“FRAKTUR COLLES”
Oleh :
Fraktur Colles adalah salah satu bagian dari fraktur radius distal dimana
artikular radius distal dan pemendekan radial length. Fraktur colles pertama
kali diperkenalakan oleh Abraham Colles pada 1814, dan fraktur ini
mewakili 90% kasus fraktur radius distal. Pada literatur Eropa, fraktur ini
juga disebut sebagai Pouteau’s fracture atau dinner fork fracture atau
bayonet dimana tampak prominensia pada bagian depan dan depresi pada
fork deformity, dimana tampak prominensia pada bagian depan dan depresi
seoerti garpu atau bayonet. Gejala dan tanda klinis lain yang dijumpai pada
trauma, dan gejala akibat trauma yang saat ini dirasakan pasien. Pada
pemeriksaan fisik trauma neuromuskular yaitu Look, Feel, & Move pada
pergelangan tangan untuk menilai gejala dan tanda klinisi seperti dinner fork
tangan yang mengalami trauma (Hoynak et al., 2009). Penting juga untuk
menilai keterlibatan cedera nervus medianus, yang biasanya jarang terjadi pada
fraktur colles. Selain itu itu, nilai juga apakah ada cedera pada bagian lain
seperti skafoid, bahu, dan siku (Setiadi, 2009) Pemeriksaan penunjang setperti
Foto Polos, CT Scan, dan MRI dapat dilakukan untuk menegakan dan
1. Fraktur Smith
2. Fraktur Galleazi
Tipe 5 : Fraktur distal radius dengan garis melewati sendi radio ulnar distal
1. Foto Polos
a b
Gambar 1.5 Foto Polos pergelangan tangan kiri proyeksi AP (a) dan
Lateral (b) : (a) terdapat displacement radius distal, fraktur comminuted
regio matafisis radius distal dengan ekstensi pada garis fraktur ke arah
ruangan artikulasio radiocarpal, disertai fraktur dan displacement processus
styloideus; (b) fraktur intraartikular displaced comminuted pada bagian
metafisis radius distal dengan angulasi dorsal (Huq, 2018) .
comminution, dan adanya fraktur pada styloid ulna. Sedangkan pada fraktur
impaksi sentral, gap antara skafoid dan facet lunate, serta interupsi dari
carpal row bagain proksimal. Pada proyeksi lateral, hal yang perlu
serta posisi DRUJ. Sedangkan pada fraktur radius distal intraartikular yang
peru diperhatian yaitu adanya depresi facet lunate palmar, depresi fragmen
Radial inclination adalah sudut yang dibentuk antara garis yang ditarik
tegak lurus dari aksis longitudinal os. Radius dengan garis yang ditarik dari
antara garis yang ditarik tegak lurus dengan aksis longitudinal os. radius
setinggi processus. styloideus os radius dan garis yang ditarik tegak lurus
dengan aksis longitudinal os. Ulna setinggi caput ulna. Normalnya radial
length adalah 11-12 mm. Volar tilt adalah sudut yang dibentuk oleh garis
yang ditarik antara permukaan radius distal dengan garis yang tergak lurus
dari poros radius. Normalnya volar tilt adalah 11-12o, jika sudut <5% hingga
20% dari volar tilt kontralateral maka terjadi dorsal angulus (Meena et al.,
2014).
Beberapa karakteristik lain yang dapat ditemulan pada ratur colles, yaitu
1. Fraktur Galleazi
2. Fraktur Montegia
3. Fraktur Smith
2. CT Scan
permukaan artikulatio distal. Proyeksi aksial dan sagital atau aksial dan
2014).
3. MRI
radius distal akut, nemun MRI dapat digunakan sebagai alat diagnostik kuat
untuk menilai abnormalitas tulang, ligamen dan jaringan lunak yang terkait
dengan fraktur ini. MRI telah terbukti menjadi alat diagnostik yang sangat
carpal tunnel syndrome setelah malunion fraktur radial distal dapat dilakukan
baik anatomi maupun fungsi ekstrimitas seperti semula. Adapun beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam penanganan fraktur yang tepat adalah (1)
semua hal diatas telah tercapai maka fraktur dapat direduksi dan reposisi
Surgeon, 2018)
1. Primary Survey
Tabl 1.1 Primary Survey (American College of Surgeon, 2018; Parahita &
Kurniyanta, 2020)
Airway dengan kontrol servikal. Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran
jalan nafas. Ini meliputi pemeriksaan adanya obstruksi jalan nafas oleh
adanya benda asing atau fraktus di bagian wajah. Usaha untuk
membebaskan jalan nafas harus memproteksi tulang cervikal, karena itu
teknik Jaw Thrust dapat digunakan. Pasien dengan gangguan kesadaran
atau GCS kurang dari 8 biasanya memerlukan pemasangan airway
definitif.
Breathing Setelah mengamankan airway maka selanjutnya kita harus menjamin
ventilasi yang baik. Ventilasi yang baik meliputi fungsi dari paru paru
yang baik, dinding dada dan diafragma. Beberapa sumber mengatakan
pasien dengan fraktur ektrimitas bawah yang signifikan sebaiknya diberi
high flow oxygen 15 l/m lewat non-rebreathing mask dengan reservoir
bag.
Circulation Ketika mengevaluasi sirkulasi maka yang harus diperhatikan di sini
adalah volume darah, pendarahan, dan cardiac output. Pendarahan sering
menjadi permasalahan utama pada kasus patah tulang, terutama patah
tulang terbuka. Patah tulang femur dapat menyebabkan kehilangan darah
dalam paha 3 – 4 unit darah dan membuat syok kelas III. Menghentikan
pendarahan yang terbaik adalah menggunakan penekanan langsung dan
meninggikan lokasi atau ekstrimitas yang mengalami pendarahan di atas
level tubuh. Pemasangan bidai yang baik dapat menurunkan pendarahan
secara nyata dengan mengurangi gerakan dan meningkatkan pengaruh
tamponade otot sekitar patahan. Pada patah tulang terbuka, penggunaan
balut tekan steril umumnya dapat menghentikan pendarahan. Penggantian
cairan yang agresif merupakan hal penting disamping usaha
menghentikan pendarahan
Disabillity menjelang akhir survey primer maka dilakukan evaluasi singkat terhadap
keadaan neurologis. yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran, ukuran
dan reaksi pupil, tanda-tanda lateralisasi dan tingkat cedera spinal.
Exposure pasien harus dibuka keseluruhan pakaiannya, seiring dengan cara
menggunting, guna memeriksa dan evaluasi pasien. setelah pakaian
dibuka, penting bahwa pasien diselimuti agar pasien tidak hipotermia.
2. Manajemen Trauma Muskuloskeletal
a. Imobilisasi
fraktur, dan mengurangi rasa nyeri. Hal ini akan tercapai dengan melakukan
b. Pemeriksaan Radiologis
3. Secondary Survey
adalah mencari cedera cedera lain yang mungkin terjadi pada pasien
of Surgeon, 2018).
a. Analisis Ample
Past Medical History, Last Ate dan Event (kejadian atau mekanisme
terutama jika kita masih curiga ada cedera yang belum diketahui saat
b. Pemeriksaan Fisik
cairan dan infeksi, (2) fungsi neuromuskular (3) status sirkulasi, (4)
dengan bagian punggung. Bagian distal tubuh yang pucat dan tanpa
bagian distal dari fraktur dan juga memeriksa capillary refill pada ujung
jari kemudian membandingkan sisi yang sakit dengan sisi yang sehat.
sama pasien. Setiap syaraf perifer yang besar fungsi motoris dan
c. Pencegahan Infeksi
ghas steril lembab atau juga bisa diberikan betadine pada ghas. Berikan
Surgeon, 2018)
memadai. Pada cedera forearm dan wrist lengan dan pergelangan tangan
Surgeon, 2018).
Gambar 1.7 Imobilisasi fraktur forearm dan wrist menggunakan
of Surgeon, 2018)
e. Manajemen Nyeri
WHO.
Gambar 1.8 Analgesic Step Ladder WHO (Anekar & Cascella, 2020)
tanpa analgesik non-opioid, dan atau tanpa adjuvan. Jika nyeri berat,
tanpa analgesik non-opioid dan dengan atau tanpa adjuvan (Anekar &
Cascella, 2020).
seperti Opioid kuat. Dosis pemberian morfin adalah 0.05 – 0.1 mg/kg
ini Ketamine juga dapat dipergunakan sebagai agen analgesia pada dosis
rendah (0.5 – 1 mg/kg). Obat ini juga harus ditritasi untuk mencapai
waktunya, yaitu komplikasi jangka pendek dan jangka panjang (Helmi, 2013) :
Pecahnya arteri karena trauma bisa di tandai dengan tidak adanya nadi,
CRT (capillary refil time) menurun, sianosis bagian distal, hematoma yang
lebar, dan dingin pada ekstremitas yang disebabkan oleh tindakan
b. Kompartment Sindrom
terjebaknya otot, tulang, saraf, dan pembuluh darah dalam jaringan parut.
Ini disebabkan oleh oedema atau perdarahan yang menekan otot, saraf, dan
pembuluh darah. Selain itu karena tekanan dari luar seperti gips dan
sebagai berikut: (1) Pain (nyeri lokal), (2) Pallor (pucat bagian distal), (3)
Pulsessness (tidak ada denyut nadi, perubahan nadi, perfusi yang tidak
baik dan CRT>3 detik pada bagian distal kaki), (4) Paraestesia (tidak ada
terjadi pada kasus fraktur tulang panjang. FES terjadi karena sel-sel lemak
2013) .
d. Infeksi
Sistem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada trauma
osthopedic infeksi dimulai pada kulit (superfisial) dan masuk ke dalam. Ini
biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga karena
penggunaan bahan lain dalam pembedahan sperti pin dan plat. 5)
a. Delayed Union
2013) .
b. Nonunion
sambungan yang lengkap, kuat, dan stabil setelah 6-9 bulan(Helmi, 2013) .
c. Malunion
DAFTAR PUSTAKA
Huq, S. 2018. Clinical case : 65 year old presents after a fall on an outsrecehed
arm. Uconn Health Radiology. https://health.uconn.edu/radiology-online/wp-
content/uploads/sites/175/2018/01/SH-10-MSK-RF-Colles-Fracture.pdf
diakses pada 19 Juni 2020.
Meena, S., Sharma, P., Sambharia, A. K., Dawar, A. 2014. Fractures of istal
Radius : An Overview. J Family Med Prim Care, 3(4) : 325-332.
Tortora & Derrickson, G. J., & Derrickson, B. 2014. Principles of Anatomy and
Physiology. United States of America, Wiley.