Anda di halaman 1dari 61

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK

(PPOK) EKSASERBASI AKUT


PEMBIMBING : dr. Risa Fitria, Sp.P

Anita Wulan Tari / 19174057


Pendahuluan
• Penyumbang angka kematian dan angka kesakita tinggi dunia
• The Global Burden of Disease Study, PPOK penyebab kematian ke-
4 tahun 2030
• ↑merokok, laki-laki, usia >40 tahun = ↑PPOK
Identitas pasien
Nama : Tn. MH
No RM : 48925
Umur : 70 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku : Aceh
Agama : Islam
Alamat : Kajhu
Tanggal Masuk : 11 Maret 2022

3
Anamnesis
Keluhan Utama

• Sesak

Keluhan Tambahan

• Batuk berdahak, cepat lelah, nafsu makan berku-


rang

4
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang

• sesak napas (± 5tahun, setiap hari, terus menerus), aktivitas normal (+),
memberat (5 hari), dada terasa berat (+), sesak tidak dipengaruhi oleh emosi
cuaca maupun makanan, ↓ duduk, terbangun tengah malam karena sesak
dan dapat tertidur kembali setelah sesak, ↓ dengan ventolin inhalasi.
• Batuk tidak berdahak 2 minggu

• Batuk berdahak 2 hari, dahak putih kental, tidak berdarah, mudah dikeluarkan

• Demam (-), mual (-) muntah (-) BAB (normal), BAK (normal)
5
Riwayat Penyakit Dahulu
DM (-), hipertensi (-) asma (-) TB paru (th 2004)

Riwayat Penyakit Keluarga


Sakit serupa (-) DM (-), hipertensi (-) asma (-)

6
Anamnesis
Riwayat penggunaan obat
•Berotec
•OAT lini I tuntas 6 bulan

Riwayat alergi
•Disangkal

7
Riwayat Kebiasaan Sosial :
Merokok (IB : perokok berat, sudah berhenti th 2009), Olahraga (-) lingkungan
(perokok pasif)

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 11 Maret 2022 di Poli RS
Pertamedika Ummi Rosnati Kota Banda Aceh..

8
STATUS GENERALISTA
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
GCS : E:4 M:6 V:5
Berat Badan : 65 kg
Tinggi Badan : 169 cm
Indeks Masa Tubuh : 22,8 kg/m2 (Normoweight)

TANDA-TANDA VITAL
TD : 170/100 mmHg
Nadi : 78x/i
RR : 28x/i
Suhu : 36.7°C
SpO2 : 95% room air
Pemeriksaan Fisik
KEPALA
Kepala :kesan normocephali, kaku kuduk (-)
:konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor, refleks
Mata
pupil (+/+)

Telinga :sekret (-), serumen (-), laserasi (-)


:napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), deviasi septum
Hidung (-), konka hiperemis (-), deformitas (-)
:Mulut : sianosis (-), pursed lip breathing (-), lidah kotor (-), uvula be
Mulut
rada di tengah, tonsil T1/T1, hipermis (-), kripta melebar (-)
Pemeriksaan Fisik

LEHER

Trakea :Deviasi (-)


KGB :Tidak terdapat pembesaran

Struma :Tidak terdapat struma

TVJ :1,8 cm H2O


Pemeriksaan Fisik

Paru-paru Depan
:bentuk dada simetris, gerakan napas tertinggal
Inspeksi (-), retraksi dinding dada (-/-), jejas (-/-)

Palpasi :gerakan dinding dada simetris, fremitus taktil kanan = kiri

Perkusi :sonor di seluruh lapang paru

Auskultasi :vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing di basal paru (+/+)


Pemeriksaan Fisik

Paru-paru Belakang

Inspeksi :bentuk dada simetris, jejas (-/-)

Palpasi :gerakan dinding dada simetris, fremitus taktil kanan = kiri

Perkusi :sonor di seluruh lapang paru


:Vesikuler (+/+), ronkhi basah halus di apeks paru (+/+) wheez-
Auskultasi
ing (-/-)
Pemeriksaan Fisik
JANTUNG
Inspeksi ictus cordis tidak takmpak, ICS melebar (-)

Palpasi ictus cordis teraba, ICS melebar (-)

• batas kiri bawah : ICS V, 2 cm ke medial linea mid-


clavicularis sinistra
Perkusi • batas kiri atas : ICS II linea steranalis sinistra
• batas kanan atas : ICS III linea sternalis dextra

Auskultasi :BJ 1 > BJ 2, bising jantung (-), gallop (-), murmur (-)
Pemeriksaan Fisik
ABDOMEN
Dinding perut sejajar dinding dada, spider nevi (-), sikatriks (-),
Inspeksi striae (-)
Auskultasi Peristaltik 12x/menit
soepel, nyeri tekan epigastrium (-), hepar tidak teraba, lien
Palpasi tidak teraba, rovsing sign (-), nyeri menjalar ke punggung (-),
turgor kembali cepat
Perkusi Tympani (+)
Pemeriksaan Fisik
EKSTREMITAS
akral dingin (-/-), clubbing finger (-/-), oedema (-/-), sianosis (-/-),
Atas reflex fisiologis (N/N), reflex patologis (-/-), CRT < 2 detik, deformi-
tas (-/-), gerak aktif (+/+), gerak pasif (+/+), ROM (tidak terbatas)
akral dingin (-/-), clubbing finger (-/-), oedema (-/-), sianosis (-/-),
Bawah reflex fisiologis (N/N), reflex patologis (-/-), CRT < 2 detik, deformi-
tas (-/-), gerak aktif (+/+), gerak pasif (+/+), ROM (tidak terbatas)
Pemeriksaan Penunjang
Sarankan pemeriksaan darah lengkap
Sarankan pemeriksaan spirometry
Sarankan pemeriksaan EKG
Foto Thoraks

Foto thoraks PA infiltrat pada kedua


lapang paru kiri dan kanan
(bronkopneumonia bilateral)
Diagnosis Banding

Dypsnea ec dd :
‒ PPOK eksaserbasi akut
‒ Pneumonia bilateral
‒ Asma persisten berat
‒ Bronkitis kronik
Hipertensi grade 2

Diagnosis

PPOK eksaserbasi akut


Hipertensi grade 2
Penatalaksanaan

• Non Medikamentosa
Posisi duduk semifowler

• Medikamentosa
Nebul combiven 1x
Ambroxol 3x30 mg
Amlodipin 1x10 mg
Rencana monitoring

:
1. Monitor tanda-tanda vital
2. Monitor keadaan umum
19
 
A. PROGNOSIS
 Ad vitam : Dubia ad bonam
 Ad functionam : Dubia ad malam
 Ad sanationam : Dubia ad malam
TINJAUAN
PUSTAKA
Anatomi Paru
Definisi Penyakit Paru Obstruksi Kronis

• Penyakit kronis progresif pada paru yang ditandai oleh adanya hambatan atau
sumbatan aliran udara yang bersifat irreversible atau reversible sebagian dan
menimbulkan konsekuensi ekstrapulmoner bermakna yang berkontribusi
terhadap tingkat keparahan pasien
• PPOK bukan emfisema, bukan bronchitis (GOLD 2015 & PDPI 2010)
• Eksaserbasi merupakan amplifikasi lebih lanjut dari respon inflamasi dalam salu-
ran napas pasien PPOK, dapat dipicu oleh infeksi bakteri atau virus atau oleh
polusi lingkungan
Faktor Risiko Penyakit Paru Obstruksi Kronis

• Asap rokok
• Paparan pekerjaan
• Polusi udara
• Infeksi berulang saluran respirasi
• Sosio ekonomi
• Kepekaan jalan nafas dan PPOK
• Tumbuh kembang paru
• Defisiensi α1 Antitrypsin (α1AT)
Patogenesis Penyakit Paru Obstruksi Kronis

• Inflamasi saluran napas pasien PPOK merupakan amplifikasi dari respon


inflamasi normal akibat iritasi kronis seperti asap rokok.
• Inflamasi paru diperberat oleh stres oksidatif dan kelebihan proteinase. Semua
mekanisme ini mengarah pada karakteristik perubahan patologis PPOK.
• Sel inflamasi PPOK ditandai dengan pola tertentu peradangan yang melibatkan
neutrofil, makrofag, dan limfosit.

Imamah IN, Sofro MAU, Johan A. Rehabilitasi paru terhadap perubahan sesak nafas dan fatigue pada pasien penyakit paru ob -
struksi kronik (PPOK). Adi Husada Journal.2017;3:18-22.
Patogenesis Penyakit Paru Obstruksi Kronis
Patologi Penyakit Paru Obstruksi Kronis

Perubahan patologis karakteristik PPOK diyemukan di saluran napas proksimal,


saluran napas perifer, parenkim dan vaskular paru, perubahan patologis akibat in-
flamasi kronis terjadi karena peningkatan sel inflamasi kronis di bebragai bagian
paru yang menimbulkan kerusakan dan perubahan struktural akibat cedera dan
perbaikanberulang
Patofisiologi Penyakit Paru Obstruksi Kronis

Keterbatasan Aliran Udara dan Air Trapping


Penurunan FEV1  gejala khas, obstruksi jalan napas perifer  udara terperangkap 
mengakibatkan hiperinflasi.

Mekanisme Pertukaran Gas


Ketidakseimbangan pertukaran gas menyebabkan kelainan hipoksemia dan
hypercapnia yang terjadi karena beberapa mekanisme.

Imamah IN, Sofro MAU, Johan A. Rehabilitasi paru terhadap perubahan sesak nafas dan fatigue pada pasien penyakit paru ob -
struksi kronik (PPOK). Adi Husada Journal.2017;3:18-22.
Patofisiologi Penyakit Paru Obstruksi Kronis

Hipersekresi lendir
metaplasia mukosa yang meningkatkan jumlah sel goblet dan membesarnya kelenjar
submukosa sebagai respons terhadap iritasi kronis saluran napas oleh asap rokok.

Eksaserbasi
Eksaserbasi merupakan amplifikasi lebih lanjut dari respon inflamasi dalam saluran
napas pasien PPOK

Imamah IN, Sofro MAU, Johan A. Rehabilitasi paru terhadap perubahan sesak nafas dan fatigue pada pasien penyakit paru ob -
struksi kronik (PPOK). Adi Husada Journal.2017;3:18-22.
Patofisiologi Penyakit Paru Obstruksi Kronis
Diagnosis Penyakit Paru Obstruksi Kronis
Gejala Keterangan
Sesak Progresif (sesak bertambah berat seiring berjalannya
waktu) Bertambah berat dengan aktivitas

Persistent (menetap sepanjang hari)

Batuk Kronik Hilang timbul dan mungkin tidak berdahak.

Batuk kronik berdahak: Setiap batuk kronik berdahak dapat mengindikasikan


PPOK.
Infeksi saluran napas berulang  

Riwayat terpajan factor resiko, Asap rokok, debu dan bahan kimia di tempat kerja, asap
terutama dapur
Riwayat keluarga dengan PPOK Contohnya, berat lahir rendah, infeksi saluran napas saat
dan/atau faktor masa kecil masa kecil, dll
Gambar 2. Formulir COPD Assesment Test (CAT)

Global strategy for the diagnosis, management, and prevention of chronic obstructive pulmonary disease (2018 report)
Tabel 3 mMRC

Munari AB, Gulart AA, dos Santos K, et al. Modified medical research council dyspnea scale in GOLD classification better re -
flects physical activities of daily living. Respir Care J. 2018:63(1);7785. doi:10.4187/respcare.05636
Diagnosis Penyakit Paru Obstruksi Kronis

Anamnesis
Riwayat merokok atau bekas perokok
Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat kerja
Riwayat penyakit emfisema pada keluarga
Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak,
Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi

Imamah IN, Sofro MAU, Johan A. Rehabilitasi paru terhadap perubahan sesak nafas dan fatigue pada pasien penyakit paru ob -
struksi kronik (PPOK). Adi Husada Journal.2017;3:18-22.
Diagnosis Penyakit Paru Obstruksi Kronis
Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi
Pursed-lips breathing
Barrel chest
Penggunaan otot bantu napas,
Hipertropi otot bantu napas, Pelebaran sela iga
(Bila terjadi) gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis di leher dan edema tungkai
Penampilan pink puffer atau blue bloater

Imamah IN, Sofro MAU, Johan A. Rehabilitasi paru terhadap perubahan sesak nafas dan fatigue pada pasien penyakit paru ob -
struksi kronik (PPOK). Adi Husada Journal.2017;3:18-22.
Diagnosis Penyakit Paru Obstruksi Kronis

Pemeriksaan Fisik
 
• Palpasi : Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar
• Perkusi : Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak diafragma rendah,
hepar terdorong ke bawah
• Auskultasi:
Suara napas vesikuler normal, atau melemah
Terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa
Ekspirasi memanjang, Bunyi jantung terdengar jauh

Imamah IN, Sofro MAU, Johan A. Rehabilitasi paru terhadap perubahan sesak nafas dan fatigue pada pasien penyakit paru ob -
struksi kronik (PPOK). Adi Husada Journal.2017;3:18-22.
Diagnosis Penyakit Paru Obstruksi Kronis

Pemeriksaan Penunjang
 

Spirometri
Pengukuran spirometri harus memenuhi kapasitas udara yang dikeluarkan secara
paksa dari titik inspirasi maksimal (Forced Vital Capacity (FVC)), kapasitas udara
yang dikeluarkan pada detik pertama (Forced Expiratory Volume in one second
(FEV1)), dan rasio kedua pengukuran tersebut (FEV1/FVC). 9

Imamah IN, Sofro MAU, Johan A. Rehabilitasi paru terhadap perubahan sesak nafas dan fatigue pada pasien penyakit paru ob -
struksi kronik (PPOK). Adi Husada Journal.2017;3:18-22.
Diagnosis Penyakit Paru Obstruksi Kronis
Pemeriksaan Penunjang
 Bronkodilator
Seorang penderita PPOK akan mendapatkan perubahan nilai FEV 1/APE <20% dan
<200ml dari nilai awal
Foto Thoraks
CT-Scan
Volum Paru dan Kapasitas Difusi
Oksimetri dan Analisa Gas Darah
Tes Latihan Dan Penilaian Aktivitas Fisik
Kadar α-1 Antitripsin
Elektrokardiografi (EKG)
Ekokardiografi
Bakteriologi
Klasifikasi tingkat keparahan GOLD berdasarkan hasil pengukuran spirometri

GOLD 1 Ringan FEV ≥80% prediksi


GOLD 2 Sedang 50% ≤ FEV1 < 80% prediksi
GOLD 3 Berat 30% ≤ FEV1 < 50% prediksi
GOLD4 Sangat berat FEV1 <30% prediksi
Klasifikasi PPOK

Gambar 1. Combined COPD Assessment


Klasifikasi Eksaserbasi PPOK

Tipe I (eksaserbasi berat), memiliki 3 gejala


Tipe II (eksaserbasi sedang), memiliki 2 dari 3 gejala
Tipe III (eksaserbasi ringan), memiliki 1 gejala ditambah infeksi saluran napas
atas lebih dari 5 hari, demam tanpa sebab lain, peningkatan batuk,
peningkatan mengi atau peningkatan frekuensi
Diagnosis banding Penyakit Paru Obstruksi Kronis
Diagnosis Gejala

PPOK Onset pada usia pertengahan.


Gejala progresif lambat.
Lamanya riwayat merokok.
Sesak saat aktivitas
Sebagian besar hambatan aliran udara ireversibel.
ASMA Onset awal sering pada anak.
Gejala bervariasi dari hari ke hari.
Gejala pada malam / menjelang pagi.
Disertai alergi, rinitis atau eksim .
Riwayat keluarga dengan asma.
Sebagian besar keterbatasan aliran udara reversibel
Diagnosis Gejala

Gagal Jantung Auskultasi,terdengar ronchi halus di bagian basal.


Kongestif Foto toraks tampak jantung membesar, edema paru.
Uji fungsi paru menunjukkan restriksi bukan obstruksi

Bronkiektasis Sputum produktif dan purulen.


Umumnya terkait dengan infeksi bakteri.
Auskultasi terdengar ronki kasar
Foto toraks /CT-scan toraks menunjukkan pelebaran dan penebalan bronkus.

Tuberkolosis Onset segala usia


Foto toraks menunjukkan infiltrat di paru.
Konfirmasi mikrobiologi (sputum BTA)
Prevalensi tuberkulosis tinggi di daerah endemis
Penatalaksanaan Penyakit Paru Obstruksi Kronis

Secara umum bahan edukasi yang harus diberikan adalah :


• Pengetahuan dasar tentang PPOK
• Obat-obatan, manfaat dan efek sampingnya
• Cara pencegahan perburukan penyakit
• Menghindari pencetus (berhenti merokok)
• Penyesuaian aktivitas
Penatalaksanaan Penyakit Paru Obstruksi Kronis

Terapi farmakologi
a. Bronkodilator
a. Agonis β2
a. SABA: Ex: salbutamol, fenoterol
b. LABA: Contoh: Formoterol, salmeterol, indacaterol, oladaterol, vilanterol (inhalasi)
b. Anti Kolinergik
a. SAMA: ex: Contoh: Ipratropium, oxitropium
b. LAMA: Ex: Tiotropium, aclidinium, umeclidinium, glycopyrronium bromide
Penatalaksanaan Penyakit Paru Obstruksi Kronis

Terapi farmakologi

b. Anti inflamasi
a. Kortikosteroid: Ex: Fluticasone, Budesonide
b. Glucocorticoid Oral
c. Phosphodiesterase-4 inhibitor: Roflumilast
Penatalaksanaan Penyakit Paru Obstruksi Kronis
Terapi farmakologi

c. Obat lain
a. Antibiotik : Azithromycin / erythromycin
b. Mukolitik : carbocysteine / N-acetylcysteine
Pencegahan Penyakit Paru Obstruksi Kronis

1. Mencegah terjadinya PPOK

2. Mencegah perburukan PPOK


3. Strategi Public Health service report USA adalah:
Ask : lakukan identifikasi perokok pada setiap kunjungan
Advice : terangkan tentang keburukan/dampak merokok
Assess : yakinkan pasien untuk berhenti merokok
Assist : bantu pasien dalam berhenti merokok
Komplikasi Penyakit Paru Obstruksi Kronis

Infeksi berulang
Kor pulmonal
Gagal Napas
Prognosis Penyakit Paru Obstruksi Kronis

• Beberapa penelitian menunjukkan predictor mortalitas pasien PPOK adalah usia


tua dan penurunan forced expiratory volume per detik (FEV1).
• Pasien usia muda dengan PPOK memiliki tingkat mortalitas lebih rendah
Masalah Analisa Masalah

Gejala : Gejala yang dialami oleh pasien sesuai dengan


Sesak yang terus menerus, mem- teori GOLD 2021.
berat dengan aktivitas, pasien ber- Yaitu :
jalan lebih lambat dari orang seu- sesak yang progresif, dipengaruhi aktivitas dan
sianya karena sesak. Pasien masih persisten
dapat beraktivitas dengan baik, batuk kronik, hilang timbul dengan atau tanpa
meskipun beberapa aktivitas sehari- diserati dahak
harinya terganggu batuk berdahak
Batuk> 2 minggu, disertai dahak 2 Berdasarka skor mMRC dikategorikan grade 2
hari karena pasien berjalan lebih lambat disbanding
Cepat Lelah orang seusianya karena sesak
Nafsu makan berkurang Berdasarkan skor CAT mendpat skor <10 kategori
ringan, pasien masih dapat melakukan aktivitas
sehari-hari meskipun ada beberapa aktivitas yang
terganggu.
Masalah Analisa Masalah

Riwayat eksaserbasi dan masuk RS Berdasarkan klasifikasi eksaserbasi, psien tergo-


Dalam setahun terakhir, pasien baru long klasifikasi derajat sedang karena pasien
kali ini datang lagi ke RS karena memiliki 2 dari 3 gejala eksaserbasi.
sesak yang memberat sehingga
mengganggu tidurnya.
Masalah Analisa Masalah

Riwayat kebiasaan sosial : Pasien merokok sebanyak ±24 batang selama


Riwayat merokok dengan indeks 24 tahun, indeks brinkman 1008 rokok yang sudah
brinkman kategori berat dikonsumsi sehingga dikategorikan sebagai perokok
berat.
Hal ini sesuai dengan teori GOLD 2021 dalam
penilaian gejala, yaitu adanya Riwayat paparan factor
resiko seperti rokok, debu, bahan kimia di tempat
kerja dan aap dapar.
Pada pasien factor risiko utamanya adalah merokok
Masalah Analisa Masalah

Diagnosis kerja : Diagnosis PPOK pada psien ditegakkan berdasarkan


PPOK Eksaserbasi akut + gejala sesak yang perisisten disertai batuk yang berdahak
hipertensi grade 2 dan Riwayat merokok pada pasien.
Penilaian spirometri berguna dalam menegakkan
diagnosis PPOK, namun nilai spirometri yang
menggambarkan adanya hambatan aliran udara jika
sudah terjadi hambatan aliran udara yang berat.
Sedangkan pada hambatan aliran udara ringan, dapat di-
jumpai adanya gejala yang timbul.
Sehingga pada pasien meskipun tidak dilakukan pemerik-
saan spirometri masih dapat ditegakkan diagnosis
berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik, serta foto rot-
gen
thoraks.
Hipertensi grade 2 adalah TD sistol >169mmHg dan
diastole >199mmHg
Masalah Analisa Masalah

Tatalaksana : Combivent mengandung bahan aktif ipratropium


Combiven 1x bromide dan salbutamol sulfat.
Ambroxol 3x30mg Ambroxol merupakan obat mukolitik atau pengencer
Amlodipine 1x10mg dahak yang bekerja memecahkan serat asam
mukopolisakarida sehingga dahak menjadi lebih encer
dan mudah dikeluarkan saat batuk
Amlodipin adalah obat hipertensi golongan calcium
channel blocker
Thank you

Anda mungkin juga menyukai