Anda di halaman 1dari 2

TATALAKSANA DISLIPIDEMIA

NON – FARMOKOLOGI
Penatalaksanaan non -farmokologis dikenal juga dengan nama perubahan gaya hidup,
meliputi terapi nutrisi medis, aktivitas fisik, serta beberapa upaya lain seperti hentikan merokok,
menurunkan berat badan bagi mereka yang gemuk, dan mengurangi asupan alkohol.
 Terapi Nutrisi Medis
Selalu merupakan tahap awal penatalaksanaan seseorang dengan dislipidemi, oleh
karena itu disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli gizi. Pada dasarnya adalah
pembatasan jumlah kalori dan jumlah lemak. Pasien dengan kadar kolesterol LDL atau
kolesterol total tinggi dianjurkan untuk mengurangi asupan lemak jenuh, dan
meningkatkan asupan lemak tidak jenuh rantai tunggal dan ganda (mono unsaturated fatty
acid = MUFA dan poly unsaturated fatty acid = PUFA). Pada pasien dengan kadar
trigliserid yang tinggi perlu dikurangi asupan karbohidrat, alkohol dan lemak.

 Aktivitas Fisik
Pada prinsipnya pasien dianjurkan untuk meningkatkan aktivitas fisik sesuai
dengan kondisi dan kemampuannya. Semua jenis aktivitas fisik bermanfaat, seperti jalan
kaki, naik sepeda, berenang, dll. Renting sekali agar jenis olah raga disesuaikan dengan
kemampuan dan kesenangan pasien, selain itu agar berlangsung terus menerus.

FARMAKOLOGI
Apabila gagal dengan pengobatan non-farmakologis maka harus dimulai dengan
pemberian obat penurun lipid. NCEP-ATP III menganjurkan sebagai obat pilihan pertama adalah
golongan HMG-CoA reductase inhibitor, oleh karena sesuai dengan kesepakatan kadar kolesterol-
LDL merupakan sasaran utama pencegahan penyakit arteri koroner. Pada keadaan dimana kadar
trigliserid tinggi misalnya > 400 mg/dl maka perlu dimulai dengan golongan derivat asam fibrat
untuk menurunkan kadar trigliserid, oleh karena kadar trigliserid yang tinggi dapat mengakibatkan
pankreatitis akut. Apabila kadar trigliserid sudah turun dan kadar kolesterol-LDL belum mencapai
sasaran maka dapat diberikan pengobatan kombinasi dengan HMG CoA reductase inhibitor.
Kombinasi tersebut sebaiknya dipilih asam fibrat fenofibrat jangan, gemfibrozil.
Dengan dikembangkannya obat kombinasi dalam satu tablet {fixed dose combination),
maka pilihan obat mungkin akan mengalami perubahan. Sebagai contoh kombinasi lovastatin dan
asam nikotinik lepas lambat (Niaspan) dikenal dengan nama Advicor telah dibuktikan jauh lebih
efektif dibandingkan dengan lovastatin sendiri atau asam nikotinik sendiri dalam dosis yang tinggi.
Kombinasi simvastatin dengan ezetimibe yaitu Vytorin, ternyata mempunyai efek lebih baik
dibandingkan dengan simvastatin dosis tinggi tunggal. Obat kombinasi dalam satu tablet mungkin
akan lebih banyak digunakan bagi mereka dimana kadar kolesterol-LDL harus sangat rendah atau
kadar kolesterol-HDL perlu ditingkatkan.
Setiawan, siti.dkk. 2014. “Buku Ajar : Ilmu Penyakit Dalam”. Jakarta : InternaPublishing

Anda mungkin juga menyukai