PSYCHOSES
PAPER
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Human Anatomy and Phisiology ( HAP ) III
Oleh:
KELOMPOK 3
Mochammad Dwi Nurcahyono
Fajar Khalid N.
Lia Rosiati
Umbu De Tamu Ama
Emerensiana Ng Bulu
DAFTAR ISI
Halaman Cover
..............................................................................................
Daftar Isi
..............................................................................................
Daftar Gambar
..............................................................................................
Materi
..............................................................................................
Daftar Pustaka
..............................................................................................
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
.....................................................................................................
Gambar 1.2
.....................................................................................................
Gambar 1.3
.....................................................................................................
Gambar 1.4
.....................................................................................................
Gamma adalah gelombang otak pada rentang 20 Hz 100 Hz, Gelombang ini terjadi
dalam kondisi kesadaran penuh, saat seseorang mengalami aktivitas mental yang sangat
tinggi, misalnya sedang berada di arena pertandinagan, perebutan kejuaraan, tampil di
geteran gamma, lalu geteran beta (15 hz 18 hz) juga overlap/transisi dengan getaran
panjang, dibandingkan biasanya. Jika dalam keadaan sadar ( tidak tidur ), kondisi ini
masuk ke fase atau di bawah pengaruh trance, seperti kesurupan, hypnosis, meditasi
dalam, atau sedang menjalani kegiatan ritual agama atau mengalir tenaga psikoenergi
( prana, yoga, reiki, chi, atau chi kung),. Dalam kondisi yang sadar ( tidak tidur dan tidak
di bawah pengaruh hipnotis, kesurupan , atau epilepsy ), seorang anak yang normal (<
12 tahun ) masih dapat memiliki geteran frekuensi teta, namun akan hilang sedikit demi
sedikait setelah menjelang dewas ( kecuali pada saat menjelang tidur ). Emosi emosi
negative yang tidak teratasi dengan baik, setelah masuk pikiran bawah sadar, akhirnya
menjadi beban psikologis yang menghambat kemajuan diri seseorang. Namun bila kita
berhasil masuk kekondisi teta, akan engalami kondisi meditasi yang sangat dalam, semua
pengalaman meditasi yang selam ini dicari oleh orang yang melakukan praktik meditasi,
misalnya keheningan, ketenangan, kedalaman, dan puncak kebahagiaan dirasakan
didalam kondidi teta. Teta adalah puncak di adalam pengalaman puncak serta merasaka
sensasi AHA. Saat ingin mengobati dan menyembuhkan tubuh atau pikiran, kita harus
Namun dengan menggabungkan gelombang otak tersebut dengan kesedaran. Maka akan
tercipta keajiaban, bila seorang anak setelah beraktivitas, jadi memiliki gelombang delta yang
sangat aktif dan tidak terkendali sehingga membuatnya ekstra berhati hati. Berdasarkan
penyelidikan para ahli, seorang yang mengalmi gangguan otak balik kerusakan akibat benturan,
pendarahan otak, koma, menderita autesme, ADD, ADHAD, epilepsy, skizofrenia, ataupun
retardasi mental maka fase getaran yang terjadi akan di dominasi oleh gelombang delta, naming
demikian, apada saat berada dalam gelomabang delta, juga terjadi proses penyembuhan alami.
Hal ini hanya dimungkinkan jika berda pada saat tidur nyenyak dan tidak mengalami REM
(RAPID EYE MOVEMENT ) mata bergerak cepat ketika tidur ( Richard, 2010 ).
2. Fisiologi Tidur
Kebutuhan tidur-istirahat sama pentingnya dengan kebutuhan manusia yang lain
seperti makan dan minum, Kekurangan tidur selama 1,5 jam mengganggu prestasi kerja
hingga 30 persen. Kurang tidur dapat menjadi penyebab kecelakaan kerja, depresi dan
insomnia
Beristirahat
bukan
berarti
tidak
melakukan
aktivitas
sama
sekali.
Irama
sirkadian
berarti
untuk
tidur, Tidur
dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian
sebuah
siklus
yang
beraktivitas,mengurangi stress dan kecemasan,serta dapat meningkatkan kemampuan dan
berlangsung sekitar 24
konsenterasi ( Ainul Yakin, 2013 ).
jam (dalam bahasa latin
circa berarti sekitar, dian
berarti satu hari atau 24
jam)
Irama sirkadian amat
peka terhadap rangsang
cahaya, disamping faktorfaktor lain yang juga
dapat mempengaruhi
7
Proses tidur juga
dipengaruhi oleh
mekanisme hutang tidur.
Tidur REM
Tahap Pratidur
NonREM
Tahap 1
NonREM
Tahap 2
NonREM
Tahap 3
NonREM
Tahap 4
Tidur REM
Tidur yang normal melibatkan 2 fase : 1.Pergerakan mata yang Tidak Cepat
(Nonrapid Eye Movement/NREM) 2. Pergerakan Mata yang Cepat (Rapid Eye
NonREM
Tahap 2
NonREM
Tahap 3
Mimpi yang penuh warna dan tampak hidup dapat terjadi pada REM. Mimpi
yang kurang hidup dapat terjadi pada tahap yang lain.
Hal ini dicirikan dengan respons otonom dari pergerakan mata yang cepat,
fluktuasi jantung dan kecepatan respirasi dan peningkatan atau fluktuasi
tekanan darah
Durasi dari tidur REM meningkat pada tiap siklus dan rata-rata 20 menit.
Ketika kita tidur itu ternyata ada manfaatnya dan manfaatnya itu ada 4 yaitu :
a. Diperlukan untuk memperbaiki proses biologis secara rutin
b. Perbaikan dan homeostatik (mengembalikan keseimbangan fungsi-fungsi
normal tubuh)
c. Pengaturan suhu dan cadangan energi normal
d. Tidur REM terlihat penting untuk pemulihan kognitif ( Ainul Yakin, 2013 ).
10
11
Epilepsi ditandai dengan kegiatan berlebihan dan tak terkendali dari sebagian atau
seluruh susunan sara pusat. Orang yang mempunyai kencenderungan epilepsi mengalami
serangan bila tingkat basal eksitabilitas system sarafnya (atau bagian yang peka terhadap
keadaan epileptic) meningkat di atas suatu ambang kritis tertentu. Tetapi, selama tingkat
eksitabilitas dipertahankan di bawah ambang ini, tidak terjadi seragan
Ada dua jenis epilepsy yang penting yaitu epilepsy grand mal dan epilepsy petit mal.
1. Epilepsy Grand Mal
Epilepsy Grand Mal. Epilepsy grand mal ditandai dengan pencetusan neuron yang luar
biasa yang berasal didalam mesensefalik system pengaktivasi retikularis. Ini kemudian menyebar
keseluran susunan saraf pusat, ke korteks,ke bagian-bagian obat lebih dalam dan bahkan ke
dalam medulla spinalis untuk menyebabkan konvulasi tonik umum di seluruh tubuh di ikuti pada
akhir serangan tersebut dengan kontraksi otot bergangti-ganti yang disebut konvulasi tonikklonik. Serangan grand mal berlangsung dari beberapa detik sampai selama 3 sampai 4 menit
dan di tandai oleh depresi pascakejang pada seluruh sisten saraf; orang tersebut tetap stupor
selama 1 sampai bermenit-menit setelah serangang berakhir dan kemudian sering tetap lelah
sekali salama berjam-jam sesudah itu.
Rekaman tegah gambar 37-4 melukiskan suatu elektroensefalogram yang khas dari
hamper tiap daera korteks selama suatu serangan grand mal. Ini melukiskan bahwa pencetusan
sinkron bervoltasi tinggi terjadi di seluruh korteks dan mempunyai periodesitas yang hampir
sama seperti gelombang alfa normal. Lagipula, jenis pencetusan yang sam dari kedua sisi otak
pada waktu yang sama, yang melukiskan bahwa asal kelainan tersebut adalah di dalam pusatpusat otak yang lebih rendah yang mengatur kegiatan korteks serebri dan bukan bukan di dalam
korteks serebri itu sendiri.
Pada binatang percobaan atau bahkan pada manusia, serangan grand mal dapat dimulai
dengan memberikan stimulan saraf, seperti obat metrazol, atau mereka dapat disebabkan oleh
hipoklikemia karena insulin atau dengan mengalirkan arus listrik bolak-balik langsung melalui
12
otak. Lagi pula, bahkan setelah transeksi batang otok tetap di atas mesensefalon, suatu serangan
grand mal yang khas dapat di timbulkan pada bagian batang otok transeksi tersebut.
Oleh karena itu, agaknya suatu serangan grand mal disebabkan oleh berlebihannya
eksitabilitas instriksik neuron-neuron yang menyusun bagian mesesefalon system pengaktivasi
retikularis atau oleh karena suatu kelainan lintasan neuron setempat. Pencetusan sinkron dari
daerah ini dapat disebabkan oleh sirkuit reverberasi setempat.
Orang mungkin bertanya; apa yang menghentikan serangan grand mal setelah suatu
waktu tertentu? Ini didunga di sebabkan oleh (1) kelelahan neuron-neuron dalam mencetuskan
serangan tersebut dan (2) inhibisi aktif oleh sruktur-sruktur otak tertentu. Stupor dan kelelahan
yang terjadi setalah suatu serangan grand mal berakhir dianggap disebabkan oleh kelelahan hebat
neuro-neuron setelah kegiatan hebat mereka selama serangan grand mal.
2. Epilepsi petit mal
Epilepsi petit mal. Epilepsy petit mala berhubungan erat dengan epilepsy grand mal
dalam hal bahwa hamper sangat pasti ia berasal dari dalam system pengaktivasi retikularis
batang otak. Ia ditandai dengan ketidak sadaran selama 3 sampai 30 detik selama mana orang
tersebut mengalami beberapa kontraksi otot seperti kedutan (twitch), biasanya didaerah kepalaterutama kedipan mata; ini di ikuti dengan kembalinya kesadaran dan di mulainya kembali
kegiatan sebelumnya. Penderita mungkin mengalami 1 serangan seperti itu selama berbulanbulan, atau kadang-kadang mungkin ia mengalami rangkai serangan yang cepat, 1 mengikuti
lainnya. Tetapi, perjalanan biasa serangan petit mal muncul pada akhir masa kanak-kanak dan
kemudian lenyap seluruhnya pada usia 30.
Pola gelombangan otak dalam epilepsy petit mal dilukiskan oleh rekaman atas gambar
37-4, yang ditandai dengan pola spike dan dome. Bagian spike dari rekaman ini hamper identik
dengan spike yang terjadi pada epilepsy grand mal, tetapi pada bagian dome jelas berbeda. Spike
dan dome tersebut dapat di rekam diatas seluruh korteks serebri. Yang melukiskan bahwa
serangan tersebut berasal dari dalam system pengaktivasi rektikularis otak. ( Guyton, 2004 ).
13
DAFTAR PUSTAKA
Guyton. (2004). Text Book of Medical Phisiology 11th Editio. Elsevier, Philadelpha
Jhon Gibson. ( 2002 ). Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat, EGC, Jakarta
Salam, Ainul Yakin. (2013). Handout Fundamentam of Nursing 3 Kebutuhan Tidur
Istirahat.STIKes Widyagama Husada. Malang
Claporth, Richard. (2010). Dahsyatnya Bahaya Aktivasi Otak Tengah. Crasindo. Jakarta
http://klipingpengetahuan.blogspot.com/2011/04/empat-kategori-pola-gelombang-otak.html
http://cushidupsehat.blogspot.com/2014/08/epilepsi-atau-ayan-penyakit-saraf.html
14