Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEPERAWATAN

GAGAL JANTUNG

Hana Mutiasari, S.Kep., Ners., M.Kep


Biodata
Nama : Hana Mutiasari
E-mail : hanadwi31@gmail.com
No Hp : 08129429871
Pendidikan : Magister Manajemen Keperawatan UI

Pelatihan yang diikuti:


Benchmark Keperawatan & TOT di Khoo Tek Puat Hospital Singapura
Case Manager di KARS
Train the trainer workshop of Guidelines Heart Failure in ESC, Perancis
Kursus Paliatif Dasar di Jakarta

Pengalaman Bekerja
Ketua Regu di ruang Intermediate Medikal Dewasa (2005 – 2015)
Case Manager, 2015 – 2019
Pembimbing klinik di Diklat RSJPDHK, 2013 – saat ini
Tim penyusun kurikulum standar pelatihan PKKvTD & PKKvTL
Ka Unit Intermediate Medikal (IWM), 2019 – Mei 2020
Ka Unit Paliatif (2020-saat ini)

Pengalaman organisasi
Pengurus DPK PPNI RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (2017-2022)
Sekjend PP INKAVIN 2022-2027
AGENDA
TIU: Peserta mampu melakukan asuhan keperawatan
pada pasien gagal jantung

• Pendahuluan
• Gagal Jantung Kronik
• Gagal jantung akut
• Asuhan Keperawatan
• Kesimpulan
Fakta
Secara umum gagal jantung memberikan dampak beban gejala bagi pasien, keluarga,
bahkan institusi Kesehatan.

Prevalensi Mortalitas Rehospitalisasi Beban Ekonomi


• 21 juta / 1-3 % • 2-3 % dlm 30 hari • Penyebab no 1 • Biaya rawat gagal
populasi orang • 15-30% dlm 1 thn perawatan pasien jantung di dunia
dewasa • 30–50% dlm 3 thn usia > 65 thn $108 miliar untuk
• 1-20 kasus/1000 • 29.9% mengalami tindakan dan
• 50-75% dlm 5 thn
populasi/thn readmisi pengobatan
• Makin meningkat • Keterjangkauan
seiring usia dan akses thd
• Terus meningkat pengobatan masih
setiap tahunnya terbatas
FAKTA…

Epidemiologi
01 Terus meningkat selain karena proses
penuaan, keberhasilan manajemen ACS yang
meningkat, menyumbang morbiditas

02 Karakteristik Gagal Jantng


Kronik stabil, risiko terjadi eksaserbasi akut,
sudden death, serta unmeet needs sehingga
memerlukan a good long life managment

03 Tujuan manajemen gagal jantung


Memperbaiki kualitas hidup
Definisi

• Gagal jantung bukan diagnosis patologis tunggal tetapi merupakan


kumpulan sindroma klinis disebabkan oleh adanya kelainan structural
dan atau fungsional jantung sehingga mengganggu kemampuan jantung
dalam proses sirkulasi fisiologi akibatnya terjadi peningkatan tekanan
intrakardia atau curah jantung yang tidak adekuat baik saat
istirahat/aktifitas (ESC, 2022).

• Smeltzer & Bare (2013) menyatakan gagal jantung adalah


ketidakmampuan jaringan untuk memompa darah dalam jumlah yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan.
Identifikasi dari etiologi yang mendasari disfungsi jantung
Etiologi perlu diketahui untuk menentukan pengobatan selanjutnya.

Kegagalan miokard Gangguan irama jantung


(disfungsi miokard)

Gangguan mekanis

Peningkatan kebutuhan
metabolik (demand overload)
FAKTOR RISIKO
FISIOLOGI JANTUNG
Kontraktilitas
FAKTOR YG MEMPENGARUHI CURAH
JANTUNG
(Contractility)
SV X HR

Preload Afterload

Volume Sekuncup
(Stroke Volume)

• Sinergisme Kontraksi Ventrikel Kiri


Denyut Jantung
• Integritas Dinding Ventrikel
(Heart Rate)
• Kompetensi/Baiknya Fungsi Katup Jantung
• Aktivasi neurohormonal
Curah Jantung
(Cardiac Output)
MEKANISME ADAPTASI JANTUNG TERHADAP PENINGKATAN
BEBAN JANTUNG
▪ Mekanisme Frank-Starling
▪ Hypertropi- Ventrikel
▪ Meningkatkan jumlah massa elemen
kontraktil kontraksi kekuatan
▪ Meningkatkan kerja Simpatik adrenergik
▪ Meningkatkan HR, meningkatkan
kontraksi
▪ Meningkatkan kerja Sistem Renin
Angiotensin Aldosteron ( RAA )
Patofisiologi
Terjadi gangguan struktur / fungsi jantung

Pengaktifan mekanisme adaptasi mempertahankan CO & perfusi organ

Sistem natriuretic
Sistem saraf simpatis RAAS
peptide

Diaktifkan sbg respon Dilepas sebagai respon


menurunnya CO, bermanfaat dlm terhadap stress yang terjadi
jangka pendek, terutama awal pada jantung

NEPRILYSIN
Con’t
Vicious Cycle pada Gagal Jantung
Disfungsi Ventrikel Kiri

Peningkatan Cardiac PenurunanCardiac


Workload (peningkatan Output dan Tekanan
preload dan afterload) Darah

Mekanisme Frank-
Peningkatan Cardiac & Starling, remodelling
TekananDarah ventrikel, aktivasi
hormonal
Klasifikasi menurut AHA dan
NYHA
Klasifikasi Stevenson
Gagal Jantung Kronik

Perkembangan gagal jantung yang stabil dalam kurun waktu tertentu (minggu/
bulan) yang disertai adanya keterbatasan aktifitas. Congestive Heart Failure (CHF)
atau gagal jantung adalah sindrom klinis (sekumpulan tanda dan gejala), ditandai
oleh sesak nafas (saat istirahat atau saat aktifitas) yang disebabkan oleh kelainan
struktur atau fungsi jantung (Marulam M, 2014).

Gagal Jantung Akut

Kondisi mengancam jiwa disebabkan oleh perburukan yang cepat dan


mendadak dari tanda dan gejala gagal jantung di sebut sebagai kondisi “acute
de novo” ataupun gagal jantung dekompensasi akut pada gagal jantung kronis
yang sebelumnya stabil.
GAGAL JANTUNG KRONIK
• Perkembangan gagal jantung yang stabil dalam
kurun waktu tertentu (minggu / bulan) yang
disertai adanya keterbatasan aktifitas

• Left ventricular dysfunction


➢ HFrEF (EF < 40%) – disfungsi sistolik
➢ HFmrEF (EF 41 – 49%)
➢ HFpEF (EF > 50%) – disfungsi diastolik

• Right ventricular dysfunction


DISFUNGSI VENTRIKEL KIRI
KRITERIA GAGAL JANTUNG MENURUT
FRAMINGHAM
HF 2 mayor / 1 mayor & 1 minor

MAYOR MINOR
PND Edema pergerakan kaki
(bilateral)
JVP Batuk pada malam hari
RONCHI Dispneu saat olah raga

KARDIOMEGALI Hepatomegali
Efusi Pleura
EDEMA PARU
Takikardia (HR > 120
S3 Gallop x/mnt)
Manifestasi Klinis Pemeriksaan Diagnostik
❑ Elektrokardiogram (EKG)
Abnormalitas EKG sering dijumpai pada gagal jantung seperti
iskemia/infark.

❑ Foto Toraks
Foto toraks dapat mendeteksi kardiomegali, kongesti paru, efusi
pleura, dan dapat mendeteksi penyakit atau infeksi paru yang
menyebabkan atau memperberat sesak nafas.

❑ Pemeriksaan Laboratorium
a) Pemeriksaan rutin pada pasien diduga gagal jantung adalah
darah perifer lengkap (hemoglobin, leukosit, trombosit),
elektrolit, glukosa, tes fungsi hepar, dan urinalisa.
b) Pemeriksaan Kadar peptida natriuretik yang meningkat
sebagai respon peningkatan tekanan dinding ventrikel.
c) Pemeriksaan troponin dilakukan pada penderita gagal jantung
jika gambaran klinis disertai dengan dugaan sindrom koroner
akut.
❑ Ekokardiografi
Pengukuran fungsi ventrikel untuk membedakan antara HFREF dan
HFPEF.
KARAKTERISTIK PASIEN GAGAL JANTUNG

Membutuhkan penanganan komprehensif - multidisiplin

Penyakit kronik progresif sd kematian

Kualitas hidup rendah bila gejala tidak terkontrol

Tingkat survavival rendah

Memerlukan manajemen yang baik seumur hidup


TERAPI
PEMERIKSAAN
• Diuretik oral / iv bila terdapat tanda &
PENUNJANG
gejala kongesti
• EKG • ACE Inhibitor / ARB bila toleran atau
• Foto rontgen tidak ada kontra indikasi. Dinaikkan
• Laboratorium : Hb, Ht, bertahap sd dosis optimal
Lekukosit, Ureum Kreatinin, • Penyekat beta dosis kecil bila tidak ada
BNP/NT-proBNP, GDS, kontra indiikasi naik bertahap sd optimal
HBA1C, Profil lemak, TSH- • Aldosteron antagonis
FT4, Na, K • Digoxin
• EKG • ARNI
• CRT
• ICD
GAGAL JANTUNG AKUT
✓ Kondisi mengancam jiwa disebabkan oleh perburukan yang cepat dan
mendadak dari tanda dan gejala gagal jantung.
✓ Dapat timbul sebagai kondisi “acute de novo” ataupun gagal jantun
dekompensasi akut pada gagal jantung kronis yang sebelumnya
stabil
✓ Membutuhkan penanganan cepat
✓ Klasifikasi Gagal jantung Akut
➢ Klasifikasi Stevenson (tampilan klinik)
➢ Klasifikasi Killips (tanda klinik & foto thorax) – kasus ACS
➢ Klasifikasi Forester (hemodinamik)
• SKA
• Aritmia
• Hipertensi emergensi
• Infeksi

Pencetus •

Obat-ibatan
Emboli paru
• Komplikasi bedah dan perioperative
• Gangguan metabolik / hormonal
• Gangguan serebrovaskular
• Komplikasi mekanik akut
• Ketidakpatuhan dalam restriksi garam / obat
Pemeriksaan
diagnostik
TATA LAKSANA
ACUTE HEART
FAILURE
TATA LAKSANA
Intervensi
Non
Farmakologi /
farmakologi
penggunaan
device
▪ Terapi obat-obat untuk mengonrol gagal jantung dan
meningkatkan survival hidup

▪ Mengidentifikasi dan meminimalkan faktor yang memperburuk


gagal jantung (demam, anemia, aritmia, ketidakpatuhan
terhadap pengobatan

▪ Menghilangkan penyebab gagal jantung baik itu dengan


pembedahan pada struktur abnormal, intervensi non bedah
maupun mengobati kondisi medis
Penatalaksanaan Medik

1. Tatalaksana Non-Farmakologi
a. Manajemen Perawatan Mandiri
b. Ketaatan pasien berobat
c. Pemantauan berat badan mandiri
d. Mengatur asupan cairan
e. Pengurangan berat badan 2. Tatalaksana Farmakologi
1. Angiotensin-converting enzyme inhibitors (ACE-I)
2. Penyekat Reseptor B
3. Antagonis Aldosteron
4. Angiotensin Receptor Blockers (ARB)
5. Angiotensin Receptor – Neprilysin Inhibitor (ARNI) = Sacubitril/ valsartan
6. Ivabradine
7. Hydralazine Dan Isosorbide Dinitrate (H-ISDN)
8. Digoxin
9. Diuretik
10. Obat inotropik lain (dopamin, dobutamin)
11. Anti Aritmia
INTERVENSI DAN PENGGUNAAN DEVICES

▪ Transplantasi jantung
▪ Revaskularisasi koroner ( PCI, CABG )
▪ Penggantian atau perbaikan katup jantung
▪ Terapi dengan penggunaan device seperti PPM, ICD,
CRT, CRT-D, LVAD

optimal.
MANAJEMEN GAGAL JANTUNG
PROSES KEPERAWATAN

Pengkajian
Implementasi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan

Evaluasi Keperawatan

Intervensi Keperawatan
PENGKAJIAN
▪ Allo anamnesa
▪ Auto anamnesa
▪ Pola Kesehatan fungsional
▪ Persepsi Kesehatan, manajemen Kesehatan
▪ Nutrisi metabolic
▪ Aktivitas, latihan
▪ Tidur, istirahat
▪ Kognitif dan persepsi
▪ Pemeriksaan fisik → head to toe berdasarkan manifestasi klinis
▪ Pemeriksaan diagnostik dan penunjang
Pemeriksaan Fisik
PEMERIKSAANEKG
PEMERIKSAANFISIK&
THORAXFOTO
DIAGNOSA KEPERAWATAN

- Penurunan cardiac output


- Intoleransi aktivitas
- Kelebihanvolumecairan
- Gangguan pertukaran gas
- Cemas
RANGKAIAN MANAJEMEN GAGAL JANTUNG

01 02 03 04

Tatalaksana Manajemen Self management Kompilasi model


Farmakologi keperawatan pasien & keluarga keperawatan
Sekarsari Rita (2013),
• ACE lnhibitor • Koordinator Edukasi kondisi dan
• beta-blocker multidisiplin pengobatan, Model “PrOMiSe”:
• ARB jika ACEI tidak • Edukasi Pemantuan berat badan Integrasi Edukasi,
ditoleransi, manajemen harian, kebutuhan Konseling Perawatan
• Mineralocorticoid/ perawatan cairan, factor risiko, Mandiri Gagal Jantung,
aldosterone mandiri aktivitas fisik, Kontak dan motivasi
receptor antagonis • Discharge telepon perawat
(MRA) planning
• Antikoagulan
INTERVENSI & IMPLEMENTASI

Penurunan Kelebihan Intoleransi


Cemas
curah jantung volume cairan aktifitas

Monitor tanda vital Monitor pengeluaran Pertahankan posisi


urine Kaji tingkat
tirah baring pada fase
keceemasan
akut
Monitor irama jantung
Ukur lingkar perut,
Timbang BB tiap hari
Lakukan konseling
Kaji karakteristik
Monitor intake output berkoordinasi dengan
kemampuan fisik
psikolog
Pembatasan garam,
Observasi suara napas, diet
akral, edema, saturasi
Edukasi terkait
Tingkatkan aktivitas
penyakit dan
Kolaborasi pemberian Evaluasi Na, K pasien sesuai kondisi
perawatan pasien
obat
EVALUASI
• Dilakukan setiap hari setelah ada perkembangan pasien dan
mengacu pada tujuan perawatan

• Meliputi hasil observasi dari implementasi dan rencana tindak


lanjut

• Pada pasien gagal jantung – persiapan perencanaan pasien


pulang harus disiapkan dengan baik dan dievaluasi sejauhmana
pemahaman pasien akan kondisi tersebut
KESIMPULAN
▪ Gagal jantung adalah kumpulan gejala klinis (sindroma ) akibat
kelainan structural & fungsional jantung sehingga mengganggu
kemampuan pengisian ventrikel & pompa darah ke seluruh
tubuh.
• Manajemen gagal jantung, dilakukan secara Farmakologi, Non
Farmakologi , intervensi, atau penggunaan device, sehingga
membutuhkan penanganan oleh tim multidisiplin ilmu.

▪ Edukasi tentang gagal jantung sangat penting diberikan


kepada pasien dan atau keluarga, sebagai salah satu usaha
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengurangi
frekuensi rawat inap
REFERENSI
Angelidou, Dimitra. 2010. Caring for the Heart Failure Patient:
Contemporary Nursing Interventions. Athen Cardiology Update

Hersunarti, etc. 2020. Pedoman tatalaksana gagal jantung. PERKI:


Jakarta

Husein, Blayney, and Clark. 2020. ABCs of Heart Failure Management:


A Guide for Nurse Practitioners . The Journal for Nurse Practitioner,
Elsevier Inc.

Mc. Donagh, etc. 2021. ESC Guidline for the diagnosis and treatment of
acute and chronic heart disease. European Heart Journal.
doi:10.1093/eurheartj/ehab368
Terima
Kasih
Menuntut Ilmu membutuhkan perjuangan, kerja
keras, dan kesabaran

Man Jadda Wa Jadda…

Anda mungkin juga menyukai