PASIEN ANGIOGRAFI
KORORNER DENGAN CHF
PELATIHAN SCRUB NURSE DIAGNOSTIK INVASIF NON BEDAH, DIKLAT RS
JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA,JAKARTA
KONSEP DASAR CONGESTIF HEART FAILURE
(CHF)
• PENGERTIAN
2. Gangguan mekanis
a) EKG
b) Rontgen
c) Echokardiogram
d) Scan Jantung
e) Kateterisasi
f) Pemeriksaan Laboratorium : Darah perifer lengkap: hemoglobin, leukosit,
trombosit, hematokrit.Elektrolit: K, Na, Cl, Mg.Enzim Jantung (CK-MB,
Troponin I atau T, LDH). BUN, Creatinin, urinalisa, estimasi laju filtrasi
glomerulus (eGFR), SGOT, SGPT.Gula darah.Kolesterol, trigliserida.Analisa Gas
Darah.Pemeriksan BNP
Penatalaksanaan non farmakologi
DIAGNOSTIK INTERVENSI
• PENYADAPAN JANTUNG KANAN • ABLASI
• PENYADAPAN JANTUNG KIRI • PTCA
• PENYADAPAN JANTUNG KANAN • BMV
DAN KIRI • PERICARDIOSINTESIS
• ANGIOGRAM
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
INDIKASI KONTRAINDIKASI
• PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL • ABSOLUT
• PENYAKIT JANTUNG KORONER TIDAK ADA ALAT & SDM
MAYOR MINOR
• Stroke • (diseksi aorta), perforasi jantung- tamponade,
gagal jantung, gagal ginjal akut, Blok
• Kematian
jantung-asistol, perdarahan (lokal,
• infark miokard retriperitoneal, pelvis), infeksi, aritma (supra
• aritmia (takikardi ventrikel, fibrilasi ventricular takikardia, fibrilasi atrium),
ventrikel, aritmia malignan lainyya) thrombus-embolus, pesudoneurisme, dan
reaksi vasovagal.
TEKNIK
“kateterisasi jantung dan angiografi koroner harus sangat di anjurkan pada semua pasien
dengan gagal jantung dan angina untuk menyingkirkan penyakit jantung koroner. (PAPDI,
2015)”
Rekomendasi Penggunaan Angiografi Koroner pada Pasien Dengan CHF,
AHA guideline 2022
Kelas 1 1. CHF karena disfungsi sistolik dengan angina atau dengan kelainan gerakan dinding regional dan / atau bukti
scintigraphic iskemia miokard reversibel ketika revaskularisasi sedang dipertimbangkan. (Tingkat Bukti: B)
2. Sebelum transplantasi jantung. (Tingkat Evidence: C)
3. CHF sekunder untuk aneurysme ventrikel postinfarction atau komplikasi mekanis lainnya dari MI.
Kelas II a 1. Disfungsi sistolik dengan penyebab yang tidak dapat dijelaskan meskipun pengujian non-invasif. (Tingkat Bukti: C)
2. Fungsi sistolik normal, tetapi gagal jantung episodik menimbulkan kecurigaan disfungsi venakular kiri yang dimediasi
secara iskim. (Bukti: C)
Kelas III
CHF dengan angiogram koroner sebelumnya menunjukkan arteri koroner normal, tanpa bukti baru yang
menunjukkan penyakit jantung iskemik. (Bukti: C)
from 2021 ESC Guideline
Class I
"Invasive coronary angiography is recommended in patients with angina despite medical therapy or symptomatic ventricular arrhythmias.(
Level of Evidence: B) "
Class IIb
" Invasive coronary angiography may be considered in patients with HFrEF with an intermediate to high pre-test probability of CAD and the
presence of ischemia in non-invasive stress tests.(Level of Evidence: B) "
Class I
" Right heart catheterization is recommended in patients with severe HF being evaluated for heart transplantation or
mechanical circulatory support (Level of Evidence: C) "
Class IIa
" Right heart catheterization is reasonable in HF patients with suspicion of constrictive pericarditis, restrictive cardiomyopathy,
congenital heart disease, and high output states.(Level of Evidence: C) "
Class IIb
" Right heart catheterization may be considered in selected patients with HFpEF to confirm the diagnosis..(Level of Evidence: C) "
TINJAUAN KASUS
Nama : Tn. ABS
Agama :islam
Suku : sunda
Pendidikan :SLTP
No RM : 2021-49-87-94
Jaminan : BPJS
Alamat : bogor
Pekerjaan :wiraswasta
pasien mengeluh sesak muncul jika aktivitas pasien mengatakan keluhan timbul sejak 5 tahun
jalan kurang lebih 50 meter, sesak napas yang lalu, saat periksa ke dokter dikatakan bahwa
ada pembesaran jantung, pasien memeiliki riwayat
muncul tidak disertai nyeri dada, pasien tidur
penyakit asma, asam urat tinggi, hipertensi dan DM
dengan menggunakan 2 bantal di rumah,
terkontrol. Pasien pernah menjadi perokok aktif
pasien sering datang kontrol ke pelayanan
kurang lebih 2 bungkus perhari dan berhenti sejak
kesehatan (RS PJNHK) sakit.
PEMERIKSAAN FISIK
kesadaran : Compos mentis, pasien kooperatif dan Tekanan darah : 143/ 100 mmHg
mampu berkomunikasi secara baik
Suhu : 36,8 C
Tinggi badan : 165 cm
PEMERIKSAAN FISIK
Mata Penglihatan baik, sklera tidak ikterik bunyi nafas vesikuler, tidak ada bunyi
nafas tambahan, gerakan dindingda
simetris kanan kiri
PEMFIS
DS : pasien mengatakan masih merasa khawatir karena pertama kali dilakukan tindakan Krisis situasional Ansietas
kateterisasi jantung (rencana tindakan)
DO :
Pasien sudah di berikan edukasi sebelumnya oleh dokter
DO :- Prosedur tindakan, Resiko
DS: agen farmakologis perdarahan
Prosedur yang dilakukan merupakan tindakan invasif
Terpasang nichiband post tindakan dengan menggunakan sheat 5 fr
Saat tindakan di berikan heparin 500 ui
DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. Resiko perdarahan
• Intervensi: Perawatan Jantung , Observasi:
DX 1: Penurunan curah Identifikasi tanda / gejala primer penurunan curah jantung (dyspnea,
jantung berhubungan dengan kelelahan, edema, orthopnea, peningkatan CVP)
perubahan kontraktilitas
Identifikasi tanda / gejala sekunder penurunan curah jantung (peningkatan
miokard
BB, palpitasi, ronkhi basah, oliguria, kulit pucat, distensi vena jugularis)
Luaran Utama: Curah Jantung
Setelah dilakukan asuhan Monitor tekanan darah
keperawatan selama 1x24 jam, Monitor keluhan nyeri dada saat tindakan
curah jantung pasien adekuat
Monitor intake dan output cairan
dengan kriteria hasil:
Monitor saturasi oksigen
Edema berkurang
Monitor ekg 12 sadapan
Dispnea berkurang Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)
Jum’at Penurunan curah jantung 1) Mengidentifikasi tanda gejala 1) Pasien mengatakan sesak nafas tidak muncul,
18-02-
berhubungan dengan penurunan curah jantung RR : 22 x/m, tidak ada odem maupun sianosis
2022
perubahan kontrkatilitas 2) Mengatur posisi nyaman pasien 2) Pasiennyaman dengan posisi head up 30 derajat,
3) Memasang EKG 6 lead saat tindakan bantal di taruh di bawah pundak dan di berikan
4) Monitor tanda vital selama tindakan ganjelan di bawah bantal
5) Memonitor balance cairan saat tindakan 3) Lead EKG monitor terpasang
6) Memonitor saturasi oksigen saat 4) TD : 167/ 94 mmHg, HR: 106 x/m
tindakan 5) Mengatur tetesan infus 12 Tpm
7) Memonitor keluhan nyeri dada saat 6) SpO2 :98 % saat tindakan
tindakan 7) Pasienmengatakan tidak ada nyeri dada
8) Memonitor intake dan output selama 8) Intake kotras 25 cc, spoel 20 cc total intake 45cc,
tindakan output perdarahan :10cc
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN: DX 2
HARI TGL DX IMPLEMENTASI HASIL
Jum’at 18-02- Ansietas 1) Memonitor tanda ansietas verbal dan non 1) Pasien mengatakan masih merasa khawatir
2022 berhubungan verbal tetapi berharap semoga tindakan lancar, raut
dengan rencana 2) Memasang selimut dengan warmer agar muka pasien tampak tegang saat dilakukan
tindakan pasien merasa hangat dan nyaman sterilisasi
3) Menjelaskan prosedur dan mungkin 2) Warmer blanket terpasang
sensai yang akan dialami 3) Menjelaskan akan dilakukan anastesi lokal
4) Menganjurkan pasien jika terasa nyeri di area radial dan akan terasa sakit.
atau tidak nyaman untuk relaksasi nafas 4) Pasien tampak melakukan penarikan nafas
dalam yg dalam
5) Menginformasikan secara faktual tentang 5) Dokter Menjelaskan bahwa hasil
hasil dari tindakan coroangiografi bahwa pembuluh darah
jantung pasien normal
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN: DX 3
HARI DX IMPLEMENTASI HASIL
TGL
P:
10.Menghubungkan treeway stopcock dengan selang extension panjang ke transduser dan melakukan flushing
LANJUTAN….
1. Mengambil lidocain 1 ampul dengan spuid 3 cc, NTG 300mcg dengan spuid 1 cc kemudian di encerkan,
heparin 5000 ui dengan spuid 5 cc kemudian diencerkan.
4. Melakukan aspirasi, memberikan NTG dan heparin, dan spoeling sheath tersebut
8. Kanulasi LCA dan LCA graphy dengan 4 posisi (LAO cranial, LAO caudal spider, PA cranial, PA 0)
9. Kanulasi ke RCA dan RCA graphy dengan 2 posisi LAO 45, cranial 20)