● . Pasien dengan HFmrEF memiliki rata-rata, gambaran yang Lebih mirip dengan
HFrEF daripada HFpEF, karena mereka lebih sering pria, lebih muda, dan lebih
cenderung memiliki CAD. (50-60%)
Treatments for patients with heart failure with mildly reduced ejection
fraction
ICD on HFmrEF
● Uji coba yang dilakukan lebih dari 20 tahun yang lalu menunjukkan
tidak ada manfaat dari implantasi ICD untuk pencegahan sekunder
untuk HFmrEF
Heart failure with preserved ejection fraction
● Diagnosis HFpEF tetap menantang. Beberapa kriteria diagnostic telah diusulkan oleh masyarakat
dan dalam uji klinis.260 Kriteria ini sangat bervariasi dalam kepekaan dan spesifisitas mereka
untuk mendiagnosis HFpEF. Baru-baru ini, dua algoritma berbasis skor (H2FPEF dan HFA-PEFF)
Telah diusulkan untuk membantu diagnosis Sedangkan generalisasi skor telah diuji dalam berbagai
uji coba dan observasional. Kohort, kinerja diagnostik mereka bervariasi.
Pendekatan diagnostik yang disederhanakan ini Harus mencakup hal-hal
berikut :
● Gejala dan tanda-tanda HF.
● LVEF >_50%.*
● Bukti obyektif kelainan struktural atau fungsional jantung yang konsisten
dengan adanya disfungsi diastolik LV / meningkatkan tekanan pengisian LV,
termasuk kenaikan NPs
Manajemen Tim Multidisiplin
dalam Pencegahan dan
Pengobatan Gagal Jantung
Kronis
9.1 PENCEGAHAN GAGAL
JANTUNG
Edukasi mengenai faktor-faktor risiko munculnya
gagal jantung untuk mencegah terjadinya gagal
jantung perlu dilakukan pada setiap pemeriksaan
umum.
9.2 Manajemen Multidisiplin pada Gagal
Jantung Kronik
9.2.1 Metode Perawatan
1. Gejala gagal jantung yang berat dan menetap [NYHA kelas III (lanjut) atau IV]
2. Disfungsi jantung berat yang didefinisikan setidaknya satu dari beberapa hal sebagai berikut.
• LVEF ≤30%
• Gagal jantung kanan terisolasi (ARVC)
• Abnormalitas katup berat non-operable
• Abnormalitas kongenital berat non-operable
• Nilai BNP atau NT-proBNP yang tetap tinggi dan disfungsi diastolic ventrikel kiri atau abnormalitas structural
(menurut definisi HFpEF)
3. Episode kongesti paru ataupun sistemik yang membutuhkan diuretic intravena dosis tinggi (atau kombinasi diuretic)
atau episode low output yang membutuhkan inotropic atau obat-obatan vasoaktif atau aritmia malignan yang
membuat >1 rawat inap dalam 12 bulan.
4. Kapasitas aktivitas fisik yang sangat menurun dengan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas fisik atau hasil
test jalan 6 menit yang rendah (<300 m) atau pVO 2 <12mL/kg/min atau <50% predicted value, yang diperkirakan
berasal dari jantung
Deskripsi Profil Gagal Jantung Lanjut
menurut IRMACS
10.2 Manajemen
10.2.1 Terapi Farmakologis dan Terapi Pengganti Ginjal
● Pemberian inotropic dapat memperbaiki parameter hemodinamik, menurunkan kongesti,
meningkatkan cardiac output, dan memperbaiki perfusi perifer.
● Penggunaan inotropic intermiten jangka panjang dapat dipertimbangkan pada pasien rawat
jalan untuk memperbaiki kelas fungsional dan kualitas hidup.
● Pada pasien gagal jantung lanjut kadang dikarakteristikkan dengan adanya disfungsi ginjal dan
resistensi loop diuretic. Pemberian loop diuretic dua dosis diperbolehkan pada pemberian
pertama, diikuti dengan seiring dengan pemberian thiazid atau metolazone. Bila gagal, dapat
dipertimbangkan terapi penggantian ginjal.
10.2.2 Support Sirkulasi Mekanik (SSM)
SSM dapat meningkatkan kelangsungan hidup dan menurunkan gejala pasien dengan gagal
jantung lanjut. Penggunaan SSM dapat dipertimbangkan pada scenario lain sesuai dengan
table berikut.
10.2.3. Suport Sirkulasi Mekanik Jangka Pendek
● SSM Jangka pendek diindikasikan pada hipoperfusi organ perifer dan hipoksia pada konteks
syok kardiogenik.
● Tujuan : memberikan support pada sistem saraf pusat dan perfusi organ, untuk
mengembalikan kondisi asidosis dan kegagalan multi-organ hingga output pasien lebih baik,
transisi pada fasilitas SSM yang lebih baik atau transplantasi jantung, atau untuk
pendekatan paliatif.
AHF didefinisikan sebagai awitan gejala dan tanda gagal jantung yang muncul
secara cepat dan gradual (bertahap), dimana gejala dan tanda HF yang terjadi
cukup berat >> pasien mencari pertolongan medis segera.
● Acute Decompenasted HF (ADHF) : AHF yang terjadi pada pasien yang
sebelumnya sudah memiliki riwayat HF . Terjadi pada 50-70% kasus AHF.
● De Novo HF : AHF yang terjadi pada pasien yang sebelumnya tidak memiliki
riwayat HF sehingga AHF saat ini merupakan manifestasi pertama dari HF
Presentasi Klinis AHF
DIAGNOSIS AHF
KOMORBID HEART
FAILURE
Komorbid Kardiovaskular
1. Aritmia dan Gangguan Konduksi
a. Atrial FIbrilasi
b. Aritmia Ventrikular
c. Bradikardia simptomatik, pauase dan blok atrioventirkular
2. SIndroma Koroner Kronik (CCS) >> CAD
3. Valvular Heart Disease
a. Stenosis Aorta
b. Regurgitasi Aorta
c. Regurgitasi Mitral
d. Regurgitasi Trikuspid
4. Hipertensi
5. Stroke
Atrial Fibrilasi
● Aritmia ventrikel dapat menjadi komplikasi HF, namun dalam beberapa kasus dapat juga
menyebabkan HF.
● Manjamen awal : koreksi presipitan potensial (gangguan elektrolit, hipo/hiperglikemia,
dan obat pro-aritmia) dan optimalisasi terapi HF.
● Amiodaron efektif untuk supresi aritmia ventrikel
● Pada pasien PVC (kontraksi ventrikel prematur) >> dapat diberikan amiodaron
● Abalsi radiofrekuensi dapat menjadi pilihan karena dapat meningkatkan fungsi LV.
Bradikardia Simptomatik, Pauses dan Blok Atrioventrikular
Regurgitasi Disebabkan oleh abnormalitas apparatus valve dan Operasi repiar katup direkomendasikan pada pasien MR berat
mitral primer dapat menyebabkan HF dan HF simptomatik. Jika operasi kontraindikasi/risiko tinggi
maka dapat dipilih percutaneous repair
regurgitasi SMR paling sering terjadi akibat gangguan pada vetrikel Percutaneous edge-to-edge mitral vavlve repair dapat menjadi
mitral kiri. Dapat juga disebabkan oleh karena pembesaran pilihan pada pasie yang tidak memenuhi syarat operasi dn
sekunder annulus mitral akibat dilatasi atrium kiri tidak membutuhkan revaskularisasi koroner
Sedangknpad pasien HF dengan regurgitasi mitral sekunder
berat dan CAD yang membutuhkan revskularisasi, CABG dan
operasi katup mitral dapat dipertimbangkan
Regurgitsi regurgitasi aorta berat dapat menyebabkan dilatasi LV Terapi medis dapat memperbaiki gejala HF pada pasie
aorta progresif, disfungsi, HF, dan prognosis yang buruk. regurgitasi aorta : inhibitor RAAS.
Operasi katup aorta direkomendsikan pada paien dengan
regurgitasi aorta berat
HF-Gangguan Tiroid • Pemeriksaan fungsi tiroid direkomendasikan pada semua pasien HF (hipo/hipertiroid)
karena dapat menyebabkan atau memicu terjadinya HF
• Tatalaksana gangguan tiroid harus sesuai dengan general endocrine guideline dengan
target kadar TSH 7-10 mIU/L
HF-Obesitas • Obesitas merupakan faktor risiko hipertensi, CAD, dan HF. Restriksi kalori dan latihan fisik
bermanfaat untuk tatalaksana pasien HF dengan Obesitas
Fraility, Cachexia, • fraility adaah kondis dinamis multidimensi, tidak bergantung pada usia, yang
dan Sarcopenia membuat seorang individu leih rentn terhdap stressor. Pasien HF 6x lebih mudh
untuk terjadi fraility, sebaliknya individu frail (rentan) pun memiliki risiko HF yang
lebih tinggi. Taalaksana fraility pada pasn HF bersifat multifaktorial, meliputi
rehabilitsi fisik dengan latihan fisik, suplemetasi nutrisi.
• Cachexia : sindroma metabolik kompleks yang terkait dengan penyait yang
menasarinya dan ditandai ngan hilangnya massa otot dengan/tanpa massa lemak.
Gambaran klinis utamanya adalah penurunan BB (bebas eema 12 bulan) >5%. Kaena
berkatanjuga dengan penyakit kronis lainnya, seperti kanker, maka penyebab no-
kardiak pada cachexia pun harus selalu diselidiki.
• Sarcopenia : rendanya masa otot disertai dengan penurunan fungsi, kekuatan, dan
performans otot. Sarkopenia ditemukan pada 20-50% pasien dengn HFrEF dan seirng
dikaitkan dengan fraiity dan peningkatan mobiditas serta mortlita.
Imbalans elektrolit : • Hipokalemia (K<3,5 mmol/L) dan tejadi pada >50% pasien HF. Seringnya terjadi setelah
hipokalemia, pemberian loop diuretik dan diuretik thiazid >> pembean RAAS inhibitor, diuretik
hiperakleia, hemat kalium, dan suplemen kaium.
hiponatremia, • Hiperklemia (K >5 mmol/L). Teradi akibat konsumsi RAAS inhibitor, CKD, dan
hipokloremia peningkatan absorpsi >> Calcium carbonat dan/atau Natium bicarbonat, insulin denga
atau tanpa glukos, agonis adrenoreseptor (salbutamol), loop diuretik
• Hiponatremia (Na<136 mmol?L) dan terjadi pada30% pasien HF. Hiponatremia berat
dapat menyebabkan simptom neurologis (kejang, deirum) akibat edema serebri >>
Saline hipertonis
• Hipokloremia (Cl <96 mmol?L) prediktor kua dan independent mortalitas pada pasie
akut maupun kronik HF >> carbonic anhydrse inhibitor (acetzolamide)
Lung Disease, Sleep- • PPOK terjadi pada sekitar 20% pasien HF. Tatalaksana HF secara umum dapat
Disordered Breathing ditoleransi kondisi PPOK. beta Blocker dapat memperburuk fugsi paru, namun
tidak dikontraindikasika baik untuk pasien COPD maupun asma berdasarkan
GOLD dan GINA
• Sleep-disorderd breathing terjadi pada lebih dari 1/3 pasien HF dan lebih
sering terjadi pada pasien AHF. Hipoxemia nokturnal dapat diatasi dengan
suplementasi oksigen nokturnal, continous positive airwat preassure, bilebel
positive airway preassure, dan adaptive seroventilation.
Hiperlipidemia dan • Berdasarkan bukti saat ini, pemberian statin secara rutin pada pasien HF
Lipid-modifying tanpa indikasi lain penggunaannya (misal, CAD) tidak direkomendasikan.
therapy Namun pada pasien yang sebelumnya sudah rutin mengkonsumsi statin, tidak
terdapat bukti bahaya sehingga dapat dilanjutkan.
Gout dan Arthritis • Hiperurisemia umum dijumpai pada pasien CHF dengan prevalensi >50%.
Terjadi akibat terapi diuretik. Allopurinol merupakan terapi lini pertama yang
direkomendasikan untuk menurunkan asam urat pada pasien HF tanpa
kontraindikasi.
• Arthritis merupakan komorbid yang umumnya dijumpai pada pasien HF. Obat
NSAID merupakan kontraindikasi relatif pada pasien HF karena dapat memicu
acute dekompensaction HF.
Disfungsi Ereksi Terjadi pada sekitar 50% pasien diatas usia 60 tahun dan meningkat 81% pada
pasien jantung. Obat-obatan diuretik dan beta blocker dinilai menyebabkan
terjadinya disfungsi ereksi. Pengobatan dengan phosphodiesterase type 5
inhibitors dinilai aman untuk mengobati disfungsi ereksi pada pasien HF
Depresi Terjadi pada 20% pasien HF, dan lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan
pria. Masih belum ada konsensus untuk menentukan terapi terbaik pada pasien
HF dengan depreesi. Intervensi psikososial dan SSRI dapat menjadi pilihan terapi.
Namun, TCA harus dihindari karena dapat menyebabkan hipotsi, memburuknya
HF, dan aritmia.
Kanker HF dapat muncul pada pasien kanker sebagai hasil dari interaksi terapi anti-
cancer, cancer itu sendiri, dan latar belakang kardiovaskular pasien (faktor risiko
dan penyakit CV yang sudah ada sebelumnya). Tataaksana pada pasien kanker
dengan risiko tinggi kardiotoksisitas lebih baik dilakukan oleh kardiologist yang
berpengalaman dibidg cardio-oncology. Terapi dengan ACE-I dan Beta Blocker
(Carvedilol) dapat dipertimbangkan untuk pasien HF-kanker.
Infeksi Pasien HF memiliki risiko infeksi yang lebih tinggi dan memiliki outcome yang
lebih buruk apabila terinfeksi. Obat-obatan seperti beta bloker, ACE-I, ARB atau
ARNI, MRA, dan SGLT2 inhibtor tetap dilanjutkan pada pasien CHF jika BP dan
kondisi hemodinamik memungkinkan, dengan tetap mempertimbangkan interaksi
obat.
Kondisi Khusus
● Kehamilan
● Kardiomiopati
● Left Ventricular Non-Compaction
● Atrial Disease
● Miokarditis
● Amiloidosis
● Iron Overload Cardiomyopathy
● Adult Congenital Hear Disease
HF - Kehamilan
Kardiomiopati
● Kelainan miokard yang bersifat non-sikemik akibat adanya kelainan struktural/fungsional
diluar PJK, hipertensi, penyakit katup, dan penyakit jantung koroner.
● Etiologi : inherited (genetik/familial) dan/atau didapat
Left Ventricular Non-Compaction (LVNC)
● Kardiomiopati kongenital yang sangat langka dengan karakteristik trabekulasi
endomiokardial.
● Terjadi akibat mutasi gen MYH7 atau MYBPC3
● LVNC tidak diobati sebagai entitas penyakit yang terpisah, tetapi sebagai presentasi langka
yang terpisah dari kerentanan genetik kardiomiopati hipertrofi atau kardiomiopati dilatasi
Atrial Disease
● Terminologi lain : atrial failure, myopathy
● Definisi : kompleks perubahan struktural, elektrofisiologis, dan fungsional subklinis
yang mempengaruhi atrium yang berpotensi menghasilkan konsekuensi klinis.
● Diagnosis : echocardiography 2 dan 3 dimensi, CT dan CMR untuk menilai ukuran dan
fungsi jantung
● Target terapi adalah untuk mencegah terjadinya AF, tromboemboli sistemik, dan
kemungkinan HFpEF. Karena atrial disease muncul sebagai progresivitas dari AF dan
HF, DM, hipertensi, obesitas, merokok, dan physical inactivity
Miokarditis
● Kontribusi miokarditis >> HF bervariasi sekitar 0,5% hingga 4%
TATALAKSANA HF-MIOKARDITIS
HF-AMYLOIDOSIS
IRON OVERLOAD CARDIOMIOPATHY
(IOCM)
● Pada kondisi iron overload, iron binding capacity transferin menjadi jenuh sehingga
besi tidak terikat oleh transferin dan masuk ke dalam kardiomiosit menyebabkan
kerusakan jantung oksidatif. Pada akhirnya dapat menyebabkan kardiomiopati dengan
fenotip restriktif atau dilatasi.
● Pencegahan IOCM dapat diperoleh dengan terapi kelasi besi, diantaranya yaitu dengan
deferoxamine, deferiprone, dan deferasirox
● Sedangkan IOCM yang sudah terjadi dapat pulih sepenuhnya dengan intensifikasi dan
kombinasi terapi kelasi besi
Adult Congenital Heart Disease (ACHD)
● HF merupakan problem umum yang mengenai 20-50% populasi pasien ACHD
● ACHD berbeda dengan non-congenital (acquired heart disease) karena kainan
jantung disebabkan oleh adanya mutasi genetik.
TERIMA
KASIH