Anda di halaman 1dari 30

GAGAL JANTUNG KRONIK

dr. Andika Sitepu, Sp.JP(K), FIHA, FAsCC, FAPSC, M.H.(Kes)


Cardiac Intensivist – Interventionist
Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular
Universitas Sumatera Utara
1

PENDAHULUAN
Gagal jantung merupakan masalah kesehatan yang progresif dengan angka mortalitas dan
morbiditas yang tinggi di negara maju maupun negara berkembang.

Peningkatan prevalensi dan beban ekonomi akibat gagal jantung menunjukkan adanya
epidemik yang mendunia.

Di Amerika, sekitar 3 juta pasien dirawat setiap tahunnya dengan diagnosa gagal
jantung baik itu diagnosa primer maupun sekunder.

Di Indonesia, usia penderita gagal jantung relatif lebih muda dibanding Eropa dan
Amerika disertai tampilan klinis yang lebih berat.

Jumlah rawatan akibat gagal jantung telah meningkat hingga tiga kali lipat pada tiga dekade
terakhir dan diperkirakan terus meningkat.
EPIDEMIOLOGI
Kematian akibat penyakit kardiovaskuler khususnya gagal jantung mencapai
persentase sebesar 27 % dan setiap 3 - 20 per 1000 orang mengalami gagal
jantung

Berdasarkan diagnosis dokter prevalensi penyakit gagal jantung di Indonesia


tahun 2013 sebesar 0,13% atau diperkirakan sekitar 229.696 orang, sedangkan
berdasarkan diagnosis dokter atau gejala sebesar 0,3% atau diperkirakan sekitar
530.068 orang

Angka kematian pasien gagal jantung di Indonesia  6.7% lebih tinggi dari Asia
Pasifik (Siswanto, 2017).
GAGAL JANTUNG
 Suatu sindroma klinis dengan karakteristik gejala yang tipikal dan
dapat disertai tanda-tanda overvolume akibat kelainan struktural
maupun fungsional.
○ Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan gagal jantung antara
lain kelainan katup, perikardium, endokardium, miokardium, serta
gangguan irama dan konduksi jantung.

○ Penyebab non-kardiovaskular yang dapat menyebabkan gejala gagal


jantung, antara lain anemia, penyakit paru, liver dan ginjal.
Terminologi
Preserved, mildy reduced, and reduced ejection fraction

HF = heart failure; HFmrEF = heart failure with mildly reduced ejection fraction; HFpEF = heart failure with preserved
ejection fraction; HFrEF = heart failure with reduced ejection fraction; LV = left ventricle; LVEF = left ventricular ejection
fraction.
6

TERMINOLOGI
Gagal jantung kronik  seseorang yang telah lama menderita gagal jantung.

Gagal jantung akut  gagal jantung yang terjadi secara tiba-tiba baik itu keluhan yang
pertama sekali terjadi.

Gagal jantung terkompensasi (stabil)  seseorang yang menderita gagal jantung dan
telah mendapat terapi gagal jantung dan tidak mengalami perburukan setidaknya dalam
1 bulan.

Gagal jantung dekompensasi  seseorang dengan gagal jantung kronik yang


mengalami perburukan klinis, baik secara tiba-tiba maupun perlahan-lahan.
KLASIFIKASI
PATOFISIOLOGI GAGAL JANTUNG

Gangguan
Kontraktilitas 1.
Ventrikel
2 Peningkatan
Afterload

3
Gangguan
Pengisian
Ventrikel
9

PATOFISIOLOGI

Beberapa mekanisme yang terjadi :


• Mekanisme neurohormonal, seperti
• Aktivasi RAAS.
• Aktivasi sistem saraf simpatis.
• Gangguan neurohormonal ginjal dan perifer.

• Remodelling jantung
Chronic Heart Failure
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Elektrokardiografi
♥ Dijumpai kelainan  curiga gagal
jantung.
♥ Memberikan informasi etiologi.
♥ EKG normal  jarang dijumpai gagal
jantung (sensitivitas 89%)
♥ Direkomendasikan untuk
menyingkirkan gagal jantung.
Foto thoraks

Pada foto toraks, sering


ditemukan pembesaran
jantung dan tanda-tanda
bendungan paru. Apabila telah
terjadi edema paru, dapat
ditemukan gambaran kabut di
daerah perihiler, penebalan
interlobar fissure (Kerley's line).
Kasus yang berat dapat
ditemukan efusi pleural. 16
14

Pemeriksaan laboratorium natriuretic peptide (NP)

• Tes diagnostik awal, terutama jika ekokardiografi tidak


tersedia.
• NP di atas ambang normal  perlu investigasi lebih
lanjut untuk kelainan jantung.
• NP di bawah ambang normal  disfungsi jantung dapat
dieksklusikan dan tidak memerlukan investigasi lanjut.
• Ada dua yang paling sering dinilai, yaitu b-type
natriuretic peptide (BNP) dan N-terminal pro-BNP (NT-
proBNP).
BNP NT-proBNP

Nilai Non – Akut < 35 pg/mL < 125 pg/mL


normal
Akut < 100 pg/mL < 300 pg/mL

Negative predictive value (NPV) Positive predictive value (PPV)


0,94 – 0,98. 0,44 – 0,57.

