Anda di halaman 1dari 21

STRUKTUR ORGANISASI

PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH


(PP MUHAMMADIYAH)  TINGKAT PUSAT

PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH (PWM)


 TINGKAT PROPINSI

PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH (PDM)


 TINGKAT KABUPATEN / KOTA

PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH (PCM)


 TINGKAT KECAMATAN

PIMPINAN RANTING MUHAMMADIYAH (PRM)


 TINGKAT DESA / KELURAHAN
KEWENANGAN
1. SD/MI MAJELIS DIKDASMEN PCM
2. SMP/MTS  MAJELIS DIKDASMEN PDM
3. SMA/SMK/MA MAJELIS DIKDASMEN PWM
1-3  MAJELIS DIKDASMEN
PPMUHAMMADIYAH
4. PTM  MAJELIS DIKTILITBANG PP
MUHAMMADIYAH
PEMBANTU PIMPINAN
PEMBANTU
PIMPINAN

BADAN LEMBAGA MAJELIS

BADAN PENDIDIKAN LEMBAGA MEJELIS MEJELIS


DAN KADER HIKMAH DIKTILITBANG DIKDASMEN

LEMBAGA
BADAN HUBUNGAN PEMBINAAN DAN MAJELIS TARJIH DAN MAJELIS PELAYANAN
DAN KERJASAMA LN PENGAWASAN TAJDID KESEHATAN
KEUANGAN

MAJELIS PELYANAN
SOSIAL
ORGANISASI OTONOM
(ORTOM)
1. ‘Aisyiyah : kaum Ibu
2. Pemuda Muhammadiyah
3. Nasyi’atul ‘Aisyiyah (NA)
4. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
5. Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM)
6. Tapak Suci Muhammadiyah
7. Hizbul Wathon (HW)
KEANGGOTAAN
ISLAM

ANGGOTA 17 TAHUN/SUDAH
(KTM) MENIKAH

MENYETUJUI
MAKSUD DAN
TUJUAN
MUHAMMADIYAH PERSYARIKATAN

MUSLIM

SIMPATISAN

NON-MUSLIM
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
A. Hak anggota :
1. Menyatakan pendapat
2. Hak dipilih dan memilih dalam permusyawaratan :
a. Musyran  tingkat Ranting
b. Musycab  tingkat Cabang
c. Musyda  tingkat Daerah
d. Musywil  tingkat Wilayah
e. Muktamar  tingkat Pusat
B. Kewajiban :
1. Taat menjalankan ajaran Islam
2. Menjaga nama baik dan setia kepada Persyarikatan serta
perjuangannya
3. Berpegang teguh kepada Kepribadian serta Keyakinan dan Cita-
Cita Hidup Muhammadiyah  Identitas dan idiologi
Muhammadiyah
4. Taat kepada peraturan persyarikatan, keputusan musyawarah dan
kebijakan PP
Muhammadiyah.
5. Mendukung dan mengindahkan kepentingan persyarikatan serta
melaksanakan misi dan usahanya
6. Membayar iuran anggota dan infaq
A. PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH

PESANTREN

SEKOLAH
MUHAMMADIYAH

SEKOLAH
GABUNGAN

UMUM INTELEKTUAL SEKULER


GABUNGAN
AGAMA ULAMA SUFISTIK
Tingkat Dasar -Menengah

AL-ISLAM

SD-SMA
KEMUHAMMADIYAHAN
(ISMUBA)

BAHASA ARAB
Perguruan Tinggi

AIK

AIK (I-III) KEMUHAMMADIYAHAN


Latar Belakang Muhammadiyah
• Salah satu faktor internal umat islam yang menjadi sebab
didirikannya muhammadiyah kondisi pendidikan islam
yang terbelakang. Adanya sindiran dari kaum intelegensi
terhadap umat islam sebagai umat yang “kumuh” dan
terbelakang
• Kondisi ini mendorong k.H. Ahmad dahlan untuk
mendirikan sekolah agama, di mana pelajarannya merujuk
kitab pesantren islam, sedangkan metodenya dan
fasilitasnya menggunakan cara yang dikembangkan oleh
belanda, yaitu dengan menggunakan bangku/meja , dll
lanjutan
• Melalui pendidikan yang modern K.H. AHMAD
DAHLAN YAKIN AKAN MAMPU menciptakan
manusia yang baik budi, luas pandangan, dan
bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakat.
Munculnya lembaga pendidikan dalam
muhammadiyah merupakan wujud nyata dari gerakan
dakwah praksis muhammadiyah, sehingga kegiatan
pendidikan tidak bisa dilepaskan dari kegiatan
dakwah
MODEL PENDIDIKAN K.H. AHMAD DAHLAN
DAN MUHAMMADIYAH
• INTEGRALISTIK (MENYATU)Cita-cita pendidikan yang digagas
Beliau adalah lahirnya manusia-manusia baru yang mampu tampil
sebagai “ulama-intelek” atau “intelek-ulama”, yaitu seorang muslim
yang memiliki keteguhan iman dan ilmu yang luas, kuat jasmani dan
rohani
• Mengadopsi Substansi dan Metodologi Pendidikan Modern Belanda
dalam Madrasah-madrasah Pendidikan AgamaYaitu mengambil
beberapa komponen pendidikan yang dipakai oleh lembaga
pendidikan Belanda. Dari ide ini, K.H. Ahmad Dahlan dapat
menyerap dan kemudian dengan gagasan dan praktek pendidikannya
dapat menerapkan metode pendidikan yang dianggap baru saat itu
ke dalam sekolah yang didirikannya dan madrasah-madrasah
tradisional.
• Metode yang ditawarkan adalah sintesis antara metode
pendidikan modern Barat dengan tradisional. Dari sini tampak
bahwa lembaga pendidikan yang didirikan K.H. Ahmad Dahlan
berbeda dengan lembaga pendidikan yang dikelola oleh
masyarakat pribumi saat itu
• Memberi Muatan Pengajaran Islam pada Sekolah-sekolah Umum
Modern BelandaMuhammadiyah baru memutuskan meminta
kepada pemerintah agar memberi izin bagi orang Islam untuk
mengajarkan agama Islam di sekolah-sekolah Goebernemen pada
bulan April. Sebenarnya sebelum Muhammadiyah didirikan ini
sudah diusahakan, namun baru mendapat izin saat itu
• Menerapkan Sistem Kooperatif dalam Bidang PendidikanKita
dapat melihat adanya kerjasama yang harmonis antara
pemerintahan Belanda dengan Muhammadiyah. Keduanya sama-
sama memperoleh keuntungan. Pertama, dari sikap non
oposisional. Kedua, mendukung program pembaharuan
keagamaan  termasuk di dalam bidang pendidikan.
lanjutan
• Sikapnya yang akomodatif dan kooperatif
memberikan ketentuan mutlak untuk bertahan hidup
di tengah iklim yang sangat tidak ramah terhadap
gerakan nasionalis pribumi dan disaat tidak satupun
gerakan yang sebanding dengannya dapat bertahan
saat itu. Sehingga K.H. Ahmad Dahlan dapat masuk
lebih dalam pada lingkungan pendidikan kaum
misionaris yang diciptakan oleh pemerintah
Belanda, yang saat itu lebih maju kedepan dari pada
sistem pendidikan pribumi yang tradisional
PERBEDAAN PENDIDIKAN
TRADISIONAL DAN MODERN
• SISTEM LAMA TRADISIONALSystem belajar mengajar
Weton dan Sorogan.Bahan pelajaran semata-mata agama,
kitab-kitab karangan ulama pembaharuan yang tidak
dipergunakan. Belum ada Rancangan Pembelajaran yang
teratur dan integral.Hubungan guru dan murid lebih bersifat
otoriter dan kurang demokratis.
• SISTEM BARU (MODERN) Sistem klasikal dengan cara-cara
Barat.Bahan pelajaran tetap, ditambah dengan ilmu
pengetahuan umum.Kitab-kitab agama dipergunakan secara
luas, baik klasik maupun kontemporer.Sudah diatur Rencana
Pembelajaran.Diusahakan suasana hubungan guru dan murid
lebih akrab bebas dan demokratis.
PENGARUH PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH
• Membawa pembaruan dalam bentuk kelembagaan pendidikan,
yang semula seistem pesantren menjadi system
sekolah.Memasukkan pelajaran umum kepada sekolah-sekolah
keagamaan atau madrasah.Mengadakan perubahan dalam
metode pengajaran, dari yang semula menggunakan metode
weton dan sorogan menjadi lebih bervariasi.
• Mengajarkan sikap hidup terbuka dan toleran dalam
pendidikan.Mengembangkan lembaga pendidikan yang
beragam dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi dan dari
yang berbentuk sekolah agama hingga yang berbentuk sekolah
umum.Berhasil memperkenalkan manajemen pendidikan
modern ke dalam system pendidikan yang terencana
KONDISI PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH SAAT INI
• Jenis Amal Usaha Pendidikan TK/TPQ : 4.623; Sekolah Dasar
(SD)/MI : 2.604; Sekolah Menengah Pertama (SMP)/MTs :
1.772; Sekolah Menengah Atas (SMA)/SMK/MA : 1.143;
Pondok Pesantren : 67; Perguruan Tinggi Muhammadiyah
(PTM) : 172; Sekolah Luar Biasa (SLB) : 71
PENGORGANISASIAN PENGELOLAAN
LEMBAGA PENDIDIKAN
• Pimpinan Muhammadiyah Berhak Mengatur Penyelenggaraan
Lembaga Pendidikan, Sehingga Setiap Pengelola (Kepsek/Rektor)
Harus Tunduk Pada Aturan Organisasi; Model Pengelolaan Keuangan
Dilakukan Dengan Sistem Subsidi Silang, Sehingga Sekolah/Ptm Yang
Kaya (Dana Cukup) Membantu Sekolah Yang Miskin (Kurang)
• Semua Aset Yang Dimiliki Oleh Lembaga Pendidikan Adalah
Milik Persyarikatan, Sehingga Apabila Terjadi Perselisihan
Yang Mengakibatkan Penutupan Maka Semuanya Kembali
Menjadi Milik MuhammadiyahPengelola Amal Usaha,
Termasuk Lembaga Pendidikan Bertanggungjawab Kepada
Pimpinan Muhammadiyah
Nilai-nilai Dasar Pendidikan Muhammadiyah

• Nilai Dasar Pendidikan yang harus dipertegas menurut


KH. Dahlan :Pendidikan Akhlak, yaitu sebagai usaha
menanamkan karakter manusia yang baik berdasarkan al-
Qur’an dan Sunnah.Pendidikan individu, yaitu sebagai
usaha untuk menumbuhkan kesadaran indibividu yang
utuh, yang berkeseimbangan antara perkembangan mental
dan jasmani, keyakinan dan intelek, perasaan dan akal,
dunia dan akhirat.Pendidikan sosial, yaitu sebagai usaha
untuk menumbuhkan kesediaan dan keinginan hidup
bermasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai