Anda di halaman 1dari 48

ACKD e.c Prerenal+Post Renal on CKD e.

c
Susp.PNC + Nefrolitiasis
Anemia Ringan Normokromik Normositik
Sindrom Uremicum
Community Aquired Pneumonia
Disusun Oleh:
dr. L. Beriyan B.A

Pembimbing:
dr. I Gusti Ngurah Agung Eddy Adnyana,
Sp.PD
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. NJ
• Usia : 47 tahun
• Jenis Kelamin :Perempuan
• Status : Sudah menikah
• Alamat : Lembar
• No. RM : 327603
• Tanggal MRS : 10 april 2019
SUBJEKTIF

KU: Lemas
RPS:
Pasien datang ke IGD dengan keluhan lemas. Lemas dirasakan dirasakan sejak 2
minggu terakhir, pasien semakin lemas ketika mual dan muntah, tidak membaik
dengan istirahat. Keluhan mual dan muntah dialami juga sejak 2 minggu terakhir.
Pasien makin mual dan muntah jika makan (±3 kali sehari), muntahan pasien
berupa cairan dan makanan, darah (-), berwarna hitam (-). Nafsu makan pasien
menurun disertai nyeri kepala yang hilang timbul, sesak (+) sejak 1 minggu yang
lalu, pasien makin sesak apabila berjalan dan membaik dengan istirahat, Batuk (+)
sejak 3 hari yang lalu, dahak berwarna bening. Pasien juga mengeluhkan nyeri
pinggang (+) sejak 2 minggu terakhir, nyeri pinggang terus menerus dan tidak
membaik dengan istirahat. BAB masih dalam batas normal dan BAK berwarna
kuning keruh, pasien kncing sekitar 4-5 kali tetapi sedikit-sedikit, nyeri kencing (-).
SUBJEKTIF
RPD:
• Pasien menyangkal pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya
• Riwayat penyakit Ginjal (+) yang diketahui sejak 1 minggu terakhir dan dirawat
selama 4 hari (menolak untuk HD)
• Riwayat penyakit darah tinggi disangkal
• Riwayat penyakit stroke disangkal
• Riwayat asma maupun alergi disangkal
• Riwayat operasi sebelumnya disangkal
• Riwayat penyakit jantung disangkal
SUBJEKTIF
RPK:
• Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan serupa seperti pasien.
• Riwayat penyakit kencing manis disangkal
• Riwayat penyakit darah tinggi disangkal
• Riwayat asma maupun alergi disangkal
• Riwayat batuk lama atau penyakit kronis disangkal
• Riwayat penyakit jantung dan ginjal disangkal
SUBJEKTIF
RPO:
• Pasien sebelumnya pernah mengkosumsi obat Ginjal selama satu minggu.
• Asam folat (3x1), vitamin B (2x1), omeprazole (2x1), Kalitake (2x1 sacshet),
Furosemid (1x1)
Riwayat Alergi:
• Riwayat alergi makanan dan alergi obat disangkal.
SUBJEKTIF
Riwayat Lingkungan dan Sosial
• Pasien merupakan Ibu rumah tangga yang tinggal anak dan
Suaminya. Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol disangkal oleh
pasien
OBJEKTIF
• KU : Lemas
• Kesadaran: E4V5M6
• VAS: 4
TTV :
• TD : 130/80 mmHg
• Nadi : 85 x/menit, regular
• RR : 24 x/menit, regular, kusmaul (-)
• SPO2 : 99 % tanpa O2
• Suhu : 36.6 0C axila
OBJEKTIF
Status Generalisata:
• Kepala/ Leher: normosefali, trakea inline
• Mata : anemis (+/+), ikterik (-/-), pupil isokor (+/+)
• Thoraks :
• Inspeksi : simetris (+), retraksi (-), deformitas (-), memar (-)
• Palpasi : pergerakan dinding dada simetris
• Perkusi : sonor di seluruh lapang thoraks
• Paru : vesikuler +/+, ronkhi +/+ wheezing -/-
• Jantung : S1S2 tunggal reguler, murmur (-) gallop (-)
OBJEKTIF
Status Generalisata:
• Abdomen
• Inspeksi : distensi (-), scar (-)
• Auskultasi : bising usus (+) normal
• Perkusi : timpani diseluruh lapang abdomen
• Palpasi : nyeri tekan (-), hepar/ren/lien tidak teraba, shifting dulnes
(-)
• Ekstremitas : akral hangat +/+, oedema -/-, CRT< 2”
Hasil laboratorium (11/04/19)
Parameter Hasil Nilai Rujukan
HGB 9.7 12,3–15,3 g/dL

RBC 3.25 4,1 – 5,1 x 106 /µL Parameter Hasil Nilai Rujukan
HCT 26.9 35,0 – 47,0 %
MCV 82.8 80,0 – 96,0 fl
GDS 95 80-120 mgl/dl
MCH 29.8 26,0 – 32,0 pg

MCHC 36.1 32,0 – 36,0 g/dL


Kreatinin 9.52 0,6 – 1,1 mgl/dl
WBC 11.25 4,5–11,5 x 103 /µL

Ureum 269 17-43 mgl/dl


Eosinophil 0.2 1-3

Basofil 0.02 0-2 SGOT 5 7-35 mgl/dl

Neutrophil 77.1 50-70 SGPT 3 13-35 mgl/dl

Limfosit 12.2 18-42 Na 116 136 -145 mmol/l

Monosit 1.16 0.45-1.30 Ka 5,1 3,5-5,1 mmol/l

Cl 87 98-107 mmol/l
PLT 544 150– 450 x 103 /µL
Hasil laboratorium (11/04/19)
Parameter Hasil Nilai Rujukan
PH 7.310 7.350–7.450

PCO2 15.0 35-45 AaDO2 Hasil Nilai Rujukan


PO2 138 80-100
Natrium 128 132-148
PAO2 131
Kalium 2.70 3.50-4.50

Ion Kalsium 0.100 1.150-1.350


Suhu Badan 36.5
PH-T 7.320 7.350-7.450

FiO2 21
PCO2T 15.0 35-45

PO2T 135 80-100 Asam Urat 10.7 2.3-6.6

HCO3 7.6 Na 123 136 -145 mmol/l

TCO2 8.1 Ka 3.8 3,5-5,1 mmol/l

BEecF -18.7 Cl 91 98-107 mmol/l

SO2(C) 99 75-99
Hasil laboratorium (11/04/19)
Urin lengkap
Parameter Hasil Nilai Rujukan
Makrokopis

Warna Kuning Muda Kuning Sedimen

Kejernihan Agak keruh jernih


Blood +3 Negatif
Jamur Negatif
Berat Jenis 1.015 1.000-1030

PH 6.0 5.0-9.0
Eritrosit 8-10/lpk 0-2
Leukosit
+3 Negatif
esterase
Leukosit Penuh 0-5
Nitrit Negatif Negatif
Sel epitel 0-5/lpk 0-1/lpk
Protein +3 Negatif

Glukosa Keton Negatif Normal Kristal Negatif Negatif

Urobilinogen Negatif Negatif <1 Bakteri positif Negatif

Silinder Negatif Negatif


Bilirubin Negatif Negatif
Interpretasi
• Identitas sesuai, tanggal 11/04/2019
• Foto thoraks, proyeksi AP
• Soft tissue: normal, tidak tampak adanya emfisema subkutis.
• Tulang ; tampak intak, tidak tampak adanya fraktur pada klavikula maupun costa,
osteolitik (-), pelebaran dan penyempitan sela iga (-), skoliosis servikalis (-).
• Trakea; Deviasi trakea (-).
• Hilus: peningkatan corakan bronkovaskular (+)
• Cor : CTR 60%
• Diafragma: dome shaped
• Sudut costofrenikus dextra : tajam
• Pulmo : bercak infiltrat (+), jaringan fibrotik (-)
• Kesan : kardiomegali + edema pulmonal + Pneumonia (CAP)
Interpretasi
• Irama: sinus
• Frekuensi: 75x/menit
• Axis:normal
• Kesimpulan: irama sinus dengan frekuensi 75x/menit
USG Abdomen (09/04/19)
• Parechymal kidney disease bilateral
• Nefrolitiasis kanan yang menyebabkan hidronefrosis sedang kanan
ASSESMENT
ACKD e.c Prerenal+Post Renal on CKD e.c
Susp.PNC + Nefrolitiasis
Anemia Ringan Normokromik Normositik
Sindrom Uremicum
Community Aquired Pneumonia
Tatalaksana IGD:
Renal Replacement(HD cito)
IVFD NS 8 tpm
O2 2-3 lpm NK
Ambroxol 3x20 mg
Inj. Cefoperazone 2x1 gram
Azitromicin 1x500 mg (3 hari)
Domperidone 3x1
Lansoprazole 2x1
FOLLOW UP
Tanggal Subyektif Obyektif Assessment Planning Keterangan

kemis, 11 Sesak (+), Lemah Keadaan Umum : sedang ACKD e.c  IVFD NS+KCL 25 Meq 10
April2019 (+), mual (+), Kesadaran : CM Prerenal+Post tpm tpm
muntah (+), nafsu Tekanan Darah : 110/80 mmHg Renal on CKD e.c O2 2-3 lpm NK
Susp.PNC Ambroxol 3x20 mg
makan menurun Nadi : 86 x/menit, regular dan kuat
Anemia Ringan Inj. Cefoperazone 2x1
(+) angkat Normokromik gram
Frekuensi Nafas : 24 x/menit Normositik Inj. Pantoprazole 1x40 mg
Tax : 36,2ºC, Sindrom Uremicum Azitromicin 1x500 mg (3
Anemis +/+, edema -/-, Edema pulmo hari)
Community Domperidone 3x1
Aquired Cek K
Pneumonia KIE HD ( pasang double
lumen)
FOLLOW UP
Tanggal Subyektif Obyektif Assessment Planning Keterangan

jumat, 12 Sesak (-), mual (- Keadaan Umum : sedang ACKD e.c  IVFD NS • Na: 120
April2019 ), muntah (-), Kesadaran : CM Prerenal+Post Inj. Cefoperazone 2x1 mmol/L
nafsu makan Tekanan Darah : 120/80 mmHg Renal on CKD e.c gram • K: 4.4
Susp.PNC Inj. Pantoprazole 1x40
menurun (+) Nadi : 92 x/menit, regular dan kuat mmol/L
Anemia Ringan mg
angkat Normokromik Azitromicin 1x500 mg (3 • Cl: 89
Frekuensi Nafas : 20 x/menit Normositik hari) mmol/L
Tax : 36,6ºC, Sindrom Domperidone 3x1
Anemis +/+, edema -/-, Uremicum Diet CKD (30- • OU: cc
Edema pulmo 35Kkal/kgBB/hari)
Community KIE HD ( pasang double
Aquired lumen)
Pneumonia HD elektif
FOLLOW UP
Tanggal Subyektif Obyektif Assessment Planning Keterangan

sabtu, 13 Sesak (-), mual (- Keadaan Umum : sedang ACKD e.c  IVFD NS • OU: cc
April2019 ), muntah (-), Kesadaran : CM Prerenal+Post Inj. Cefoperazone 2x1
nafsu makan Tekanan Darah : 120/80 mmHg Renal on CKD e.c gram
Susp.PNC Inj. Pantoprazole 1x40
menurun (+) Nadi : 92 x/menit, regular dan kuat
Anemia Ringan mg
angkat Normokromik Azitromicin 1x500 mg (3
Frekuensi Nafas : 20 x/menit Normositik hari)
Tax : 36,6ºC, Sindrom Domperidone 3x1
Anemis +/+, edema -/-, Uremicum Diet CKD (30-
Edema pulmo 35Kkal/kgBB/hari)
Community
Aquired
Pneumonia
FOLLOW UP
Tanggal Subyektif Obyektif Assessment Planning Keterangan

minggu Sesak (-), mual (- Keadaan Umum : sedang ACKD e.c  IVFD NS • OU: cc
14 ), muntah (-), Kesadaran : CM Prerenal+Post Inj. Cefoperazone 2x1
April2019 nafsu makan Tekanan Darah : 120/80 mmHg Renal on CKD e.c gram
Susp.PNC Inj. Pantoprazole 1x40
menurun (+) Nadi : 92 x/menit, regular dan kuat
Anemia Ringan mg
angkat Normokromik Azitromicin 1x500 mg (3
Frekuensi Nafas : 20 x/menit Normositik hari)stop
Tax : 36,6ºC, Sindrom Domperidone 3x1
Anemis +/+, edema -/-, Uremicum Diet CKD (30-
Edema pulmo 35Kkal/kgBB/hari)
Community HD Jadwal
Aquired
Pneumonia
FOLLOW UP
Tanggal Subyektif Obyektif Assessment Planning Keterangan

senin, 15 Sesak (-), mual (- Keadaan Umum : sedang ACKD e.c  IVFD NS • OU: cc
April2019 ), muntah (-), Kesadaran : CM Prerenal+Post Inj. Cefoperazone 2x1
nafsu makan Tekanan Darah : 120/80 mmHg Renal on CKD e.c gram
Susp.PNC Inj. Pantoprazole 1x40
menurun (+) Nadi : 92 x/menit, regular dan kuat
Anemia Ringan mg
angkat Normokromik Domperidone 3x1
Frekuensi Nafas : 20 x/menit Normositik Diet CKD (30-
Tax : 36,6ºC, Sindrom 35Kkal/kgBB/hari)
Anemis +/+, edema -/-, Uremicum HD Jadwal
Edema pulmo
Community
Aquired
Pneumonia
Penyakit Ginjal Kronik (Chronic Kidney Disease)
Penurunan ginjal kurang dari 60% ginjal normal yang bersifat progresif dan
irreversibel, (ketidakmampuan ginjal untuk membuang toksin dan produk sisa
dari darah serta tidak dapat berfungsi secara maksimal). Ditandai albuminuria
(>30 mg albumin urin per gram dari creatinin urin), Glomerular Filtration Rate
(GFR) <60ml/menit/1,73 m2 dengan jangka waktu lebih dari 3 bulan.
Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik
Derajat Penjelasan LFG (ml/menit/1,73m2)

1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal / ≥90


meningkat

2 Kerusakan ginjal dengan LFG turun ringan 60-89

3 Kerusakan ginjal dengan LFG Turun 30-59


sedang

4 Kerusakan ginjal dengan LFG Turun berat 15-29

5 Gagal ginjal <15 atau dialysis

140−umur x BB
Rumus Kockroft-Gault: LFG (ml/mnt/1,73m2) = 72 x kreatinin plasma*
Etiologi

• Dua penyebab utama penyakit ginjal kroniks adalah diabetes dan hipertensi.
• Glomerulonefritis;
• Penyakit bawaan seperti penyakit ginjal polikistik;
• Lupus
• Obstruksi yang disebabkan karena batu ginjal, tumor atau pembesaran kelenjar
prostat pada pria serta;
• Infeksi saluran kencing yang berulang
Patofisiologi

• Pengurangan massa ginjal mengakibatkan hipertrofi struktural dan fungsional


nefron yang masih tersisa (surviving nephrons) sebagai upaya kompensasi, yang
di perantarai oleh molekul vasoaktif seperti sitokin dan growth factors 
hiperfiltrasi, peningkatan tekanan kapiler dan aliran darah glomerulusproses
maladaptasi berupa sklerosis nefron yang masih tersisa  penurunan fungsi
nefron yang progresif. Peningkatan aktivitas aksis reninangiotensin-aldosteron
intrarenal, hiperfiltrasi, sklerosis dan progresifitas.
• Progresifitas penyakit ginjal kronik: albuminuria, hipertensi, hiperglikemi,
dislipidemia.
• Pada stadium paling dini penyakit ginjal kronik basal LGF masih normal atau
malah meningkat, secara perlahan terjadi penurunan fungsi nefron yang
progresif, ditandai peningkatan kadar urea dan kreatinin serum.
• Pada LFG sebesar 60%, masih belum merasakan keluhan, tapi sudah terjadi
peningkatan kadar urea dan kreatinin serum.
• Pada LFG sebesar 30%, mulai terjadi keluhan: merasakan letih dan tidak
bertenaga, susah berkonsentrasi, nafsu makan menurun dan penurunan berat
badan, susah tidur, kram otot pada malam hari, bengkak pada kaki dan
pergelangan kaki pada malam hari, kulit gatal dan kering, sering kencing terutama
pada malam hari.
• Pada LFG di bawah 30% (tanda uremia yang nyata), anemia, peningkatan tekanan
darah, gangguan metabolisme fosfor dan kalsium, pruritus, mual, muntah dan
lain sebagainya. Selain itu pasien juga mudah terkena infeksi seperti infeksi
saluran kemih, infeksi saluran cerna, maupun infeksi saluran nafas.
• Pada LFG di bawah 15% terjadi gejala dan komplikasi yang lebih serius, dan
pasien sudah memerlukan terapi pengganti ginjal.
Diagnosis

• Gambaran Klinis
• Gambaran klinis pasien penyakit ginjal kronik meliputi:
• Sesuai penyakit yang mendasari seperti diabetes melitus, infeksi traktus urinarius,
batu traktus urinarius, hipertensi, hiperurikemi, Lupus eritomatous sistemik (LES),
dan lain sebagainya
• Sindrom uremia, yang terdiri dari lemah, letargi, anoreksia, mual muntah,
nokturia, kelebihan volume cairan (volume overload), neuropati perifer, pruritus,
uremic frost, perikarditis, kejang-kejang sampai koma.
• Gejala komplikasinya antara lain, hipertensi, anemia, osteodistrofi renal, payah
jantung asidosis metabolik, gangguan keseimbangan elektrolit (sodium, kalium,
khlorida).
• Gambaran laboratorium penyakit ginjal kronik meliputi:
• Sesuai penyakit yang mendasarinya
• Penurunan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum dan kreatinin serum,
dan penurunan LFG yang dihitung mempergunakan rumus Kockcroft-Gault. Kadar
kreatinin serum saja tidak bisa dipergunakan untuk memperkirakan fungsi ginjal.
• Kelainan biokimiawi darah meliputi penurunan kadar hemoglobin, peningkatan
kadar asam urat, hiper atau hipokalemia, hiponatremia, hiper atau hipokloremia,
hiperfosfatemia, hipokalsemia, asidosis metabolik
• Kelainan urinalisis meliputi, proteinuria, hematuri, leukosituria, cast, isostenuria.
• Gambaran Radiologis
• Pemeriksaan radiologis Penyakit ginjal kronik meliputi:
• Foto polos abdomen, bisa tampak batu radio-opak
• Pielografi intravena jarang dikerjakan karena kontras sering tidak bisa melewati
filter glomerulus, dan dikhawatirkan toksik terhadap ginjal yang sudah mengalami
kerusakan.
• Pieografi antegrad atau retrograd sesuai indikasi
• Ultrasonografi ginjal
• Pemeriksaan pemindaian ginjal atau renografi bila ada indikasi
Terapi

Pembatasan asupan protein


• LFG ≤ 60 ml/mnt.
• Protein diberikan 0,6 - 0,8/kg.bb/ hari, yang 0,35 - 0,50 gr di antaranya
merupakan protein nilai biologi tinggi. Jumlah kalori yang diberikan sebesar 30-35
kkal/kgBB/hari
Pembatasan Cairan dan Elektrolit
• Mencegah terjadinya edem dan komplikasi kardiovaskular.
• Kalium dan natrium. Hiperkalemia dapat mengakibatkan aritmia jantung.
Pembatasan natrium dimaksudkan untuk mengendalikan hipertensi dan edema.
Rencana Tatalaksana Penyakit Ginjal Kronik Sesuai Stadium
• Pemakaian obat antihipertensi, memperkecil risiko kardiovaskular,
memperlambat pemburukan kerusakan nefron dengan mengurangi hipertensi
intraglomerulus dan hipertrofi glomerulus. Penghambat Ensim Konverting
Angiotensin (Angiotensin Converting Enzyme/ACE inhibitor)
• Terapi Pengganti Ginjal (Renal Replacement Therapi)
Penyakit Ginjal Kronik stadium 5 berupa hemodialisis, peritoneal dialisis atau
transplantasi ginjal.
• Hemodialisis
Mencegah gejala toksik azotemia, dan malnutrisi. Indikasi absolut, yaitu
perikarditis, ensefalopati/neuropati azotemik, bendungan paru dan kelebihan
cairan yang tidak responsif dengan diuretik, hipertensi refrakter, muntah persisten,
dan Blood Uremic Nitrogen (BUN) > 120 mg% dan kreatinin > 10 mg%. Indikasi
elektif, yaitu LFG antara 5 dan 8 mL/menit/1,73m², mual, anoreksia, muntah, dan
astenia berat.
Dialisis Peritoneal (DP)
Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD), Indikasi medik CAPD, yaitu
pasien anak-anak dan orang tua (umur lebih dari 65 tahun), penyakit sistem
kardiovaskular, resiko mengalami perdarahan bila dilakukan hemodialisis, kesulitan
pembuatan AV shunting, pasien dengan stroke, pasien GGT (gagal ginjal terminal)
dengan residual urin masih cukup, dan pasien nefropati diabetik disertaico-
morbidity dan co-mortality. Indikasi non-medik, yaitu keinginan pasien sendiri,
tingkat intelektual tinggi untuk melakukan sendiri (mandiri), dan di daerah yang
jauh dari pusat ginjal.
Transplantasi ginjal
Transplantasi ginjal merupakan terapi pengganti ginjal (anatomi dan faal).
Pertimbangan program transplantasi ginjal, yaitu:
• Cangkok ginjal (kidney transplant) dapat mengambil alih seluruh (100%) faal
ginjal, sedangkan hemodialisis hanya mengambil alih 70-80% faal ginjal alamiah.
• Kualitas hidup normal kembali
• asa hidup (survival rate) lebih lama
• Komplikasi (biasanya dapat diantisipasi) terutama berhubungan dengan obat
imunosupresif untuk mencegah reaksi penolakan
Terapi Terhadap Komplikasi
Anemia
• Defisiensi eritropoitin, defisiensi besi, kehilangan darah (misal, perdarahan
saluran cerna, hematuri), masa hidup eritrosit pendek ( hemolisis), defisiensi
asam folat, penekanan sumsum tulang oleh substansi uremik, proses inflamasi
akut maupun kronik.
• Tranfusi darah dapat mengakibatkan kelebihan cairan tubuh, hiperkalemia dan
pemburukan fungsi ginjal. Sasaran hemoglobin menurut berbagai studi klinik
adalah 11-12 g/dl.
Terapi Terhadap Komplikasi
Osteodistrofi Renal
• Penatalaksanaanmengatasi hiperfosfatemia dan pemberian hormon kalsitriol
(1.25(OH)2D3).
• Pembatasan asupan fosfat. 600-800 mg/hari..
• Pemberian pengikat fosfat. garam kalsium, aluminium hidroksida, garam
magnesium. Garam kalsium yang banyak dipakai adalah kalsium karbonat (CaC03)
dan calcium acetate.
• Pemberian Kalsitriol (1.25 (OHP). Dapat meningkatkan absorbsi fosfat dan kalsium
di saluran mengakibatkan penumpukan garam calcium carbonate di jaringan.
Penekanan terhadap kelenjar paratiroid.
Prognosis
Tergantung dari derajat penurunan fungsi ginjal dan komplikasi. Penyebab utama
kematian pada pasien dengan penyakit ginjal kronis adalah penyakit kardiovaskuler,
tanpa harus berada pada penurunan LFG stage V
Pembahasan

• Diagnosis Chronic Kidney Disease pada kasus ini didasarkan pada anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang pasien. Dari anamnesis
didapatkan sesuai dengan gejala CKD (gejala penyakit yang mendasari yaitu batu
traktus Urinarius, Gejala pada sindrom uremia, yaitu lemah, letargi, anoreksia,
mual muntah, nokturia, kelebihan volume cairan (volume overload), Gejala
komplikasinya antara lain, anemia, osteodistrofi renal, gangguan keseimbangan
elektrolit (sodium, kalium, khlorida).
• Pada pemeriksaan fisik, mata anemis (+/+). Pada CKD, anemia terjadi pada 80-
90% penyakit ginjal kronik.
• Pada pemeriksaan penunjang, peningkatan kadar ureum dan kreatinin serum,
penurunan laju filtrasi glumerolus, dan kelainan biokimiawi darah berupa
penurunan kadar hemoglobin, dan gangguan elektrolit (hiper atau hipokalemia,
hiponatremia, hiper atau hipokloremia, hiperfosfatemia, hipokalsemia, asidosis
metabolic). Kelainan urinalisis meliputi, proteinuria, hematuri, leukosituria, cast,
isostenuria.
• Etiologi dari penyakit ginjal kronik pada kasus berhubungan dengan faktor risiko
yang ada pada pasien, berupa terdapat Nefrolitiasis dextra yang menebabkan
Hidronefrosis.

Anda mungkin juga menyukai