 Direkomendasikan untuk mengeksklusikan gagal jantung, tetapi tidak untuk penegakkan


diagnosa.
Algoritma diagnostik ♥ Alat paling baik dan banyak tersedia.
♥ Memberikan informasi mengenai volume

pada gagal jantung ruang jantung, fungsi sistolik dan diastolik,


ketebalan otot jantung, fungsi katup, serta
hipertensi pulmonal.
Gagal Jantung Kronik

Diagnosis CHF
Diagnosis CHF berdasarkan pada gejala dan/atau
tanda disertai bukti objektif berupa disfungsi
jantung.
DIAGNOSIS BANDING GAGAL JANTUNG
KRONIK
GAGAL GINJAL SINDROM
01 04
AKUT NEFROTIK

SINDROM INSUFIENSI VENA


02 PERNAFASAN 05
KRONIS
AKUT
PENYAKIT PARU
03 OBSTRUKTIF
KRONIS
Therapeutic
Algorithm

3 Goal penatlaksanaan CHF


• Menurunkan angka mortalitas
• Menurunkan rehospitalisasi
• Memperbaiki klinis, kapasitas
fungsional, dan kualitas hifup
Management of HFrEF
Obat diinisiasi dan uptitrasi sampai dengan
dosis optimal yang dapat ditoleransi oleh
pasien
Heart Failure with Mildly Reduced Ejection Fraction

Treatment

Angiotensin receptor-neprilysin inhibitor


Sacubitril/valsartan, Menurunkan angka rehospitalisasi

Other drugs
• Digoksin Menurunkan angka rehospitalisasi, tetapi tidak
menurunkan angka mortalitas dan kematian kardiovaskular

Device
• Tidak ada bukti yang cukup mengenai CRT or ICD in HFmrEF.
Heart Failure with Mildly Reduced Ejection Fraction
Diagnosis

• Gejala dan/atau tanda gagal jantung, dan EF (41-49%. Peningkatan (BNP ≥ 35 pg/mL or NT-proBNP ≥ 125
pg/mL) dan bukti kelainan struktural
• Mortalitas yang lebih rendah dibandingkan HFrEF

Treatment
Heart Failure with Preserved Ejection Fraction
• EACVI menentukan disfungsi sistolik <52% for laki-laki dan <54% untuk perempuan
• Guideline  HFpEF EF cut-off of 50%

Clinical

• HFpEF  Usia yang lebih tua, lebih sering perempuan, AF, CKD, dan komorbid non CV lebih umum

Echocardiographic  penebalan septum, dinding posterior, dan dinding RV


Riwayat HT
Enlarged atria
Intoleransi beta-blockers atau ACE-I
pericardial effusion minimal
Riwayat bilateral carpal tunnel syndrome
 Penenbalan katup
Low voltage EKG
Heart Failure with Preserved Ejection Fraction
Diagnosis

• Sistem skoring  H2FPEF and HFA-PEFF


• Recommend  a simplified approach

1. Tanda dan gejala HF


2. An LVEF >_50%.*
3. Bukti objective kelainan struktur dan fungsi dengan adanya gangguan diastolik, peningkatan
natriuretik

Note: * Riwayat LVEF (≤ 40%), peningkatan LVEF 50%  “HF with improved LVEF”  lanjutkan
pengobatan HFrEF
* AF  the threshold for LA volume index is >40 mL/m2.
* If resting ecg and laboratory markers are equivocal, a diastolic stress test is recommended
* Diagnostik standar untuk HFpEF adalah dengan invasive haemodynamic exercise testing.
Objective Evidence: Cardiac Structural, Functional & Serological Abnormalities

Diagnosis
Treatment

• Belum ada RCT dengan skala besar yang menunjukkan primary end point, termasuk perindopril,
candesartan, irbesartan, spironolactone, digoxin, and sacubitril/valsartan.
• Rehospitalisasi untuk HF berkurang dengan candesartan and spironolactone dan sacubitril/valsartan,
Heart Failure with Preserved Ejection Fraction

walaupun trial – trial tersebut belum menunjukkan primary end point


• Belum ada rekomendasi terapi saat ini. Pengobatan yang bertujuan untuk mengurangi kongesti dengan
diretik. Khususnya loop diuretic, walapun tiazid juga digunakan sebagai tatalaksana hipertensi
• Tatalaksana etiologi dasar, dan control faktor risiko, dan komorbid
24

KESIMPULAN
Gagal jantung merupakan suatu kumpulan gejala klinis yang tipikal akibat gangguan
struktural dan fungsional jantung.

Beberapa terminologi dalam menjelaskan gagal jantung berdasarkan fraksi ejeksi, lama
gejala, serta keparahan gejala.

Diagnosis gagal jantung berdasarkan gejala dan tanda klinis, kadar peptide natriuretic dalam
plasma, dan ekokardiografi.

Tatalaksana gagal jantung bertujuan untuk memperbaiki gejala klinis, meningkatkan


kapasitas fungsional dan kualitas hidup, mencegah hospitalisasi dan menurunkan mortalitas.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai