Anda di halaman 1dari 52

MODUL 1

KELOMPOK 6
Dosen Pembimbing : Dr. dr. M. Fachri, Sp.P
■ Dawud Muzakki 2018730024
■ Teuku Muhammad rizqon 2018730108
■ Rulli rustaman 2018730093
■ Ridho 2018730089
■ Azzahra asya sisdiani 2018730021
■ Mutiara fellina maharani 2018730072
■ Alfiana adhitia s 2018730004
■ Tasya amelia salsabilla 2018730106
■ Annaya noor Sabina 2018730010
■ Maynaliza nurul aini 2018730060
■ Pelia deswita 2018730084
Skenario

Seorang laki – laki berusia 60 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak yang
semakin membefrat sejak 1 minggu yang lalu. Sesak bertambah berat jika pasien beraktivitas
dan tidak berkurang jika pasien jika pasien beristirahat. Pasien juga mengeluh sering terbangun
di malam hari karena sesak, dan kedua kaki terlihat semakin membengkak. Pasien merokok 1-2
bungkus/hari.
Pada pemeriksaan fisik di dapatkan TD : 110/60 mmHg, frekuensi napas 28x/menit,
tekanan vena jugularis R+3 cm.H2O dan edema pada ektremitas bawah. Pada pemeriksaan
radiologi thoraks didapatkan adanya elongasi aorta dan CTR 60%
setelah 3 jam mendapatkanterapi di Unit Gawat Darurat (UGD), tiba-tiba pasien
mengalami perburukan. Pasien mengalami penurunan kesadaran, TD : 70/40 mmHg, frekuensi
nadi : 120x/menit, teraba lemah. Frekuensi napas : 28x/menit
Kata sulit

■ Elongasi aorta : pembuluh darah yang terlihat memanjang pada pemeriksaan


radiologi & terlihat ada penonjolan
Kata kunci
■ Laki – laki 60 tahun
■ KU : - sesak 1 minggu yang lalu
■ RPS : - Sesak bertambah berat ketika beraktivitas
- kedua kaki membengkak
- terbangun dimalam hari
■ Psikososial : - merokok 1-2 bungkus/ hari
■ Pemfis : - TD = 110/60mmHg
- frekuensi napas = 28x/menit
- tekanan vena jugularis = R+3 cm.H2O
- edema pada ektremitas bawah
■ Radiologi : - elongasi aorta
■ Keadaan memburuk setelah mendapatkan terapi ( TD : 70/40mmHg, frekuensi nadi : 120x/menit, frekuensi napas :
28x/menit)
Peta konsep laki - laki 60 th

Sesak napas

non-
Faktor resiko kardiovaskuler
kardiovaskuler

etiologi

patofisiologi

alur diagnosis

Anamnesis

Pemfis

DD

Pemeriksaan
Penunjang

komplikasi Tatalaksana prognosis


Pertanyaan

1. Bagaimana perbedaan sesaak napas pada kardiovaskuler dan non -


kardiovaskuler ?
2. Jelaskan epidemiologi dari sesak napas !
3. Apa saja etiologi dari sesak napas pada kardiovaskuler ?
4. Apa saja etiologi dari sesak napas pada non-kardiovaskuler ?
5. Bagaimana patofisiologi sesak napas pada kardiovaskuler ?
6. Apa saja factor resiko dari sesak napas ?
7. Apa saja klasifikasi dari sesak napas ?
8. Bagaimana anamnesis dari scenario ?
9. Bagaimana pemeriksaan fisik dari scenario tersebut ?
10. Apa saja DD dari kasus scenario tersebut ?
11. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari masing – masing DD ?
12. Bagaimana tatalaksana dari farmakologi ?
13. Bagaimana tatalaksana dari non-farmakologi ?
14. Apa komplikasi dan prognosis dari masing – masing DD ?
16. Apakah orang yang sakit diwajibkan untuk sholat dan jelaskan hukum merokok
menurut islam ?
Tujuan Pembelajaran

1. Mengetahui perbedaan sesak napas pada kardiovaskuler dan non-kardiovaskuler


2. Menentukan alur diagnosis sesak napas
3. Memecahkan dan memahami masalah dalam kasus pada scenario
Kardiovaskuler Respirasi
Peningkatan tekanan darah Terjadi karena asma dan penyakit paru lainnya
Denyut jantung tidak teratur Nadi cepat, masih teratur
Nyeri dada Tekanan darah normal
Batuk Batuk
Memberat saat berbaring Keringat malam hari
Iskemia
Edema paru akut

Ciri Khas pada penyakit jantung :


1. Ortopnea  sesak saat berbaring dikarenakan tekanan cairan dari
abdomen & ekstremitas bawah yang meningkat
2. Dispnea paroksimal (nocturnal)  sesak nafas & batuk mengi yang
menetap terutama pada malam hari bahkan bisa bertahan pada
posisi berbaring maupun duduk

Harrison's principles of internal medicine ISBN 979-448-453-9


Klasifikasi NYHA (NEW YORK HEART ASSOCIATION)
Menjelaskan tingkat akibat akibat dispnea karena penyakit jantung :
• Kelas 1  Pasien dengan penyakit jantung tanpa dipsnea selama aktivitas normal
• Kelas 2  penyakit jantung dengan dipsnea ringan/sedang dalam aktivitas
normal
• Kelas 3  dipsnea berat pada aktivitas biasa
• Kelas 4  setiap aktivitas menyebabkan dispnea atau gejala – gejala pada
istirahat.

Lecture Notes on Cardiology. F o u r t h e d i t i on.H u o n H . G r a y , K e i t h D . D a w k i n s , l a i n A . S i m p s o n & J o h


nM.Morgan
Epidemiologi dari Sesak Napas

1. Hasil wawancara dengan 8 orang pasien di rumah sakit menyatakan bahwa 80%
pasien sesak napas terganggu saat beraktivitas sehari-hari.
2.

1. Jurnal DEEP BREATHING EXERCISE DAN ACTIVE RANGE OF MOTION EFEKTIF MENURUNKAN DYSPNEA PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE
tahun 2017
2. jurnal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS TIDUR PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE tahun 2015
Etiologi dari sesak napas pada kardiovaskuler

■ Akut :
- Iskemia atau infark miokard
- Regurgitasi mitral akibat ruptur korda
- Terjadinya AF (atrial fibrillation) pada penyakit katup mitral atau aorta
■ Kronik :
- Disfungsi ventrikel kiri
- Penyakit katup mitral atau aorta
- Miksoma atrium

Sumber :
Dawkins, Keith D., Huon H. Gray, IAIN A. Simpson, John M. Morgan. 2005. Lecturer Notes Kardiologi edisi ke-4. EMS : Jakarta.
Etioligic Dyspnea
Myocardium Electrical Airways Vasculature
• Gagal Jantung • Arrhythmia • Asma • Emboli paru
• CAD/ACS - Takikardi • COPD • Pulm HTN
• Kelainan - Bradikardi • Bronkiektasis • Vasculitis
katup
- Stenosis Pericardium
Parenkim Alveoli
- Regurgitasi
• Konstriktif • ILD/ penyakit • Air
• Tamponade Pleura
paru interstial • Pus
• Darah • Effusi
• Pneumothorax
Chest wall Neuromuscular Hematology Others

• Kyphoscoliosis • Asidosis
• Myasthenia • Anemia
• Obesitas • Anxiety
• Fail chest
Etologi Dyspnea
■ Meningkatnya tahanan jalan napas seperti pd obstruksi jalan napas atas, asma, dan penyakit
obstruksi kronik
■ Berkurangnya keteregangan paru oleh fibrosis paru, kongesti, edema, parenkim
■ Kongesti dan edema biasanya oleh abnormalitas kerja jantung
■ Pengurangan ekspansi paru oleh efusi pleura, pneumotoraks, kelemahan otot dan deformitas rongga
dada
Penyebab dispnea secara umum
1. Sistem kardiovaskular: gagal jantung
2. Sistem pernapasan: PPOK, penyakit parenkim paru, hipertensi pulmonal,kifoskoliosis berat, factor
mekanik di luar paru (asites, obesitas, efusi pleura)
3. Psikologis: Kecemasan
4. Hematologi: Anemia Kronik
Patofisiologi Sesak Napas

■ Dyspnea  kondisi napas pendek / terengah yang tidak sesuai jika dilihat dari tingkat kerja
fisiknya. Keluhan biasanya muncul pada pasien dengan masalah jantung atau paru-paru.
■ Ortopnea  dyspnea yang terjadi ketika berbaring dan membaik jika dalam posisi duduk.
Ortopnea biasanya hilang saat duduk atau berdiri.
■ Paroxysmal nocturnal dyspnea  serangan dyspnea yang menyebabkan pasien terbangun dari
tidur mereka. Biasanya 1 atau 2 jam setelah tidur, disertai dyspnea yang hamper mirip dengan
perasaan tercekik.
■ Tropopnea : yaitu rasa sesak hanya terbatas pada satu posisi lateral

M.S Masud,Ibnu. 1989. Dasar-dasar Fisiologi Kardiovaskuler. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
CHF
Tahanan saluran
Refleks atrium
napas ↑
Ketidak seimbangan
tekanan hidrostatik Pernapasan ↑
Eksudasi cairan
dialveoli &
Cairan plasma jalan pernapasan
bergerak ke ruang kecil DYSPNEA
intertisial
Tekanan kapiler
Gangguan paru ↑
reabsorpsi protein

Ventrikel kiri
Penumpukan diruang
intertisial EDEMA
Seluruh bagian
Proses ekstravasasi Ketidakseimbangan tubuh
cepat volume cairan
Faktor Resiko Dari Sesak Napas

Merokok Hipertensi

Ketidakaktifan Riwayat
fisik keluarga

Philip I.Aaronson & Jeremy P.T. Ward. At a Glance : The Cardiovascular system
Definisi Sesak Nafas

Dyspnea : Pernapasan yang sukar atau sesak.


Sesak Nafas : Perasaan sulit bernapas yang terjadi ketika melakukan
aktivitas fisik. Sesak napas merupakan gejala dari beberapa penyakit
dandapat bersifat akut atau kronis. Sesak napas dikenal juga dengan
istilah “Shortness Of Breath”.

Source: 1. Dorland WA, Newman. 2010. Kamus Kedokteran Dorland edisi 31. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC. p. 702, 1003.
2. Arif Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Ed. III. Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius.
Kongesti Vena Pulmonal

Tekanan vena pulmonal


> tekanan onkotik
plasma

JANTUNG Iskemia

PENCETUS Disfungsi ventrikel kiri

Penyakit katup
mitral/aorta

Pneumothoraks

Asma

NON-JANTUNG

Anemia

■ H. Gray Huon. 2002. Lecture Notes on Cardiology fourth PPOK


edition. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
Klasifikasi sesak

Orthopnea Platypnea

Paroxysmal nocturnal dyspnea Trepopnea


ANAMNESIS PADA SCENARIO Keluhan Utama Riwayat Sistem Riwayat penyakit
Keluhan yang Keluarga
dirasakan oleh pasien Kepala : pusing, nyeri
ANAMNESIS kepala, dll Bertujuan untuk
Respirasi : batuk,
mengetahui
asma,dll
Riwayat Penyakit Cardiovascular : sesak
apakah ada
Keluhan Utama kemungkinan
Sekarang napas, hipertensi, nyeri
dada, memiliki penyakit
• Waktu dan Lamanya ortopneu,palpitasi, dll yang bersifat
Riwayat Penyakit Sekarang • Sidat dan Beratnya Muskuloskeletal : kongenital
serangan edema pada
• Lokasi dan ektremitas, nyeri Riwayat Psikososial
Riwayat Sistem Penyebarannya tulang, nyeri sendi, dll
• Hubungannya dengan
waktu Riwayat Penyakit Merokok
• Hubungannya dengan Dahulu Alkohol
Riwayat Penyakit Dahulu aktivitas Narkoba/obat
• Keluhan yang Bertujuan untuk terlarang
menyertai serangan mengetahui Aktivitas sehari hari
Riwayat Penyakit Keluarga • Faktor Resiko dan kemungkinan adanya Asupan gizi
pencetus serangan, hubungan antara Dalam aktivitas
termasuk factor yang penyakit yang pernah apakah
memperberat atau diderita dengan bermasalah
Riwayat Psikososial meringankan serangan penyakitnya sekarang
Adi, P.R., 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6. Jakarta`: Ilmu Diagnostik Fisis, Anamnesis, p.125.
Pemeriksaan Fisik
■ Inspeksi :
- Menilai kesadaran umum
Ada atau tidak sianosis
- Menilai bentuk tubuh
Pendek atau tinggi abnormal,
jari tabuh(clubbing finger)
- Kondisi kulit dan rambut
Kulit kering disertai edema
periorbital, rambut jarang
serta ukuran lidah relative
besar.
Yuniadi, Yoga dkk. Buku Ajar Kardiovaskular. Jilid 1. 2017. Sagung Seto
■ Tekanan Vena Jugularis
• Tekanan Darah
o ≤ R + 3 = tidak meningkat (tidak ada
kelainan) - Sistolik : 90 – 120 mmHg
- Diastolik: 60 – 80 mmHg
o >R+3= (peningkatan jantung
kanan) Untuk menilai ada
- Sindrom vena kava superior tidaknya hipotensi ortostatik
- Dekompenasis kordis dextra pengukuran dilakukan saat
- Gagal jantung kongestif (CHF) berdiri atau berbaring
o Sulit di evalusi sedemikian rupa sehingga
- Sindrom nefrotik arteri brakialis setinggi
- Sindrom metabolic
- Dekompenasis kordis dextra
jantung.
- Gagal jantung kongestif (CHF)
Pulsasi Arteri
■ Pulsasi arteri mempunyai volume dan bentuk yang ditentukan oleh banyak hal, antara
lain isi sekuncup, kecepatan ejeksi, komplians system arteri dan gelombang refleksi
sirkulais perifer.
■ Palpasi dari kedua sisi karotis, brakial, radial, femoral, popliteal, dorsalis pedis dan
tibialis posterior.
■ Pulsasi arteri dapat teraba berupa kurva asending yang curam dengan puncak bulat
atau kurva desending yang lebih landau, kadang dapat teraba takik dikrotik yang terjadi
akibat penutupan katup aorta.
■ Pulsa abnormal dapat berupa hipokinetik yang disebabkan karena peningkatan tekanan
ventrikel kiri saat sistolik melambat
o Pulsu parvus et tardus terjadi karena pembentukan tekanan yang lambat, misalnya
pada stenosis aorta.
o Pulsus bisferiens dengan hentakan ganda saat sistolik biasa terjadi pada
kardiomiopati hipertrofik (hypertrophic cardiomyopathy/HCM)
Palpasi Prekorium
■ Letak Ictus Cordis
• Kekuatan Ictus Cordis
Pada orang dewasa normal
Ictus Cordis ada pada Spatium
intercostal (SIC) V di sebelah medial
linea midklavikularis sinistra.
Auskultasi
■ Terdapat empat area utama dalam auskultasi jantung :
1. Area katup aorta pada ICS 2 garis sternal kanan
2. Area katup pulmonal pada ICS 2 garis sternal kiri
3. Area katup tricuspid pada ICS 4 dan 5 garis sternal kiri
4. Area katup mitral pada apeks jantung
■ Suara jantung I dibentuk oleh penutup katup mitral dan
tricuspid pada fase sistolik
■ Suara jantung II dibentuk oleh penutupan katup aorta
pulmonal
■ Suara jantung III suara frekuensi rendah yang terjadi setelah
aorta
■ Suara jantung Iv suara frekuensi rendah yang terjadi pada saat
pengisian ventrikel
■ Bising jantung (Murmur) suara tambahan pada jantung akibat
adanya turbulensi aliran darah
GAGAL JANTUNG
Definisi gagal jantung

■ Gagal jantung adalah sindroma kompleks sebagai akibat dari kelainan jantung
secara structural maupun fungsional yang mengganggu kemampuan jantung
sebagai pompa untuk mendukung sirkulasi fisiologis. Sindroma dari gagal jantung
dicirikan oleh gejala-gejala seperti sesak nafas, dan mudah lelah dan tanda-tanda
seperti retensi cairan
■ Gagal jantung (heart failure) adalah ketidakmampuan jantung memompakan cukup
darah untuk memenuhi kebutuhan jaringan .
Etiologi
■ Gagal jantung dapat disebabkan oleh banyak hal . secara epidemiologi cukup penting
untuk mengetahui penyebab dari gagal jantung , dinegara berkembang penyakit jantung
coroner dan hipertensi merupakan penyebab terbanyak sedangkan dinegara berkembang
yang menjadi penyebab terbanyak adalah penyakit jantung katup dan penyakit jantung
akibat malnutrisi .
■ Secara garis besar penyebab gagal jantung dapat diklasifikasikan kedalam 6 kategori
utama :
■ Abnormalitas miokardium , misalnya pada kehilangan miosit(infark miokard) lemahnya
kontraksi (kardiomiopati,kardiotoksisitas)
■ Kegagalan terkait beban kerja jantung yang berlebihan (hipertensi)
■ Kegagalan terkait abnormalitas katup
■ Gangguan ritme jantung(takiaritmia)
■ Abnormalitus pericardium
■ Kelainan kongenital jantung

Gray, H Houn. Morgan, M John.2005.Kardiologi, edisi ke-4.Penerbit: Erlangga.


MANISFESTASI KLINIS GAGAL JANTUNG
Gagal jantung kiri: Gagal jantung kanan :
Gejala Gejala :
• Penurunan kapasitas aktivitas • Pembengkakan pergelangan
• Dipsni (mengi, otrpno, PND) kaki
• Batuk (hemoptisis) • Dipsnu ( namun bukan
• Letargi dan kelelahan ortopnu atau PND)
• Penutrunan nasu makan dan • Penurunan kapasotas aktivitas
berat badan • Nyeri dada
Tanda : Tanda :
• Kulit lembab • Denyut nadi (takikardi)
• Tekanan darah (rendah, • Penigkatan PVJ
tinggi, normal) • Edema
• Denyut nadi ( normal dan • Hepatomegali dan asites
rendah) • Gerakan bergelombang
• Pergeseran apeks parasternal
• Regurgitasi mitral fungsional • Efusi pleura
• Krepitasi paru
• -/+ efusi pleura
Alfiana adhitia -2018730004

PEMERIKSAAN PENUNJANG PADA


GAGAL JANTUNG
Elektrokardiografi (EKG) Ekokardiografi
 Menetapkan ukuran ventrikel kiri,
massa, dan fungsi
 menilai ritme
 Abnormalitas pergerakan dinding
 Adanya perubahan iskemik dan
regional jantung
hipertensif
 Abnormalitas fungsi dan struktur
katup jantung

Crash course Kardiologi dan kelainan Vaskuler; prof.dr. Harmani Kalim,MPH,SpJP(K), Hal 270-272
Tatalaksana Dari Farmakologi
Gagal Jantung

■ Diuretik
 diuretic loop (mumetanid, furosemid) meningkatkan ekskresi natrium dan cairan
ginjal dengan tempat kerja pada ansa Henle asenden.
 diuretic tiazid (bendroflumetiazid), klorotiazid, hidroklorotiazid, mefrusid,
metolazon) menghambat reabsorpsi garam di tubulus distal dan membantu
reabsorpsi kalsium.
 diuretic hemat kalium terbagi menjadi dua, yaitu :
(I) antagonis aldosterone (splironolakton)
(II) penghambat konduksi natrium pada ductus pengumpul (amiloroid,
triamteren) yang menghilangkan sekresi kalium dan ion hydrogen ginjal.
 diuretic osmotic (mannitol) mampu mempertahankan aliran urine pada laju filtrasi
glomerular yang rendah sehingga dapat digunakan pada gagal jantung berat akut.

Crash course Kardiologi dan kelainan Vaskuler; prof.dr. Harmani Kalim,MPH,SpJP(K)


■ Vasodilator
Vasodilator menurunkan afterload jantung dan tegangan dinding
ventrikel, yang merupakan determinan utama kebutuhan oksigen
miokard, menurunkan konsumsi oksigen miokard, dan meningkatkan
curah jantung.
 Dilator arterial
 Venodilator
 Kombinasi
■ Digoksin
 penghambat yang poten pada aktivitas pompa saluran natrium, yang
menyebabkan peningkatan pertukaran Na-Cadan peningkatan kalsium
intraselular.
 pada gagal jantung, digoksin dapat memperbaiki kontraktilitas dan
menghilangkan mekanisme kompensasi sekunder yang dapat menyebabkan
gejala
 Digoksin tidak boleh digunakan pada kardiomiopati hipertrofik
Syok Kardiogenik
Definisi

■ Syok kardiogenik merupakan sindrom gangguan patofisiologik berat yang


berhubungan dengan metabolisme seluler yang abnormal, yang umumnya
disebabkan oleh perfusi jaringan yang buruk. Disebut juga kegagalan sirkulasi
perifer yang menyeluruh dengan perfusi jaringan yang tidak adekuat.
Etiologi

■ Terdapat beberapa penyebab dari terjadinya shock kardiogenik, diantaranya :


1. Gangguan kontraktilitas miokardium
2. Disfungsi ventrikel kiri yang berat yang memicu terjadinya kongesti paru/atau
hipoperfusi iskemik
3. Trauma jantung
4. Komplikasi beda jantung
5. Infark miokard akut (AMI)
Manifestasi klinis

1. Nyeri dada yang berkelanjutan, dyspnea( sesak/sulit bernafas) tampak pucat


2. Hipoperfusi jaringan
3. Anggota gerak teraba dingin
4. Takikardi ( detak jantung yang cepat , yakni > 100x/menit )
5. Nadi teraba lemah dan cepat, berkisaran antara 90-100 kali/menit
6. Hipotensi : tekanan darah sistol kurang dari 80mmHg
7. Distensi vena jugularis
8. Suara nafas dapat terdengar jelas dari edema paru akut
Alfiana adhitia -2018730004

PEMERIKSAAN PENUNJANG PADA SYOK


KARDIOGENIK
Elektrokardiografi (EKG) Ekokardiografi
 Struktur
 Menhetahui aktifitas listrik pada  Ketebalan
jantung
 Gerak tiap denyut jantung
 Menggunakam gelombang suara

Crash course Kardiologi dan kelainan Vaskuler; prof.dr. Harmani Kalim,MPH,SpJP(K), Hal 270-272
Alfiana adhitia -2018730004

PEMERIKSAAN DARAH RONTGEN DADA

■ Fungsi ginjal dan elektrolit ■ Melihat ada nya kardiomegali


sebagai indikator dilatasi ventrikel
■ Darah perifer lengkap
kiri
■ Fungsi hati
■ Edema paru dengan vena
■ Analisis gas darah arteri pulmonalis
Alfiana adhitia -2018730004

PEMERIKSAAN DARAH ANGIOGRAFI KORONER

■ Analisis gas darah arteri ■ Melihat ada atau tidak nya


penyempitan pembuluh darah
■ Pemeriksaan enzim jantung
koroner yang menuju ke jantung.
Syok Kardiogenik

■ Berbagai obat intravena yang meningkatkan tekanan darah dan curah jantung pada pasien syok
kardiogenik :
 Epinrphrine
Vasokonstriktor yang poten dan stimulant inotropic yang meningkatkan tekanan darah dan konsumsi
oksigen miokerd namun bisa menurunkan curah jantung karena peningkatan afterload. Dosis awal
yang digunakan 0,2-1 𝜇g/kg/menit intravena.
 Dopamine
Pada dosis rendah (≤ 2𝜇𝑔/𝑘𝑔 per menit) mempunyai efek dilatasi vaskuler ginjal; pada dosis sedang
(2-10𝜇g/kg per menit) memiliki efek kronotopik dan inotropic positif karena menstimukasi reseptor
𝛽 𝑎𝑑𝑟𝑒𝑛𝑒𝑔𝑖𝑘. Pada dosis tinggi memiliki efek vasokonstriksi. Dimulai dengan rentang dosis 2-5 𝜇g/kg
per menit dan ditingkatkan setiap 2-5 menit sampai dosis maksimum 20 𝜇g/kg per menit
 Dobutamin
Indikasi utama pemberian dobutamin adalah syok kardiogenik akibat infark miokard atau pada gagal
jantung kronis. Dosis awal yaitu 2,5 𝜇g/kg per menit kemudian dititrasi sampai terjadi perbaikan
tenakan darah (maksimal 20 𝜇g/kg per menit)
Cor Pulmonal
a. Definisi (valen)
■ Kor pulmonal adalah suatu peningkatan dari struktur dan fungsi dari
ventrikel kanan yang didasarkan pada hipertensi pulmonal yang
disebabkan oleh penyakit yang menyerang paru-paru atau sirkulasi paru.
Penyakit jantung bagian kanan berasal dari penyakit primer dari sisi kiri
jantung atau penyakit jantung kongenital masih belum diketahui.
■ Menurut WHO, definisi kor pulmonal adalah keadaan patologis
dengan ditemukannya hipertrofi ventrikel kanan yang disebabkan oleh
kelainan fungsional dan struktur paru, tidak termasuk kelainan karena
penyakit jantung primer pada jantung kiri dan penyakit jantung kongenital
(bawaan).
c. Etiologi
Etiologi dari kor pulmonal menurut WHO dapat dikategorikan dalam 5
kelompok:
a. Hipertensi Pulmonal, termasuk penyebeb keturunan, gangguan
jaringan ikat dan penyebab Idiopatik lainnya
b. Hipertensi Pulmonal akibat disfungsi ventrikel kiri jantung.
c. Vasokonstriksi paru akibat hipoksia alveolar
d. Hipertensi pulmonal tromboemboli kronis; gumpalan darah yang
terbentuk di paru-paru dapat menyebabkan peningkatan resistensi,
hipertensi pulmonal dan, selanjutnya, kor pulmonal.
e. Hipertensi pulmonal yang disebabkan oleh penyakit atau kondisi lain,
termasuk sarkoidosis, polisitemia vera dan penyakit lain

Jurnal E-Medicine Medscape, “Cor Pulmonale Overview of Cor


Pulmonale Management”, 2017
e. Manifestasi klinis
GEJALA TANDA
Kelelahan Hemoptisis (batuk darah)

Tachypnea Anoreksia

Dyspnea Edema perifer

Batuk

Nyeri dada

Suara serak

Setiati S., dkk. 2014. Ilmu Penyakit Dalam jilid 1. Jakarta: InternaPublishing
Alfiana adhitia -2018730004

PEMERIKSAAN PENUNJANG PADA KOR


PULMONALE
EKG :
■ Melihat adanya pembesaran atrium dan ventrikel kanan, efusi pericardium

Foto thoraks :
■ Terdapat kelainan disertai pembesaran ventrikel kanan, dilatasi arteri pulmonal dan
atrium kanan yang menonjol.

Magnetic Resonance Imaging (MRI)


■ Berguna untuk mengukur massa ventrikel kanan, ketebalan dinding, volume kavitas, dan
jumlah darah yang dipompa.
Cor Pulmonale

■ Bronkodilator
Salbutamol nerupakan bronkodilator yang bekerja merelaksasi otot polos bronkus.
Dosis 2,5 – 5 mg dapat diulang 4-6 kali. Ipratropium bromide merupakan antikolinergik
yang membuat relaksasi otot polos bronkus dan diberikan dengan dosis 500 𝜇g, dapat
diulang 3-4 kali.
■ Terapi oksigen
Terapi oksigen jangka panjang dilakukan selama 15 jam/hari dengan nasal kanul 1-2
liter/menit untuk mencegah hipoksemia
Gagal Jantung
• MENGENDALIKAN CAIRAN YANG BERLEBIH Banyak
manifestasi klinis gagal jantung berasal dari hipervolemia
dan peningkatan volume cairan intersrisial
• PENGURANGAN BEBAN KERJA JANTUNG Tindakan ini
terdiri atas pengurangan kegiatan fisis, mengistirahatkan
emosi dan mengurangi afterload
• Makan sebaiknya dalam jumlah sedikit tetapi lebih sering
• Makanan Pada pasien dengan gagal jantung ringan,
perbaikan gejala yang cukup dapat diperoleh dengan
mengurangi asupan natrium, terutama jika disertai periode
istirahat fisis. yaitu asupan natrium klorida harian harus
dikurangi sampai antara 500 sampai 1000 mg.

Cor Pulmonal
 Penatalaksanaan tentu diawali dengan istirahat
 Diet makanan yang rendah garam
Kemudian menghentikan faktor resiko seperti merokok pada
pasien PPOK

Harrison's principles of internal medicine ISBN 979-448-453-9


Komplikasi dan Prognosis dari masing-masing DD
KOMPLIKASI
Syok Kardiogenik
Gagal Jantung
- Aritmia ■ Kardiopulmonari arrest
- Tromboemboli ■ Disritmia
- Kongesti hati dan disfungsi hati; malabsorpsi ■ Gagal ginjal
- Atrofi otot ■ Gagal organ multiple
- Kongesti paru; kelemahan otot pernapasan; ■ Aneurisma ventricular
hipertensi paru (jarang)
■ Tromboemboli
Cor pulmonale
■ Stroke
■ Sinkop
■ Kematian
■ Gagal jantung kanan
■ Edema perifer
■ Hipoksia
PROGNOSIS
Gagal Jantung
■ Klinis : semakin buruk gejala pasien, kapasitas aktivitas, dan gambaran klinis, semakin buruk
prognosis;
■ Hemodinamik : semakin rendah indeks jantung, isi sekuncup, dan fraksi ejeksi, semakin buruk
prognosis;
■ Biokimia : Hiponatremia dikaitkan dengan prognosis yang lebih buruk;
■ Aritmia : takikardia ventrikel pada pengawasan EKG ambulatori menandakan prognosis yang buruk.
Syok Kardiogenik
Tanpa penanganan yang agresif dan ahli yang berpengalaman, mortalitas syok kardiogenik
mencapai 70-90%. Kunci untuk mencapai prognosis yang baik adalah diagnosis yang cepat, terapi
suportif sesegera mungkin, serta revaskularisasi arteri coroner secara tepat pada pasien yang mengalami
iskemik dan infark miokard.
Cor Pulmonale
Prognosis pasien dengan cor pulmonale bervariasi tergantung dari penyakit paru yang
menyebabkan. Perkembangan cor pulmonale sebagai akibat dari penyakit paru primer biasanya
menandakan prognosis yang lebih buruk.
Alfiana adhitia -2018730004

HUKUM SHOLAT BAGI YANG SAKIT HUKUM MEROKOK

■ “Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai ■ “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah,
dengan kemampuannya” (QS. Al Baqarah: 286). dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri
ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena
■ Intinya, seseorang yang sakit boleh tidak sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
meninggalkan shalat selama akalnya masih ada berbuat baik.” (QS. Al Baqarah 195)
dan pikirannya sehat. Ia hendaknya shalat sesuai
dengan kondisinya saat itu. Oleh karena itu, wajib
atas anda untuk mengqadha shalat-shalat yang
anda tinggalkan disertai taubat kepada Allah. Firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah
tersebut menjelaskan kepada kita sebagai umat muslim
■ “Pernah penyakit wasir menimpaku, lalu aku untuk tidak menggunakan apapun untuk
bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menghancurkan diri kita sendiri. Sebagaimana firman
tentang cara shalatnya. Maka beliau Shallallahu Allah tersebut, kita mengetahui bahwa rokok sebenarnya
‘alaihi wa sallam menjawab: Shalatlah dengan dapat membunuh manusia secara perlahan
berdiri, apabila tidak mampu, maka duduklah dan
bila tidak mampu juga maka berbaringlah” [HR al-
Bukhari no. 1117]

Anda mungkin juga menyukai