Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

HIPERTENSI HEART FAILURE DI RUANG ICCU RSUD


KABUPATEN SIDOARJO

Disusun untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu Profesi Ners Departemen


Gawat Darurat di Ruang ICCU RSUD Kabupaten Sidoarjo

Oleh :
MUAMMAR KADAVI
1603.14901.094

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES WIDYAGAMA HUSADA
MALANG
2017
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


HIPERTENSI HEART FAILURE DI RUANG ICCU RSUD
KABUPATEN SIDOARJO

Oleh :
MUAMMAR KADAVI
1603.14901.094

Telah diperiksa dan disetujui pada :


Hari :
Tanggal :

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan


LANDASAN TEORI
HIPERTENTS HEART FAILURE

1. Pengertian
HHF adalah peninggian tekanan darah di atas normal suatu mekanisme kompensasi
diatas kardiovaskuler untuk mempertahankan metabolisme tubuh agar berfungsi
normal. Semakin tinggi TD, lebih besar kemungkinan timbulnya penyakt-penyakit
kardiovaskuler secara premature penyulit pada jamtumh dan saegala manivestasi
kliniknya dinamakan penyalit hipertensif, penyakit pada antung ini biasanya terjadi
pada otot jantung karena otot jantung mengalami penebalan atau hipertrofi dan juga
dapat terjadi pada pembuluh darah korner yang menalami proses ateroskleroses yang
dipercepat (Arif Manjoer, 2008 ;402).

2. Etiologi
Peningkatan tekanan darah tidak terkontrol
Peningkatan hipertrofi mengakibatkan berkurangnya kepadatan kapiler
perunit otot jantung bila imbul hipertrofi eksentrik

3. Manifestasi klinik
Berdasarkan bagian jangtung yang mengalami kegagalan pemompaan, gagal jantung
di bagi atas :
1. Gagal jantung kiri : terjadi dispneu deffort, fatiq, ortopnea, dispnea noktural
proksimal, batuk
2. Gagal jantung kanan : timbul fatiq, sesak, edemal
3. Gagal jantung campuran : maanifestasi antara gagal jantung kanan dan kiri.
4. Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah

kontraktilitas jantung (hipertensi, hate rate)

Hipertrofi ventrikel

struk volume

penurunan cardiac output

iskemia

jantung tidak mampu berkontraksi

Ekstermitas Hipertrofi atrium kiri Ginjal

Metabolisme anaerob Bendungan atrium kiri GFR me Otak


dan pe dalam vena

ATP (2ATP) me Pulmonalis Prod. Urine me Suplay O2 me


Asam laktat me

Fatia / kelelahan Regurgitasi daerah ke Retensi air + Na Hipoxia


paru

Intoleran aktivitas Edema paru Gangguan eliminasi Disorientasi / pusing


uri
Sesak - Gangguan
kesadaran
- Gangguan
persepsi
- Pontensial
terjadi insjuri
- Gangguan
keb. O2
- Ganggun
pertukaran gas

5. Pemeriksaan penunjang
5.1 Radiologi
Pada gambar rontgent torak posisi anterior posterior terlihat pembesaran jantung
kekiri,elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan
pembuluh paru stadium payah jantung hipertensi
5.2 Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit, ureum dan
kreatinin, untuk menilai ruang ginjal. Selain itu juga elektrolit untuk melihat
kemungkinan adanya kelainan hormonal aldosteron.Pemeriksaan laboratorium
urinalis juga diperlukan untuk melihat adanya kelainan pada ginjal.
5.3 Elektrokardiogram
Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
5.4 Ekokardiografi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertnsi yang dapat dilihat dari
ekokardiogram adalah sebagai berikut
- Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini seperti hiperkinesis dan
hipervolemia
- Hipertrofi yang difus/konsentrik atau yang reguler eksentrik
- Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah jantung serta tekanan
akhir diastolik ventrikel kiri yang meningkat
- Tanda-tanda iskemia seperti hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya dikinetik
juga dapat terlihat pada ekokardiografi
6. Penatalaksanaan
6.1 Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkankonsumsi
oksigen melalui istirahat atau pembatasan aktifitas
6.2 Memperbaiki kontraktilitas otot jantung
- Mengatasi keadaan yang reversibel, termasuk tirotoksitositas, maksedena dan
aritmia
- Digitalisasi
Dosis digitalis:digoksin oral untuk digitaliasi cepat 0,5-2 mg dalam 4-6 dosis
selama 24 jam dan dilanjutkan 2*0,5 mg selama 2-4 hari. Digoksin iv 0,75-1 mg
dalam 4 dosis selama 24 jam, cediland iv 1,2-1,6 mg dalam 24 jam
Dosis penunjang untuk gagal jantung : Digoksin 0,25 mg sehari untuk klien usia
lanjut dan gagal ginjal dosis disesuaikan
Dosis penunjang digoksin untuk fibrilasi atrium 0,25 mg
Digitalisasi cepat diberikan untuk mengaatasi odem pulmonal akut yang berat :
Digoksin 1-1,5 mg iv perlahan-lahan, cediland 1,4-0,8 mg iv perlahan-lahan
- Menurunkan beban jantung
Diit rendah garam
Diuretik yang digunakan forosemid dengan dosis penunjang rata-rata 20 mg yang
mempunyai efek samping berupa hipokalemia dapat diatasi dengan suplai garam
kalium atau diganti dengan spirolakton, vasodilator nitrogliserin 0,4-0,6 mg sub
lingual atau 0,2-2 Ug/Kg BB/mnt iv, Nitroposit 0,5-1 Ug/KgBB/mnt, Prozosin per
oral 2-5 mg, penhambat ACE : kaptropic 2x12,5 mg per oral
LANDASAN ASUHAN KEPERAWATAN

1. Asuhan Keperawatan
Pengkajian Umum
a. Identitas klien
Nama: mengetahui identitas klien
Umur dan tanggal lahir: dapat terjadi pada semua usia meningkat pada usia lanjut
dan memiliki penyakit degeneratif
Jenis kelamin: bisa terjadi pada laki-laki dan perempuan
Suku bangsa: dapat terjadi pada semua suku bangsa
Pekerjaan: dapat terjadi pada semua pekerjaan.
Pendidikan: pendidikan menentukan pengetahuan dalam memahami proses
penyakit
Status menikah: dukungan dari istri/suami dapat mempercepat proses
penyembuhan dari pada klien yang hidup sendiri
Alamat: mengetahui identitas klien
Tanggal MRS: mengetahui identitas klien
Diagnosa medis: Hypertension Heart Failure (HHF)
b. Identitas penaggung jawab meliputi nama, umur, tanggal lahir, jenis kelamin,
alamat.
c. Alasan MRS dan Keluhan Utama: biasanya klien masuk rumah sakit dengan
keluhan sesak nafas.
d. Riwayat penyakit sekarang: Informasi yang dapat diperoleh meliputi informasi
mengenai keluhan batuk biasanya timbul mendadak dan tidak berkurang setelah
meminum obat batuk yang biasanya tersedia di pasaran. Pada awalnya keluhan
batuk yang tidak produktif, tapi selanjutnya akan berkembang menjadi batuk
produktif dengan mucus purulen kekuning-kuningan, kehijau-hijauan, dan
seringkali berbau busuk.
e. Riwayat penyakit dahulu: penyakit kronik (misalnya ginjal, dan paru), diabetes
mellitus, imunosupresi (misalnya obat-obatan, HIV), ketergantungan alkohol,
aspirasi (misalnya epilepsi).
f. Riwayat penyakit keluarga: tanyakan pada pasien apakah keluarga pasien ada
yang mengalami hal yang sama dengan pasien atau apakah keluarga ada yang
mengalami penyakit degeneratif.
g. Pola pemeliharaan kesehatan
Merupakan pola kesehatan yang sering dilakukan misalnya :
1. Kebiasaan minum alkohol
2. Kebiasaan merokok
3. Menggunakan obat-obatan
4. Aktifitas atau olahraga
5. Stress

Pengkajian Fisik (B1-B6)


Setelah melaukan anamnesa yang mengarah pada keluhan klien, pemeriksaan
fisik sangat berguna untuk mendukung data dari pengkajian anamnesis. Pemeriksaan
fisik dilakukan secara persistem (B1-B6) dengan focus pada pemeriksaan B3 ( brain)
yang terarah dan dihubungkan dengan keluhan-keluhan dari klien. Pemeriksaan fisik
dimulai dengan memeriksa TTV. Pada klien gagal jantung biasanya didapatkan sesak
o
nafas, kelemahan, peningkatan suhu tubuh lebih dari normal yaitu 38-48 C.
Keadaan ini biasanya dihubungkan dengan proses inflamasi dan iritasi alveoli yang
sudah menggangu pusat pengatur suhu tubuh (Muttaqin, 2008).
B1 Breathing
Inspeksi apakah terdapat batuk, produksi sputum, sesak nafas, penggunaan otot
bantu nafas, dan peningkatan frekuensi pernafasan yang sering didapatkan pada
pasien gagal jantung. Palpasi adanya ketidaksimetrisan pernapasan pada klien.
Perkusi seluruh dada dan lapang paru untuk menentukan letak gangguan di paru
sebelah mana. Auskultasi bunyi napas tambahan yaitu stridor maupun ronkhi pada
pasien gagal jantung.
B2 Blood
Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokonstriksi, kualitas darah menurun.
Berhubungan dengan adanya agen asing yang masuk di dalam tubuh.
B3 Brain
Pada klien dengan gagal jantung pada fase akut dapat terjadi penurunan GCS,
refleks menurun atau normal, letargi. Terjadi karena virus atau bakteri di dalam paru
besirkulasi mengikuti aliran darah menuju sistem saraf pusat.
B4 Bladder
Pada gagal jantung produksi menurun oliguri maupun anuria. Observasi adanya
penurunan urin sebagai tanda terjadinya penurunan tekanan darah atau syok
hipovolemik.
B5 Bowel
Gagal jantung kadang tidak mempengaruhi sistem pencernaan, feses normal atau
dapat terjadi mual dan muntah akibat terapi pengobatan dan anoreksia.
B6 Bone
Akibat gangguan pada ventilasi paru maka suplai O 2ke jaringan juga menurun
mengakibatkan penurunan tonus otot dan nyeri otot. Kulit nampak pucat, sianosis,
banyak keingat, suhu kulit meningkat serta kemerahan.
Aktivitas/istirahat
Gejala : keletihan/kelelahan terus menerus sepanjang hari, insomnia, nyeri dada
dengan aktivitas, dispnu pada saat istirahat atau pada pengerahan tenaga.
Tanda : gelisah, perubahan status mental, misalnya letargi, tanda vital berubah
pada saat aktivitas
Sirkulasi
Gejala : riwayat hipertensi, IM (Infark Miokard) baru/akut, episode GJK (Gagal
Jantung Kongestif) sebelumya, penyskit jsntung, bedah jantung, endokarditis, SLE
(Sistemik Lupus Eritematosus), anemia, syok septic, bengkak pada kaki, telapak kaki,
abdomen.
Tanda : Tekanan darah mungkin rendah (gagal pemompaan) ; normal (gagal
jantung kongestif ringan atau kronis) ; atau tinggi (kelebihan beban cairan/
peningkatan tahanan vakuler sistemik). Tekanan nadi, mungkin sempit menunjukan
penurnan volume sekuncup, frekuensi jantung : disritmia, misalnya fibrilasi atrium,
kontraksi ventrikel premature / takikardia, blok jantung. Nadi apical : titik denyut
jantung maksimal mungkin menyebar dan berubah posisi secara inferior kekiri. Bunyi
jantung S3(gallop) adalah diagnostik ; S4 dapat terjadi ; S1 dan S2 mungkin
melemah. Murmur sistolik dan diastolik dapat menandakan adanya stenosis katup
atau insufisiensi. Nadi : nadi perifer berkurang, kekuatan dalam denyutan dapat
terjadi : nadi sentral mungkin kuat misalnya : nadi jugularis, karotis, abdominal terlihat
. warna kulit ; pucat, kebiruan, abu-abu, sianotik. Punggung kuku ; pucat atau sianotik
dengan pengisian kapiler lambat. Hepar ; pembesaran dapat teraba, reflex
hepatojugularis. Bunyi napas ; krekels, ronkhi. Edema mungkin dependen, umum
atau pitting, khusunya pada ekstremitas ; DVJ (Distensi Vena Jugularis)
Integritas ego
Gejala : ansietas, kuatir dan takut. Stress yang berhubungan dengan penyakit atu
keprihatinan financial (pekerjaan atau biaya perawatan medis)
Tanda : berbagai manifestasi perilaku, misalnya ansietas, marah, ketakutan,
mudah tersinggung.
Eliminasi
Gejala : penurunan berkemih, urine berwarna gelap, berkemih malam hari
(Nokturia), diare/konstipasi.
Makanan dan cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan, mual/muntah, penambahan berat badan
signifikan, pembengkakan pada ekstremitas bawah, pakaina/sepatu terasa sesak,
diet tinggi garam/ makan yang telah dip roses lemak, gula dan kafein. Penggunan
diur etik.
Tanda : penambahan berat badan cepat, distensi abdomen (asites); edema
(umum, dependen, tekanan, pitting)
Hygiene
Gejala : keletihan/kelemahan, kelelahan selama kativitas perawatan diri.
Tanda : penampilan menandakan kelainan perawatan personal
Neorosensori
Gejal : kelemahan, pening, episode pingsan
Tanda : letargi, kusut piker, disorientasi, perubahan perilaku, mudah tersinggung.
Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen kanan atas (AkaA),
sakit pada otot
Tanda : tidak tenang, gelisah, focus menyempit (menarik diri), perilaku melindungi
diri.
Pernapasan
Gejala : dispnu saat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal,
batuk dengan / tanpa pembentukan sputum, riwayat penyakit paru kronis,
pengguanaan bantuan pernapasan, misalnya oksigen atau medikasi.
Tanda : pernapasan : takipnu, napas dangkal pernapasan labored; penggunaan
otot aksesori pernapasan, nasal faring. Batuk : kering/nyaring/nonproduktif atau
mungkin batuk terus menerus dengan atau tanpa pembentukan sputum. Sputum:
mungkin bersemuh darah, merah mudah/berbuih (edema pulmonal). Bunyi napas :
mungkin tidak terdengar dengan krekels basilar dan mengi. Fungsi mental : mungkin
menurun, letargi, kegelisahan, warna kulit: pucat atau sianosis.
Keamanan
Gejala : perubahan dalam fungsi mental, kehilangan kekuatan / tonus otot.
Interaksi sosial
Gejala : penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa dilakukan.
Pembelajaran dan pengajaran
Gejala : menggunakan atau lupa menggunakan obat-obat jantung
Tanda : bukti tentang ketidak berhasilan untuk meningkatkan.

Diagnosis Keperawatan
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan berhubungan dengan penurunan suplai O2
2. Nyeri akut berhubungan dengan bendungan sistemik
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan difusi O2akibat edema
paru
4. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hepatomegali, splenomegali
5. Kelebihan volume cairan vaskulerberhubungan dengan retensi Na dan H2O
6. Fatigue berhubungan dengan metabolisme anaerob
Rencana tindakan keperawatan
No Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
.
1. Ketidakefektifan Perfusi NOC: NIC:
Jaringan berhubungan - Circulation Status Circulation Status
- Fluid Management
dengan penurunan 1. Kaji secara komprehensif sirkukasi 1. Men
- Vital Signs
saturasi O2 (NANDA: perifer (nadi perifer, edema, getahui tanda-tanda gangguan
Setelah dilakukan tindakan
237) kapillary refill, warna dan perifer
keperawatan selama 3 x 24
2. Men
DS: temperatur ekstremitas)
jam pasien menunjukkan
getahui tanda-tanda gangguan
Klien sesak nafas 2. Evaluasi nadi perifer dan edema
keefektifan jalan nafas
perifer
DO: 3. Inpseksi kulit adanya luka
dibuktikan dengan kriteria 3. Agar
- Nadi lemah 4. Kaji tingkat nyeri
hasil : luka ditangani darin infeksi
- Perubahann
5. Elevasi anggota badan 20 derajat
a. Tekanan darah sistolik dbn karena beresiko mengalami
karakteristik kulit
atau lebih tinggi dari jantung untuk
b. Tekanan darah diastolik dbn delay healing
(misal: warna,
meningkatkan venous return 4. Men
c. Kekuatan nadi dbn
elastisitas,
6. Ubah posisi klien minimal setiap 2 getahui tingkat nyeri klien
d. Rata-rata tekanan darah dbn
kelembapan rambut, 5. Meni
jam sekali
e. Nadi dbn
kuku, sensasi, ngkatkan venous return
7. Monitor status cairan masuk dan
f. Tekanan vena sentral dbn 6. Me
temperatur)
keluar
- CRT > 3 detik g. Tidak ada bunyi hipo jantung minimalkan dekubitus
- Penurunan 8. Gunakan therapeutic bed 7. Men
abnormal
tekanan darah pada 9. Dorong latihan ROM selama gontrol volume yang masuk ke
h. Tidak ada angina
ekstremitas i. AGD dbn bedrest dalam jantung dan paru
- Edema 8. Me
j. Kesimbangan intake dan 10. Dorong pasien latihan sesuai
- Nyeri ekstremitas
mudahkan mengatur posisi
- Parastesia output 24 jam kemampuan
- Keterlambatan klien
k. Perfusi jaringan perifer 11. Jaga keadekuatan hidrasi untuk
9. Me
penyembuhan luka
l. Kekuatan pulsasi perifer mencegah peningkatan viskositas
minimalkan kelemahan
m. Tidak ada pelebaran vena darah
ekstremitas pasca bedrest
n. Tidak ada distensi vena 12. Kolaborasi pemberian antiplatelet 10. Me
jugularis atau antikoagulan minimalkan kelemahan
o. Tidak ada edema perifer 13. Monitor laboratorium Hb, ekstremitas pasca bedrest
11. men
p. Tidak ada asites Hematokrit
cegah peningkatan viskositas
q. Pengisian kapiler
Fluid Management darah
r. Warna kulit normal
12. men
s. Kekuatan fungsi otot 1. Catat intake dan output cairan cegah koagulasi darah
t. Kekuatan kulit 2. Monitor status hidrasi 13. me
u. Suhu kulit hangat 3. Monitor tanda-tanda vital mantau keadaan darah
v. Tidak ada nyeri ekstremitas 4. Monitor status nutrisi

1.
menghitung balance cairan
2.
mengetahui kebutuhan cairan
3.
mengetahui status klien
4.
mengontol nutrisi

3 Gangguan Pertukaran NOC: NIC :


1. Memaksimalkan
Gas berhubungan a. Respiratory 1. Posisikan pasien untuk
ventilasi
dengan penurunan Status : Gas exchange memaksimalkan ventilasi
difusi O2 (NOC: 433b) 2. Pasang mayo bila perlu 2. Membuka jalan
(NANDA: 204) b. Electrolyte & 3. Lakukan fisioterapi dada jika nafas
1. DS: 3. Membantu
Acid/Base Balance(NOC: perlu
a. sakit kepala ketika
mengeluarkan sekret
209-210b) 4. Keluarkan sekret dengan batuk
bangun 4. Membantu
b. Dyspnoe c. Respiratory atau suction
mengeluarkan sekret
c. Gangguan
Status: ventilation(NOC: 5. Auskultasi suara nafas, catat
penglihatan 5. Mnengetahui
434b) adanya suara tambahan
2. DO:
keadaan paru-paru
a. Penurunan CO2 d. Vital Sign 6. Berikan bronkodilator ;
b. Takikardi
Status(NOC: 550b) 7. Barikan pelembab udara 6. Membuka jalan
c. Hiperkapnia
d. Keletihan Setelah dilakukan tindakan 8. Atur intake untuk cairan nafas melebarkan bronkus
e. Iritabilitas 7. Melembapkan
keperawatan selama 1 x 24 mengoptimalkan keseimbangan.
f. Hypoxia
saluran napas
g. kebingungan jamGangguan pertukaran 9. Monitor respirasi dan status O2
8. mengoptimalkan
h. sianosis pasien teratasi dengan kriteria 10. Catat pergerakan dada,amati keseimbangan
i. warna kulit 9. memantau
hasi: kesimetrisan, penggunaan otot
abnormal (pucat, respirasi dan status O2
- Mendemonstrasikan tambahan, retraksi otot
10. melihat respon non
kehitaman)
peningkatan ventilasi dan supraclavicular dan intercostal
j. Hipoksemia verbal
k. hiperkarbia oksigenasi yang adekuat 11. Monitor suara nafas, seperti
l. AGD abnormal
- Memelihara kebersihan dengkur
m. pH arteri abnormal
3. frekuensi dan paru paru dan bebas dari 12. Monitor pola nafas : bradipena,
11. memantau adanya
kedalaman nafas tanda tanda distress takipenia, kussmaul,
obstruksi jalan nafas jatuhnya
abnormal pernafasan hiperventilasi, cheyne stokes, biot
napas
- Mendemonstrasikan batuk 13. Auskultasi suara nafas, catat 12. mengetahui
efektif dan suara nafas area penurunan / tidak adanya frekuensi nafas
yang bersih, tidak ada ventilasi dan suara tambahan
sianosis dan dyspneu 14. Monitor TTV, AGD, elektrolit dan
(mampu mengeluarkan ststus mental 13. mengetahui suara
sputum, mampu bernafas 15. Observasi sianosis khususnya nafas
dengan mudah, tidak ada membran mukosa
pursed lips) 16. Jelaskan pada pasien dan
- Tanda tanda vital dalam keluarga tentang persiapan 14. mengetahui
rentang normal tindakan dan tujuan penggunaan keadaan fisiologis paru-paru
- AGD dalam batas normal alat tambahan (O2, Suction, tanda-tanda adanya
- Status neurologis dalam Inhalasi) perubahan
batas normal 17. Auskultasi bunyi jantung, jumlah, 15. tanda-tanda
irama dan denyut jantung kekurangan O2 jaringan
16. mengurangi
kecemasan pada keluarga

17. mengetahui
keadaan jantung
2. Nyeri akut berhubungan NOC : NIC:
dengan bendungan - Pain Level, Pain Management
1. Mengetahui gambaran klinis
sistemik - pain control, 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
nyeri yang dirasakan
DS: - comfort level komprehensif termasuk lokasi,
- Laporan secara Setelah dilakukan tinfakan karakteristik, durasi, frekuensi,
2. Memvalidasi ketidaknyamanan
verbal keperawatan selama 2 x 24 kualitas dan faktor presipitasi
klien melalui subjektif dan
DO: jamPasien tidak mengalami 2. Observasi reaksi nonverbal dari
objektif
- Posisi untuk menahan nyeri, dengan kriteria hasil: ketidaknyamanan 3. Dukungan untuk kesembuhan
nyeri a. Mampu klien
4. Memberikan kenyamanan klien
- Tingkah laku berhati- mengontrol nyeri (tahu 3. Bantu pasien dan keluarga untuk
agar tidak fokus pada nyeri
hati penyebab nyeri, mampu mencari dan menemukan
- Gangguan tidur (mata menggunakan tehnik dukungan 5. Menghindari timbulnya nyeri
6. Untuk menentukan intervensi
sayu, tampak capek, nonfarmakologi untuk 4. Kontrol lingkungan yang dapat
7. Memberikan kenyamanan klien
sulit atau gerakan mengurangi nyeri, mencari mempengaruhi nyeri seperti suhu
agar tidak fokus pada nyeri
kacau, menyeringai) bantuan) ruangan, pencahayaan dan
- Terfokus pada diri b. Melaporkan kebisingan 8. Bantuan farmakologis dasar
sendiri bahwa nyeri berkurang 5. Kurangi faktor presipitasi nyeri
9. Mengurangi timbulnya nyeri
- Fokus menyempit dengan menggunakan 6. Kaji tipe dan sumber nyeri 10. Meningkatkan koping diri klien
(penurunan persepsi manajemen nyeri 7. Ajarkan tentang teknik non
waktu, kerusakan c. Mampu farmakologi: napas dada,
proses berpikir, mengenali nyeri (skala, relaksasi, distraksi, kompres
penurunan interaksi intensitas, frekuensi dan hangat/ dingin
dengan orang dan tanda nyeri) 8. Berikan analgetik untuk
lingkungan) d. Menyatakan mengurangi nyeri: ...
- Tingkah laku distraksi, rasa nyaman setelah nyeri 9. Tingkatkan istirahat
contoh : jalan-jalan, berkurang 10. Berikan informasi tentang nyeri
menemui orang lain e. Tanda vital seperti penyebab nyeri, berapa
dan/atau aktivitas, dalam rentang normal lama nyeri akan berkurang dan
aktivitas berulang- f. Tidak antisipasi ketidaknyamanan dari
ulang) mengalami gangguan tidur prosedur
- Respon autonom
(seperti diaphoresis,
perubahan tekanan
darah, perubahan
nafas, nadi dan
dilatasi pupil)
- Perubahan autonomic
dalam tonus otot
(mungkin dalam
rentang dari lemah ke
kaku)
- Tingkah laku
ekspresif (contoh :
gelisah, merintih,
menangis, waspada,
iritabel, nafas
panjang/berkeluh
kesah)
- Perubahan dalam
nafsu makan dan
minum
6. Fatigue berhubungan NOC : NIC :
dengan metabolisme - Self Care : 1. Observasi adanya pembatasan 1. Mengurangi
anaerob ADLs klien dalam melakukan aktivitas pengeluaran energi yang tidak
DS: - Konservasi 2. Kaji adanya faktor yang perlu
2. Mengurangi
- Melaporkan eneergi menyebabkan kelelahan
penyebab kelelahan
secara verbal Setelah dilakukan tindakan 3. Monitor nutrisi dan sumber
3. Meningkatkan
adanya kelelahan keperawatan selama 8 x 24 energi yang adekuat energi dengan cara
atau kelemahan. jam bertoleransi terhadap 4. Monitor pasien akan adanya meningkatkan nutrisi
4. Monitor respon
- Adanya aktivitas dengan kelelahan fisik dan emosi
kardivaskuler terhadap
dyspneu atau Kriteria Hasil : secara berlebihan
aktivitas (takikardi, disritmia,
ketidaknyamanan a. Berpartisipasi 5. Monitor respon kardivaskuler
sesak nafas, diaporesis,
saat beraktivitas. dalam aktivitas fisik tanpa terhadap aktivitas (takikardi,
pucat, perubahan
DO : disertai peningkatan disritmia, sesak nafas,
hemodinamik)
- Respon tekanan darah, nadi dan RR diaporesis, pucat, perubahan
5. Monitor pola tidur
abnormal dari b. Mampu hemodinamik)
dan lamanya tidur/istirahat
tekanan darah atau melakukan aktivitas sehari 6. Monitor pola tidur dan lamanya
pasien
nadi terhadap hari (ADLs) secara mandiri tidur/istirahat pasien 6. Kolaborasikan
aktifitas c. Keseimbangan 7. Kolaborasikan dengan Tenaga dengan Tenaga Rehabilitasi
- Perubahan aktivitas dan istirahat Rehabilitasi Medik dalam Medik dalam merencanakan
ECG : aritmia, merencanakan progran terapi progran terapi yang tepat.
7. Bantu klien untuk
iskemia yang tepat.
mengidentifikasi aktivitas yang
8. Bantu klien untuk
mampu dilakukan
mengidentifikasi aktivitas yang
8. Bantu untuk
mampu dilakukan
memilih aktivitas konsisten
9. Bantu untuk memilih aktivitas
yang sesuai dengan
konsisten yang sesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi
kemampuan fisik, psikologi dan
sosial dan sosial
9. Bantu untuk
10. Bantu untuk mengidentifikasi
mengidentifikasi dan
dan mendapatkan sumber yang
mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas yang
diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan
diinginkan
11. Bantu untuk mendpatkan alat
10. Bantu untuk
bantuan aktivitas seperti kursi
mendpatkan alat bantuan
roda, krek
aktivitas seperti kursi roda,
12. Bantu untuk mengidentifikasi
krek
aktivitas yang disukai 11. untuk
13. Bantu klien untuk membuat mengidentifikasi aktivitas yang
jadwal latihan diwaktu luang disukai
12. Bantu klien untuk
14. Bantu pasien/keluarga untuk
membuat jadwal latihan
mengidentifikasi kekurangan
diwaktu luang
dalam beraktivitas
13. Bantu
15. Sediakan penguatan positif bagi
pasien/keluarga untuk
yang aktif beraktivitas
mengidentifikasi kekurangan
16. Bantu pasien untuk
dalam beraktivitas
mengembangkan motivasi diri 14. Sediakan
dan penguatan penguatan positif bagi yang
17. Monitor respon fisik, emosi, aktif beraktivitas
sosial dan spiritual 15. Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi diri
dan penguatan
16. Monitor respon
fisik, emosi, sosial dan spiritual

Discharge Planning (NIC: 150)


Kaji kemampuan klien untuk meninggalkan RS
Kolaborasikan dengan terapis, dokter, ahli gizi, atau petugas kesehatan lain tentang kebelanjutan perawatan klien di rumah
Identifikasi bahwa pelayanan kesehatan tingkat pertama (puskesmas atau petugas kesehatan di rumah klien) mengetahui
keadaan klien
Identifikasi pendidikan kesehatan apa yang dibutuhkan oleh klien yaitu hindari penyebab kambuhnya pneumonia, cara
penularan, dan pencegahan kekambuhan, melakukan gaya hidup sehat.
Komunikasikan dengan klien tentang perencanaan pulang
Dokumentasikan perencanaan pulang
Anjurkan klien untuk melakukan pengontrolan kesehatan secara rutin
DAFTAR PUSTAKA

AHA. 2004.Heart Disease And Stroke Statistics 2004 Update. Dallas: American
Heart Association.
Baughman, D.C. 2000. Keperawatan Medikal Bedah: Buku Saku untuk Brunner
dan Suddarth. Jakarta: EGC.
Berk BC., et al. 2007.ECM Remodelling in Hypertensive Heart Disease. [serial
online] http://www.jci.org/articles/view/31044 [14 November 2015].
Brown CT. 2006. Penyakit Aterosklerotik Koroner. In: Price SA, Wilson LM, editors.
Patofisiologi: Konsep Klinis Proses Proses Penyakit. Volume 1. Edisi
VI.Jakarta: EGC.
Bulecked, G.M, et al. 2013. Nursing Intervention Classification (NIC). United Sates
of America: Elsevier.
Chobanian AV. 2003. The Seventh Report of The Joint National Committee on
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. JAMA.
Dumitru I. 2011. Heart Failure. [serial online]
http://emedicine.medscape.com/article/163062-
overview#aw2aab6b2b5aa [14 November 2015].
Figueroa, M.S. 2006. Congestive Heart Failure: Diagnosis, Pathophysiology,
herapy, and Implications for Respiratory Care. San Antonio: University of
Texas Health Science.

Katzung BG. 2008. Farmakologi Dasar dan Klinik.Edisi VI. Jakarta: EGC.
NANDA. 2014. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2015-2017.
Jakarta: EGC.
Moorhead, S., et al. 2013. Nursing Outcome Classification (NOC). United Sates of
America: Elsevier.
Muttaqin, A. 2009. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Kardiovaskuler dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
ODonnell MM. 2006. Disfungsi Mekanis Jantung dan Bantuan Sirkulasi . In : Price
SA, Wilson LM, editors. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses Proses Penyakit.
Volume 1. Edisi VI.Jakarta: EGC.
Pearce, E.C. 2013. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT.
Gramedia. Jakarta: Erlangga.
Sloane, E. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC.
Tan HT. 2002. Obat Obat Penting: Khasiat, Penggunaan, dan Efek Efek
Sampingnya. Edisi V. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Yogiantoro M. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I: Hipertensi Esensial.
Jakarta: Pusat Penerbitan FKUI. asuhan Keperawatan I, EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai