Endokarditis
Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing:
dr. Bogie Putra Palinggi, Sp.JP, FIHA
Telah menyelesaikan tugas lapoean kasus dalam rangka kepaniteraan klinik Bagian
Ilmu Kardiologi Fakultas Kedokteran Universitas Bosowa.
Pembimbing
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
- Nama : Tn. NM
- Umur : 53 tahun
- Jenis Kelamin : Laki-laki
- Agama : Islam
- Status Pernikahan : Sudah menikah
- Alamat : Jl. Veteran Selatan Aspol
- Pekerjaan : Polisi
- Tanggal Masuk : 05 Juni 2022
- Ruangan : CVCU
- No.RM : 395442
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Elektrokardiogram (EKG)
Intepretasi :
- Laju jantung : x/menit
- Irama: regular
- Axis : L1 ( - ) dan Avf ( + ) => LAD asix defiasi
- Gelombang P : ada
- Interval PR : Normal (3-5 kotak kecil / 0,12-0,2 s)
- Kompleks QRS : normal (< 3 kotak kecil )
- Segmen ST : Ada (ST depresi)
- Gelombang T : Ada
2. Ekokardiografi
Intepretasi :
- Possible infective endocarditis
3. Pemeriksaan Labolatorium
1) Pemeriksaan darah rutin
Darah Rutin Hasil Nilai Rujukan
WBC + 24.06 4.11 – 11.30
RBC - 3.43 4.50 – 5.90
HGB - 9.1 14.0 - 17.5
HCT - 28.2 41.5 – 50.4
MCV - 82.2 80.0 – 96.1
MCH - 26.5 27.5 – 33.2
MCHC - 32.3 33.4 – 35.5
PLT - 113 172 – 450
PCT - 0.11 0.17 – 0,35
NEU + 22.31 1,80 – 7.70
W-CV - 14.3 11.6 – 14.6
W-SD - 43.2 37.0 – 54.0
Mono + 0.89 0.00 – 0.80
Lymph + 0.85 1.00 – 4.80
Kesan Anemia
Leukositosis
Trombositopenia
C. Diagnosis
- Endokarditis
- Cerebral infaction
- Suspek cardio emboli
- CKD on HD
- CAD
D. Rencana Penatalaksanaan
a) Tatalaksana Pertama (Instalasi Gawat Darurat)
- Pemasangan infus Nacl 0,9% -/- 16 tpm
- Paracetamol 1 gr/drips
b) Tatalaksana CVCU
Obat injeksi :
- NacL 0.9% 7 tpm
- Inj. Mecobalamin 1 amp/12j
- Moxifloxacin 1 btl/24j
- Paracetamol infus k/p (jika s:38c)
Obat oral :
- CPG 75 mg I x I ( Pagi )
- Vip albumin 2xI (Pagi-malam)
- Nitrokaf 2xI (Pagi-malam)
- Atorvastatin 20 mg (malam)
- Valsartan 160 mg I x I (malam)
- Amplodipine 10 mg (malam)
- Zinc 20 mg (pagi)
Follow Up :
Tabel 2. Hasil Follow Up Tn. NM
Tanggal TTV Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter
05/6/2022 O R/
07.00 - Hr : 80x/menit Inj NacL 0.9% /12
- TD: 120/80 mmHg tetes/menit
- Nadi: 74x/menit Clopidogrel 75
- SpO2 : 95% mg/24j/oral
- S : 38,5c Mecobalamin 500
- GCS :15 mg/12j/intravena
A Vip albumin 1
- Cerebral infaction caps/10j/oral
- Suspek cardio Paracetamol 1
emboli gr/intravena (s:
- CKD on HD 38,5c)
- CAD
06/ 6/2022 O R/
07.20 - HR : 80x/menit Inj NacL 0.9% /12
- TD: 145/60 mmHg tetes/menit
- Nadi: 85x/menit Clopidogrel 75
- SpO2 : 95% mg/24j/oral
- S : 36,5c Mecobalamin 500
- GCS :15 mg/12j/intravena
A Vip albumin 1
- Cerebral infaction caps/10j/oral
- Suspek cardio
emboli
- CKD on HD
- CAD
- Hypersensitive
heart disease
07/6/2022 O R/
08.00 - HR : 80x/menit Inj NacL 0.9% /12
- TD: 136/44 mmHg tetes/menit
- Nadi: 84x/menit Clopidogrel 75
- SpO2 : 95% mg/24j/oral
- S : 36,5c Mecobalamin 500
- GCS :15 mg/12j/intravena
A Vip albumin 1
- Cerebral infaction caps/10j/oral
- Suspek cardio
emboli
- CKD on HD
- CAD
BAB II
PENDAHULUAN
A. Definisi9,10
A. Epidemiologi9
Insidens endokarditis infeksi sebesar 3-10 kasus per 100.000 pasien per tahun.
Rasio laki-laki dan perempuan lebih dari 2:1. Kejadian endokarditis infeksi meningkat
seiring bertambahnya usia. Saat era sebelum antibiotik, endokarditis infeksi terutama
menyerang orang dewasa usia muda-pertengahan yang memiliki penyakit jantung
rematik (PJR) dan penyakit jantung bawaan (PJB).
B. Etiologi1,7,8,9
C. Patofisiologi2
F. Diagnosis3,4
Diagnosis definitif EI ditegakkan apabila terdapat 2 kriteria mayor, atau 1 kriteria mayor
Pemeriksaan Laboratorium
Temuan pemeriksaan laboratorium EI tidak spesifik. Dapat ditemukan peningkatan
leukosit, laju endap darah, C-reactive protein, dan faktor reumatoid. Kreatinin dapat
meningkat akibat nekrosis tubular akut, nefritis kompleks imun, atau emboli renal.
Urinalisis dapat ditemukan hematuria, piuria, atau proteinuria.
Pemeriksaan Mikrobiologis
Pemeriksaan kultur darah penting untuk identifikasi mikroorganisme penyebab dan
menegakkan diagnosis. Diperlukan minimal 3 sampel darah dari 3 tempat
pengambilan berbeda di vena perifer dengan jarak waktu minimal 30 menit terpisah,
dilakukan sebelum memulai terapi antibiotik. Mikroorganisme penyebab dapat
teridentifikasi pada 90% kasus. Hasil kultur darah negatif dapat dijumpai pada
sebagian kasus, akibat terapi antibiotik sebelum kultur dan mikroorganisme tertentu
yang sulit tumbuh atau membutuhkan media spesifik seperti Coxiella, Bartonella,
Brucella, grup HACEK, dan jamur. Pemeriksaan lanjutan seperti tes serologis atau
polymerase chain reaction dari darah atau spesimen katup dapat dilakukan pada
kasus kultur darah negatif.
Elektrokardiogram (EKG)
Pemeriksaan EKG tidak memberikan gambaran spesifik, tetapi dapat mengevaluasi
komplikasi seperti gangguan konduksi (akibat perluasan infeksi) dan iskemi (akibat
emboli sirkulasi koroner).
Ekokardiografi
Ekokardiografi merupakan modalitas pencitraan terpenting untuk diagnosis EI.
Ekokardiografi dapat menemukan vegetasi, abses, fistula, perforasi katup,
regurgitasi katup, dan dehisensi katup prostetik. Ekokardiografi transtorakal dapat
menjadi pemeriksaan awal pada semua kasus kecurigaan EI. Apabila hasil
ekokardiografi transtorakal negatif tetapi kecurigaan klinis EI sangat tinggi atau
kasus katup prostetik, harus dilakukan ekokardiografi transesofageal karena
memiliki visualisasi lebih baik.
Pemeriksaan computed tomography (CT) kardiak dapat menjadi modalitas
tambahan apabila ekokardiografi tidak memberikan gambaran anatomi yang jelas.
CT kardiak dapat menggambarkan anatomi paravalvular dan komplikasi (misalnya
abses paravalvular, aneurisma mikotik) dengan jelas.
BAB II
TATALAKSANA
Terapi Spesifik
Antibiotik spesifik harus segera diberikan setelah patogen teridentifikasi, disesuaikan
dengan pola sensitivitas, dan keterlibatan katup (asli atau prostetik). Terapi antibiotik
EI katup prostetik membutuhkan waktu lebih lama (minimal 6 minggu) daripada EI
katup asli (2-6 minggu). Berikut ini adalah regimen antibiotik spesifik untuk EI
berdasarkan panduan ESC 2015 (Tabel 4 - 7).
A. Komplikasi9
B. Prognosis9
Tingkat mortalitas pasien EI masih tinggi meskipun terapi EI kini telah berkembang
pesat. Mortalitas di rumah sakit pada pasien EI berkisar dari 15-30%.17 Prognosis
pasien EI dipengaruhi oleh 4 faktor utama, yaitu: karakteristik pasien, ada tidaknya
komplikasi, organisme penyebab infeksi, dan temuan ekokardiografi (Tabel 9).
BAB IV
PENCEGAHAN
PENUTUP