Anda di halaman 1dari 34

CHRONIC KIDNEY DISEASE

Preseptor:
dr. Muzakkir, Sp.PD

0leh:
Husni Mubarak S.Ked

22174008

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA
2023
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Tn. IU
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Umur : 70 tahun
 Agama : Islam
 Pekerjaan :-
 Alamat : Ulee That, Montasik
 No. RM : 161156
 Tgl. Masuk RS : 06 Januari 2023
Pasien datang ke RSUD Meuraxa dengan keluhan lemas dan cepat lelah.
Pasien juga mengaku mual (+) dan muntah (+), demam (-). Keluhan sudah
dirasakan ± 2 hari namun memberat sejak 1 jam SMRS. Pasien juga mengatakan
pernah melakukan tranfusi darah sejak 1 bulan yang lalu. Pasien mengaku tidak
memiliki riwayat DM (-) namun ada riwayat hipertensi (+), BAB normal, BAK
normal dan tidak ada nyeri saat berkemih (-).
Riwayat Hipertensi

Disangkal

Amlodipine

Riwayat Alergi Disangkal

Pasien Riwayat merokok


 Konjungtiva Anemis (+/+)

Status Generalisata:  Sklera ikterik (-/-)


 Reflek cahaya (+/+)
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang  Arcus sinilis (-/-)
Kesadaran : Compos Mentis
 Normotia

 Nyeri (-/-)

Vital Sign:  Sekret (-/-)

 Hiperemis (-/-)
TD : 157/87 mmHg
HR : 81x/i
RR : 22x/i  Deviasi septum (-)
T : 36,7 °C
 sekret (-/-)
GCS : E4V5M6
Spo2 : 98%  Hiperemia (-)
BMI : 24,2 kg/m = normoweight
 Inspeksi: Pergerakan dinding
dada simetris
 Palpasi: Stem fremitus taktil kiri
sama dengan kanan
 Mulut : Sianosis (-)  Perkusi: Sonor seluruh
 Pucat : (-) lapangan paru
 Auskultasi: Vesikuler(+/+),
ronkhi(-/-), wheezing( -/-)
 Trachea : Deviasi trachea
(-)
 Pembesaran kelenjar getah
bening (-)
 Struma : Tidak teraba  Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
pembesaran  Perkusi : Batas Jantung Normal
 Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
 Auskultasi : BJ 1 > BJ 2, Gallop (-)/(-),
Murmur (-)/(-)
 Inspeksi : Distensi(-), sikatrik (-) PEMERIKSAAN HASIL NILAI SATUAN
jejas (-)
RUJUKAN
 Perkusi : Tympani
 Palpasi : Soepel, nyeri tekan HEMATOLOGI
epigastrium (-)
DARAH LENGKAP
 Auskultasi : Peristaltik (+)
Hemoglobin 8,9 13-18 g/dl
Eritrosit 2,97 4,4-5,9 106/ul
Hematokrit 26,2 42-52 %
MCV 76,8 80-96 Fl
MCH 27,6 28-33 Pg
 Edema (-) MCHC 31,3 33-36 g/dl
RDW-SD 58,2 35-47 Fl
 akral dingin (-) RDW-CV 18,4 11,5-14,5 %
Leukosit 7,1 4-10 103ul
HITUNG JENIS
Eosinofil 1,1 2-4 %
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN
Basofil 1,4 0-1 %
KIMIA KLINIK
Neutrofil 69,2 40-70 % Glukosa Ad 133 70-160 mg/dl
Limfosit 19,9 20-40 % Random
Monosit 8,4 2-8 % Ureum 107 10-50 mg/dl
Rasio N/L 3,5 <3,13 Creatinine 7,0 0,6-1,1 mg/dl
Trombosit 144 150-450 103 Poct lab

PDW 7,9 9-13 Fl Natrium 147 135-148 Mmol/dl

MPV 8,6 7,2-11,1 Fl Kalium 4,7 3,5-5,3 Mmol/dl


Chlorida 114 98-107 Mmol/dl
P-LCR 14,3 15-25 %
PCT 0,12 0,15-0,4 %
DIAGNOSA BANDING

 Penurunan fungsi ginjal (GFR: 7,0


Rencana Terapi :
ml/menit/1,73m2) ec. dd:
 Bed rest
1. Chronic Kidney Disease stage V  IVFD Nacl 0,9% 20 gtt/I
2. Acute Kidney Injury  Drip Renxamin 1 Fls /hari
 Anemia ec dd:  Inj Pantoprazole iv / 12 jam
 Inj Ondancentron 1 A /8 jam
1. Penyakit Kronik  Asam folat 3x1
2. Anemia renal  CaCO3 3x1
 Renogen 1x3000 unit (extra)

DIAGNOSIS KERJA
 Chronic Kidney Disease stadium V
FOLLOW UP
TANGGAL S O A P
09/01/2023 lemas (-), nafsu Kesadaran E4M6V5  Anemia ec dd :  Bed rest
makan menurun (Compos mentis), Penyakit Kronik  IVFD Nacl 0,9% 20 gtt/I
(+), mual (-), Auskultasi paru : Anemia renal  Drip Renxamin 1 Fls /hari
 Inj Pantoprazole iv / 12 jam
muntah (-) Vesikular (+/+), TD  AKI dd CKD
 Inj Ondancentron 1 A /8 jam
= 157/87, HR =  Asam folat 3x1
81x/menit, RR =  CaCO3 3x1
22x/menit, T : 36,2o  Renogen 1x3000 unit (extra)
C SpO2 : 98%
FOLLOW UP
TANGGAL S O A P
10/01/2023 lemas (-), nafsu Kesadaran  Anemia ec dd :  Bed rest
makan menurun E4M6V5 (Compos Penyakit Kronik  IVFD Nacl 0,9% 20 gtt/I
(-), mual (-), mentis), Anemia renal  Drip Renxamin 1 Fls /hari
 Inj Pantoprazole iv / 12 jam
muntah (-) Auskultasi paru :  AKI dd CKD
 Inj Ondancentron 1 A /8 jam
Vesikular (+/+),  Asam folat 3x1
TD = 153/90, HR  CaCO3 3x1
= 84x/menit, RR =  Renogen 1x3000 unit (extra)
22x/menit, T :
362o C SpO2 :
98%
Berdasarkan Teori Temuan Pada pasien
Definisi  Ini sesuai dengan pasien keluhan lemas dan cepat lelah.
Pasien juga mengaku mual (+) dan muntah (+),
Definisi Penyakit Ginjal Kronis adalah penurunan fungsi ginjal
secara kronis yang memerlukan waktu bulanan hingga tahunan  Pasien juga mengatakan pernah melakukan tranfusi darah
yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal (Glomerulus sejak 1 bulan yang lalu.
Filtration Rate) 30mg/g tidak terikat pada umur, tekanan darah,
 riwayat hipertensi
dan apakah teradapat diabetes atau tidak pada pasien.
namun juga diasosiasikan dengan komplikasi-komplikasi  Uisa Pasien 70 tahun
penyakit ginjal kronis seperti: anemia, hiperparatiroid,
hiperphospatemia, penyakit jantung, infeksi, dan fraktur yang
khusus terdapat pada CKD-MBD (Chronic Kidney Disease –
Mineral Bone Disorder).
Klasifikasi Tn IU berjenis kelamin laki-laki, usia 70 tahun,

Klasifikasi CKD didasarkan atas 2 hal yaitu, atas dasar derajat (stage) -Temuan Pada Pasien:
penyakit dan atas dasar diagnosis etiologi. Klasifikasi atas dasar derajat Temuan Pada Pasien:
GFR (ml/menit/1,73m2 = (140 – 70 thn x 60
penyakit dibuat atas dasar GFR yang dihitung dengan mempergunakan
kg)
rumus Cockroft-Gault sebagai berikut: 72 x 7,0 (mg/dl)
=7,0ml/mnt/1,73m2
GFR (ml/menit/1,73m2 = (140 – umur x berat badan)

 Pasien mengalami CKD non-diabetik dengan


72 x kreatinin plasma (mg/dl) etiologi yang mendasari adalah hipertensi
(*) pada perempuan dikalikan 0,85

Klasifikasi berdasarkan Etiologi


 Penyakit ginjal non-diabetik
-Penyakit pembuluh darah (hipertensi, mikroangiopati)
Faktor Resiko Temuan Pada Pasien:
Pasien merupakan lansia, seorang laki2, ada riwayat
CKD merupakan multihit process disease. Sekali mengalami
hipertensi, dan seorang perokok berat.
gangguan fungsi ginjal, banyak faktor yang akan memperberat
perjalanan penyakit. Faktor tersebut dikenal sebagai faktor
progresivitas CKD. Faktor yang dapat dimodifikasi yaitu usia (usia
tua), jenis kelamin (laki-laki lebih cepat), ras (ras afrika-amerika
lebih cepat), genetik, hilangnya massa ginjal. Faktor yang dapat
dimodifikasi adalah hipertensi, proteinuria, albuminuria, glikemia,
obesitas, dislipidemia, merokok, dan kadar asam urat.
Pemeriksaan Temuan Pada Pasien:
Adanya Peningkatan ureum dan kreatinin yang sangat
1.Pemeriksaan lab.darah tinggi
2. Urine
- urine rutin
-urin khusus : benda keton, analisa kristal batu

3. pemeriksaan kardiovaskuler
- ECG
Komplikasi CKD
Derajat Penjelasan LFG (ml/mnt) Komplikasi
1 Kerusakan ginjal dengan LFG ≥90 -
normal
2 Kerusakan ginjal dengan 60-89 Tekanan darah mulai
penurunan LFG ringan meningkat
3 Penurunan LFG sedang 30-59 -Hiperfosfatemia
-Hipokalsemia
-Anemia
-Hiperparatiroid
-Hipertensi
-Hiperhomosistinemia
4 Penurunan LFG berat 15-29 -Malnutrisi
-Asidosis Metabolik
-Hiperkalemia
-Dislipidemia
5 Gagal ginjal <15 -Gagal jantung
-Uremia

Temuan Pada Pasien:


Adanya Anemia, darik pemeriksaan fisik, konjungtiva anemis, dan dari
pemeriksaan darah lengkap : HB (9,0)
Terapi Terapi :
 Bed rest
Pengobatan faktor inisiatif, merupakan
 IVFD Nacl 0,9% 20 gtt/I
faktor yang menyebabkan kerusakan ginjal  Drip Renxamin 1 Fls /hari
 Inj Pantoprazole iv / 12 jam
secara langsung, termasuk diantaranya DM,
 Inj Ondancentron 1 A /8 jam
hipertensi, uropati obstruktif, keracunan obat,  Asam folat 3x1
 CaCO3 3x1
infeksi saluran kemih dan faktor imun.
 Renogen 1x3000 unit (extra
DEFINISI

Chronic Kidney Disease (CKD) adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi
yang beragam, mengakibatkan adanya kelainan structural atau fungsional pada ginjal yang
berlangsung minimal 3 bulan, dapat berupa:
 kelainan struktural yang dapat dideteksi melalui pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan histologi, pencitraan, maupun riwayat transplantasi ginjal, atau
 gangguan fungsi ginjal dengan Glomerular Filtration Rate (GFR) <60mL/menit/1,73m2.
Klasifikasi
Klasifikasi CKD didasarkan atas 2 hal yaitu, atas dasar derajat (stage) penyakit
dan atas dasar diagnosis etiologi. Klasifikasi atas dasar derajat penyakit dibuat
atas dasar GFR yang dihitung dengan mempergunakan rumus Cockroft-Gault
sebagai berikut:

GFR (ml/menit/1,73m2 = (140 – umur x berat badan)

72 x kreatinin plasma (mg/dl)


(*) pada perempuan dikalikan 0,85
Klasifikasi
Derajat Penjelasan GFR
(ml/menit/1,73m2)
1 Kerusakan ginjal dengan GFR normal atau ≥ 90
tinggi
2 Kerusakan ginjal dengan GFR menurun 60 – 89
ringan
3 Kerusakan ginjal dengan GFR menurun 30 – 59
sedang
4 Kerusakan ginjal dengan GFR menurun 15 – 29
berat
5 Gagal Ginjal < 15

Nilai Normal: Laki- laki : 97-137 ml/menit/1,73m2


Perempuan: 88-128 ml/menit/1,73m2
Klasifikasi
Tabel. 2. Klasifikasi CKD Atas Dasar Diagnosis Etiologi
Penyakit ginjal diabetik Diabetes tipe 1 dan 2
Penyakit ginjal non-diabetik -Penyakit glomerulus (autoimun, infeksi,
obat-obatan, keganasan)
-Penyakit pembuluh darah (hipertensi,
mikroangiopati)
- Penyakit tubulointerstitial (ISK, batu,
obstruksi)
-Penyakit kista (ginjal polikistik)
Penyakit pada transplantasi -Rejeksi Kronik
-Toksisitas obat (siklosporin, takrolimus)
-Penyakit rekuren (glomerular)
-Transplant glomerulopathy
Faktor Resiko
CKD merupakan multihit process disease. Sekali mengalami gangguan
fungsi ginjal, banyak faktor yang akan memperberat perjalanan penyakit.
Faktor tersebut dikenal sebagai faktor progresivitas CKD. Faktor yang dapat
dimodifikasi yaitu usia (usia tua), jenis kelamin (laki-laki lebih cepat), ras (ras
afrika-amerika lebih cepat), genetik, hilangnya massa ginjal. Faktor yang
dapat dimodifikasi adalah hipertensi, proteinuria, albuminuria, glikemia,
obesitas, dislipidemia, merokok, dan kadar asam urat.
Manifestasi Klinis
a. Gangguan kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis, effusi perikardiac
dan gagal jantung akibat penimbunan cairan, gangguan irama jantung dan
edema.

b. Gangguan Pulmoner
Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak, suara krekels.

c. Gangguan gastrointestinal
Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan metabolisme
protein dalam usus, perdarahan pada saluran gastrointestinal, ulserasi dan
perdarahan mulut, nafas bau
ammonia.

.
Manifestasi Klinis
d. Gangguan muskuloskeletal
Resiles leg sindrom ( pegal pada kakinya sehingga selalu digerakan), burning
feet syndrom ( rasa kesemutan dan terbakar, terutama ditelapak kaki ), tremor,
miopati ( kelemahan dan hipertropi otot – otot ekstremitas

e. Gangguan Integumen
kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning – kuningan akibat
penimbunan urokrom, gatal – gatal akibat toksik, kuku tipis dan rapuh.

f. Gangguan endokrim
Gangguan seksual : libido fertilitas dan ereksi menurun, gangguan menstruasi
dan aminore. Gangguan metabolic glukosa, gangguan metabolic lemak dan
vitamin D.
Manifestasi Klinis
g. Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam dan basa biasanya
retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan natrium dan
dehidrasi, asidosis, hiperkalemia, hipomagnesemia, hipokalsemia.

h. System hematologi
anemia yang disebabkan karena berkurangnya produksi eritopoetin, sehingga
rangsangan eritopoesis pada sum – sum tulang berkurang, hemolisis akibat
berkurangnya masa hidup eritrosit dalam suasana uremia toksik, dapat juga
terjadi gangguan fungsi trombosis dan
trombositopeni.

.
Diagnosa

1.Pemeriksaan lab.darah 4. Radiologi

2. Urine - USG abdominal


- urine rutin - CT scan abdominal
-urin khusus : benda keton, analisa kristal batu
- BNO
3. pemeriksaan kardiovaskuler - RPG (retio pielografi)
- ECG

.
TERAPI
Pengobatan faktor inisiatif, merupakan faktor yang menyebabkan kerusakan ginjal
secara langsung, termasuk diantaranya DM, hipertensi, uropati obstruktif, keracunan
obat, infeksi saluran kemih dan faktor imun.
Pengendalian keseimbangann air dan garam, pemberian cairan 24 jam disesuaikan
dengan produksi urine, yaitu produksi urine 24 jam ditambah 500 ml. Pembatasan
asupan natrium < 90 mmol/hari atau < 2 gram/hari (setara NaCl 5 gram) pada orang
dewasa.
Terapi
Pembatasan Asupan Protein dan Asupan Fosfat pada CKD
LFG/menit Asupan Protein g/kg/hari Fosfat g/kg/hari
>60 Tidak dianjurkan Tidak dibatasi
25-60 0,6-0,8/kg/hari, termasuk ≥0,35 gr/kg/hari ≤10 gr
nilai biologi tinggi

5-25 0,6-0,8/kg/hari, termasuk ≥0,35 gr/kg/hari ≤10 gr


nilai biologi tinggi atau tambahan 0,3 gr asam
amino esensial atau asam keton

<60 0,8 gr/kg/hari (+ 1 gr protein/gr proteinuria ≤9 gr


atau 0,3 gr/kg tambahan asam amino esensial
atau asam keton
Terapi

Edukasi pada pasien:

 Diet rendah protein & fosfat, pada pasien ini asupan protein 0,6-0,8/kg/hari, termasuk
≥0,35 gr/kg/hari nilai biologi tinggi dan ≤10 gr Fosfat g/kg/hari. Makanan yang dikurangi
seperti susu, daging merah, daging ayam, kacang, kuning telur dan ikan.
 Diet rendah garam/natrium tidak lebih dari 1.500 mg/hari atau setara ½ sendok teh
 Diet tinggi zat besi, seperti sayuran hijau, kacang2an, telur, daging, seafood (disesuaikan
dengan diet rendah protein & fosfat)
 Diet rendah kalium, yang dikurangi seperti bayam, buncis, apel, apulkat, pisang
 Cairain input = output (+ 500 cc ((Insensible Water Loss (IWL))
Komplikasi
Komplikasi CKD
Derajat Penjelasan LFG (ml/mnt) Komplikasi
1 Kerusakan ginjal dengan LFG ≥90 -
normal
2 Kerusakan ginjal dengan 60-89 Tekanan darah mulai
penurunan LFG ringan meningkat
3 Penurunan LFG sedang 30-59 -Hiperfosfatemia
-Hipokalsemia
-Anemia
-Hiperparatiroid
-Hipertensi
-Hiperhomosistinemia
4 Penurunan LFG berat 15-29 -Malnutrisi
-Asidosis Metabolik
-Hiperkalemia
-Dislipidemia
5 Gagal ginjal <15 -Gagal jantung
-Uremia
1. Dubia ad Bonam (jika dilakukan terapi pengganti ginjal )
2. Dubia ad Malam (jika tidak dilakukan terapi pengganti ginjal)

 Bila disertai penyakit kardiovaskular dapat memperparah keadaan pasien


dan dapat mengalami kematian.

 Pada Pasien ini sudah CKD stage V bila keluhannya memberat lagi maka
harus dilakukan terapi pengganti ginjal yaitu hemodialisis ataupun
transplantasi ginjal
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai