Anda di halaman 1dari 64

Manajemen Kasus

Congestive Heart Failure (CHF)


Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Hipertensi
Hana Hanifah (16711044)
Pembimbing:
dr. Endah Dewati K.S, Sp.JP (K)
Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Usia : 48 tahun
J. Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Dagangan, Madiun
Status : Menikah
Tanggal MRS : 29 Desember 2021
Keluhan utama
Dada terasa sesak
Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
2 HSMRS 1 HSMRS HMRS

Dada terasa sesak Sesak nafas memberat, Periksa ke dr. Endah Sp.JP
- Hilang timbul tidak mereda dengan  rujuk ke IGD RSSM
- Timbul awalnya setelah
istirahat
bersih-bersih rumah
- Memberat dengan
aktivitas
- Berkurang saat istirahat
- Belum mengonsumsi
obat apapun

Keluhan disertai keringat dingin (+), mual (+), nafsu makan berkurang (+), dan nyeri kepala
(+). Keluhan demam, nyeri dada, batuk, muntah disangkal
Anamnesis Sistem

Serebrospinal Kardiovaskuler Respirasi


Nyeri kepala (+), pusing Berdebar (-), nyeri dada(-) Batuk (-), pilek (-), sesak (+),
berputar (-), demam (-) anosmia (-)

Gastrointestinal Urogenital Muskuloskeletal


Nyeri telan (-), mual (+), nafsu BAK sediit (-), nyeri (-), Menggigil (-), nyeri sendi (-)
makan menurun (+) perubahan warna (-)
RPD RPK
01 Keluhan serupa
sebelumnya (-) 01 Riwayat DM (+) pada
ibu pasien
Riwayat hipertensi
sejak 12 tahun yang
02 lalu (saat hamil anak
kedua)  tidak rutin
kontrol

03 Riwayat DM (-)
Riwayat Kebiasaan
• Pasien adalah ibu rumah tangga
• Kegiatan sehari-hari melakukan pekerjaan rumah (cuci baju, ngepel dll)
• Pasien sering jalan kaki di pagi hari sekitar 10-15 menit
• Pasien suka mengonsumsi gorengan, setiap hari makan sayur-sayuran,
jarang mengonsumsi buah, minum air cukup
• Suami pasien perokok, namun jarang merokok di dalam rumah
• Tidur lebih nyaman menggunakan 2 bantal
Pemeriksaan Fisik Tanda Vital
Tek. Darah: 100/70 mmHg
Status Generalis Respirasi : 20x/menit
KU Baik, tidak tampak sesak Nadi : 84x/menit
Kesadaran CM Suhu : 36,2℃
GCS 4,5,6 SpO2 : 100 dengan O2 nasal 3 lpm

TTV IGD (29-12-2021)


Tek Darah : 219/118 mmHg
Status Gizi Respirasi : 21 x/menit
BB : 65 kg Nadi : 119 x/menit
TB : 155 cm Suhu : 36℃
BMI : 27,1 (overweight) SpO2 : 100%
Pemeriksaan Fisik
Kepala Leher
• Anemis (-) • dypsneu (-)
• ikterik (-) • pembesaran kelenjar tiroid (-)
• sianosis (-) • JVP 5+4 cmH2O

Thoraks - Cardio
Inspeksi : normochest, IC tidak terlihat
Palpasi : IC teraba di SIC V linea aksilaris anterior sinistra
Perkusi :
- Batas kanan : Linea parasternal dextra SIC III
- Batas kiri : Linea axilaris anterior sinistra SIC V
- Batas pinggang : Linea parasternal sinistra SIC II
Auskultasi : S1 S2 tunggal regular, S3 gallop (-), murmur (-)
Pemeriksaan Fisik
Thoraks – Pulmo
Inspeksi : pengembangan dada simetris
Palpasi : fremitus taktil simetris
Perkusi : Sonor kedua lapang paru
Auskultasi : SDV - - Rhonki - - wheezing - -
- - + + - -
Abdomen
Inspeksi : sikatrik (-), distensi (-)
Auskultasi : peristaltik (+)
Palpasi : Bising usus (+), Soepel (+), nyeri tekan (-), hepar teraba 3 jari di
bawah arcus costa, permukaan rata, konsistensi lunak
Perkusi : Timpani di seluruh kuadran abdomen
Pemeriksaan Fisik

Ekstremitas

Akral hangat + +
+ +
CRT < 2 detik
- -
Oedema tungkai
- -
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan Lab
(29 Desember 2021)
HEMATOLOGI
Hemoglobin 11,7 12.0-16.0
Hitung Leukosit 9,06 4.7-11.3
Trombosit 354 142-424
Hematocrit 37,2 38-42
Hitung Eritrosit 4,80 4.0-5.5
MCV 77,4 80-93
MCH 24,3 27-31
MCHC 31,4 32-36
Hitung Jenis Leukosit
Eosinofil 1,7 0-3
Basofil 1,3 0-1
Neutrofil 61,8 50-62
Limfosit 29 25-40
Monosit 6,2 3-7
Pemeriksaan Lab
(29 Desember 2021)
KIMIA KLINIK Analisa Gas Darah
6.89 7,35 - 7,45
Albumin 3,34 3,8 - 5,0 • pH
92 35 - 45
SGOT 14 8 - 31 • PCO2
23,08 80 -100
SGPT 13 6 - 31 • PO2
21 - 28
8,1
BUN 6,3 10 - 20 • Bikarbonat (HCO3)
Creatinin 0,89 0,6 – 1,1
GDS 138 < 140
Natrium Darah 136 136-145
Kalium Darah 3,6 3.5-5.1
Chloride Darah 110 97 – 111
CK – MB 9,1 < 25

Kesimpulan: Hipoalbuminemia, asidosis metabolik


Foto Polos
Thorax (PA)
(29 Desember 2021)

Interpretasi Rontgen Thorax


Cor Membesar (CTR>50%)

Pulmo Perselubungan perihilar dextra et


sinistra
Sudut Kanan dan kiri tajam
Costofrenikus

Cardiomegaly
Kesimpulan
Oedema Pulmonum
EKG
(29 Desember 2021)
- Setting EKG: 25 mm/s, 10 mm/mV
- Irama sinus
- Frekuensi 120 kali/menit regular
- Axis normal
- LVH  Kriteria Cornel
- Q wave di V1-V5
- Terdapat ST elevasi pada lead V1-V5
- Terdapat T inversi pada VI-V5
- Terdapat ST depresi pada Lead II

Kesimpulan: Occlusive Myocard Infarct


(OMI) anterior luas
Pemeriksaan Lab
(30 Desember 2021)
KIMIA KLINIK
Protein Total 8,10 6,0 – 8,0
Albumin 3,93 3,5 – 5
Globulin 4,17 2,9 – 4,5
Cholesterol Total 263 < 200
Cholesterol HDL 55,7 40 - 60
LDL Direct 195 < 150
Trigliserida 165 < 200
Asam urat 9,97 2,6 – 6,0
Gula Darah Puasa 137 < 100
Gula Darah 2 Jam PP 172 < 140
Planning Terapi
Diagnosis: O2 nasal canule 4 lpm
Infus PZ 8 tpm
CHF NYHA III DC (urin tampung)
Acetosal (aspirin) 300 mg SD PO

PJK OMI anterior


Clopidogrel 300 mg SD PO
Lovenox Inj 2x0,6 SC
NTG pump 5  10  15  20  25 max 200 mcg

HT Stage II Captopril 3 x 25 mg
Amlodipine 1x5 mg
Bila SpO2 > 95%  extra morfin 1 mg IV
Atorvastatin 2 mg 0-0-1
Diazepam 2 mg 0-1-1
Landasan Teori
Hipertensi
Definisi
Berdasarkan JNC VII, seseorang dikatakan hipertensi bila tekanan sistolik nya melebihi
140 mmHg dan atau diastoliknya melebihi 90 mmHg berdasarkan rerata dua atau tiga
kali kunjungan yang cermat sewaktu duduk dalam satu atau dua kali kunjungan.
Epidemiologi

WHO: hipertensi merupakan penyebab utama terjadinya 62% kasus cerebrovascular disease dan 49%
penyebab penyakit jantung iskemik
Prevalensi dunia memperkirakan terdapat 1 milyar individu yang mengalami hipertensi.
Etiologi Etiologi
Patofisiologi
Patofisiologi
Manifestasi klinis
Klasifikasi Hipertensi
Tata Laksana
Pilihan Obat
Anti-Hipertensi
Tata Laksana
Non Farmako
• Modifikasi gaya hidup berupa penurunan berat badan (target indeks massa tubuh dalam batas
normal untuk Asia-Pasifik yaitu 18,5-22,9 kg/m2
• kontrol diet berdasarkan DASH mencakup konsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, serta produk
susu rendah lemak jenuh/lemak total
• penurunan asupan garam dimana konsumsi NaCl yang disarankan adalah < 6g/hari.
• target aktivitas fisik minimal 30 menit/hari dilakukan paling tidak 3 hari dalam seminggu
Komplikasi
Komplikasi
Congestive Heart
Failure (CHF)
Definisi
Congestive Heart Failure (CHF) merupakan
suatu sindrom klinis yang terjadi akibat
kelainan fungsi maupun struktur jantung,
sehingga menyebabkan gangguan pengisian
dan/ pompa ventrikel.
Epidemiologi
Penyebab kematian terbanyak ditempati oleh penyakit
kardiovaskuler dan degenatif, menyebabkan 5x lebih
banyak dari penyakit infeks

Pada tahun 2018 prevalensi penyakit gagal jantung di


Indonesia sebesar 1,5% atau 29.550 orang
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis
Klasifikasi
Pemeriksaan Penunjang
EKG
- Identifikasi adanya infark miokard
- Abnormalitas irama (ex: AF)
- Abnormalitas ruang jantung2
Rontgen Thoraks
• Cardiomegali
• Edema pulmonal
• Efusi pleura
Pemeriksaan Lab
Peptida Natriuretik
• Meningkat seiring dengan tekanan dinding ventrikel: waktu paruh panjang
Ekokardiografi
• Menilai fungsi ventrikel, membedakan HFrEF dan HFpEF
Tata Laksana Farmakologi
Tata Laksana Non

Farmakologi
Pemantauan berat badan mandiri rutin setiap hari jika terdapat kenaikan berat badan >
2 kg dalam 3 hari, pasien harus menaikan dosis diuretik atas pertimbangan dokter.
• Restriksi cairan 900- 1,2 Liter/hari dipertimbangkan terutama pada pasien dengan
gejala berat yang disertai hiponatremia.
• Pengurangan berat badan pasien obesitas (IMT > 30 kg/m2) dengan gagal jantung
dipertimbangkan untuk mencegah perburukan gagal jantung, mengurangi gejala dan
meningkatkan kualitas hidup.
• Latihan fisik direkomendasikan kepada semua pasien gagal jantung kronik stabil.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat muncul berupa atrial fibrilasi, emboli sistemik, gangguan elektrolit,
dan syok kardiogenik.
Penyakit Jantung
Koroner (PJK)
Definisi
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah jenis penyakit jantung dimana
penghantaran oksigen arteri koroner jantung terhambat. Infark miokard
didefinisikan sebagai nekrosis miokard yang disebabkan oleh tidak
adekuatnya pasokan darah akibat sumbatan akut arteri koroner.
Epidemiologi
● Penyakit jantung iskemik menjadi salahsatu
penyakit penyebab kematian tersering di dunia.
Berdasarkan data WHO, angka kematian akibat
PJK meningkat dari 7.200.000 pada 2002
menjadi 11.000.000 pada 2020.

● Pada tahun 2014 PJK menjadi penyebab


kematian no 2 di Indonesia
- Merokok
- Sedentary life style
- Dislipidemia
DAPAT DIUBAH - Obesitas
- DM
- Hipertensi
FAKTOR RISIKO - Kolesterol tinggi

- Usia
TAK DAPAT
- Jenis Kelamin
DIUBAH
- Riwayat
Keluarga
Diagnosis
1. Keluhan Klinis
Nyeri dada/ chest discomfort dengan karakteristik
● berlangsung lebih dari 20 menit
● rasa tertekan atau berat
● retrosternal, bisa di tengah atau di dada kiri
● menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, area interskapular, atau epigastrium.  salah
interpretasikan sebagai dispepsia
● disertai keringat dingin, rasa mual dan muntah, nyeri abdominal, sesak napas, rasa lemas,
dan pingsan
2. Gambaran EKG
Penilaian ST elevasi dilakukan pada J point dan ditemukan pada 2 sadapan yang bersebelahan. Nilai
ambang elevasi segmen ST untuk diagnosis STEMI untuk pria dan perempuan pada sebagian besar
sadapan adalah 0,1
Diagnosis
• ST Depresi
Diagnosis
Depresi segmen ST yang diagnostik adalah sebesar ≥0,05 mV di sadapan V1-V3 dan ≥0,1 mV di
sadapan lainnya.
• T Inversi
Inversi gelombang T yang simetris ≥0,1 mV mempunyai spesifitas tinggi untuk untuk iskemia akut.
• Gelombang Q patologis yang lebar > 1 mm atau > 0,4 detik dan dalamnya >2 mm (lebih 1/3 dari
amplitudo QRS pada sandapan yang sama) menunjukkan adanya miokard yang nekrosis.
Diagnosis
Diagnosis
3. Kenaikan enzim jantung
Troponin meningkat 3-4 jam setelah awitan infark, menetap 2 minggu
CKMB meningkat 4-6 jam mencapai puncak dalam 12 jam, menetap hingga 2 hari
Tata Laksana Awal
• Tirah baring dan O2

• Aspirin 160-320 mg PO tablet kunyah

• Clopidogrel 300 mg PO
MONACO
• NTG 0,3-0,6-1,5 mg atau ISDN 2,5-15 mg
sublingual

• Morfin sulfat 1-5 mg IV


Tata Laksana Awal
Catatan:
Pada STEMI inferior perlu dilihat apakah
terdapat RV infark dengan EKG kanan
Tx ISDN/NTG tidak disarankan karena dapat Pemberian agen inotropic disarankan.
mengakibatkan ↓ preload ventrikel kiri. Seperti pemberian dopamine atau
dobutamine, karena dapat meningkatkan
volume sekuncup RV
ISDN/NTG dapat
diganti dengan
diazepam atau
petidin
Tata Laksana
Reperfusi
Tata Laksana Fibrinolitik
Komplikasi
Syok Kardiogenik
Gagal Jantung
Aritmiaa
Thank You

Anda mungkin juga menyukai