Anda di halaman 1dari 26

ACUT CORANY SYNDROM

(ACS)
Keperawatan
Latar belakang

 Menurut WHO tahun 2012


 penyakit kardiovaskular adalah RISKESDAS (2013)
penyebab kematian utama 17,5 penyakit Kardiovaskuler di Indonesia
juta kematian atau 46% dari adalah ACS, yakni sebesar 1,5%.
seluruh kematian
Anatomi Arteri Koroner

Acute Coronary Syndrome (ACS)


merupakan keadaan darurat jantung
dengan manifestasi klinis rasa tidak enak
di dada atau gejala lain sebagai akibat
iskemia miokardium. (R.A. Nawawi,
Fitriani, B. Rusli, Hardjoeno, 2018)
Etiologi ACS

Faktor dapat diubah:


• merokok
• obesitas
Faktor yang tidak dapat
•Stres
diubah: • diabetes mellitus
• usia > 40 tahun • hipertensi
• jenis Kelamin • hiperlipidemia
•Hereditas • inaktivitas
Klasifikasi ACS
Klasifikasi angina pektoris menurut Canadian
Cardiovascular Society Classification System:

Kelas I
 Pada aktivitas fisik biasa tidak mencetuskan angina. Angina akan

muncul ketika melakukan peningkatan aktivitas fisik (berjalan cepat,


olahraga, dalam jangka waktu yang lama)
Kelas II
 Adanya pembatasan aktivitas sedikit/aktivitas sehari-hari (naik

tangga dengan cepat, jalan naik, jalan setelah makan, stres)


Kelas III
 Benar-benar ada pembatasan aktivitas fisik karena sudah timbul

gejala angina ketika pasien baru berjalan 1 blok atau naik tangga 1
tingkat
Kelas IV
 Tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari, tidak nyaman, untuk

melakukan aktivitas sedikit saja bisa kambuh, bahkan waktu


istirahat juga bisa terjadi angina
Manifestasi Klinik ACS (Linda D. urden, 2011)

•Takikardi
•Radang paru – paru
•Bradikardi •Edema paru
•Normal tensi atau hipotensi •Orthopneu
•Takipneu •Dahak berbusa
•Suara berkurang ,terutama S1 •Penurunan curah jantung
•Jika disfungsi ventrikel kiri hadir, •Penurunan output urine
mungkin •Penurunan denyut nadi perifer
memiliki S3 dan atau S4 •Pengisian kapiler lambat
•Murmur sistolik •Kegelisahan
Korelasi antara permukaan ventrikular,
elektrokardiografi dan arteri coroner
Lokasi infark Lead Arteri koroner yang
terkena
Anterior V2 ,V3, V4 LAD
Septal V1, V2 LAD
Anteroseptal V1-V4 LAD
Lateral 1, AVL LCX
Anterolateral V3-V6, 1, AVL LCX
Posterior V1-V3/V7-V9 LCX/RCA
Inferior II,III,AVF RCA
Pemeriksaan Diagnostik Lanjutan ACS

 Enzim jantung (Trop T dan CK-MB)


 Elektrolit (kalium, natrium, clorida,
 magnesium)
 Kolesterol atau trigliserida
 Echocardiogram
 Angiografi koroner
 CT coronary angiogram (CTA)
Komplikasi ACS (Patricia dan Dorrie, 2013)

1. Hemodinamik (Hipotensi, Syok kardiogenik, Infark ventrikel kanan, Iskemia berulang,


Infark berulang)

2. Komplikasi Miokard (Disfungsi sistolik, Disfungsi diastolic, Gagal jantung kongestif)

3. Komplikasi Mekanik (Ruptur pada dinding ventrikel kiri, aneurisma ventrikel kiri)

4. Komplikasi Pericardial (Pericarditis, Efusi pericardial)

5. Komplikasi Tromboemboli (Tromboemboli sistemik, thrombosis vena dalam, emboli Paru)

6. Komplikasi Disritmia (Ventrikel Takikardi, ventrikel Fibrilasi, supraventrikuler


Takikardi, atrioventrikuler Block
Konsep dasar asuhan keperawatan pada
ACS
1. Pengkajian
Keluhan utama dan riwayat penyakit saat ini
2. Riwayat kesehatan sebelumnya
3. Status kesehatan saat ini
4. Riwayat keluarga
5. Pemeriksaan fisik
 Inspeksi

 Palpasi

 Auskultasi

 perkusi
Diagnosa keperawatan ACS Menurut Teori
Menurut buku critical care (2013) Menurut buku SDKI (2016)

•Nyeri akut berhubugan dengan transmisi dan


• Nyeri berhubungan dengan Agen
persepsi impuls kulit, visceral otot, atau
pencedera Fisiologis ( misalnya : iskemia
iskemik
miokard)
•Penurunan curah jantung berhubungan dengan
•Intoleransi aktifitas berhubungan dengan
perubahan preload, afterload dan kontraktilitas
ketidakseimbangan antara suplai oksigen
•Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
miokard dan kebutuhan oksigen
disfungsi kardiopulmoner
•Resiko tinggi terhadap penurunan curah
•Ketidak efektifan perfusi jaringan
jantung yang berhubungan dengan
berhubungan dengan penurunan suplai oksigen
afterload, frekuensi jantung, irama
miokard dan atau peningkatan permintaan
jantung, kontraktilitas dan preload
oksigen miokard
•Resiko tinggi terhadap perubahan perfusi
•Gangguan pola tidur berhubungan dengan tidur
jaringanberhubungan dengan penurunan
terfragmentasi
atau sumbatan aliran darah koroner
•Kecemasan berhubungan dengan ancaman
•Resiko perdarahan berhubungan dengan
terhadap biologis, psikologis, dan atau
tindakan pembedahan
integritas sosial
EDUKASI UNTUK PASIEN ACS
 Pola Akivitas dan latihan
 Diet jantung
 Hindari merokok
 Cuaca dingin
 Regimen terapi
 Kontrol hipertensi
 Kontrol diabetes jika pasien penderita diabetes
 Kunjungan ke pelayanan kesehatan
EVIDENCE BASED ACS

Farmakologi pada
pasien ACS
Pemeriksaan pada
• Oksigen tambahan
pasien ACS Tindakan
diberikan untuk
• Ekg 12 lead kedaruratan pada
mempertahankan
• Laboratorium dan STEMI
saturasi diatas90%
enzim jantung • Obat fibrinolitik
• Nitrogliserin
• X-ray dada, echo atau • PCI
• Morfin
CT angiography
• Aspirin
coroner
• Beta bloker
TINJAUAN KASUS

 Identitas pasien
Nama : Tn. A
Umur : 85tahun
Status : Menikah
Pekerjaan : pensiun
Alamat : Kelapa Nias VIII, PA-225 Kelapa
Gading Jakarta Utara
Dr. yang merawat : dr.A,SpJP
Tanggal masuk RS : 22 September 2019
Tanggal pengkajian : 23 September 2019 jam 09.00 WIB
Diagnosa medis : ACS NSTEMI, HT, DM
Status kesehatan saat ini
•• Pasien datang ke IGD tanggal 22 September 2019 jam 09.08 wib

•• nyeri dada tiba tiba sejak kemarin, nyeri dada dirasakan seperti tertimpa

beban berat, nyeri dirasakan tidak melebar, pusing, nafas terasa berat
•• nafas berat muncul walau saat istirahat, terdapat suara tambahan saat

bernafas keringat dingin saat berada dirumah


•• lemas dan cepat lelah, tidur memakai dua bantal, terdapat edema pada

ekstremitas bawah
•• Saat di IGD diberikan O2 Nasal Kanul 5 Lpm, TD : 140/80 mmHg, Nadi :

115 x/Menit, RR : 22 x/Menit, S : 36,5, Spo2 90%, pada pemeriksaan EKG


12 lead terdapat st depresi pada v5 dan v6, kesadaran compos mentis GCS
15 E4V5M6
Saat pengkajian
• Pasien mengatakan nyeri berkurang skor didapatkan 4/2 menggunakan

skala numerik, pasien tampak tenang. Kesadaran compos mentis GCS 15


E4M6V5
• TD 109/75 mmhg, MAP 84, RR 23x/mnt, Spo2 98%, Suhu 36C, Hr

71x/mnt
• Pasien mengeluh sedikit sesak, terpasang oksigen nasal kanul 5 lpm,

pulsasi nadi kuat reguler, CRT < 2 detik, suara paru vesikuler
• Saat aktivitas terdengar suara mengi, suara jantung normal

• Pasien tampak tidur menggunakan satu bantal dengan posisi semi fowler,

pada ekstremitas bawah terdapat edema.


• Sewaktu muda pasien mengkonsumsi rokok 1 bungkus perhari.
Pemeriksaan Penunjang

Na : 141mEq/L
K : 3,5mEq/L
Hasil Echocardiography:
Cl : 103mEq/L
•Dilatasi LA
PH : 7,39
•LVED (left ventrikel end
PO2 : 79
diastolik) 5,0 cm
PCO2 : 29
•Global normokinetik, fungsi
HCO3 : 18
sistolik LV menurun.
Kesan: fungsi sistolik LV menurun (MR
severe), fungsi RV normal, TR moderate,
EF 59,2%, PR mild.
ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah

1 DS :P : pasien mengatakan Iskemia miokard Nyeri akut


nyeri timbul saat
beraktivitas
Q: nyeri dada dirasakan
seperti tertimpa beban
berat
R: nyeri di dada kiri
S: skala nyeri 4/2
T: pasien mengatakan
nyeri dirasakan kurang
dari 30 detik

DO : - saat dikaji pasien


tampak tenang
- Nyeri berkurang tidak
seperti pada awal datang
ke IGD
- Terpasang nitrogliserin 5
mcg/jam
2 DS:- Pasien mengeluh sedikit Ketidakseimban Gangguan
sesak
DO: - pasien tampak tidur gan ventilasi- pertukaran gas
dengan posisi semi fowler perfusi
dengan 1 bantal
- RR 23x/mnt
- Terpasang nasal kanul 5 lpm
- Saat aktivitas terdengar suara
mengi
- PH : 7,39
- PO2 : 79
- PCO2 : 29
- HCO3 : 18
3 DS:- Pasien mengeluh cepat ketidakseimbangan Intoleransi
merasa lelah dan nafas antara suplai dan
berat saat aktivitas kebutuhan oksigen aktivitas
DO : - RR : 23 x/menit
- Terdapat suara mengi
saat aktivitas
- Gambaran EKG terdapat
ST depresi pada V5 V6
- Terdapat edema pada
ekstremitas bawah
- Aktivitas dibantu
sebagian
- Pasien riwayat stroke dan
osteoartitis tahun 2016
4 DS: - Pasien mengatakan Gangguan toleransi glukosa Ketidakstabilan
memiliki sakit darah
diabetes sejak 3 gula darah
tahun yang lalu
DO: - gula darah saat
pertama kali datang
ke IGD 311mg/dl
- Gula darah saat
pengkajian 125
mg/dl
- Pasien rutin
meminum obat
galvusmet 50/500
2x1 / oral
Intervensi Implementasi
•Kaji skala nyeri (jika terjadi nyeri) •Pasien mengatakan sudah tidak
•Beri lingkungan yang aman dan nyaman, nyeri, terapi obat nitrogliserin sudah
beri posisi senyaman pasien di stop, pasien tampak tenang.
•Bantu ADL, batasi cairan 1000 ml/24 jam, •RR 24x/mnt, spo2 100%, terpasang
monitor EKG nasal kanul 5 lpm, CRT < 2 detik.
•Cek gula darah 3xac •Terdapat suara mengi pada saat
aktivitas, aktivitas pasien dibatasi, TD
110/75 mmHg, HR 82x/mnt, urin
output cukup 0,5-1 cc/kgbb/jam,
nadi teraba kuat reguler, minum
pasien masih dibatasi, terdapat
edema pada ekstremitas bawah
•GDS 132 mg/dl

•Beri posisi senyaman pasien, monitor pola •RR 23x/mnt, Spo2 100 %, terpasang
nafas, suara paru, dan suara jantung nasal kanul 5 lpm, suara paru
•Batasi cairan, pantau intake dan output vesikuler
•Cek GDS 3xac •Masih terdapat suara mengi pada
•Monitor hemodinamik, pertahankan •RR 19 x/mnt, Spo2 100%, nadi teraba
lingkungan yang nyaman kuat, terpasang nasal kanul 5 lpm
•Batasi cairan 1000 cc/24 jam, monitor •Tidak ada suara mengi pada saat
perubahan EKG, bantu ADL aktivitas, minum 350 cc drip furosemid 10
•Cek gula darah 3xac mg/jam, edema pada ekstremitas bawah
berkurang, TD 108/88, HR 85x/mnt, urin
output 100 cc/jam, akral hangat
•GDS 152 mg/dl
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai