokrit 42.3 %
Leukosit 9.200 103/uL 5-14,5
Trombosit 282.000 103/uL 150-400
Kimia Klinis
GDS 77 mg/dL 80-160
SGOT 20 U/L 15-34
SGPT 14 U/L 14-60
Ureum 13 mg/dl 15-39
Creatinin 0.9 mg/dl 0,6-1,30
5
Pemeriksaan Kimia Klinik 6/12/2022
Elektrolit
Natrium 138 mmol/L 136-145
Kalium 3.6 mmol/L 3,5-5,1
Chlorida 107 mmol/L 98-107
6
2.5 Diagnosis
- Salphingitis Kronis
2.7 Tatalaksana :
- Laparoskopi-salphingostomi
Problem
Hiperklorida
Status Anestesi
- GA ASA I
7
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
8
napas. Peningkatan tekanan intra abdomen membuat pergesaran diafragma dan
mengurangi ekspansi diafragma, mengakibatkan penutupan awal jalan napas dan
menyebabkan atelectasis intraoperative dengan penrurunan kapasitas residu
fungsional. Pengaturan ventilator harus disesuaikan dengan kondisi pasien
intraoperative untuk mendapatkan ventilasi semenit adekuat dengan tekanan jalan
napas yang dapat ditoleransi.6
9
paru obstruktif kronik (PPOK) atau pasien seteleh reseksi paru termasuk dalam
pasien kategori risiko tinggi. Dalam penilaian pre operatif tidak da perubahan
signifikan antara laparoskopi maupun laparotomi.3
Premedikasi harus disesuaikan dengan durasi pembedahan dan kebutuhan
pemulihan yang cepat pada pembedahan rawat jalan. Pemberian obat anti
inflamasi non steroid (NSAID) berguna untuk mengurangi nyeri pasca bedah dan
kebutuhan opioid. Pemberian klonidin dan dexmetomidine pra bedah mengurangi
respons stress intra operatif dan membantu menjaga stabilitias hemodinamik.
Antagonis reseptot histamin-2 dan penghambat pompa proton (PPI) diberikan
untuk mengruangi risio aspirasi perioperative. 3
Obat premedikasi harus dipilih yang tidak menyebabkan kantuk pasca
operasi seperti benzodiazepine kerja pendek dimana midazolam adalah pilihan
terbaik. Dosis kecil midazolam intravena yang diberikan sesaat sebelum induksi
dapat membantu mencapai kedalaman anestesi yang ditargetkan.8
Posisi pasien mempengaruhi hemodinamik dan parameter pernapasan.
Pasien biasanya diposisikan sesuai gravitasi dan menyebabkan organ intra
abdomen menjauhi tempat operasi untuk memfasilitasi akses bedah. Untuk
operasi perut bagian atas seperti kolesistektomi atau gastrektomi pasien dalam
posisi terlentang dan head-upa. Untuk operasi perut bagian bawah seperti operasi
ginekologi dan appendiks posisi pasien dalam keadaan kepala menunduk,
sedangkan untuk operasi thorax pasien di tempatkan dalam posisi lateral
dekubiktus.3
Namun, tekanan intrakranial akan terus meningkat pada persalinan fase 2
seiring dengan peningkatan kontraksi persalinan. Sayangnya, tekanan intrakranial
akan semakin meningkat saat pasien mendorong persalinan. Pada kondisi ini,
tekanan intrakranial dapat mencapai lebih dari 70 cmH2O. Hal ini menjelaskan
mengapa peningkatan tekanan intrakranial merupakan salah satu kontraindikasi
relatif terhadap persalinan pervaginam. 3
10
Berbagai teknik anestesi dapat digunakan pada operasi laparoskopi.
Namun anestesi umum dengan intubasi endotrakeal merupakan anestesi yang
paling umum digunakan, karena dapat mengontrol ventilasi. Intubasi endotrakeal
dapat melindungi jalan napas pasien dan mencegah terjadinya pneumonia aspirasi.
Dalam prosedur singkat ekstraperitoneal seperti repair hernia ventilasi dengan
supraglottic airway dapat menjadi alternative. Anestesi umum tanpa intubasi
endotrakeal dapat digunnakan secara aman dan efektif dengan ProSeal masker
laring pada pasien yang tidak obesitas. Penggunaan masker laring menghasilkan
nyeri tenggorakan yang lebih keccil dan memberikan refleks batuk yang lebih
sedikit pasca ekstubasi dibandingkan dengan intubasi endotrakeal. Tabung
endotrakeal lumen ganda harus digunakan untuk operasi thoracoscopic untuk
memfasilitasi kolaps paru-paru. Ini meningkatkan akses bedah, mempersingkat
waktu operasi dan meniadakan kebutuhan insuflasi gas dengan komplikasi yang
terkait.3
Agen anestesi yang optimal untuk operasi laparoskopi adalah salah satu
yang mengambil keuntungan dari makrokinetik obat seperti propofol, fentanyl,
desflurane, sevoflurane dan lainnnya dengan karakterisitk cepat on-off. Ini bisa
berupa teknik anestesi intravena total (TIVA) atau teknik anestesi seimbang
dengan opioid dan agen anestesi volatil, seperti serta obat pelemas otot. Banyak
anestesiologist leboh menyukai teknik TIVA dengan propofol sebagai hipnotis,
karena propofol efektif dalam pencegahan pasca operasi mual dan muntah.3
Anestesi Umum
11
Anestesi umum menggunakan teknik anestesi seimbang termasuk agen
inhalasi, agen intrvena dan pelumpuh otot sebagai kombinasi digunakan pada
teknik ini. Kombinasi agen ini tidak hanya mengurangi waktu pemulihan tetapi
juga mengurangi efek merugikan yang terkait dengan penggunaan bahan volatil
konsentrasi tinggi. Penggunaan kerja cepat dan pendek anestesi volatile seperti
sevoflurane dan desflurane serta obat intravena kerja cepat dan pendek seperti
propofol, etomidate, remifentanil, fentanyl, atracurium, vecuronium dan
rocuronium yang umum digunakan memungkinkan ahli anestesi mencapai
kedalaman anestesi adekuat dan mencapai profil pemulihan. Propofol efektif dan
bahkan aman digunakan untuk anak dan pasien usia lanjut. 3
Ventilasi harus disesuaikan untuk menjaga ETCO2 dari 30-35 mmHg
dengan mengatur menit ventilasi. Pada pasien dengan PPOK dan riwayat
pneumothorax atau emfisema peningkatan laju pernapasan lebih disukai
dibandingkan dengan volume tidal untuk mencegah terjadinta inflasi alveolus dan
menurunkan risiko pneumothorax. Kombinasi local anestesi infiltrasi luka,
intraperitoneum local anestesi dan NSAID atau COX2 inhibitor memberikan
perbikan nyeri yang efektif. 3
Anestesi Regional
Laparoskopi juga dapat dilakukan dengan aestesi regional termasuk blok
saraf perifer, blok neruaksial dan infiltrasi anestesi local. Keunggulan anestesi
regional adalah pemulihan yang lebih cepat, penurunan kejadian mual muntah
pasca operasi (PONV), peningkatan kepuasan pasien, perubahan hemodinamik
yang lebih minimal, nyeri pasca operasi yang minimal, dan lama rawat pasca
operasi yang lebih singkat sehingga biaya lebih efektif. Namun teknik ini
membutuhkan pasien yang kooperatif dan tindakan bedah yang minimal. Aestesi
regional paling berguna untuk prosedur singkat dengan pneumoperitoneum
tekanan rendah seperti ligasi tuba laparoskopi, prosedur diagnostik dan perbaikan
hernia ekstraperitoneal. Umumnya, teknik anestesi regional tidak dianjurkan
untuk operasi perut bagian atas. Namun, anestesi epidural adalah metode pilihan
12
untuk kolesistektomi laparoskopik pada pasien dengan paru obstruktif kronik dan
kehamilan.3
13
Dalam masa pemulihan sebaiknya pasien diberikan suplementasi oksigen untuk
menghindari efek pneumoperitoneum terhadap system respirasi lebih lanjut. 3
Masalah anestesi langsung termasuk manajemen nyeri akut, mual dan
muntah pasca operasi (PONV), dan komplikasi bedah. Analgesia pasca operasi
harus merupakan kelanjutan dari analgesia intraoperatif, dengan menggunakan
pendekatan multimodal jika memungkinkan. Beberapa obat digunakan
intraoperative untuk mencegahan dan pengobatan nyeri pasca operasi seperti
anestesi local, opioid, NSAID. Beberapa teknik anestesi local/ reginal yang dapat
digunakan untuk manajemen nyeri pascaoperasi adalah blok subdural, blok
epidural, TAP blok serta teknik infiltrasi luka dengan anestesi local. Pada pasien
berisiko rendah, direkomendasikan opioid kuat dan infiltrasi luka. Glukokortikoid
mengerahkan efek hemat opioid dengan bekerja pada jalur siklooksigenase, dan
ini tampaknya tergantung pada dosis. Deksametason dalam dosis tunggal 15 mg
sebelum operasi atau 10 mg setelah operasi mengurangi konsumsi opioid selama
24 jam pertama pasca histerektomi. Faktor risiko PONV harus diidentifikasi
sebelum operasi. Pembedahan ginekologi dikenal sebagai faktor risiko PONV.
Dosis kecil antiemetic droperidol efektif mengurangi PONV dan memperkuat
sedasi. Antiemetic lain (antagonis serotonin, ondansetron dan dolasetron) juga
dapat menjadi alternative terkait dengan PONV.9
Strategi pencegahan yang ditujukan untuk mengurangi risiko dasar seperti
penggunaan analgesia regional intraoperatif, menghindari agen volatil atau oksida
nitrat, dan penggunaan obat antiemetik harus diterapkan. Perawatan tambahan
pada periode pasca operasi harus mencakup antagonis serotonin, deksametason,
dan antagonis dopamine.9
14
BAB IV
PENUTUP
15
Daftar Pustaka
1. Van der Putten ME, Engel M, van Well GT. Salpingitis. A rare cause of
acute abdomen in a sexually inactive girl: a case report. Cases J.
2008;1(1):1-4. doi:10.1186/1757-1626-1-326
2. Krishna UR, Sheth SS, Motashaw ND. Place of laparoscopy in pelvic
inflammatory disease. J Obstet Gynaecol India. 1979 Jun;29(3):505-10.
PMID: 12339215.)
3. Somchai Amornyotin, Anesthetic Consideration for Laparoscopic Surgery.
International Journal of Anesthesiology & Research 2013, 1:102
4. Gerges FJ, Kanazi GE, Jabbour-Khoury SI (2006) Anesthesia for
laparoscopy: a review. J Clin Anesth 18: 67-78. 2. Amornyotin S (2013)
5. Gutt CN, Oniu T, Mehrabi A, et al. (2004) Circulatory and respiratory
complications of carbon dioxide insufflations. Dig Surg 21: 95-105)
6. Rauh R, Hemmerling TM, Rist M, Jacobi KE (2001) Influence of
pneumoperitoneum and patient positioning on respiratory system
compliance. J Clin Anesth 13: 361-36)
7. (Cheong MA, Kim YC, Park HK, et al. (1999) Paroxysmal tachycardia and
hypertension with or without ventricular fibrillation during laparoscopic
adrenalectomy: two case reports in patients with noncatecholamine-
secreting adrenocortical adenomas. J Laparoendosc Adv Surg Tech A 9:
277-281.)
8. Djaiani G, Ribes-Pastor MP (1999) Propofol auto-co-induction as an
alternative to midazolam co-induction for ambulatory surgery. Anaesthesia
16
54: 63-67.
9. (Holderness MC. Anaesthesia for gynaecological surgery. Cambridge Core
terms. 2017;63(36):1195–7.)
17