Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN ANGIOGRAFI
KORORNER DENGAN CHF
PELATIHAN SCRUB NURSE DIAGNOSTIK INVASIF NON BEDAH, DIKLAT RS
JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA,JAKARTA
KONSEP DASAR CONGESTIF HEART FAILURE
(CHF)
• PENGERTIAN

“kondisi kronis dan progresif dimana otot jantung tidak dapat


memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan
darah dan oksigen yang pada dasarnya, jantung tidak bisa
mengikuti beban kerjanya.”
-American Heart Assosiation (2017)
ETIOLOGI

1. Kegagalan miokard (disfungsi miokard)

2. Gangguan mekanis

3. Peningkatan kebutuhan metabolik (demand overload)

4. Gangguan irama jantung


Manifestasi Klinis
Gejala Tanda
Tipikal Spesifik
- Sesak nafas - Peningkatan JVP
- Ortopneu - Refluks hepatojugular
- Paroxysmal nocturnal dyspnoe - Suara jantung S3 (gallop)
- Toleransi aktifitas yang berkurang - Apex jantung bergeser ke lateral
- Cepat lelah - Bising jantung
- Begkak di pergelangan kaki
Kurang tipikal Kurang tipikal
- Batuk di malam / dini hari - Edema perifer
- Mengi - Krepitasi pulmonal
- Berat badan bertambah > 2 kg/minggu - Sura pekak di basal paru pada perkusi
- Berat badan turun (gagal jantung stadium - Takikardia
lanjut) - Nadi ireguler
- Perasaan kembung/ begah - Nafas cepat
- Nafsu makan menurun - Heaptomegali
- Perasaan bingung (terutama pasien usia - Asites
lanjut) - Kaheksia
- Depresi
- Berdebar
- Pingsan

Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung PERKI.2015.


KLASIFIKASI
Klasifikasi berdasarkan kelainan Klasifikasi berdasarkan kapsitas
struktural jantung (ACC/AHA) fungsional (NYHA)
Stadium A Kelas I
Memiliki risiko tinggi untuk Tidak terdapat batasan dalam
berkembang menjadi gagal jantung. melakukan aktifitas fisik. Aktifitas fisik
Tidak terdapat gangguan struktural atau sehari-hari tidak menimbulkan
fungsional jantung, tidak terdapat tanda kelelahan, palpitasi atau sesak nafas
atau gejala
Stadium B Kelas II
Telah terbentuk penyakit struktur Terdapat batasan aktifitas ringan. Tidak
jantung yang berhubungan dengan terdapat keluhan saat istrahat, namun
perkembangan gagal jantung, tidak aktifitas fisik sehari-hari menimbulkan
terdapat tanda atau gejala kelelahan, palpitasi atau sesak nafas
Stadium C Kelas III
Gagal jantung yang simtomatik Terdapat batasan aktifitas bermakna.
berhubungan dengan penyakit struktural Tidak terdapat keluhan saat istrahat,
jantung yang mendasari tetapi aktfitas fisik ringan
menyebabkan kelelahan, palpitasi atau
sesak
Stadium D Kelas IV
Penyakit jantung struktural lanjut serta Tidak dapat melakukan aktifitasfisik
gejala gagal jantung yang sangat tanpa keluhan. Terdapat gejala saat
bermakna saat istrahat walaupun sudah istrahat. Keluhan meningkat saat
mendapat terapi medis maksimal melakukan aktifitas
(refrakter)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

a) EKG
b) Rontgen
c) Echokardiogram
d) Scan Jantung
e) Kateterisasi
f) Pemeriksaan Laboratorium : Darah perifer lengkap: hemoglobin, leukosit,
trombosit, hematokrit.Elektrolit: K, Na, Cl, Mg.Enzim Jantung (CK-MB,
Troponin I atau T, LDH). BUN, Creatinin, urinalisa, estimasi laju filtrasi
glomerulus (eGFR), SGOT, SGPT.Gula darah.Kolesterol, trigliserida.Analisa Gas
Darah.Pemeriksan BNP
Penatalaksanaan non farmakologi

1. Manajemen perawatan mandiri


2. Ketaatan pasien berobat
3. Pemantauan berat badan
4. Asupan cairan
5. Pengurangan berat badan
6. Latihan fisik
7. Nutrisi/asupan makanan
Terapi farmakologik

• panghambat ACE/ ACE-I (captropil, • β-blocker(bisoprolol, karvedilol)


lisinopril, ramipril)
• Ivabradine
• Diuretik • Vasodilator lain (hidralazin – isosorbid
• Antagonis aldosterone dinitrat)

• Angiotensin Receptor Blockers (ARB) • Digoksin


• ARNI (Angiotensin Receptor-Nefrilysin • anti-trombotik
Inhibitor)
• anti-aritmia
KONSEP DASAR COROANGIOGRAPHY

Tindakan memasukkan selang kecil (kateter) ke dalam


pembuluh darah arteri dan/atau vena dan menelusurinya
hingga ke jantung, pembuluh darah lainnya dan/ atau
organ lain yang dituju dengan bantuan sinar-X
Klasifikasi berdasarkan struktur rongga jantung yang dituju: Left heart catheterization (Kateterisasi
jantung Kiri):

Kateter dimasukkan ke dalam arteri Kateter dimasukkan ke dalam vena

 Arteriography (sering disebut  Venography


angiography) arteri femoralis, radialis,
 RV-graphy (Right Ventriculography)6
brakialis, koroner atau arteri lain yang
 PA-graphy (Pulmonary Arteriography)
dituju.
 Aortography  Transeptal catheteterization

 LV-graphy (Left Ventriculography)  Electrophysiologic studies (EPS)

 Temporary and Permanent Pacemaker


KLASIFIKASI BERDASARKAN TUJUAN

DIAGNOSTIK INTERVENSI
• PENYADAPAN JANTUNG KANAN • ABLASI
• PENYADAPAN JANTUNG KIRI • PTCA
• PENYADAPAN JANTUNG KANAN • BMV
DAN KIRI • PERICARDIOSINTESIS
• ANGIOGRAM
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI

INDIKASI KONTRAINDIKASI
• PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL • ABSOLUT
• PENYAKIT JANTUNG KORONER  TIDAK ADA ALAT & SDM

• PENYAKIT JANTUNG KATUP  TIDAK KOOPERATIF

• PENYAKIT JANTUNG ARITMIA • RELATIF


• PENYAKIT KELAINAN PEMBULUH  HAMIL <3 BLN
DARAH  INFEKSI
KOMPLIKASI

MAYOR MINOR
• Stroke • (diseksi aorta), perforasi jantung- tamponade,
gagal jantung, gagal ginjal akut, Blok
• Kematian
jantung-asistol, perdarahan (lokal,
• infark miokard retriperitoneal, pelvis), infeksi, aritma (supra
• aritmia (takikardi ventrikel, fibrilasi ventricular takikardia, fibrilasi atrium),
ventrikel, aritmia malignan lainyya) thrombus-embolus, pesudoneurisme, dan
reaksi vasovagal.
TEKNIK

ANASTESI MEMASUKAN KATETER


• UMUM • PERCUTANEUS /SELDINGER
• LOKAL • VENA SEKSI
TEORI COROANGIOGRAPHY PADA PASIEN
DENGAN CHF
“guidelines ACC/AHA 2009 mengenai gagal jantung merekomendasikan angiography
kororner pada pasien dengan gagal jantung atau fungsi ventrikel kiri terganggu dan bukti
klinis iskemia, yang akan bermanfaat untuk revaskularisasi pada kelompok resiko tinggi. “
DAN

“kateterisasi jantung dan angiografi koroner harus sangat di anjurkan pada semua pasien
dengan gagal jantung dan angina untuk menyingkirkan penyakit jantung koroner. (PAPDI,
2015)”
Rekomendasi Penggunaan Angiografi Koroner pada Pasien Dengan CHF,
AHA guideline 2022
Kelas 1 1. CHF karena disfungsi sistolik dengan angina atau dengan kelainan gerakan dinding regional dan / atau bukti
scintigraphic iskemia miokard reversibel ketika revaskularisasi sedang dipertimbangkan. (Tingkat Bukti: B)
2. Sebelum transplantasi jantung. (Tingkat Evidence: C)
3. CHF sekunder untuk aneurysme ventrikel postinfarction atau komplikasi mekanis lainnya dari MI.
 

Kelas II a 1. Disfungsi sistolik dengan penyebab yang tidak dapat dijelaskan meskipun pengujian non-invasif. (Tingkat Bukti: C)
2. Fungsi sistolik normal, tetapi gagal jantung episodik menimbulkan kecurigaan disfungsi venakular kiri yang dimediasi
secara iskim. (Bukti: C)
 

Kelas III
CHF dengan angiogram koroner sebelumnya menunjukkan arteri koroner normal, tanpa bukti baru yang
menunjukkan penyakit jantung iskemik. (Bukti: C)
 
from 2021 ESC Guideline
Class I

"Invasive coronary angiography is recommended in patients with angina despite medical therapy or symptomatic ventricular arrhythmias.(
Level of Evidence: B) "

Class IIb

" Invasive coronary angiography may be considered in patients with HFrEF with an intermediate to high pre-test probability of CAD and the
presence of ischemia in non-invasive stress tests.(Level of Evidence: B) "

Class I

" Right heart catheterization is recommended in patients with severe HF being evaluated for heart transplantation or
mechanical circulatory support (Level of Evidence: C) "

Class IIa

" Right heart catheterization is reasonable in HF patients with suspicion of constrictive pericarditis, restrictive cardiomyopathy,
congenital heart disease, and high output states.(Level of Evidence: C) "

Class IIb

" Right heart catheterization may be considered in selected patients with HFpEF to confirm the diagnosis..(Level of Evidence: C) "
TINJAUAN KASUS
Nama : Tn. ABS

Umur : 36 tahun (15-8-1985)

Agama :islam

Suku : sunda

Status perkawinan :belum kawin

Pendidikan :SLTP

No RM : 2021-49-87-94

Jaminan : BPJS

Alamat : bogor

Pekerjaan :wiraswasta

Diagnosa pre tindakan : CHF ec suspek DCM,APS, MR mod, ef 20%

Diagnosa post tindakan : Right dominan, normal koroner

Tgl MRS : 18-02-2022

Tgl pengkajian : 18-02-2022


Keluhan utama

“sesak muncul jika aktivitas berlebih”


riwayat penyakit sekarang riwayat kesehatan dahulu

pasien mengeluh sesak muncul jika aktivitas pasien mengatakan keluhan timbul sejak 5 tahun

jalan kurang lebih 50 meter, sesak napas yang lalu, saat periksa ke dokter dikatakan bahwa
ada pembesaran jantung, pasien memeiliki riwayat
muncul tidak disertai nyeri dada, pasien tidur
penyakit asma, asam urat tinggi, hipertensi dan DM
dengan menggunakan 2 bantal di rumah,
terkontrol. Pasien pernah menjadi perokok aktif
pasien sering datang kontrol ke pelayanan
kurang lebih 2 bungkus perhari dan berhenti sejak
kesehatan (RS PJNHK) sakit.
PEMERIKSAAN FISIK

kesadaran : Compos mentis, pasien kooperatif dan Tekanan darah : 143/ 100 mmHg
mampu berkomunikasi secara baik

Keadaan umum : baik

nadi : 104 x/m

Berat badan : 58 kg saturasi : 100%

alergi : pasien tidak ada riwayat alergi obata maupun


pernapasan : 22x/m
makanan

Suhu : 36,8 C
Tinggi badan : 165 cm
PEMERIKSAAN FISIK

KEPALA DAN LEHER DADA


rambut Warna hitam, bersih, tidak ada benjolan
bunyi jantung 1 dan 2 reguler, tidak
disertai bunyi tambahan seperti mur-mur
Leher Tidak ada benjolan, menelan baik, tidak ada
peningkatan JVP dan gallop

Mata Penglihatan baik, sklera tidak ikterik bunyi nafas vesikuler, tidak ada bunyi
nafas tambahan, gerakan dindingda
simetris kanan kiri
PEMFIS

EXTREMITAS Pola persepsi psikologis – konsep diri


• tidak ada oedem, akral hangat, CRT < 2 • Pasien saat ini merasa optimis dan
detik, pulsasi radialis kanan dan kiri adekuat, bersemangat untuk sembuh. Pasien sudah
pulsasi dorsalis pedis kanan dan kiri adekuat
setuju dilakukan tindakan. Tetapi pasien
mengatakan masih merasa khawatir dengan
• terpasang nichiband di radialis kanan tindakan kateterisasi jantung karena baru
• terpasang infus di tangan kiri. pertama kalinya. Pasien sebelumnya sudah
duberikan edukasi oleh dokter.
THERAPY MEDIS DAN HASIL LAB
Jenis pemeriksaan Hasil
Nama obat frekuensi Quantity
RT PCR Negatif
hemoglobin 15,3
hematokrit 48, 2
Eritrosit 5,90
Bisoprolo tab 2,5 mg 1 1
Trombosit 320.000
Leucosit 8570
Allopurinol tab 100 mg 1 1
Pt/aptt 12,6 /27,1
Pt kontrol 10,4

Furosemid tab 40 mg 1 1 INR 1,22


Creatinin 1,02

Spironolactone tab 25 1 1 Ureum 37,20


BUN 170
mg
eGFR 94
Ramipril tab 10 mg 1 1 GDS 131
Na/k/Cl 141/ 4,7 / 102
Metformin tab 500mg 2 1 HbSAg Non reaktif
HCV Non reaktif
PEMERIKSAAN PENUNJANG

rontgen thorax tanggal 15-09- ekokardiografi tanggal 15-09-


2021 2022
• CTR 68%, kongesti (+) infiltrat • MAP 110, HR 95 x/m, EF 23 %, (teich)
26%(simpsons) TAPSE 11 mm, SV 36
(+), efusi (-), pinggang jantung
cc, CO 3,4 L/m, SVR 2400, global
(+), apex downward, segmen
hipokinetik, MR mod, TR mod ec
aorta dan pulmo tidak menonjol dilatasi chamber.
ANALISA DATA
DS: Perubahan Penurunan curah
jantung
Pasien mengatakan sesak nafas muncul jika beraktivitas kurang lebih 50 meter kontraktilitas
Sesak tidak disertai nyeri dada miokard
Sesak nafas hilang jika beristirahat
DO:
Tekanan darah 140/100 mmHg
Hasil ekokardiografi ef 23 %, dilatasi chamber, global hipokinetik.
Pasien mempunyai faktor resiko : hipertensi, DM, hiperuricemia, riwayat merokok
berhenti setelah sakit

DS : pasien mengatakan masih merasa khawatir karena pertama kali dilakukan tindakan Krisis situasional Ansietas
kateterisasi jantung (rencana tindakan)
DO :
Pasien sudah di berikan edukasi sebelumnya oleh dokter
DO :- Prosedur tindakan, Resiko
DS: agen farmakologis perdarahan
Prosedur yang dilakukan merupakan tindakan invasif
Terpasang nichiband post tindakan dengan menggunakan sheat 5 fr
Saat tindakan di berikan heparin 500 ui
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokard

2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional (hospitalisasi)

3. Resiko perdarahan
• Intervensi: Perawatan Jantung , Observasi:
DX 1: Penurunan curah  Identifikasi tanda / gejala primer penurunan curah jantung (dyspnea,
jantung berhubungan dengan kelelahan, edema, orthopnea, peningkatan CVP)
perubahan kontraktilitas
 Identifikasi tanda / gejala sekunder penurunan curah jantung (peningkatan
miokard
BB, palpitasi, ronkhi basah, oliguria, kulit pucat, distensi vena jugularis)
Luaran Utama: Curah Jantung
Setelah dilakukan asuhan  Monitor tekanan darah

keperawatan selama 1x24 jam,  Monitor keluhan nyeri dada saat tindakan
curah jantung pasien adekuat
 Monitor intake dan output cairan
dengan kriteria hasil:
 Monitor saturasi oksigen
 Edema berkurang
 Monitor ekg 12 sadapan
 Dispnea berkurang  Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)

 Tidak terdapat gambaran ekg aritmia  Monitor nilai laboratorium jantung

 EF membaik  Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi


 Posisikan pasien semi-fowler atau fowler dengan kaki ke bawah atau posisi
nyaman
DX2: Ansietas berhubungan
dengan krisis situasional Intervensi :
(rencana tindakan)
 Identifikasi saat tingkat ansietas berubah : kondisi waktu, stressor.
LUARAN : Setelah dilakukan
 Monitor tanda ansietas (verbal dan non verbal)
intervensi keperawatan selama 1
x 24 jam, maka tingkat ansietas  Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan
menurun dengan kriteria hasil : pencahyaan dan suhu ruang yang memungkinkan
 Verbalisasi khawatir akibat kondisi  Pahami situasi yang membuat ansietas
yang di hadapi menurun
 Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi nafas dalam
 Perilaku gelisah menurun
 Informasikan secara faktual mengenai proses dan program
 Frekuensi nadi menurun
tindakan yang akan dilakukan
 Orientasi mmembaik
DX 3: Resiko perdarahan
Intervensi

 Monitor tanda gejala perdarahan

 Monitor tanda vital orthostatik

 Pertahankan imobilisasi lokasi puncture


Luaran : tingkat perdarah
menurun setelah dilakukan  Jelaskan tanda gejala perdarahn
tindakan keperawatan selama 1 x
24 jam  Anjurkan segera melaporkan jika terjadi perdarahan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN : DX 1
Hari / tgl Diagnosa keperawatan Implementasi tindakan Evaluasi tindakan

Jum’at Penurunan curah jantung 1) Mengidentifikasi tanda gejala 1) Pasien mengatakan sesak nafas tidak muncul,
18-02-
berhubungan dengan penurunan curah jantung RR : 22 x/m, tidak ada odem maupun sianosis
2022
perubahan kontrkatilitas 2) Mengatur posisi nyaman pasien 2) Pasiennyaman dengan posisi head up 30 derajat,
3) Memasang EKG 6 lead saat tindakan bantal di taruh di bawah pundak dan di berikan
4) Monitor tanda vital selama tindakan ganjelan di bawah bantal
5) Memonitor balance cairan saat tindakan 3) Lead EKG monitor terpasang
6) Memonitor saturasi oksigen saat 4) TD : 167/ 94 mmHg, HR: 106 x/m
tindakan 5) Mengatur tetesan infus 12 Tpm
7) Memonitor keluhan nyeri dada saat 6) SpO2 :98 % saat tindakan
tindakan 7) Pasienmengatakan tidak ada nyeri dada
8) Memonitor intake dan output selama 8) Intake kotras 25 cc, spoel 20 cc total intake 45cc,
tindakan output perdarahan :10cc
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN: DX 2
HARI TGL DX IMPLEMENTASI HASIL
Jum’at 18-02- Ansietas 1) Memonitor tanda ansietas verbal dan non 1) Pasien mengatakan masih merasa khawatir
2022 berhubungan verbal tetapi berharap semoga tindakan lancar, raut
dengan rencana 2) Memasang selimut dengan warmer agar muka pasien tampak tegang saat dilakukan
tindakan pasien merasa hangat dan nyaman sterilisasi
3) Menjelaskan prosedur dan mungkin 2) Warmer blanket terpasang
sensai yang akan dialami 3) Menjelaskan akan dilakukan anastesi lokal
4) Menganjurkan pasien jika terasa nyeri di area radial dan akan terasa sakit.
atau tidak nyaman untuk relaksasi nafas 4) Pasien tampak melakukan penarikan nafas
dalam yg dalam
5) Menginformasikan secara faktual tentang 5) Dokter Menjelaskan bahwa hasil
hasil dari tindakan coroangiografi bahwa pembuluh darah
jantung pasien normal
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN: DX 3
HARI DX IMPLEMENTASI HASIL
TGL

JUMAT RESIKO 1) Memonitor tanda gejala 1) Setelah dilakukan tindakan CAG, di


18-02-22 PERDARAHAN
perdarahan pasang nichiband, tidaktampak
2) Menganjurkan pasien agar perdarahan maupun hematom
imobilisasi pergelangan 2) Pasien mengerti dan tampak
tangan mengamankan lokasi puncture saat di
3) Menganjurkan pasien agar pindahkan ke kursi roda
segera melaporkan ke 3) Pasien mengerti
perawata jika terdapat
perdarahn atupun bengkak di
area tusukan
EVALUASI KEPERAWATAN
TGL DX EVALUASI
HARI
JUMAT Penurunan S : pasien mengatakan tidak ada sesak nafas dan nyeri dada selama tindakan
18-2-22 curah jantung O : terpasang infus 12 tpm
berhubungan Terpasang kondom kateter
dengan TD : 161/ 96 mmHg
perubahan Saturasi : 98%
kontraktilitas HR 102 x/m
RR : 21 x/m
A : penurunan curah jantung

P:

1) identifikasi tanda gejala penurunan curah jantung


2) atur posisi nyaman pasien
3) pasang lead EKG saat tindakan
4) Monitor tanda vital selama tindakan
5) monitor balance cairan saat tindakan
6) monitor saturasi oksigen saat tindakan
7) monitor keluhan nyeri dada saat tindakan
EVALUASI KEPERAWATAN
HARI DX EVALUASI
TGL
JUMAT Ansietas S : pasien mengatakan sudah tidak khawatir karena tindakan sudah selesai dengan hasil
18-02-22 berhubungan
pembuluh darah normal
dengan
O : dokter menjelaskan hasil tindakan bahwa pembuluh darah jantung pasien normal
rencana
A : ansietas belum teratasi
tindakan
P:

1) Monitor tanda ansietas verbal dan non verbal


2) Mengatur suhu nyaman
3) jelaskan prosedur dan mungkin sensai yang akan dialami
4) anjurkan pasien jika terasa nyeri atau tidak nyaman untuk relaksasi nafas dalam
5) informasikan secara faktual tentang hasil dari tindakan
EVALUASI KEPERAWATAN
HARI DX EVALUASI
TGL
JUMAT RESIKO S: -
19-02- PERDARAHAN O : setelah selesai tindakan pasien dipindahkan dengan kursi roda
2022 ke RR, tidak ada tanda perdarahan maupun bengkak di lokasi
puncture yang sudah di balut dengan nichiband
A : resiko perdarahan
P:
Monitor tanda gejala perdarahan
Anjurkan pasien agar imobilisasi pergelangan tangan
Anjurkan pasien agar segera melaporkan ke perawata jika terdapat
perdarahn atupun bengkak di area tusukan
PERAN PERAWAT SCRUB DIAGNOSTIK INVASIF
Pada pasien Tn.ABS ini dilakukan tindakan angiografi koroner (CAG) pada tanggal 18-02-2022, tindakan dimulai pukul 13.23
WIB. Pada tindakan ini perawat berperan sebagai scrub nurse pada tindakan CAG. Prosedur tindakan yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut :

1. Membuka set linen steril dan membuka peralatan habis pakai

2. Menyiapkan cairan flush dan sabun clorhexidine

3. Memakai APD antiradiasi lengkap

4. Memakai celemek plastik

5. Mencuci tangan dengan prinsip steril

6. Melakukan flushing alat (jarum puncture, sheath, guide wire- J wire)

7. Melakukan desinfeksi area tindakan (radialis dan brakhialis)

8. Menutup area tindakan dan pasien dengan doek steril

9. Menempatkan alat-alat dekat dengan area tindakan

10.Menghubungkan treeway stopcock dengan selang extension panjang ke transduser dan melakukan flushing
LANJUTAN….
1. Mengambil lidocain 1 ampul dengan spuid 3 cc, NTG 300mcg dengan spuid 1 cc kemudian di encerkan,
heparin 5000 ui dengan spuid 5 cc kemudian diencerkan.

2. Dilakukan anastesi lokal di area radialis oleh dokter operator tindakan

3. Memasukan sheath 5fr ke arteri radialis

4. Melakukan aspirasi, memberikan NTG dan heparin, dan spoeling sheath tersebut

5. Melakukan flusing kateter diagnostik optitorque 5f

6. Memasukan kateter bersamaan dengan J-wire, sampai ke aorta

7. Melakukan aspirasi flushing treeway tranducer, mengukur pressure Aorta awal

8. Kanulasi LCA dan LCA graphy dengan 4 posisi (LAO cranial, LAO caudal spider, PA cranial, PA 0)

9. Kanulasi ke RCA dan RCA graphy dengan 2 posisi LAO 45, cranial 20)

10.Melakukan fluhing, mengukur pressure aorta akhir

11.Prosedur tindakan CAG selesai


PEMBAHASAN
• Diagnostik invasif kardiovaskuler adalah suatu tindakan pemeriksaan diagnostik untuk menentukan
diagnosa secara invasif pada kelainan jantung dan pembuluh darah.
• tindakan ini memasukan selang/tube kecil (kateter) ke dalam jantung, melalui pembuluh darah baik
vena atau arteri. Tujuan dari prosedur pemeriksaan angiografi koroner yang telah dilakukan pada
Tn.ABS adalah untuk mengetahui salah satu penyebab dari penyakit CHF yang di derita oleh
pasien, apakah di karenakan adanya penyakit jantung koroner pada pembuluh darah pasien.
• Pada asuhan keperawatan Tn.ABS muncul tiga diagnosa keperawatan diantaranya adalah diagnosa
keperawatan pre tindakan yaitu ansietas dan penurunan curah jantung, intra tindakan yaitu
penurunan curah jantung, dan post tindakan yaitu resiko perdarahan. Dariketiga diagnosa
keperawaratan tersebut telah dilakukan intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan

Anda mungkin juga menyukai