Anda di halaman 1dari 13

BAGIAN KARDIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN TELAAH JURNAL


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MEI 2022

Atrial Fibrillation and Heart Failure

breakthrough
Medical
Leonard Bergau, Philipp Bengel, Vanessa Sciacca, Thomas Fink, Christian Sohns dan Philipp Sommer

Ditelaah oleh :
Yugni Maula Thahira 11120212054

Pembimbing :
2022

dr. Bogie Putra Palinggi, Sp.JP, FIHA


DESKRIPSI ARTIKEL

Judul
Atrial Fibrillation and Heart Failure

Penulis
Leonard Bergau, Philipp Bengel, Vanessa Sciacca, Thomas
Fink, Christian Sohns dan Philipp Sommer

Publikasi
Journal of Clinical Medicine
ABSTRAK

Fibrilasi atrium (atrial fibrillation [AF]) adalah aritmia menetap yang paling umum di seluruh dunia dan
memiliki hubungan yang kuat dengan gagal jantung (heart failure [HF]). Seringkali masih belum jelas apakah
HF adalah penyebab atau konsekuensi dari AF karena kompleksitas proses yang terlibat baik dalam

2022
kelangsungan AF dan perkembangan HF. Sampai saat ini, dua strategi terapi diterima sebagai standar perawatan
pada pasien AF dengan gagal jantung. Kontrol ritme (rhythm control) bertujuan untuk mengembalikan ritme
sinus secara permanen, sedangkan strategi kontrol laju (rate control) bertujuan untuk memperlambat laju
ventrikel tanpa penghentian AF. Sejumlah besar penelitian penting yang menyelidiki strategi terapi optimal pada
pasien HF telah diterbitkan dalam 5 tahun terakhir. Artikel ini menyoroti studi sehubungan dengan keterlibatan
AF dalam menyebabkan disfungsi ventrikel kiri dan membahas strategi optimal pada pasien gagal jantung yang
menderita AF.
Pendahuluan

Fibrilasi atrium (AF) adalah aritmia jantung yang paling umum di seluruh dunia dengan
peningkatan prevalensi dan dampak yang besar pada kesehatan masyarakat dan kesehatan ekonomi. Ada
dua pendekatan terapeutik untuk pengobatan AF—kontrol ritme dan kontrol laju. Kontrol ritme
bertujuan untuk mempertahankan ritme sinus, sedangkan tujuan kontrol laju adalah untuk
memperlambat laju ventrikel. Pada awal 2000-an, percobaan AFFIRM menunjukkan kesetaraan antara
kedua konsep mengenai primary endpoint kematian dan stroke. Studi lain oleh Roy et al. menunjukkan
hal yang sama pada pasien gagal jantung (HF).
Pendahuluan

Namun, pada kelompok kontrol ritme dari kedua studi, penggunaan obat antiaritmia, terutama
amiodaron, secara signifikan lebih tinggi. Potensi efek samping dari penggunaan amiodaron kronis telah
mempengaruhi kematian dalam penelitian ini. Sejak saat itu, keamanan dan kemanjuran strategi kontrol
ritme telah meningkat secara signifikan, terutama dengan menetapkan isolasi vena pulmonal (PVI)
berbasis kateter sebagai strategi rutin pada pasien AF simtomatik. Berbeda dengan penelitian yang
disebutkan di atas, dalam beberapa tahun terakhir bukti telah berkembang untuk menunjukkan bahwa
kontrol ritme meningkatkan hasil, terutama pada pasien dengan (HF).
Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan bukti terkini dari mekanisme terkait AF yang mengarah
pada gagal jantung dan pendekatan terapeutiknya.
Dampak AF pada
Fungsi Atrium

AF kronis menyebabkan stres oksidatif intraseluler → kelebihan kalsium dan timbulnya kaskade
inflamasi → aritmia dan remodeling LA → fibrosis; “Gagal Atrium”

202
2
Dampak AF pada
Fungsi Ventrikel Kiri

Lingkaran setan antara fibrilasi atrium dan gagal jantung. Aktivasi tidak teratur merusak fungsi ventrikel kiri
dengan produksi intraseluler spesies oksigen reaktif. Hal ini menyebabkan gangguan LV-Ca2+-handling dan
remodeling listrik. Pada gagal jantung, tekanan pengisian meningkat dan kaskade neurohumoral diaktifkan.
Keduanya berkontribusi pada remodeling listrik dan struktural atrium.
202
2
Pertahankan Irama atau Perlambat Laju?
Penatalaksanaan AF pada Pasien Gagal Jantung
• Pasien dengan jumlah 363 orang dengan AF dan fraksi ejeksi ventrikel kiri (LVEF)
CASTLE-AF 35% dibagi ke kelompok intervensi dengan kontrol ritme melalui ablasi kateter atau
pengobatan konservatif dengan obat antiaritmia
• Primary endpoint adalah kematian dan rawat inap
• Selama follow up, endpoint terjadi pada 51 (28,5%) pasien dalam kelompok
intervensi
• Hampir dua kali lebih banyak pasien (n = 82; 44,6%) mencapai endpoint pada
kelompok konvensional (p <0,01)
• Peningkatan LVEF (median +8,0%) pada kelompok ablasi dibandingkan dengan
LVEF yang hampir tidak berubah pada kelompok kontrol (median +0,2%)
• Outcome : Favors catheter ablation

202
2
Pertahankan Irama atau Perlambat Laju?
Penatalaksanaan AF pada Pasien Gagal Jantung
• Pasien dengan AF dan LVEF 35% berjumlah 66 orang diacak untuk ablasi kateter atau
CAMERA-
MRI kontrol laju
• Selama follow up, ada peningkatan yang signifikan pada LVEF pada kelompok ablasi
(rata-rata absolut +18,3%) dibandingkan dengan pasien dengan AF yang terkontrol
(rata-rata +4,0%)
• Outcome : favors catheter ablation

202
2
Pertahankan Irama atau Perlambat Laju?
Penatalaksanaan AF pada Pasien Gagal Jantung
• Penelitian ini menyelidiki strategi optimal pada pasien AF yang baru didiagnosis
EAST-
AFNET 4 • Kriteria inklusi utama adalah diagnosis AF tidak lebih dari 12 bulan
• Subyek kemudian dialokasikan 1:1 untuk kontrol laju (arm control) atau kontrol ritme
(therapy arm)
• Primary endpoint adalah kematian akibat kardiovaskular, stroke, rawat inap karena
gagal jantung, atau sindrom koroner akut
• Sebanyak 316 pasien pada kelompok kontrol memenuhi endpoint dibandingkan
dengan 249 pasien pada kelompok terapi (p <0,05)
• Outcome : favors rhythm control

202
2
Pertahankan Irama atau Perlambat Laju?
Penatalaksanaan AF pada Pasien Gagal Jantung
• Total 133 pasien diacak ke salah satu kelompok kontrol ritme ablasi AV-node dan
APAF-CRT
implantasi CRT atau kontrol laju berbasis obat
• Primary endpoint adalah semua penyebab kematian
• Endpoint terjadi pada tujuh (11%) pasien dalam kelompok CRT dibandingkan dengan
20 (20%) pada kelompok yang dipandu obat (HR 0,26; p <0,01)
• Outcome : favors AV-node and CRT

202
2
Kesimpulan
AF dan gagal jantung merupakan dua entitas penyakit yang sering dihubungkan bersama, karena AF
memfasilitasi terjadinya HF dan sebaliknya. Sampai saat ini, literatur dengan jelas menyoroti efek negatif AF
pada fungsi ventrikel kiri dan manfaat dari strategi kontrol ritme. Oleh karena itu, tampaknya tepat bahwa

breakthrough
Medical
pemulihan irama sinus, sebaiknya dengan ablasi kateter, harus menjadi tujuan utama pada pasien gagal jantung.
Jika irama sinus tidak dapat dipulihkan dan AF dianggap permanen, kemungkinan ablasi AV-node dan
implantasi CRT harus didiskusikan dengan pasien.

202
2
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai