9. Edukasi
Dr. Fuad Bakry, SpPD, K-GEH, Prof. dr. Ali Ghanie, SpPDK-KV
NIP. 195206061979051001 MIP. 194510281973031001
121
Elektrokardiografi
Bisa sinus takikardia dengan hipertrofi atrium kiri
atau fibirilasi atrium, tergantung penyebab gagal
jantung
Gambaran infark, hipertrofi ventrikel kiri aatau aritmia
bisa ditemukan.
Laboratorium
Darah rutin, urinalisis, ureum/kreatinin, elektrolit
Analisis gas darah
Enzim jantung (CPK, CKMB, troponin T) dapat
meningkat jika penyebabnya infark miokard
Foto Toraks
Opasifikasi hilus dan bagian basal paru kemudian dapat
meluas ke arah apeks paru. Kadang-kadang ditemukan
efusi pleura
Ekokardiografi
Dapat menggambarkan penyebab gagal jantung:
kelainan katup, hipertrofi ventrikel kiri (hipertensi),
segmental wall motion abnormality (penyakit jantung
koroner). Pada umumnya ditemukan dilatasi ventrikel
dan atrium kiri.
4. Kriteria diagnosis
5. Diagnosis
6. Diagnosis Edema paru akut non kardiak
Banding Emboli paru
Asma bronkial
122
Dr. Fuad Bakry, SpPD, K-GEH, Prof. dr. Ali Ghanie, SpPDK-KV
NIP. 195206061979051001 MIP. 194510281973031001
123
ENDOKARDITIS INFEKTIF
Kode : ICD 10. I.38
1. Pengertian Endokarditis infektif adalah infeksi mikroorganisme pada
(Definisi) endokard atau katup jantung
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan
Fisik
4. Kriteria diagnosis
5. Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya bentuk klinik
seperti di atas, laboratorium, ECG, Foto dada dan
Ekokardiografi.
Kriteria klinis Duke untuk endokarditis infektif (EI) :
El Definite
Kriteria Patologis
Mikroorganisme: ditemukan dengan kultur atau
histologi dalam vegetasi yang mengalami emboli atau
dalam suatu abses intrakardiak
Kriteria klinis
Menggunakan definisi spesifik, yaitu : dua kriteria
mayor atau satu kriteria mayor dan tiga krteria minor
atau lima krteria minor
Kriteria Mayor:
1. Kultur darah positif untuk endokarditis infektif (EI)
A. Mikroorganisme khas konsisten untuk EI dari dua
kultur darah terpisah seperti di bawah ini:
1) Streptococci viridas, streptococcus bovis atau
grup HACEK atau
2) Community acquired staphylococcus aureus
atau enterococci tanpa ada fokus primer atau
B. Mikroorganisme konsisten dengan EI dari kultur
darah positif persisten, didefinisikann sebagai :
1) ≥ 2 kultur dari sampel darah yang diambil
terpisah > 12 jam atau
2) Semua dari 3 atau mayoritas dari ≥ 4 kultur
darah terpisah (dengan sampel awal dan
akhir diambil terpisah ≥ 1 jam)
2. Bukti keterlibatan endokardial
A. Ekokardiografi positif untuk EI didefinisikan
sebagai:
1) Massa intrakardiak oscilating pada katup dan
struktur yang menyokong, di aliran jet
regurgitasi atau pada material yang
diimplikasikan tanpa ada alternatif anatomi
yang dapat menerangkan atau
2) Abses, atau
3) Tonjolan baru pada katup prostetik atau
B. Regurgitasi katup yang baru terjadi (memburuk
atau berubah dari murmur yang ada sebelumnya)
Kriteria Minor:
1. Predisposisi: pengguna obat intravena
2. Demam: suhu ≥ 38 OC
3. Fenomena vaskuler: emboli arteri besar, infark
pulmonal septik, aneurisma mikotik, perdarahan
intrakaardial, perdarahan konjungtiva, dan lesi
Janeway.
124
EI possible
Temuan konsisten dengan EI turun dari kriteria
definite tetapi tidak memnuhi kriteria rejected
EI rejected
Diagnosis alternatif tidak memenuhi manifestasi
endokarditis atau resolusi manifestasi endokarditis
dengan terapi antibiotik selama< 4 hari atau
Tidak ditemukan bukti patologis EI pada saat operasi
atau otopsi setelah terapi antibiotik > 4 hari.
Dr. Fuad Bakry, SpPD, K-GEH, Prof. dr. Ali Ghanie, SpPDK-KV
NIP. 195206061979051001 MIP. 194510281973031001
126
ANGINA PEKTORIS
Kode : ICD.10. I.28
3. Pemeriksaan Fisik Dapat saja normal, atau tergantung adanya faktor resiko
seperti hipertensi, infark jantung atau kelainan katub.
4. Kriteria diagnosis
5. Diagnosis
6. Diagnosis
Banding
7. Pemeriksaan - Foto thorak biasanya normal, kecuali pada beberapa
Penunjang keadaan yang mendasari.
- Elektrokardiogram, dapat normal pada 50% pasien.
Perubahan EKG berupa depresi segmen ST , atau
elevasi pada kejadian infark atau angina variant.
- EKG latihan dengan treadmill, bila EKG istirahat tidak
menunjang.
- Ekhokardiografi, melihat gangguan gerakan secara
segmental, dapat dilakukan pada saat latihan.
- Skintigrafi thalium pada saat latihan.
- Kateterisasi/angiografi.
8. Terapi
9. Edukasi
10. Prognosis - Tergantung jumlah buluh koroner yang terlibat
- Adanya komplikasi
- Adanya faktor resiko
- Frewensi serangan iskemia
12. Tingkat
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis
127
16. Kepustakaan
Dr. Fuad Bakry, SpPD, K-GEH, Prof. dr. Ali Ghanie, SpPDK-KV
NIP. 195206061979051001 MIP. 194510281973031001
128
Pemeriksaan radiologis :
Foto torak dapat membantu melihat adanya edema
paru.
Elektrokardiogram :
Berupa elevasi segmen ST yang diikuti dengan inversi
gelom,bang T dan terbentuknya gelombang Q. Dapat
juga disertai perubahan yang khas berupa depresi ST
atai Inversi T tanpa adanya Q.
Laboratorium :
Adanya kenaikan enzym jantung serum, yaitu CKMB,
LDH, alpha HBDH dan SGOT.
4. Kriteria diagnosis
5. Diagnosis
6. Diagnosis ● Angina pektoris tak stabil : infark miokard akut
Banding ● Infark miokard akut : diseksi aorta, perikarditis akut,
emboli paru akut, penyakit dinding dada, Sidrom Tietze,
gangguan gastrointestinal seperti : hiatus hernia dan refluks
esofagistis, spasma atau ruptur esofagus, kolesistitis akut,
tukak lambung dan pankreatitis akut.
129
7. Pemeriksaan EKG
Penunjang Foto rontgen dada
Petanda biokimia : darah rutin, CK, CKMB, TroponimT,dll
Profil lipid, gula darah, ureum kreatinin
Ekokardiografi
Tes treadmill (untuk strafikasi setelah infark miokard)
Angiografi koroner
9. Edukasi
12. Tingkat
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis
130
Dr. Fuad Bakry, SpPD, K-GEH, Prof. dr. Ali Ghanie, SpPDK-KV
NIP. 195206061979051001 MIP. 194510281973031001
131
ARITMIA
Kode : ICD. 10.I.49
6. Diagnosis
Banding
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi Prinsip pengobatan aritmia ialah hanya simptomatis,
sepanjang tidak ada keluhan atau komplikasi yang
membahayakan, aritmia tidak diterapi. Terapi terutama
ditujukan kepada penyebabnya, baru kemudian mengatasi
dampak/komplikasi yang akan atau telah terjadi (syok
kardiogenik, gagal jantung dan sebagainya) untuk
penyelamatan hidup seseorang.
Berikut adalah beberapa patokan terapi standard untuk
beberapa jenis aritmia yang sering dijumpa :
d. Sindrom WPW
Ditandai dengan adanya interval PR yang memendek,
gelombang delta dan melebarnya QRS. Bila terjadi AF
atau PSVT tidak boleh diberikan terapi seperti di atas
(verapamil, penyekat beta atau digitalis) melainkan
diberikan disopiramid atau defibrilasi. Ini disebabkan
karena dengan obat golongan tersebut impuls fisiologis
melalui AV Node dapat ditekan tetapi sebagai
kompensasinya, impuls dapat melalui jalur asesoris
yang patologis sehingga sampai di ventrikel
menimbulkan takikardi ventrikel yang ganas. Penderita
dengan sindrom WPW yang tenang tidak dirawat.
.
133
j. Blok AV Total
Pada Blok AV total impuls dari simpul SA dan AV tidak
dapat diteruskan ke berkas His sehingga ventrikel
membuat otomatisasinya sendiri dengan akibat tidak
adekuatnya sistem kardiovaskuler. Bila keadaan
hemodinamik masih dapat ditoleransi, masih
diusahakan perangsangan simpul SA dengan sulfas
atropine 0,50-2,00 mg i.v. sesering mungkin sampai
dapat dipasang alat pacu jantung temporer kemudian
permanen. Penderitanya dirawat bila dalam konteks
IMA atau sering mengalami sinkop.
9. Edukasi
10. Prognosis Dubia ad bonam bila ditangani secara tuntas
11. Tingkat Evidens
12. Tingkat
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis
14. Indikator Medis
15. Lama Perawatan
16. Kepustakaan
Dr. Fuad Bakry, SpPD, K-GEH, Prof. dr. Ali Ghanie, SpPDK-KV
NIP. 195206061979051001 MIP. 194510281973031001
135
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria diagnosis
5. Diagnosis
6. Diagnosis
Banding
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi Penyakit jantung katup diobati bila penderita dalam
fungsional NYHA kelas II ke atas. Pengobatan biasanya
untuk mencegah/mengobati gagal jantung seperti diuretik,
digitalis, vasodilator, venodilator, dsb. (lihat pengobatan
gagal jantung). Komplikasi aritmia diobati dengan anti
aritmia (lihat pengobatan aritmia). Pengobatan
medikamentosa ini diberikan seumur hidup sebelum
pengobatan definitif dapat diberikan. Untuk lebih
memastikan jenis tindakan yang akan diambil sebagai
pengobatan definitif diperlukan pemeriksaan final secara
invasif yaitu kateterisasi jantung. Pengobatan yang definitif
ialah secara invasif dengan baloon valvuloplasty atau
operatif dengan valvuloplasty/valvulotomi/penggantian katub
dengan prostetik. Akan tetapi terapi definitif ini baru
dilakukan bila perjalanan penyakit masih belum terlambat.
Bila fungsi ventrikel kiri sudah sedemikian buruk dan
hipertensi pulmonal sudah sedemikian tingginya maka terapi
invasif atau bedah tidak perlu dilakukan lagi.
9. Edukasi
12. Tingkat
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis
136
16. Kepustakaan
Dr. Fuad Bakry, SpPD, K-GEH, Prof. dr. Ali Ghanie, SpPDK-KV
NIP. 195206061979051001 MIP. 194510281973031001
137